Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180744 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andre Pradana Cahyadi
"Penelitian ini dilakukan di kawasan kampung kota Kukusan, Depok untuk menganalisis fenomena kejahatan seks di kampung kota dan bagaimana lingkungan berkontribusi terhadap keselamatan perempuan, atau malah menempatkan mereka pada risiko menjadi pelaku kejahatan seksual. Tulisan ini mencakup ruang lingkup perencanaan kota, CPTED, ruang patriarki, dan pengetahuan multidisiplin seputar kekerasan seksual terhadap perempuan dalam ruang kota. CPTED adalah seperangkat aturan dan prinsip dalam proses desain urban yang membantu menciptakan ruang yang aman bagi penggunanya. Konsep utama CPTED adalah menghentikan potensi kejahatan di ruang publik secara alami sekaligus memungkinkan penggunanya membantu melakukan intervensi jika terjadi kejahatan. Kejahatan seks memiliki sifat yang tidak dapat diprediksi, dan terdapat research gap yang besar dalam teori CPTED yang banyak membahas kejahatan yang lebih berwujud seperti pencurian dan vandalisme. Substansi dari penelitian ini adalah diperlukan pemahaman menyeluruh mengenai korelasi antara kualitas arsitektur dan tata ruang kawasan kumuh perkotaan dengan kekerasan seksual. Disertai dengan studi kasus efektivitas  CPTED di kawasan kukusan yang dilakukan melalui metode survei kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Studi ini mengungkapkan bahwa efektivitas CPTED dalam konteks kekerasan seksual harus melibatkan faktor-faktor yang mendasari seperti sosiokultural demografi berdasarkan karakteristik wilayah, dan tidak dapat diaplikasikan secara general. Efektivitas CPTED juga terbukti berbeda-beda di setiap wilayah pengamatan berdasarkan penempatan elemen arsitektur, tata guna lahan, dan tata ruang perkotaan, sehingga dengan penerapan prinsip CPTED yang tepat pada setiap peruntukan lahan dapat menghasilkan pencegahan kejahatan seksual terhadap perempuan secara signifikan.

This research is conducted in urban slums of Kukusan, Depok to analyze the phenomenon of sex crimes within kampung kota areas and how the built environment contributes to the safety of these women, or puts them in risk of sex offenders .This paper encompasses the scopes of urban planning, CPTED, gendered spaces, and multidisciplinary knowledge surrounding sexual assault towards women in everyday spaces. CPTED is a set of rules and principles in the urban design process that helps create a safe space for its users. The main concept of CPTED is to naturally deter potential crime in a public space while enabling its users to help intervene in the event of a crime. Sex crimes possess an unpredictable nature, and there is a huge research gap in CPTED textbook theories that heavily discuss more tangible crimes such as theft and vandalism. The bottom line of this study is within the architecture and spatial qualities of urban slums, fully understanding them in correlation with sexual assault is carried out, along with the case study of the effectiveness of CPTED in Kukusan that is conducted through qualitative methods of survey, interviews, and observations in the field. This study ultimately reveals that the effectiveness of CPTED in context of sexual assault must implicate underlying factors such as socioculture of the demographics in the designated region and that textbook CPTED cannot be placed in an area without fully understanding the nature and context of the people living in the area. The effectiveness of CPTED is also proven to differ within each observed area based on the placement of architectural elements, land use, and urban settings, hence with the right CPTED principles for each designated land use can result in significant deterrence of sexual crimes towards women."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliana Febita Sari
"Skripsi ini bertujuan untuk membahas peran visual affordance dalam interaksi antara remaja dan lingkungan binaan mereka, khususnya dalam kaitannya dengan tempat nongkrong yang mereka sukai. Pertanyaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi keterbacaan visual affordance dan bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi keputusan remaja tentang tempat bersosialisasi di lingkungan binaan diangkat sepanjang diskusi. Pembahasan difokuskan untuk mengkaji bagaimana remaja memproses informasi berbasis visual dari lingkungannya dalam hal persepsi visual, properti visual, pengalaman estetika, dan interactive affordance. Dalam hal ini, pembahasannya dijabarkan lebih lanjut dengan studi kasus TOD Dukuh Atas, karena dapat dilihat sebagai tempat yang sifat visualnya menarik banyak remaja untuk datang. Studi ini kemudian mengarah pada pemahaman terhadap keakraban kehadiran pengaturan dalam konstruksi elemen visual yang meningkatkan keterbacaan visual affordance. Memahami visual affordance dan remaja di lingkungan binaan dapat bermanfaat dalam menciptakan ruang yang dapat mempertahankan interaksinya dengan pengguna remaja.

