Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadil Moch Al-Ridha
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety). Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu Pematauan Terapi Obat (PTO). PTO merupakan evaluasi terstruktur pada pengobatan pasien yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan obat-obatan, meningkatkan hasil pengobatan, mendeteksi masalah terkait pengobatan, dan merekomendasikan intervensti terkait masalah terkait obat. Salah satu kondisi pasien yang diprioritaskan untuk dilakukan pemantauan yaitu pasien pediatri khususnya bayi dengan kodisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memiliki organ yang belum matang sehingga seringkali mengalami beberapa masalah pada periode segara setelah lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah terkait obat melalui kegiatan PTO pada pasien anak dan bayi di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan analisis MTO pada data dasar pasien yang diperoleh dari rekam medik pasien berdasarkan American Society of Hospital Pharmacists (ASHP). Hasil penelitian menunjuukan Masih terdapat masalah terkait obat berupa dosis berlebih, dosis subterapeutik, dan ketidaksesuaian frekuensi dalam pemberian obat pada pasien anak dan bayi di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Pharmaceutical services in hospitals aim to protect patients and the public from irrational drug use in the context of patient safety. One of the pharmaceutical services provided to achieve this goal is Therapeutic Drug Monitoring (TDM). TDM is a structured evaluation of a patient's treatment that aims to optimize medication use, improve treatment outcomes, detect drug related problems, and recommend interventions related to drug related problems. One of the patient conditions that is prioritized for monitoring is pediatric patients, especially babies with the condition Low Birth Weight (LBW) who have immature organs so they often experience several problems in the immediate period after birth. This study aims to identify drug-related problems through TDM activities in pediatric and infant patients at the University of Indonesia Hospital. This research was carried out using TDM analysis on basic patient data obtained from patient medical records based on the American Society of Hospital Pharmacists (ASHP). The results of the research show that there are still problems related to drugs in the form of excessive doses, subtherapeutic doses, and inappropriate frequency in administering drugs to pediatric and infant patients at the University of Indonesia Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Pengkajian dan pelayanan resep merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik di Rumah sakit. Pada pengkajian resep salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah menganalisis ketepatan indikasi dan dosis obat. Perbedaan dosis pada pasien anak dibandingkan dewasa karena perbedaan fisiologis yang kemudian berkembang pada perbedaan farmakokinaetik obat. Dosis obat pada anak perlu disesuaikan terlebih dahulu agar efek terapi dapat tercapai dan menghindari ROTD (Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan). Ketepatan indikasi dan dosis obat pada resep perlu dianalisis terlebih dahulu oleh Apoteker sebelum obat nantinya diberikan. Dalam melakukan analisis tersebut Apoteker perlu memiliki referensi terpercaya sebagai acuan. Laporan analisis kesesuaian dosis-indikasi obat pasien anak di Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Indonesia ini dilakukan dengan menganalisis 5 resep yang dipilih secara acak. Berdasarkanreferensi online database terkait obat seperti Micromedex, medicines.org.uk, Lexicomp, Medscape, panduan tatalaksana IDAI, leaflet obat, maupun referensi terkait lainnya dibuat daftar referensi obat dari obat-obatan yang diresepkan pada pasien anak di rawat inap RSUI selama bulan Juli 2023. Dari daftar tersebut kemudian 5 resep yang sudah dipilih dianalisis kesesuaian indikasi dan dosisnya. Berdasarkan hasil analisi disimpulkan bahwa kelima resep tersebut telah tepat indikasi dan tidak ada obat dengan dosis yang melampaui dosis maksimal, sehingga masih sesuai untuk diberikan pada pasien.

