Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 220060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Leonardi
"Pendapatan pada sektor logistik dunia diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada beberapa tahun mendatang. Di Indonesia, diproyeksikan pendapatan pada sektor logistik dapat mencapai US$21,93 miliar di tahun 2024 dan akan terus bertumbuh hingga tahun 2028. Hal ini sejalan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada sektor transportasi dan pergudangan di tahun 2023 yang mencapai Rp1.231,2 triliun atau meningkat 13,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, kinerja logistik Indonesia mengalami kemunduran, berdasarkan data Indeks Kinerja Logistik tahun 2023, Indonesia memperoleh skor 3,0 dan berada di peringkat 61 dari 139 negara. Menurunnya kinerja logistik Indonesia dipengaruhi oleh beberapa persoalan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Inbound Logistics di tahun 2022, menyatakan terdapat 12 tantangan yang dihadapi oleh industri logistik, di mana tiga tantangan utama berkaitan dengan kapasitas, kualitas sumber daya manusia, dan meningkatnya biaya operasional. Tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha di bidang industri logistik juga merupakan bagian dari risiko dalam aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kejadian risiko dan menetapkan skala prioritas tindakan mitigasi yang dapat terjadi dalam aktivitas operasional gudang pada perusahaan logistik. Penelitian ini menggunakan model Warehouse Performance Analysis untuk mengidentifikasi kejadian risiko dan metode House of Risk untuk menganalisis agen risiko prioritas dalam perencanaan tindakan mitigasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 59 kejadian risiko dan 73 agen risiko yang teridentifikasi, termasuk di dalamnya 16 agen risiko yang diprioritaskan sebagai agen risiko kritis yang dapat mempengaruhi kinerja operasional gudang. Penelitian ini juga mengusulkan 28 tindakan mitigasi yang dapat diimplementasikan untuk memitigasi agen risiko kritis tersebut.

Revenues in the global logistics sector are projected to increase over the next few years. In Indonesia, the projected revenue in the logistics sector will reach US$21.93 billion in 2024 and is expected to grow until 2028. This is in line with Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) in the transportation and storage sector in 2023, which reached IDR 1,231.2 trillion, or an increase of 13.96% over the previous year. In contrast, Indonesia’s logistics performance has suffered a setback. According to the Logistics Performance Index (LPI) statistics for 2023, Indonesia scored 3.0 and ranked 61st out of 139 countries. The decline in Indonesia’s logistics performance is affected by several issues, based on a survey conducted by Inbound Logistics in 2022, which stated that there are 12 challenges facing the logistics industry, of which three are connected to capacity, retaining qualified labor, and high operational costs. The challenges faced by logistics industry players are also part of the risk in the company’s operational activities. Therefore, the study aims to analyze potential risk events and establish a priority scale for mitigation actions that may occur in warehouse operational activities in a logistics company. This study utilized the Warehouse Performance Analysis model to identify risk events and the House of Risk method to analyze priority risk agents in mitigation action planning. The results showed that there were 59 risk events and 73 risk agents identified, including 16 risk agents prioritized as critical risk agents that could affect warehouse operational performance. The study also proposes 28 mitigation actions that can be implemented to mitigate those critical risk agents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Latifah
"Gudang memiliki peran penghubung yang penting dalam rantai pasokan dan dapat memperkaya keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Agar selalu dapat memberikan layanan terbaik, perlu untuk mengetahui kondisi gudang pada saat ini melalui penilaian kinerja dan meningkatkan aspek yang memiliki nilai rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur performa dan memberikan rekomendasi untuk gudang assembly dari perusahaan manufaktur elektronik pada tahun 2023 menggunakan metode SCOR dan AHP. Terdapat 25 indikator kinerja yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengetahui performa gudang. Hasil yang didapatkan adalah perfroma gudang berada dalam kategori sedang menurut traffic light system dengan nilai sebesar 70.03%. Dilakukan juga identifikasi indikator prioritas menggunakan metode importance-performance analysis untuk mengetahui indikator yang nilai rendah tetapi memiliki bobot kepentingan tinggi. Indikator prioritas yang didapatkan adalah delivery lead time, supplier delivery lead time, dan on-time delivery to production lines. Rekomendasi yang diberikan untuk dapat memperbaiki ketiga indikator kinerja tersebut adalah implementasi integrasi antara warehouse management system (WSM) dan voice picking.