This undergraduate thesis aims to discuss the role of visual affordance in the interaction between adolescence and their built environment, particularly in relation to their preferred hangout place. The question of factors that affect the readability of visual affordance and how these factors influence adolescents' decisions about where to socialize in the built environment was raised throughout the study. The discussion focuses on examining how adolescents process visual-based information from their surroundings in terms of visual perception, visual properties, aesthetic experience, and interactive affordance. In that case, the discussion is further elaborated using TOD Dukuh Atas as a case study, since it can be seen as a place in which its visual properties attract a lot of adolescence to come. The study then led to an understanding towards the familiarity of arrangement presence in the construction of visual elements that enhance the readability of visual affordance. Understanding visual affordance and adolescents in the built environment can be useful in creating a space that can maintain its interaction with adolescent users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : John Wiley & Sons, 2007
720.47 BUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Medhira Fathinadia
"Lingkungan buatan diketahui memiliki dampak yang cukup ekstensif terhadap perilaku manusia. Ruang domestik merupakan lingkungan buatan manusia di mana memori, pengalaman, hubungan dengan sesama manusia dan keterkaitan berada. Tidak lain halnya dengan penderita penyakit jiwa skizofrenia, semua manusia memiliki kebutuhan akan sebuah ruang memiliki nilai sentimen dan familiarity. Kombinasi elemen interior pada ruang domestik dapat menentukan bagaimana individu berorientasi dalam ruang, dan memiliki dampak terhadap munculnya episode halusinasi dan delusi. Penelitian ini akan membahas kaitan antara elemen interior seperti pencahayaan, kualitas akustik dan privasi ruang dengan ruang domestik dengan kemunculan gejala psikosis serta well-being penderita.

The built environment has been known to have an extensive effect upon human behavior. Domestic space in particular has memory, experience, relationship between people and attachment. All human beings, especially the ones with mental incapacities need a sense of familiarity and sentiment in their domestic space. The total combination of interior elements within a space can determine how an individual lives in a space and has been known to have a certain effect on the emergence of psychotic behaviors such as hallucinations and delusions. This research will discuss the relationship between interior elements such as lighting, room acoustics and privacy and the psychotic symptoms and well-being of a schizophrenic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Offering in-depth perspectives on factors such as local labour markets, housing and mobility, this book investigates centralization tendencies in Scandinavia and South East Europe that help shape regional development and act as a catalyst to creating regional inequalities."
Bingley: Emerald Publishing Limited, 2019
e20511721
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Kamaratih
"Penelitian ini dibuat berdasarkan keresahan Penulis akan penegakan hukum yang sulit tercipta pada perempuan korban kejahatan seksual. Sistem hukum di Indonesia masih belum bisa menciptakan rasa aman kepada korban, sehingga banyak korban yang memilih untuk tidak melanjutkan proses hukum atau bahkan tidak mau melaporkan kasusnya karena keputus-asaan mereka terhadap sistem hukum di Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa kisah yang dilontarkan oleh dua pendamping hukum perempuan korban kejahatan seksual. Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai beberapa produk hukum Indonesia yang mengatur tentang kejahatan seksual namun tidak mampu melindungi perempuan korban sepenuhnya. Sejumlah kasus kejahatan seksual terhadap perempuan dari beberapa latar belakang berbeda juga dikupas melalui putusan hakim. Putusan-putusan hakim yang dikupas di dalam penelitian ini mencoba untuk menggambarkan bahwa hakim masih belum memiliki perspektif yang sama dalam melihat tindak pidana kejahatan seksual. Kemampuan hakim untuk berani berinovasi dalam menemukan hukum sangat diperlukan dalam menjawab berbagai hal yang belum jelas diatur di dalam perundangan soal kejahatan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu buah pemikiran yang akan berguna bagi kemajuan hukum feminis di Indonesia, khususnya tentang perindungan korban kejahatan seksual.
