Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Ramadhitaamadhita
"Platform media sosial TikTok telah menjadi salah satu platform terpopuler hanya dalam hitungan tahun sejak pertama kali dirilis. Aplikasi berbagi video ini telah berhasil menyatukan masyarakat secara global untuk berkreasi, mengonsumsi, dan berbagi konten di platform itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua faktor psikologis yaitu kesepian dan neurotisisme dengan konsumsi TikTok. Data dikumpulkan dari 381 peserta dan variabel diukur menggunakan survei korelasional yang dilakukan secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kesepian dan neurotisisme. Ditemukan juga bahwa tingkat kesepian dan neurotisisme yang lebih tinggi dapat menyebabkan konsumsi TikTok yang lebih besar. Temuan dari penelitian ini telah memberikan wawasan mengenai dampak platform media sosial seperti TikTok dalam kehidupan masyarakat dengan menyoroti hubungan antara variabel psikologis dan penggunaan media sosial. Perkembangan TikTok yang pesat juga menekankan pentingnya dilakukan penelitian berkelanjutan untuk memahami perubahan perilaku dan preferensi pengguna dalam platform tersebut.

The social media platform, TikTok, has become one of the most popular platforms with only a few years since its release. This video-sharing application has succeeded in uniting people globally to create, consume, and share contents on the platform itself. This study aims to investigate the relationship between two psychological factors, which are loneliness and neuroticism, with TikTok consumption. Data were gathered from a convenience sample of 381 participants and the variables were measured using an online correlational survey. The results showed that there was a significantly positive correlation between TikTok consumption with both loneliness and neuroticism. It was also found that the higher level of loneliness and neuroticism can lead to greater TikTok consumption. These findings provide insights into the impact of social media platforms like TikTok in people’s lives by highlighting the relation between psychological variables and social media usage. The rapid development of TikTok also emphasizes the importance of ongoing research to understand the changes in users’ behaviours and preferences within the platform."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Maryam Purboningsih Mudaffar Syah
"Terlepas dari pengalaman yang menghibur, penggunaan TikTok memiliki sejumlah konsekuensi yang merugikan bagi kesehatan mental penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji korelasi antara kesepian, neurotisisme, dan penggunaan TikTok. Penelitian ini memiliki 381 partisipan dan data dikumpulkan dari survei online yang dikirim melalui media sosial, email, dan kontak pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi antara konsumsi TikTok dan hubungannya terhadap kesepian dan neurotisme. Implikasi praktis dari temuan ini sangat penting karena banyak pengguna TikTok mungkin tidak sepenuhnya mengenali bagaimana kesepian dan neurotisisme dapat memengaruhi konsumsi TikTok. Memahami implikasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran di antara pengguna dan mempromosikan penggunaan TikTok yang terinformasi, yang berpotensi mengarah pada peningkatan kesejahteraan mental di antara audiensnya.

Despite the entertaining experience, TikTok usage has a number of detrimental consequences for its users’ mental health. The purpose of this study was to examine the correlation between loneliness, neuroticism, and TikTok usage. The study had 381 participants and data was collected from online surveys sent via social media, email, and personal contact. The results showed that there is a correlation between TikTok consumption and its relationship to loneliness and neuroticism. The practical implications of these findings are significant as many TikTok users may not fully recognize how loneliness and neuroticism can impact TikTok consumption. Understanding these implications is crucial to raising awareness among users and promoting informed TikTok usage, potentially leading to improved mental well-being among its audience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syadza Muthi Inandarahman
"TikTok adalah salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan saat ini. Selain sebagai platform untuk membuat dan menonton video singkat, orang sekarang juga dapat menggunakan TikTok sebagai pasar online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki korelasi psikologis antara tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Sebanyak 381 peserta berusia antara 17-78 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Selanjutnya, para peserta diminta untuk melakukan survei evaluasi diri terkait tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kesepian dan penggunaan TikTok serta korelasi negatif antara harga diri dan penggunaan TikTok. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat hasil yang lebih kuat dari korelasi tersebut.