Warehouses have an important connecting role in the supply chain and can enrich competitive advantages for companies. In order to always be able to provide the best service, it is necessary to know the current condition of the warehouse through performance assessments and improving aspects that have low value. This research is to measure performance and provide recommendations for assembly warehouses of electronics manufacturing companies in 2023 using the SCOR and AHP methods. There are 25 performance indicators that will be used as a reference to determine warehouse performance. The results obtained are that the warehouse performance is in the medium category according to the traffic light system with a value of 70.03%. Priority indicators are also identified to identify indicators that have low scores but have high importance using importance-performance analysis. The priority indicators obtained are delivery lead time, supplier delivery lead time, and on-time delivery to production lines. The recommendation given to improve these three performance indicators is the implementation of integration between the warehouse management system (WSM) and voice picking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Easter Bernanda
"Konsep Lean Warehouse merupakan penerapan metode ramping pada pergudangan dengan mengidentifikasikan waste apa saja yang ditemukan pada proses pergudangan, dalam hal ini ialah waste berupa pemborosan pada proses pergudangan perusahaan logistik. Saat ini, pada gudang perusahaan logistik sebagai objek penelitian masih ditemukannya potensi ketidaktepatan pemenuhan Service Level Agreement (SLA) berupa lead time kepada pelanggan. Maka dari itu, inisiatif yang diambil dalam menginvestigasi hal tersebut adalah dengan memetakan alur nilai proses pergudangan perusahaan logistik, yang berfokus pada Central Warehouse, dan mengidentifikasikan pemborosan proses pergudangan lebih lanjut menggunakan salah satu alat lean, yaitu Value Stream Mapping. Dari analisis terhadap Current State Map proses pergudangan perusahaan logistik, didapatkan bahwa pemborosan yang ditemukan pada proses tersebut adalah waiting atau menunggu, transportation atau transportasi, dan overprocessing atau memproses berlebih. Kemudian, usulan rancangan perbaikan pun akhirnya dikembangkan untuk menyelesaikan pemborosan ini, dengan pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) yang lebih jelas, mini relayout, dan standarisasi serta automasi. Dengan demikian, pada Future State Map proses pergudangan perusahaan logistik dengan mengimplementasikan usulan rancangan perbaikan dapat mereduksi lead time proses pergudangan perusahaan logistik sebesar 0,26% dan mereduksi waktu proses pergudangan perusahaan logistik sebesar 4,94%.

The concept of Lean Warehouse is the application of lean methods in warehousing by identifying wastes found in warehouse processes. In this case, the waste refers to inefficiencies in the logistics company's warehousing processes. Currently, in the logistics company's warehouse, which is the research object, there is still potential for non-compliance with the Service Level Agreement (SLA) in terms of lead time to customers. Therefore, the initiative taken to investigate this issue involves mapping the value stream of the logistics company's warehouse processes, focusing on the Central Warehouse, and identifying further warehouse process waste using one of the lean tools, Value Stream Mapping. From the analysis of the Current State Map of the logistics company's warehouse processes, it was found that the waste identified in the process includes waiting, transportation, and overprocessing. Consequently, an improvement plan was developed to address these wastes, including the creation of clearer Standard Operating Procedures (SOPs), mini relayouts, and standardization and automation. As a result, the Future State Map of the logistics company's warehouse processes, after implementing the proposed improvements, shows a reduction in warehouse process lead time by 0.26% and a reduction in warehouse process time by 4.94%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antamasata Hikmatiar
"Gudang memegang peranan penting dalam proses distribusi barang, terutama dalam mengantisipasi perubahan permintaan. PT PPS selaku perusahaan yang bergerak dalam sektor minyak dan gas tidak bisa lepas dari kegiatan penyimpanan barang di dalam sebuah gudang, karena PT PPS membutuhkan suatu ruangan untuk menyimpan barang, baik barang yang baru dibeli, barang persediaan, dan juga barang pengembalian sisa proyek. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem pergudangan yang saat ini diterapkan oleh PT PPS, mengidentifikasi alternatif perbaikan yang dapat dilakukan, dan juga membandingkan biaya yang timbul dari perbaikan penempatan barang dan tata letak gudang. Data tentang sistem pengelolan gudang saat ini diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi. Sedangkan Metode Shared Storage digunakan dalam penentuan penempatan barang di gudang. Dengan menggunakan metode tersebut, maka biaya operasional pada gudang PT PPS dapat berkurang sebesar 13,83 dari biaya awal. Usulan perbaikan lainnya adalah dengan memisahkan area loading dan unloading pada gudang.