Prescription review and service is one of the clinical pharmacy services in the hospital. In the assessment of prescriptions, one of the important things that must be done is to analyze the accuracy of indications and drug dosages. The difference in dosage in pediatric patients compared to adults is due to physiological differences which then develop in differences in drug pharmacokinetics. The dose of drugs in children needs to be adjusted first so that the therapeutic effect can be achieved and avoid ROTD (Unintended Drug Reactions). The accuracy of the indication and dose of the drug in the prescription needs to be analyzed first by the pharmacist before the drug is given. In conducting this analysis, pharmacists need to have a trusted reference as a reference. This report on the analysis of the appropriateness of the dose-indication of drugs for pediatric patients in the Inpatient Department of the University of Indonesia Hospital was carried out by analyzing 5 randomly selected prescriptions. Based on drug-related online databases such as Micromedex, medicines.org.uk, Lexicomp, Medscape, IDAI management guidelines, drug leaflets, and other related references, a drug reference list of drugs prescribed to pediatric patients in the hospitalization of RSUI during July 2023 was created. From this list, 5 prescriptions that had been selected were analyzed for the suitability of indications and doses. Based on the results of the analysis, it was concluded that the five prescriptions had the right indication and there were no drugs with doses that exceeded the maximum dose, so they were still suitable to be given to patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Nuril Romadhoni
"Salah satu yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit adalah pemantauan terapi obat (PTO). PTO adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. PTO pada pasien pediatrik perlu dilakukan karena kemungkinan kesalahan pemberian obat sangat tinggi terutama pada obat-obatan injeksi. Pemberian obat injeksi pada anak dan bayi berbeda dengan orang dewasa, biasanya diperlukan perhitungan dosis khusus, pengenceran terkecil, konsentrasi, dan pelarut yang digunakan. Kesalahan pemberian obat dapat berakibat fatal diantaranya outcome terapi tidak tercapai, reaksi obat tidak diinginkan, atau bahkan kematian. Penulisan laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini bertujuan untuk melakukan PTO penggunaan injeksi pada peditrik di rumah sakit universitas Indonesia berdasarkan tepat dosis, pengenceran, dan pelarut yang digunakan dalam rekonstitusi. Metode pengambilan data dan pemantauan terai obat dilakukan berdasarkan rekam medis pasien melalui sistem AFYA. Hasil pemantauan terapi obat injeksi pada pasien pediatrik di RSUI berdasarkan tepat dosis, pengenceran, dan pelarut yang digunakan dalam rekonstitusi sudah sesuai dengan prosedur dan literatur yang ada.

One of the things included in the pharmaceutical service in the hospital is the Monitoring of Drug Therapy (MDT). MDT is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. MDT in pediatric patients needs to be done because the possibility of drug administration is very high, especially in injection drugs. Provision of injection drugs to children and infants is different from adults, special doses calculations are usually needed, the smallest dilution, concentration, and solvents used. Error administration of drugs can be fatal including the therapy outcome is not achieved, unwanted drug reactions, or even death. Writing the Pharmacist Professional Work Practice Report aims to carry out MDT injection use on peditrics at the University of Indonesia Hospital based on the right dosage, dilution, and solvents used in the reconstitution. The method of taking data and monitoring of drug terai is carried out based on the patient's medical record through the AFYA system. The results of monitoring injection drug therapy in pediatric patients in RSUI are based on exact doses, dilution, and solvents used in the reconstitution in accordance with existing procedures and literature"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra
"Laporan ini mengkaji pemantauan terapi obat pada pasien yang dirawat inap dengan kasus Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever/DHF) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) pada periode Januari 2024. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisis masalah terkait obat menggunakan klasifikasi Hepler dan Strand, serta memberikan rekomendasi terapi guna meminimalkan masalah tersebut. Dua pasien yang dijadikan studi kasus dievaluasi berdasarkan riwayat penyakit, tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan rasionalitas terapi. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya masalah terkait obat, seperti dosis yang kurang tepat dan terapi tanpa indikasi. Laporan ini merekomendasikan peran aktif apoteker dalam memantau terapi obat guna meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko efek samping obat, serta mengoptimalkan pengetahuan apoteker terkait indikasi dan dosis obat yang diberikan.

This report examines drug therapy monitoring for inpatients with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) at Universitas Indonesia Hospital (RSUI) during the January 2024 period. The aim of this report is to analyze drug-related problems using the Hepler and Strand classification and provide therapeutic recommendations to minimize these issues. Two patients were used as case studies and evaluated based on their medical history, vital signs, laboratory results, and therapeutic rationality. The evaluation results revealed drug-related problems, such as inappropriate dosages and therapy without indication. This report recommends the active role of pharmacists in monitoring drug therapy to enhance therapeutic effectiveness and minimize adverse drug reactions, as well as optimizing pharmacists' knowledge regarding drug indications and dosages. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Irsandi Johan
"Penggunaan antibiotik dalam jumlah yang banyak dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat diduga sebagai penyebab utama tingginya jumlah patogen dan bakteri komensal resisten di seluruh dunia. Pengurangan jumlah kejadian penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan cara terbaik untuk melakukan kontrol terjadinya resistensi bakteri. Batas toleransi bagi masing-masing indikator untuk peresepan antibiotik pada penatalaksanaan ISPA non-pneumonia sebesar 20%, penggunaan antibiotik pada penatalaksanaan diare non-spesifik 8%. Tujuan dari penyusunan laporan praktik kerja ini adalah untuk mengetahui peran apoteker dalam monitoring penggunaan obat rasional antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023. Pelaksanaan dilakukan secara observasional deskriptif, data penelitian diperoleh secara retrospektif dengan mengambil data resep bulan Juni 2023 melalui sistem setelah dilakukan pelayanan terhadap pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik. Dari monitoring yang telah dilakukan diketahui bahwa persentase penggunaan obat antibiotik pada pasien dengan diagnosis ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik di Puskesmas Kecamatan Kalideres bulan Juni 2023 dapat dikatakan rasional dan telah sesuai dengan kriteria POR Nasional yaitu ≤ 20% untuk kasus ISPA non-pneumonia dan ≤ 8% untuk kasus diare non-spesifik.

