Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Asda Al Islami
"Penelitian ini menganalisis bagaimana penggunaan efektif media sosial, khususnya TikTok, oleh Prabowo-Gibran dalam pemilu 2024 membangun citra politik mereka melalui konten yang menarik dan menghibur. Menekankan peran platform media sosial dalam membentuk persepsi politik dan memobilisasi opini publik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan mengacu pada teori political spectacle yang dikemukakan oleh Murray Edelman untuk mendukung analisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana media sosial Tiktok memengaruhi citra politik terhadap Prabowo-Gibran serta strategi komunikasi politik yang digunakan untuk membangun citra politik mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan konten-konten trivial memiliki pengaruh terhadap citra politik serta strategi komunikasi politik Prabowo-Gibran yang ditunjukkan melalui jumlah Likes, Comments, dan Shares yang secara signifikan lebih banyak dibandingkan konten substantif.

This research analyzes how the effective use of social media, particularly TikTok, by PrabowoGibran in the 2024 election builds their political image through engaging and entertaining content. It emphasizes the role of social media platforms in shaping political perceptions and mobilizing public opinion. In this study, the researcher used a descriptive qualitative approach by referring to the political spectacle theory proposed by Murray Edelman to support the analysis. The purpose of this research is to understand how Tiktok social media influences the political image of Prabowo-Gibran and the political communication strategies used to build their political image. This research shows that the use of trivial content has an influence on Prabowo-Gibran's political image and political communication strategy as shown through the number of Likes, Comments, and Shares that are significantly more than substantive content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramandhika Putra
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai harmful discourse yang meliputi black campaign serta hate speech yang dapat ditemukan dan dihasilkan oleh unggahan humor politik. Penulis menggunakan pemikiran kriminologi konstutitif sebagai acuan dalam membahas hal tersebut. Penulis menggunakan sumber data primer seperti screenshot unggahan humor politik dan juga data sekunder seperti artikel berita sebagai bahan analisis. Penulis berasumsi bahwa humor politik yang disajikan memiliki unsur harmful discourse, black campaign, dan hate speech. Konten-konten tersebut memiliki agenda untuk menjatuhkan salah satu pasangan Gubernur-Wakil Gubernur menggunakan harmful discourse yang juga dapat dikatakan sebagai black campaign dan berujung pada pemberian label kepada pihak terkait. Penulis menemukan beberapa unggahan yang dapat dikategorikan sebagai harmful discourse, black campaign, hate speech dan berujung pada pemberian pandangan negatif kepada mereka yang ditargetkan dalam isi konten humor politik tersebut.