Warehouse plays an important role in the distribution od goods, especially in anticipation of changes in demand and supply. PT PPS is a company operating in the oil and gas sector, and holds its goods, either newly purchased goods, inventory, and also product return from its projects in the company rsquo s warehouse. In order to have a fast movement of goods in and out of the warehouse, the company need a good layout. The purpose of this study is to evaluate the warehousing systems currently applied by PT PPS, identify alternative improvements that can be made, and also to compare the cost between the improved and current warehouse layout. Data of concerning the current warehouse system is obtained via in depth interviews and observations, while Shared Storage Methods is used as a method to determine the placement goods within the warehouse. Using this method, the operational cost in the warehouse can be reduced by 13,83 from current layout. The results also show that further improvement can be made by separating the loading and unloading areas in the warehouse."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiery Widiandito Martokoesoemo
"Manajemen risiko mencakup proses sistematis untuk mengenali, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko dalam semua aktivitas perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara keseluruhan dalam upaya meningkatkan ketahanan rantai pasok. Dalam studi ini, metode House of Risk (HOR) diterapkan. Metode ini diadaptasi dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini difokuskan pada proses rantai pasokan gudang perakitan di PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 dimulai dengan mengidentifikasi risiko melalui diskusi dengan para ahli dan tinjauan literatur, diikuti dengan penilaian tingkat keparahan kejadian risiko dan nilai kejadian agen risiko. Temuan dari HOR 1 mengidentifikasi 18 kejadian risiko dan 27 agen risiko. Dengan menggunakan analisis Pareto, 13 agen risiko prioritas telah diidentifikasi, dengan agen risiko tertinggi adalah ketidaksesuaian kualitas material dari pemasok, yang memiliki nilai ARP sebesar 3216. HOR 2 merumuskan 13 tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko prioritas ini. Pemrosesan data pada HOR 2 mengungkapkan bahwa terdapat tiga kelompok tindakan pencegahan yang harus diimplementasikan yaitu tiga kelompok tindakan pencegahannya yaitu menyusun dan melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) yang komprehensif serta program pelatihan, mengevaluasi dan menerapkan sistem teknologi informasi terbaru, menerapkan Warehouse Management System (WMS) secara real-time.

Risk management includes a systematic process for identifying, evaluating, and controlling risks in all company activities to enhance overall effectiveness and efficiency in efforts to improve supply chain resilience. In this study, the House of Risk (HOR) methodology is applied. This method is adapted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. The research is focused on the assembly warehouse supply chain process at PT XYZ. The risk analysis in HOR 1 begins with identifying risks through expert discussions and literature review, followed by an assessment of the severity of risk events and the occurrence values of risk agents. The findings from HOR 1 indicate 18 risk events and 27 risk agents. Using Pareto analysis, 13 priority risk agents were identified, with the top risk agent being the unsuitability of material quality from suppliers, which has an ARP value of 3216. HOR 2 outlines 13 preventive measures to mitigate these priority risks. Data processing at HOR 2 revealed three groups of preventive measures to be implemented: developing and implementing comprehensive SOPs and training programs, evaluating and adopting the latest information technology systems, and implementing a real-time Warehouse Management System (WMS)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albimandaka Muhammad Gani
"Manajemen risiko adalah aktivitias mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko  dalam seluruh kegiatan perusahaan dengan tujuan memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Metode yang digunakan adalah House of Risk (HOR). HOR diadopsi dari metode perhitungan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Pada penelitian ini, manajemen risiko dilakukan pada kegiatan operasional after-sales service PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 diawali dengan identifikasi risiko melalui diskusi dengan expert dan studi literatur, kemudian dilakukan penilaian terhadap nilai severity dari risk events dan nilai risk agents dari risk agents. Hasil dari HOR 1 menunjukkan 14 risk events dan 22 risk agents. Berdasarkan perhitungan Pareto, didapatkan 10 risk agents prioritas. Risk agent dengan nilai terbesar adalah sparepart inden lama dengan nilai ARP sebesar 1071. HOR 2 mengidentifikasi 13 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Berdasarkan pengolahan data HOR 2, didapatkan bahwa langkah preventif yang paling efektif untuk dilakukan adalah diversifikasi vendor, yaitu mengembangkan hubungan dengan beberapa vendor untuk mengurangi ketergantungan pada satu vendor saja. dengan nilai ETDk sebesar 2493,8.