TikTok is one of the most widely used social media platforms currently. People can now use Tiktok as a marketplace in addition to a platform for creating and viewing brief videos. The aim of this study is to investigate the psychological correlation between loneliness, self-esteem and TikTok consumption. 381 participants were included in this study ranging between the ages of 17-78. Participants were asked to do a selfevaluation survey regarding loneliness, self-esteem and TikTok consumption. The results of the study indicate that there is a positive correlation between loneliness and TikTok consumption and a negative correlation between self-esteem and TikTok consumption. Further study needs to be done in order to see a stronger result of the correlation."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Vierly Hermanta
"Perkembangan sosial media telah mengubah dan merevolusi kehidupan kita seharihari. Namun, hal tersebut menyebabkan penggunaan sosial media menjadi berlebihan dan mengakibatkan kesehatan mental menjadi terganggu. Salah satu sosial media yang sedang populer saat ini adalah TikTok. Dalam aplikasi ini terdapat berbagai macam konten, seperti konten menari, memasak, komedi, dan edukasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi TikTok dengan kesendirian dan depresi. Studi ini menggunakan dua variabel yaitu kesendirian dan gejala depresi. Sejumlah 381 partisipan berpartisipasi dalam studi ini. Studi ini menggunakan survei korelasional. Hasil menunjukan terdapat hubungan positif antar konsumsi TikTok dan kesendirian. Selain itu, hubungan antara konsumsi TikTok dengan kesendirian juga menunjukan hubungan yang positif. Konsumsi TikTok yang tinggi diasosiasikan dengan rasa kesendirian yang tinggi dan depresi yang tinggi. Implikasi dari studi ini adalah untuk mengedukasi pengguna aplikasi TikTok untuk membatasi penggunaan aplikasi tersebut karena berdampak negatif bagi kesehatan mental. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk membatasi konsumsi TikTok dan menggunakannya dengan bijaksana untuk terhindar dari dampak negatif.

. The rapid growth of social media has changed and revolutionized our world. However, the popularity of social media is causing excessive usage. This makes users more vulnerable to developing psychological disorders. One of the trending social media is TikTok. It allows viewers to access various video content, such as dance challenges, cooking tutorials, comedy, and educational information. The aim of the current study was to investigate the relationships between TikTok consumption versus loneliness, and TikTok consumption versus depressive symptoms. This study used two variables which were Loneliness and Depressive Symptoms. In total, 381 participants participated, they were a convenience sample from the community. This study used correlational survey as the procedure. Results showed a significant positive relationship between TikTok consumption and loneliness. Similarly, TikTok consumption and depressive symptoms showed a significant positive relationship. High TikTok consumption is associated with high levels of loneliness. High TikTok consumption is also associated with a high risk of depressive symptoms. The implication of this study is to educate TikTok users that excessive TikTok consumption negatively impacts psychological well-being. Therefore, it is strongly suggested to limit TikTok consumption and access it mindfully to avoid the negative consequences."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.

The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Khansa Aulia
"Dampak media sosial terhadap citra body satisfaction dan tingkat kesepian individu tercatat meningkat. Namun demikian, saat ini penelitian mengenai topik ini di TikTok masih terbatas. Penelitian ini meninjau hubungan antara body satisfaction dan kesepian dengan penggunaan aplikasi sosial media TikTok. Studi ini merekrut sampel sebanyak 381 individu dari komunitas melalui distribusi survei online untuk menyelesaikan survei korelasional. Temuan ini menunjukkan adanya hubungan terbalik antara kepuasan individu dengan penampilan fisik dan keterlibatan mereka dengan platform media sosial TikTok, serta mengungkapkan hubungan langsung antara perasaan terisolasi dan frekuensi penggunaan TikTok. Penemuan ini memperlihatkan bahwa TikTok dikaitkan dengan dampak buruk terkait kepuasan tubuh dan kesepian pengguna. Oleh karena itu, konsumen dan pengembang aplikasi TikTok disarankan untuk memberi perhatian lebih terhadap jenis konten tertentu yang dapat menimbulkan tanggapan serupa.