ABSTRACT
This paper is written in order to enhance the knowledge of harmful discourse that include black campaign and hate speech that can be found and produced by political jokes postings. Writer use constitutive criminology as the reference for discussion. Writer also use primary data such as screenshot of political jokes postings and also use secondary data such as news article as analysis matter. Writer assumes that political jokes or political humour contain some of harmful discourse, black campaign, and hate speech. The content have some of hidden agenda to mock one of the candidate using harmful discourse and black campaign and in the end, the people will give them labels. Writer found some of the postings that can be categorize as harmful discourse, black campaign, hate speech and could end up with the target described negatively by the readers."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhad Alfianda Nst
"Penelitian ini menganalisis citra baru Vladimir Vladimirovich Putin yang ditampilkan di media sosial Instagram @russian_kremlin pada masa kampanye pemilu Presiden Federasi Rusia, mulai 17 Februari hingga 14 Maret, dalam upaya memenangkan pemilu Presiden Federasi Rusia 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik denotasi konotasi Roland Barthes (1972). Argumen penelitian ini mengungkapkan adanya citra baru Vladimir Putin sebagai seorang pemimpin yang modern, gaul, paham teknologi dan mendukung adanya inovasi digitalisasi di Rusia.
This research analyzes the new image of Vladimir Vladimirovich Putin displayed on social media Instagram @russian_kremlin during the election campaign for the President of the Russian Federation, from 17 February to 14 March, in an effort to win the 2024 Presidential election of the Russian Federation. The method used in this research is qualitative descriptive analysis. The theory used in this research is Roland Barthes (1972) semiotic denotation and connotation. The argument of this research reveals a new image of Vladimir Putin as a leader who is modern, social, understands technology and supports digitalization innovation in Russia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Lazuardy Firdauz
"Praktik influencer marketing dalam dunia pemasaran semakin digandrungi oleh banyak pihak dan tidak terkecuali dalam komunikasi pemasaran politik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model penelitian komunikasi pemasaran bisnis melalui peran Social Media Influencer ke dalam konteks proses komunikasi pemasaran politik untuk Political Brand Attitudes dan intensi memilih. Dengan melibatkan variabel mediasi kredibilitas Social Media Influencer (SMI’s Source credibility), penelitian ini ingin melihat hubungan antara Social Media Influencer dengan Political Brand Attitudes dan Voting Intention untuk Pemilu Presiden 2024. Dari sebanyak 163 responden yang terkumpul, dilakukan analisis data melalui pendekatan Confirmatory Composite Analysis (CCA) dalam sistematika metode kuantitatif dengan Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) yang dioperasikan melalui aplikasi Smart PLS versi 3.0. Temuan menunjukkan, variabel mediator Attractiveness dan Similarity secara positif memediasi hubungan antara Social Media Influencer dengan Political Brand Attitudes. Sementara variabel Expertise dan Trustworthiness tidak mampu memediasi keduanya. Penelitian ini ingin berkontribusi dalam pengembangan studi influencer marketing untuk konteks pemasaran politik.

The practice of influencer marketing in marketing is increasingly coveted by various stakeholders, including within the domain of political marketing communication. This study examines the mainstream marketing communication research model by incorporating the role of Social Media Influencers within political marketing communication processes, specifically targeting Political Brand Attitudes and voting intentions for the upcoming 2024 Presidential Election. By incorporating the mediating variable of Social Media Influencer's source credibility, this research explores the relationship between Social Media Influencers and Political Brand Attitudes and Voting Intentions for the 2024 Presidential Election. At least 163 respondents participated in this study. To analyze the data, this study utilizes the Confirmatory Composite Analysis (CCA) approach within the systematic framework of quantitative methods, employing the Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) technique facilitated by the Smart PLS version 3.0. The findings reveal that the mediator variables of Attractiveness and Similarity positively mediate the relationship between Social Media Influencers and Political Brand Attitudes. Conversely, the variables of Expertise and Trustworthiness were found to be insufficient mediators. Ultimately, this research aims to contribute to advancing influencer marketing studies within the political marketing context."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kevin Hadi Saputra
"Kolaborasi antara Tomoro Coffee dan The Garfield Movie menawarkan wawasan menarik mengenai pembentukan citra merek melalui pemasaran kolaboratif. Terlebih penggunaan media sosial Instagram dan TikTok dalam mengekspansi pemasaran kepada khalayak. Penelitian ini mengkaji bagaimana integrasi antara dua merek dalam kampanye pemasaran di media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen. Dengan memanfaatkan karakter populer Garfield, Tomoro Coffee bertujuan untuk menarik penggemar film dan pecinta kopi. Menciptakan sebuah sinergi dalam sebuah pemasaran untuk memperkuat kehadiran kedua merek di pasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis konten media sosial beserta respons konsumen yang didapatkan terhadap kampanye pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi positif dalam pembentukan citra merek, meskipun terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan kampanye yang berpotensi dapat merusak citra merek.