.....This research is done based on the Writer’s restlessness about the difficulty in creating law enforcement toward the woman victim of sexual crime. Indonesian law system is still unable to create sense of security to the victim, so that many victims choose not to continue the legal process or even not to report the case due to her despair toward Indonesian law system. This is shown in some cases thrown by two legal counselors of woman victim of sexual crime. This research also provides picture of some Indonesian legal products which regulate sexual crime but do not fully protect woman as the victim. Some sexual crime cases against woman in various backgrounds are discussed through judge decision. The judge decisions discussed in this research try to illustrate that judge still does not have the same perspective in viewing sexual criminal act. The judge innovative ability in finding the law is very much needed to answer various vague regulations on sexual crime case. This research aims to be one of the useful ideas for the law progress of Indonesian feminists, especially about the sexual crime victim protection."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Astuti
"Kaum perempuan merupakan golongan yang dipandang rentan mengalami kekerasan seksual. Roy Morgan Research Centre menemukan bahwa 79% dari perempuan yang disurvei merasa tidak aman di tempat umum pada malam hari. Beberapa peneliti lain juga seperti Cozijn dan Van Dijk (1976) menekankan pentingnya karakteristik umum dari perempuan, seperti tingkat kerentanan yang lebih tinggi karena secara fisik merasa kurang terhadap ancaman kejahatan, atau karena mereka dalam situasi dan kondisi yang rentan terhadap ancaman kejahatan, terutama mengalami kejahatan seksual. Kesadaran atas kerentanan diri harus diantisipasi untuk mempertahankan diri dari ancaman kejahatan. Killias dan Clerici (2000) menemukan bahwa kemampuan untuk mempertahankan diri seseorang telah dihubungkan dengan dari keselamatan personal dalam berbagai situasi yang setiap saat dapat menimpa dirinya. Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah bagaimana kerentanan diridan rasa takut (fear of crime) mengalami kekerasan seksual terhadap mekanisme coping pada perempuan pekerja malam di tempat hiburan karaoke di wilayah Jakarta Barat dengan menguji kekuatan hubungan masing-masing variabel baik secara bivariat maupun multivariat. Sebagai variabel intervening, penulis menghadirkan variabel fear of crime kekerasan seksual. Variabel antara dihadirkan dengan maksud untuk melihat apakah kekuatan hubungan antara variabel kerentanan diri dengan variabel mekanisme coping pada perempuan pekerja malam akan melemah setelah dimasukkan variabel antara. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan menarik sampel pada perempuan pekerja malam di seluruh tempat hiburan karaoeke di wilayah Jakarta Barat sebanyak 75 orang yang dikategorikan bekerja sebagai waitress dan pemandu lagu. Melalui metode kuantitatif, penulis menyebarkan kuesioner serta mengolahnya dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Hubungan bivariat antara tiap varibel, yakni kerentanan diri dengan mekanisme coping, kerentanan diri dengan fear of crime kekerasan seksual dan fear of crime kekerasan seksual dengan mekanisme coping dilakukan dengan perhitungan statistik Pearson?s correlations coefficients. Secara keseluruhan menghasilkan hubungan positif yang berarti semakin tinggi tingkat perubahan pada satu variabel, maka akan semakin meningkatkan variabel lainnya. Sedangkan untuk menguji kekuatan kedua variabel tersebut setelah dihadirkan variabel intervening ternyata melemahkan kekuatan hubungan antara kerentanan diri dengan variabel mekanisme coping, karena hubungan variabel independen dengan variabel dependen tersebut menjadi menurun setelah dihadirkan variabel fear of crime kekerasan seksual.