Risk management is the activity of knowing, analyzing and controlling risks in all company activities with the aim of achieving higher effectiveness and efficiency. The method used is House of Risk (HOR). HOR is adopted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) calculation method and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. In this research, risk management was carried out in PT XYZ's after-sales service operational activities. Risk analysis in HOR 1 begins with risk identification through discussions with experts and literature studies, then an assessment of the severity value of risk events and the risk agents value of risk agents is carried out. The results of HOR 1 show 14 risk events and 22 risk agents. Based on Pareto calculations, 10 priority risk agents were obtained. The risk agent with the largest value is old pivot spare parts with an ARP value of 1071. HOR 2 identifies 13 preventive steps to mitigate priority risks. Based on HOR 2 data processing, it was found that the most effective preventive step to take is vendor diversification, namely developing relationships with several vendors to reduce dependence on just one vendor. with an ETDk value of 2493,8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Amirah Balqis
"

Lean merupakan konsep perbaikan yang berfokus pada eliminasi pemborosan proses sehingga menghasilkan nilai tambah pada barang dan jasa.  Value Stream Mapping merupakan metode terstruktur dalam mengimplementasikan lean yang bertujuan menggambarkan proses secara menyeluruh guna meningkatkan kinerja proses dan value bagi pelanggan melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas. Industri kertas merupakan sektor penting bagi Indonesia degan potensi ekonomi yang besar. Industri kertas mengalami pertumbuhan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir dan diproyeksikan akan terus meningkat. Dalam kondisi pertumbuhan industri kertas, PT XYZ  perlu meningkatkan proses pergudangan gudang bahan baku yang ditunjukkan dengan keberadaan waste. Konsep lean dan metode Value Stream Mapping digunakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan pada proses pergudangan PT XYZ  sehingga dapat menghasilkan nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan future state value stream map meningkatkan kinerja proses pergudangan PT XYZ  dengan pengurangan  processing time  proses pergudangan sebesar 43,55% dan total value added ratio proses pergudangan meningkat sebesar 49,51%. Rencana perbaikan untuk mengeliminasi pemborosan pada proses pergudangan, yaitu penerapan lean 5S, perbaikan layout gudang, pembuatan SOP, dan penjadwalan penggunaan forklift.


Lean is an improvement concept that focuses on eliminating waste to create value in goods and services. Value Stream Mapping is a structured method in implementing lean that aims to ilustrate the entire process in order to enhance process performance and value for customers through increased efficiency and productivity. The paper industry is an important sector for Indonesia, with significant economic potential. Over the past few years, the paper industry has experienced significant growth and is projected to continue growing. In the context of this industry's growth, PT XYZ needs to enhance its raw material warehouse process, which exhibits signs of waste. Lean concepts and Value Stream Mapping methods are used to identify and eliminate waste in PT XYZ's warehouse process, thus generating added value. Research findings indicate that the future state value stream map design improves the performance of PT XYZ's warehouse process by reducing the processing time by 43.55% and increasing the total value-added ratio of the warehouse process by 49.51%. The improvement plan to eliminate waste in the warehouse process includes the implementation of lean 5S practices, warehouse layout improvements, SOP development, and scheduling the usage of forklifts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaina Farsya Urfarizqa
"Bahan berbahaya dan limbah B3 memiliki dampak negatif pada keselamatan, kesehatan manusia, dan lingkungan. PT. XYZ, salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam manajemen risiko limbah B3. Saat ini, standar manajemen risiko mereka belum mencakup semua aspek dan prioritas agen risiko terkait penyimpanan limbah B3 belum merinci. Penelitian ini bertujuan merancang strategi mitigasi risiko dengan metode House of Risk (HOR), yang terdiri dari dua tahap. HOR tahap 1 mengidentifikasi 20 kejadian risiko dan 35 agen risiko, dengan 19 di antaranya diprioritaskan berdasarkan analisis Pareto. Dalam HOR tahap 1, kelalaian pekerja (A8) teridentifikasi memiliki potensi risiko tertinggi berdasarkan nilai Aggegate Risk Potential (ARP). HOR tahap 2 menghasilkan 10 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Hasil analisis HOR tahap 2 menunjukkan bahwa langkah preventif paling efektif adalah pemantauan dan inspeksi rutin terhadap keandalan serta keamanan wadah penyimpanan, dengan nilai ETDk sebesar 12177.0.