The collaboration between Tomoro Coffee and The Garfield Movie provides intriguing insights into brand image building through collaborative marketing. Particularly through the use of social media platforms like Instagram and TikTok to expand market reach. This study examines how the integration of two brands in a social media marketing campaign can influence consumer perceptions and behaviors. By leveraging the popular character Garfield, Tomoro Coffee aims to attract both movie fans and coffee enthusiasts. Creating a synergy in marketing to strengthen the presence of both brands in the market. This research employs qualitative methods to analyze social media content and consumer responses to the marketing campaign. The findings indicate positive interactions in brand image building, although there are some challenges in campaign execution that could potentially damage the brand image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amartya Maulana Insan
"Penelitian ini menganalisis perilaku pencarian informasi Generasi Z melalui media sosial pada Pemilu 2024 yang penuh dengan tantangan dalam verifikasi informasi karena banyaknya hoaks di media sosial dan bias konfirmasi yang mempengaruhi penerimaan informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, wawancara semi-terstruktur, dan purposive sampling, penelitian ini melibatkan informan berusia 19 hingga 24 tahun yang berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z memulai pencarian informasi melalui platform seperti TikTok dan Instagram, menggunakan fitur "For Your Page" (FYP) untuk konten yang relevan dan singkat. Proses pencarian informasi melibatkan beberapa tahapan, dari starting hingga ending. Tantangan utama yang dihadapi adalah keberlimpahan informasi dan bias konfirmasi, yang menyebabkan kesulitan dalam membedakan antara fakta dan hoaks. Informan cenderung mengabaikan informasi yang bertentangan dengan keyakinan mereka, yang memperkuat preferensi politik yang sudah ada. Penelitian ini memberikan wawasan bagaimana Generasi Z menggunakan media sosial untuk mencari informasi politik dan tantangan yang mereka hadapi.

This study analyses the information-seeking behaviour of Generation Z through social media during the 2024 election, which is fraught with challenges in verifying information due to the prevalence of hoaxes on social media and confirmation bias affecting information reception. Using a qualitative approach, semi-structured interviews, and purposive sampling, this research involves informants aged 19 to 24 years residing in Jakarta. The findings show that Generation Z starts their information search through platforms like TikTok and Instagram, using the "For Your Page" (FYP) feature for relevant and concise content. The information-seeking process involves several stages, from starting to ending. The main challenges faced are information overload and confirmation bias, which make it difficult to distinguish between facts and hoaxes. Informants tend to ignore information that contradicts their beliefs, reinforcing existing political preferences. This study provides insights into how Generation Z uses social media to seek political information and the challenges they face.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doryntan Martalenta
"Proses demokrasi di Indonesia mencapai puncaknya melalui pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagai sebuah babak baru bagi bangsa Indonesia. Pesta demokrasi ini tidak dapat dirasakan secara maksimal apabila tidak adanya dukungan dari partisipasi seluruh warga Indonesia. Pada kenyataannya, para pemilih kurang memiliki kemampuan dalam mengingat banyaknya partai-partai politik, program-program yang ditawarkan, ataupun kandidat politik yang didukung oleh partai politik. Oleh karena itu, diperlukannya langkah-langkah yang dilakukan oleh para kandidat politik untuk mencapai target suaranya dan dikenal oleh para pemilih. Langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan strategi, termasuk menerapkan pemasaran politik, yaitu sebuah cara atau metode pemasaran untuk membantu membangun hubungan antara kandidat politik dan masyarakat. Jumlah pemilih muda di Indonesia cukup besar, sehingga posisi strategi kelompok pemilih muda beserta faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku pemilih muda menjadi celah yang dimanfaatkan oleh beberapa kepentingan politik untuk mencapai suara lebih dalam memenangkan pemilu. Fokus penelitian ini ialah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih muda melalui isu-isu dan kebijakan politik, citra kandidat, peristiwa muktahir, peristiwa personal, citra sosial, keyakinan agama, pengaruh teman dan keluarga, serta media sosial.