The impact of social media on individuals' body image and loneliness levels has been noted to be on the rise. Nevertheless, there is currently limited research on this topic within the realm of Tiktok. The present investigation investigated the correlation between body satisfaction and loneliness with the consumption of TikTok. The study recruited a convenience sample of 381 individuals from the community through online survey distribution to complete a correlational survey. The findings suggest an inverse association between individuals' contentment with their physical appearance and their engagement with the social media platform TikTok while revealing a direct link between feelings of isolation and the frequency of TikTok usage. The present discovery implies that TikTok is linked with unfavorable outcomes regarding users' body satisfaction and loneliness. As a result, it is recommended that both TikTok consumers and developers exercise caution when it comes to certain types of content that may elicit such responses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shakira Ashana Ramadhani Aziz
"TikTok adalah salah satu aplikasi media sosial terbesar dengan pertumbuhan tercepat di dunia. TikTok menyediakan berbagai macam konten video pendek. Miliaran pengguna TikTok menghabiskan hampir satu jam per hari di aplikasi tersebut. Akibat penggunaan TikTok, ditemukan bahwa pengguna mengalami rasa takut ketinggalan (FoMO) dan rendah diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara FoMO dan harga diri dengan penggunaan TikTok. Ada 381 peserta yang mengisi survei studi ini. Dalam penelitian ini, FoMO berkorelasi positif dengan penggunaan TikTok, sedangkan harga diri berkorelasi negatif dengan penggunaan TikTok.

TikTok is one of the world's largest, fastest-growing social media applications. TikTok provides a wide variety of short-form video content. The billions of users of TikTok spend almost an hour per day on the app. As a result of TikTok consumption, people have reported experiencing the fear of missing out (FoMO) and low self-esteem. This research aims to investigate the relationship between FoMO, self-esteem, and TikTok consumption. In total, 381 people completed the survey. In this study, FoMO was positively correlated with TikTok consumption, while self-esteem was negatively correlated with TikTok consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuni Hindradi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara neurotisisme dan harga
diri dengan konsumsi TikTok. Pesertanya berusia antara 17 hingga 78 tahun dengan 217
perempuan dan 152 laki-laki, 10 peserta menyebutkan bahwa mereka non-biner, dan dua
peserta mengidentifikasi diri sebagai gender lainnya. Peserta wajib mengisi sosialisasi survei
online yang diberikan oleh mahasiswa peserta kelas ini dengan alat ukur skala Big Five
Inventory-10 dan skala Harga Diri Rosenberg. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan
dengan neurotisisme rendah cenderung memiliki screen time lebih rendah untuk
menggunakan aplikasi TikTok. Selain itu, peserta dengan harga diri yang lebih rendah
menunjukkan bahwa mereka cenderung akan menghabiskan lebih banyak uang saat
menggunakan aplikasi TikTok.

The goal of this study is to assess the relationship between neuroticism and self-esteem with TikTok consumption. The participants ranged in age from 17 to 78 years with 217 women and 152 men, 10 participants stated that they were non-binary, and two participants identified
as other gender. The participants should fill in the online survey dissemination that is given by the student who participates in this class and measure by using the Big Five Inventory-10 scale and the Rosenberg Self-Esteem scale. The result shows that participants with low
neuroticism tend to have less screen time on TikTok; however, participants with low self-
esteem would spend more on TikTok consumption.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fachrully Gani
"Kepopularitasan TikTok mengindikasikan bahwa TikTok memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Oleh karena itu, pengertian alasan dari kepopularitasan ini penting. Studi dan teori mengindikasikan pencarian sensasi dan perasaan takut ketinggalan sebagai faktor yang memotivasi penggunaan TikTok. Untuk mengkonfirmasi ini, studi ini meneleusri korelasi antara penggunaan TikTOk dan kedua variable tersebut. Hal ini dilakukan menggunakan survey korelasi yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diadaptasi dari inventori-inventori dari kedua variabel yang telah diuji. 381 berpartisipasi dalam survei ini, yang meliputi 217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, dan 2 kelamin lainnya, dengan rata-rata usia 29.0 tahun, dan rentang usia 17-78 tahun. Korelasi koefisien Pearson mengungkapkan hubungan positif lemah signifikan antara penggunaan TikTok dan pencarian sensasi. Hubungan positif moderat juga diungkapkan antara penggunaan TikTok dan perasaan takut ketinggalan. Hal ini mendukung pemikiran bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh dalam penggunaan TikTok. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaaan TikTok bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini terjadi karena TikTok memberikan tempat bagi orangorang untuk memenuhi kebutuhan pencarian sensasi mereka dan juga tempat bagi mereka untuk mengatasi rasat takut ketinggalan.