Women are looked upon as vulnerable against sexual abuse. Roy Morgan Research Centre identified that 79% of the women being surveyed felt not secure at public places during the night. Other researchers such as Cozijn and Van Dijk (1976) stressed the importance of women characteristics, including the higher level of vulnerability since physically women are less conditioned to encounter the threat of crime, in particular sexual abuse. Awareness of their self-susceptibility should be anticipated in defending themselves against the threat of crime. Killias and Clerici (2000) identified that the ability to defend oneself is related to personal safety encountered by a person in the various situations at any time. This study attempts to identify a person?s self-susceptibility and fear of crime against sexual abuse with the coping mechanism of women night workers at the karaoke recreation centers in the region of West Jakarta, by testing the power of each variable based on bi-variants as well as multi-variants connections. As the intervening variable the writer presents the fear of crime variable against sexual abuse. This variable is presented with the purpose to know whether the power of connection between the vulnerability variable and the coping mechanism variable among women night workers shall weaken after the intermediate variable is added. The survey conducted is a population study by drawing samples among women night workers consisting of 75 waitresses and disc jockeysfrom all karaoke recreation centers in the West Jakarta.Region.Through the quantitative method the writer processed the results by utilizing SPSS (Statistical Package for Social Sciences). The bi-variant connection between the respective variables, i.e. self- susceptibility and coping mechanism variables, between self-susceptibility and fear of crime against sexual abuse, and between the fear of crime against sexual abuse and coping mechanism is conducted by calculating statistics of the Pearson?s correlations coefficients. The overall results show a positive connection, implying the higher the rate of change at one variable, the higher the increase occurs at other variables. In testing the power of the two above variables, the presentation of the intervening variable weakens the power of connection between the variable of self-susceptibility and coping mechanism variable, since the connection between the independent variable and dependent variable weakens after presentation of thevariable related to fear of crime against sexual abuse."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28631
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian Rozal Nanda
"Tulisan ini membahas studi corporate environmental crime terhadap penegakan hukum atas kasus pencemaran Sungai Cikijing yang dilakukan oleh PT Kahatex di Kecamatan Rancaekek Jawa Barat. Data yang digunakan diperoleh melalui data sekunder berupa dokumen lembaga, karya tulis ilmiah, dan dokumen online. Hasil analisis studi corporate environmental crime menunjukkan bahwa penegakan hukum terhadap PT Kahatex cenderung lemah. Hal ini disebabkan karena penegakan hukum tidak mampu memberikan kepastian dan beratnya hukuman. Permasalahan berkaitan dengan aktivitas korporasi di dalam konteks kejahatan lingkungan juga mendorong kompleksitas kasus ini. Oleh karena itu, kualitas penegakan hukum lingkungan yang baik diperlukan untuk mencegah praktik pencemaran sungai. Studi corporate environmental crime dikembangkan untuk memahami penegakan hukum terhadap korporasi.

This article discusses the study of corporate environmental crime about law enforcement over water pollution in Cikijing River caused by PT Kahatex, in Kecamatan Rancaekek West Java. The data that were used obtained through secondary data form documents from community institution, scientific research, and online articles. Analysis of the study of corporate environmental crime shows that a poor environmental law enforcement towards PT Kahatex, that caused by law enforcement that is unable to give legal certainty and a proper punishment. Problems related to corporate activities in environmental crime also illustrate the complexity of this case, therefore the better quality of environmental enforcement is needed to halt the practice of river pollution. The studies of corporate environmental crime were developed to understanding the law enforcement towards corporation."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Astuti
"This study attempts to identify a person?s self-susceptibility and fear of crime against sexual abuse with the coping mechanism of women night workers at the karaoke recreation centers in the region of West Jakarta, by testing the power of each variable based on bi-variants as well as multi-variants connections. As the intervening variable the writer presents the fear of crime variable against sexual abuse. This variable is presented with the purpose to know whether the power of connection between the vulnerability variable and the coping mechanism variable among women night workers shall weaken after the intermediate variable is added."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Indra Melani
"Pelecehan seksual diartikan sebagai perhatian atau tindakan seksual yang tidak diinginkan, yang dilakukan oleh orang lain dan menyebabkan ketidaknyamanan dan atau mengganggu pekerjaan. Akhir-akhir ini, pelecehan seksual telah menjadi salah satu fenomena yang sering terjadi di dunia kerja. Di dalam dunia kerja, pelaku kerja diharapkan untuk bersikap dan bertingkah laku profesional, tetapi pelecehan seksual, yang merupakan tindakan yang sangat tidak profesional, tetapi tetap saja terjadi. Akibat yang disebabkan oleh pelecehan seksual sangat merugikan bagi yang mengalaminya, baik secara psikologis maupun fisik, dan juga bagi perusahaan itu sendiri. Pelecehan seksual sendiri terdiri dari lima level bentuk pelecehan seksual, dimana setiap level memiliki karakteristik dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Lima level tersebut adalah gender harassment (level 1), seduction (level 2), sexual bribery (level 3), sexual threat (level 4) dan sexual imposition (level 5).