The democratic process in Indonesia had reached its peak through the general election of President and Vice President as a new chapter for the people of Indonesia. This democratic party could not be perceived to the fullest when there was a lack of support from all Indonesian people. In reality, the voters did not have the sufficient knowledge in political parties, programs offered, or the political candidates who was supported by the political party. Therefore, there are several stages needed to be done by the political candidates in order to achieve its vote target and to be known by the voters. Those stages shall be done with the following strategies, including the political marketing, in which can be defined as a marketing method in order to develop the relationship between the political candidate and society. The amount of young voters in Indonesia are relatively large, therefore the strategic position of the young voters as well as several factors which underlying the behavior of young voters are used by several political interests in order to achieve its vote and win the general election. The focus of this research is to examine factors which influence the behavior of young voters through issues and political policies, image of a candidate, current event, personal events, social image, religious beliefs, friends and family influence, as well as social media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinatrya Perdana Bayu Aji
"Media sosial kini telah menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dengan banyak fungsi, menjadi sumber informasi utama yang melampaui media massa, terlepas dari isu misinformasi dan disinformasi yang berkepanjangan. Meskipun banyak misinformasi yang dapat ditemukan di media sosial, berbagai bentuk informasi juga menjadi alasan orang mencari sumber di media sosial. Media sosial terkadang bisa menjadi kritis, terutama untuk acara-acara khusus, seperti pemilihan presiden. Artikel ini menjelaskan tentang dampak media sosial terhadap perilaku politik masyarakat dalam pemilihan presiden. Tinjauan pustaka dilakukan untuk membandingkan berbagai argumen bacaan. Kesimpulannya, media sosial sangat mempengaruhi perilaku politik masyarakat, sehingga diharapkan pembaca lebih bijak dalam menyikapi peristiwa semacam ini.

Social media has now become one of the most used applications for people with many functions, being the primary source of information that surpasses mass media, regardless of a prolonged issue of misinformation and disinformation. Despite much misinformation that can be found in social media, its various forms of information are also why people look for sources in social media. Social media can sometimes be critical, especially for special occasions such as presidential elections. This article explains the impact of social media on people's political behavior in presidential elections. A literature review was conducted to compare various readings' arguments. In conclusion, social media hugely affects people's political behavior, and as a result, hopefully, readers will be more thoughtful in responding to these kinds of events."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shakira Raziq Setiawan
"Artikel ini menjelaskan perbandingan kampanye kepresidenan Prabowo Subianto antara Pilpres 2019 dan 2024. Pemilu 2024 merupakan pemilu keempat kalinya bagi Prabowo untuk maju dalam pemilu (BBC News Indonesia, 2019). Selain itu, setengah dari total pemilih adalah anak muda, yaitu Gen Z (Wejak, 2024). Penggunaan media sosial telah mengubah lingkungan kampanye dalam beberapa kampanye terakhir, terutama dalam membangun citra politik bagi para pemimpin. Dengan menggunakan tujuh dimensi framing dari Hallahan (1999) dan mengambil studi kasus dari kampanye Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 dan Pemilu 2024, penelitian ini menguji dimensi framing dengan membandingkan konten kampanye melalui aplikasi media sosial Instagram dari dua akun: Prabowo-Sandiaga dan Prabowo-Gibran. Penelitian ini berargumen bahwa penggunaan strategi pembingkaian Prabowo di media sosial telah berevolusi dari pemilihan presiden 2019 hingga 2024, dan perubahan dalam citra politik dan teknik komunikasinya berperan penting dalam membentuk wacana politik dan memengaruhi sikap pemilih.
This article describes the comparison of Prabowo Subianto presidential campaign between the 2019 and 2024 presidential election. The 2024 elections are the fourth time for Prabowo running in the elections (BBC News Indonesia, 2019). Moreover, more than a half of the total electorate are young voters, which are Gen Z (Wejak, 2024). The use of social media has changed the campaign environment in recent campaigns, especially for building political image for leaders. Using the seven dimension of framing by Hallahan (1999) and taking the case of Prabowo Subianto campaign in 2019 and 2024 election, this study examines the framing dimensions by comparing the campaign contents from social media application Instagram of two accounts: Prabowo-Sandiaga and Prabowo-Gibran. This paper argues that Prabowo's use of framing strategies on social media has evolved from the 2019 to the 2024 presidential election, and these changes in his political image and communication techniques are instrumental in shaping political discourse and influencing voter attitudes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>