Tiktok’s massive popularity indicates its big influence on society. Thus, uncovering the reason behind this popularity is important. Studies and theories indicate that sensation- seeking and fear of missing out (FOMO) are possible motivators of TikTok usage. To confirm this, this study explored the correlation between TikTok consumption and the two variables. This was done using a correlational survey that uses questions adapted from tested inventories of the variables. 381 participants participated in the survey, which included 217 females, 152 males, 10 non-binaries, and 2 other-identifying genders, averaging a 29.0 mean age, with a range of 17-78. A Pearson correlation coefficient revealed a significant weak positive relationship between TikTok consumption and sensation seeking. It also revealed a significant moderate positive relationship between TikTok consumption and FOMO. This supports the notion that the two variables affect TikTok consumption. This implies that TikTok is beneficial for its users. It gives people a place to satisfy their sensation-seeking needs and also a place for them to cope with FOMO."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Deandra Kramadibrata
"Media sosial telah menjadi bagian penting dari masyarakat saat ini karena telah berkembang dan dapat memenuhi tujuan komunikasi, jaringan, memperoleh informasi, serta menciptakan dan berbagi konten. Barubaru ini, TikTok, sebuah aplikasi media sosial yang menyediakan konten berbasis video, telah menjadi salah satu aplikasi media sosial terkemuka yang digunakan orang sebagai sumber hiburan. Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa penggunaan media sosial memiliki korelasi positif dengan materialisme serta perbandingan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan korelasi antara konsumsi TikTok dengan materialisme dan orientasi perbandingan sosial. Hasil penelitian ini (N = 381, Musia = 29.0, SDusia = 14.0) menunjukkan bahwa materialisme dan konsumsi TikTok menunjukkan korelasi positif dan perbandingan sosial dengan konsumsi TikTok juga tampak memiliki korelasi positif. Hasil ini memberikan wawasan baru dan lebih spesifik tentang konsumsi TikTok yang dapat diterapkan untuk penelitian di masa depan terkait TikTok atau media sosial secara umum, serta tujuan pribadi untuk pengembangan diri. Namun, terdapat juga beberapa keterbatasan yang diungkapkan dan dapat menjadi panduan untuk penelitian di masa depan.

Social media has become an important part of the community today as it has advanced and can fulfil the purpose of communication, networking, acquiring information, and creating as well as sharing contents. Recently, TikTok, a social media application that equips video-type contents, has been one of the prominent social media applications that people use as their source of entertainment. Previous studies had proven that the usage of social media has a positive correlation with materialism as well as social comparison. This study was to discover the correlation between TikTok consumption with materialism and social comparison orientation. The result of this study (N = 381, Mage = 29.0, SDage = 14.0) showed that materialism and TikTok consumption showed a positive correlation and social comparison with TikTok consumption also appeared to have a positive correlation as well. The results provided new and more specific insights towards TikTok consumption which can be applicable for future research related to TikTok or social media in general, as well as personal purposes for self-development. However, there were also some limitations that were reflected and can be a guide for future research as well. Keywords: Materialism; Social Comparison Orientation; Social Media; Social Psychology; TikTok Consumption"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>