Dalam kenyataannya, pelecehan seksual banyak dilakukan oleh pria terhadap wanita. Berdasarkan hasil survey, para pria yang melakukan tindakan pelecehan seksual, dimotivasi oleh alasan sepele, seperti menghangatkan suasana, bercanda dan sebagainya. Sementara itu, para wanita yang pada umumnya menjadi korban, merasa bahwa tindakan tersebut sangat melecehkan mereka. Kedua pendapat diatas, merupakan hal yang bertentangan dan menimbulkan dugaaan bahwa ada perbedaan pandangan terhadap tingkah Iaku yang dianggap pelecehan seksual antara pria dan wanita.
Salah satu kondisi yang mempengaruhi terjadinya pelecehan seksual adalah faktor sosial budaya, yaitu adanya sistem patriakal yang berlaku dalam masyarakat. Sistem ini berkembang karena adanya pembedaan peran jenis kelamin antara pria dan wanita sejak Iahir. Adanya pembedaan peran jenis kelamin yang diterapkan sejak Iahir ini, menyebabkan terjadinya stereotipe peran jenis kelamin, yang menjadi pola berpikir dan tingkah laku yang dipegang oleh masyarakat dan diterapkan dalam semua bidang kehidupan, termasuk pekerjaan. Hal ini mendorong terjadinya sex role spillover atau terbawanya peran jenis kelamin seseorang ke tempat kerja, dimana hal tersebut kurang sesuai untuk diterapkan dalam pekerjaan. Hal ini mendukung terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja.
Adanya pembedaan peran jenis kelamin menyebabkan proses belajar dan perkembangan yang berbeda antara pria dan wanita. Stereotipe jenis kelamin mempengaruhi proses informasi dan tingkah laku serta bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain. Proses informasi dan tingkah laku individu didapat melalui proses persepsi, dimana dalam proses ini individu rnengorganisasikan, menginterpretsi dan memberi arti terhadap informasi yang diterima dari lingkungannya. Jadi adanya pembedaan jenis kelamin antara pria dan wanita mempengaruhi persepsi mereka tentang hal-hal yang menyangkut peran jenis kelamin, termasuk pelecehan seksual ini. Melalui persepsi, dapat terlihat gambaran mengenai tingkah laku pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja. Dalam hal ini, tingkah laku seperti apa saja yang dapat dikatakan pelecehan seksual. Jadi penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan persepsi antara pria dan wanita bekerja terhadap tingkah laku pelecehan seksual di tempat kerja.
Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang bekerja di perusahaan swasta, sudah bekerja pada perusahaan lersebut minimal setahun dan berpendidikan minimal D3. Subyek diambil melalui metode non-probability, dengan teknik incidental sampling, sebanyak 90 subyek pria dan 90 subyek wanita. Melihat tujuan dan subyek penelitian, maka penelitian ini berbentuk deskriptif. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat yang mengukur persepsi terhadap pelecehan seksual di tempat kerja. Alat ini diadaptasi dari SEQ (Sexual Experiences Questionnaire), alat yang dikembangkan oleh Fitzgerald dan Shullman berdasarkan lima level yang diajukan oleh Till. Alat ini terdiri dari 41 bentuk tingkah laku yang diperinci dari lima level tersebut, dan kemudian diberi skala model Likerl dari satu sampai dengan tujuh, yang berani dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju, untuk menilai tingkat persepsi subyek dalam mempersepsikan apakan tingkah laku tersebut dapat dikatakan pelecehan seksual di tempat kerja. Metode pengolahan data yang digunakan untuk menjawab pemasalahan dari penelitian ini adalah dengan t-test pada los .O5, untuk melihat signifikansi perbedaan antara pria dan wanita.
Dari penelitian ini, didapatkan hasil yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita bekerja dalam mempersepsi pelecehan seksual di tempat kerja. Secara terperinci didapat bahwa, ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita bekerja dalam mempersepsi level 1 (gender harassment) dan level 2 (seduction) clari pelecehan seksual di tempat kerja. Namun demikian, tidak dilemukan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanila bekerja dalam mempersepsi level 3 (sexual bribery), level 4 (sexual threat) dan level 5 (sexual imposition) dari pelecehan seksual di tempat kerja. Selain itu, dari penelitian ini juga didapatkan bahwa urutan level dari pelecehan seksual mulai dari yang rendah sampai yang tinggi adalah level 1(gender harassment), level 2 (seduction), level 3 (sexual bribery), level 5 (sexual imposition) dan level 4 (sexual threat)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>