The excessive use of antibiotics and inappropriate antibiotic use are suspected as the main causes of the high prevalence of resistant pathogens and commensal bacteria worldwide. Reducing the incidence of inappropriate antibiotic use is the best way to control bacterial resistance. The tolerance limit for each indicator for antibiotic prescribing in the management of non-pneumonia acute respiratory infections (ARIs) is 20%, while for the management of non-specific diarrhea, it is 8%. The purpose of this internship report is to understand the role of pharmacists in monitoring rational antibiotic use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023. The implementation was done descriptively through observational methods, with research data obtained retrospectively by collecting prescription data from June 2023 through the system after providing services to patients with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea. From the monitoring conducted, it was found that the percentage of antibiotic drug use in patients diagnosed with non-pneumonia ARIs and non-specific diarrhea at the Kalideres District Health Center in June 2023 can be considered rational and has met the National POR criteria, which are ≤ 20% for non-pneumonia ARIs cases and ≤ 8% for non-specific diarrhea cases."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faathimah Adiibah
"Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum dan berbahaya di dunia. Penderita penyakit jantung seringkali memerlukan pengobatan jangka panjang yang melibatkan penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan untuk mengendalikan gejala, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Terapi obat ini dapat menjadi kompleks, dan penggunaan obat-obatan yang berbeda secara bersamaan meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memahami kemungkinan interaksi antara obat-obatan yang diberikan kepada pasien penyakit jantung di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif berdasarkan data resep pasien yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Universitas Indonesia selama periode September - Oktober 2023. Hasil kajian menunjukkan adanya beberapa interaksi obat yang berpotensi menurunkan efektivitas pengobatan atau meningkatkan risiko efek samping. Pemahaman yang lebih baik tentang interaksi obat diharapkan dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien penyakit jantung.

Heart disease is one of the most common and dangerous chronic diseases in the world. Patients with heart disease often require long-term treatment that involves the use of multiple types of medications simultaneously to control symptoms, reduce the risk of complications, and improve quality of life. This drug therapy can be complex, and the use of different medications together increases the risk of drug interactions. This study aims to evaluate and understand the potential interactions between medications given to heart disease patients at the University of Indonesia Hospital. The research was conducted using a descriptive analysis method based on patient prescription data undergoing treatment at the University of Indonesia Hospital during the period of September - October 2023. The study results indicate several drug interactions that may reduce treatment effectiveness or increase the risk of side effects. Better understanding of drug interactions is expected to improve the quality of care for heart disease patients.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Elisa Br.
"Laporan ini membahas pemantauan terapi obat (PTO) pada pasien pre-CAG dengan riwayat Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisis Drug Related Problem (DRP) dan memberikan rekomendasi terkait penyelesaian masalah yang ditemukan. Pasien yang diamati adalah Tn. SP, seorang pria berusia 64 tahun dengan diagnosa utama Hypertensive Heart Disease (HHD) tanpa Congestive Heart Failure (CHF), PPOK, dan Coronary Artery Disease (CAD) non-signifikan. Selama rawat inap, pasien menerima terapi farmakologi yang meliputi obat antiangina, antihipertensi, antiplatelet, statin, dan terapi PPOK. Hasil pemantauan menunjukkan adanya indikasi anemia yang tidak diterapi, interaksi obat antara Klopidogrel dan Omeprazole yang berpotensi membahayakan, serta efek samping obat yang perlu dimonitor. Rekomendasi yang diberikan antara lain substitusi Omeprazole dengan Lansoprazole, pemantauan tanda-tanda perdarahan, dan edukasi pasien terkait penggunaan inhaler SpiRiva. Kesimpulannya, pemantauan terapi obat perlu dilakukan sejak awal rawat inap untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah terkait obat secara cepat.