Hazardous substances and wastes have negative impacts on human safety, health, and the environment. PT. XYZ, one of Indonesia's largest automotive company, faces challenges in managing hazardous waste risks. Currently, their risk management standards do not encompass all aspects, and priorities related to hazardous waste storage risk agents are not detailed. This research aims to design risk mitigation strategies using the House of Risk (HOR) method, which consists of two stages. HOR stage 1 identifies 20 risk events and 35 risk agents, with 19 prioritized based on Pareto analysis. In HOR stage 1, employee negligence (A8) is identified as having the highest risk potential based on Aggregate Risk Potential (ARP). HOR stage 2 generates 10 preventive measures for prioritized risk mitigation. The analysis from HOR stage 2 shows that the most effective preventive measure involves routine monitoring and inspection of the reliability and security of storage containers, with an ETDk value of 12177.0."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Raeesha Aurelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi rantai pasok di Gudang PCB PT XYZ, sebuah perusahaan manufaktur elektronik. Dengan menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan Analytical Hierarchy Process (AHP), penelitian ini mengukur dan menganalisis kinerja gudang berdasarkan 26 indikator kinerja yang telah divalidasi oleh para ahli perusahaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa nilai performa gudang pada tahun 2023 adalah 59,01%, yang termasuk dalam kategori average (50-70%) menurut Traffic Light System. Proses dispatch dan periode waktu bulan Juli tercatat sebagai performa terendah. Berdasarkan Importance Performance Analysis, terdapat lima indikator yang masih memerlukan perbaikan, termasuk Accuracy of product delivery according to item, Unfinished Outgoing Process Rate, dan Accuracy of product delivery according to quantity. Usulan perbaikan meliputi integrasi Sistem Active Tracking dan Computerized Maintenance Management System (CMMS) berbasis RFID untuk mengatasi permasalahan terkait akurasi pengiriman, pemeliharaan peralatan, dan efisiensi operasional. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dalam meningkatkan kinerja operasional dan daya saing PT XYZ di industri elektronik.

This research was conducted to evaluate and improve supply chain efficiency in the PCB warehouse of PT XYZ, an electronics manufacturing company. Using the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model and Analytical Hierarchy Process (AHP), this research measures and analyzes warehouse performance based on 26 performance indicators that have been validated by company experts. The evaluation results show that the warehouse performance value in 2023 is 59.01%, which falls into the average category (50-70%) according to the Traffic Light System. The dispatch process and the July time period recorded the lowest performance. Based on Importance Performance Analysis, there are five indicators that still require improvement, including Accuracy of product delivery according to item, Unfinished Outgoing Process Rate, and Accuracy of product delivery according to quantity. Proposed improvements include the integration of Active Tracking System and RFID-based Computerized Maintenance Management System (CMMS) to address issues related to delivery accuracy, equipment maintenance, and operational efficiency. This research provides a practical contribution in improving the operational performance and competitiveness of PT XYZ in the electronics industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tody Isfitazli
"Kekurangan tenaga kerja gudang telah lama menjadi duri dalam rantai pasokan global, dan berdampak pada seluruh perusahaan serta pelanggannya. Untuk memenuhi permintaan yang tidak dapat diprediksi, perusahaan selama ini sangat bergantung pada pekerja harian, namun persentase penggunaannya yang tinggi perlu dihitung kembali karena perbedaan keterampilan dengan pekerja kontrak. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model optimasi dengan menggunakan pendekatan goal programming dan particle swarm optimization (PSO) yang dapat menentukan jumlah tenaga kerja kontrak dan tenaga kerja harian yang dibutuhkan serta mengoptimalkan biaya tenaga kerja, sekaligus memastikan jumlah tenaga kerja harian tidak melebihi 10% dari jumlah total pekerja kontrak serta untuk meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan sumber daya di gudang. Hasilnya menunjukkan bahwa model tersebut dapat secara signifikan mengurangi penggunaan tenaga harian dan mengoptimalkan distribusi tenaga kerja, sehingga mengurangi total tenaga kerja yang dibutuhkan di gudang sekitar 25%. Selain itu, model optimalisasi juga menghasilkan penghematan biaya sekitar 29% dibandingkan dengan sistem alokasi tenaga kerja sebelumnya.

The shortage of warehouse labor has long been a thorn in the global supply chain, and it impacts the entire company as well as its customers. To meet unpredictable demand, companies have been heavily reliant on daily workers, but the high percentage of their use need to calculate again because of the difference skill with contractual worker. This research aim to create an optimization model using goal programming and particle swarm optimization (PSO) approach that can determine the required number of contract and daily workers and optimize the cost of labor, while ensuring that the number of daily workers does not exceed 10% of the total number of contract workers also to improve productivity and optimize resources in the warehouse. The results show that the model can significantly reduce the use of daily workers and optimize the distribution of manpower, resulting in a reduction of total manpower needed in the warehouse by around 25%. Moreover, the model optimization also leads to a cost savings of approximately 29% compared to the previous labor allocation system."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>