This report discusses drug therapy monitoring (PTO) in a pre-CAG patient with a history of Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) at Universitas Indonesia Hospital (RSUI). The aim of this report is to analyze Drug Related Problems (DRPs) and provide recommendations for resolving the identified issues. The observed patient, Mr. SP, is a 64-year-old man with primary diagnoses of Hypertensive Heart Disease (HHD) without Congestive Heart Failure (CHF), COPD, and non-significant Coronary Artery Disease (CAD). During hospitalization, the patient received pharmacological therapy including antianginal, antihypertensive, antiplatelet, statin, and COPD medications. Monitoring results indicated untreated anemia, a potentially harmful drug interaction between Clopidogrel and Omeprazole, and drug side effects that required monitoring. Recommendations included substituting Omeprazole with Lansoprazole, monitoring for signs of bleeding, and educating the patient on the use of the SpiRiva inhaler. In conclusion, drug therapy monitoring should be conducted early in hospitalization to promptly identify and resolve drug-related issues. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Rismauli Ruth Natasari
"Obat memberikan efek terapi yang optimal jika dosis yang diberikan tepat dan efek samping yang minimal berdasarkan parameter farmakokinetik dan dikaitkan dengan farmakodinamik. Pada anak, proses farmakokinetik obat berbeda pada orang dewasa. Perbedaan proses farmakokinetik obat pada anak dengan orang dewasa mencakup perbedaan pH lambung, waktu pengosongan lambung, volume cairan ekstraseluler, dan lainnya. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) fokus terhadap pelayanan kesehatan neonatus, infant, dan anak. Sulitnya menemukan sumber dosis obat untuk pasien anak dirasakan apoteker di RSUI menjadi permasalahan sampai saat ini dan berpotensi menyebabkan medication error. Tujuan penyusunan tugas khusus pada praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di rumah sakit ini adalah untuk membuat daftar dosis obat sebagai panduan pemberian dosis terapi anak dan menganalisis kesesuaian dosis obat pada resep pasien anak di rawat inap RSUI. Prosedur yang dilakukan adalah pengumpulan data, pembuatan datar dosis obat, dan analisis lima sampel resep (A,B,C,D,E) pasien neonatus, bayi, dan anak di rawat inap. Daftar dosis obat sebagai panduan pemberian dosis terapi anak dibuat berdasarkan daftar penggunaan obat di rawat inap Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menggunakan referensi yang sesuai. Didapatkan bahwa dua pasien, yaitu A dan B, diresepkan obat dengan dosis yang melebihi dosis lazim. Beberapa obat yang diresepkan pada pasien C, D, dan E juga kurang dari dosis rekomendasi, namun masih sesuai karena tidak melebihi dosis dalam sehari.

Drugs provide optimal therapeutic effects if the dose given is correct and less side effects based on pharmacokinetic parameters and associated with pharmacodynamics. In children, the pharmacokinetic process of drugs is different to adults. Differences in drug pharmacokinetic processes in children and adults include differences in gastric pH, gastric emptying time, et cetera. Universitas Indonesia Hospital (RSUI) focuses on neonate, infant and child health services. The difficulty in finding sources of medication doses for pediatric patients is a problem for their pharmacists to this day and potentially cause medication errors. The purpose of implementing pharmacist internship report (PKPA) is to create a list of drug doses as a guide for administering therapeutic doses for children and to analyze the accuracy of drug doses in prescriptions for pediatric inpatients at RSUI. The procedures are data collection, preparation of drug dosage data, and analysis of five prescription samples (A,B,C,D,E) from hospitalized neonates, infants and children. The list of drug doses as a guide was created based on the list of drug use in inpatients at the Universitas Indonesia Hospital (RSUI) using appropriate references. It was found that two patients, A and B, were prescribed medication in doses more than the usual dosage. Some of the drugs prescribed to patients C, D, and E were also less than the recommended dose, but were still appropriate because they did not exceed the daily dose.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Rumah sakit menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit salah satunya dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD menjadi unit pelayanan yang menangani pasien dengan kondisi darurat sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat dan tepat. Akan tetapi, ramainya pasien yang berkunjung ke rumah sakit menyebabkan beberapa pasien tertahan lebih lama di IGD karena tidak memperoleh akses tempat tidur sampai batas yang wajar setelah diputuskan untuk rawat inap atau disebut dengan stagnan. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian terapi pasien IGD kondisi stagnan berdasarkan guideline klinis serta mengidentifikasi masalah terkait obat pada terapi pasien. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan melakukan pengumpulan data tiga pasien stagnan dari formulir penggunaan obat dan S-O-A-P pasien selama berada di IGD. Analisis terapi dilakukan dengan menganalisis penggunaan obat (pemilihan obat, indikasi, dan dosis) berdasarkan guideline klinis serta memaparkan masalah terkait obat. Semua pasien telah menerima terapi yang sesuai dengan guideline klinis secara teoritis. Terdapat masalah terkait obat dalam pengobatan pasien, antara lain pemberian obat tanpa indikasi, ada indikasi tanpa obat, dan interaksi obat. Namun, adanya masalah terkait obat pada terapi pasien dapat dipengaruhi oleh kondisi pasien, ketersediaan obat, respon pasien terhadap obat, dan tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien oleh tenaga kesehatan selama masa perawatan.
Hospitals are one of the places where pharmaceutical services are held. One of the pharmaceutical services in hospitals is carried out in the Emergency Room (IGD). The ER is a service unit that handles patients with emergency conditions so fast and precise service is needed. However, the large number of patients visiting the hospital caused some patients to be held longer in the ER because they did not have access to a bed to a reasonable extent after deciding to be hospitalized or what was called stagnant. This special assignment report aims to analyze the suitability of therapy for emergency room patients with stagnant conditions based on clinical guidelines and identify drug-related problems in patient therapy. Implementation of the special task began by collecting data on three stagnant patients from the patient's medication use form and S-O-A-P while in the ER. Therapy analysis is carried out by analyzing drug use (drug selection, indications and dosage) based on clinical guidelines and explaining drug-related problems. All patients had received therapy in accordance with theoretical clinical guidelines. There are drug-related problems in patient treatment, including administering drugs without indications, indications without drugs, and drug interactions. However, the presence of drug-related problems in patient therapy can be influenced by the patient's condition, the availability of the drug, the patient's response to the drug, and the actions taken on the patient by health workers during the treatment period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Novita Sari Bago
"Apotek online BPJS merupakan layanan terbaru dari BPJS untuk membantu masyarakat peserta BPJS dalam mendapatkan obat-obatan secara mudah. Unit Farmasi Rawat Jalan RSUI dalam melakukan klaim obat kronis pasien BPJS dengan pemberian selama 7 hari menjadi satu paket pembayaran INA CBG dan untuk 23 hari dibayarkan dengan tarif apotek online BPJS. Proses pengadaan obat Formularium Nasional yang dilakukan oleh RSUI tidak selalu mendapatkan harga beli yang lebih murah atau sama dengan tarif apotek online BPJS. Untuk itu perlu dilakukan perbandingan harga pembelian obat Formularium Nasional RSUI dengan harga obat Apotek online BPJS pasien rawat jalan periode Mei- Juni 2023 sehingga dengan data ini RSUI dapat meminimalisir kerugian dari harga beli obat yang terlalu mahal dibandingan dengan tarif apotek online BPJS. Tugas khusus ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan metode pengumpulan data retrospektif menggunakan data sekunder yang di dapat dari sistem informasi rumah sakit dan juga dari aplikasi apotek online. Berdasarkan hasil analisa data perbandingan harga beli RSUI dengan harga apotek online yang dilakukan, didapatkan obat kategori lebih mahal mendapat persentase tertinggi yaitu sebesar 77%, kemudian obat kategori sama 15 % dan lebih murah 8%. Ini dapat menggambarkan bahwa mayoritas obat Formularium Nasional di RSUI memiliki harga beli yang mahal dibandingkan dengan tarif klaim dari apotek online BPJS. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian kepada pihak rumah sakit. Sehingga perlu dilakukannya perbaikan harga beli obat Formularium Nasional oleh RSUI.

BPJS online pharmacy is the latest service from BPJS to assist BPJS participants in obtaining medicines easily. RSUI Outpatient Pharmacy Unit in claiming chronic drugs for BPJS patients with 7 days of administration into one INA CBG payment package and for 23 days paid at the BPJS online pharmacy rate. The National Formulary drug procurement process carried out by RSUI does not always get a purchase price that is cheaper or the same as the BPJS online pharmacy rate. For this reason, it is necessary to compare the purchase price of RSUI National Formulary drugs with the price of BPJS online pharmacy drugs for outpatients for the May-June 2023 period so that with this data RSUI can minimize losses from buying drugs that are too expensive compared to BPJS online pharmacy rates. This special assignment uses descriptive observational methods with retrospective data collection methods using secondary data obtained from hospital information systems and also from online pharmacy applications. Based on the results of data analysis of the comparison of RSUI purchase prices with online pharmacy prices carried out, it was found that the more expensive category of drugs got the highest percentage of 77%, then the same category of drugs 15% and cheaper 8%. This can illustrate that the majority of National Formulary drugs at RSUI have expensive purchase prices compared to the claim rates from BPJS online pharmacies. This can result in losses to the hospital. So it is necessary to improve the purchase price of National Formulary drugs by RSUI.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>