Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Bintang Setya Abimanyu
"Selama perancangan pesawat terbang, tegangan sangat memengaruhi masa hidup pesawat. Jika tegangan lokal jauh lebih tinggi daripada tegangan di sekitarnya (Kt), itu disebut konsentrasi tegangan. Dua faktor mempengaruhi tegangan lokal maksimum dalam rivet pada struktur sambungan logam Double Shear: tegangan dari distribusi beban fastener dan tegangan bypass dari beban sisa pengikat. Fleksibilitas fastener, yang diukur dengan teknik Tate dan Rosenfeld atau Huth, memengaruhi distribusi beban ini. Kedua metode memiliki perbedaan maksimum 2,81% dalam perhitungan tegangan lokal. Dengan menggunakan perangkat lunak MSC Patran dan MSC Nastran, distribusi beban hingga tegangan lokal maksimum di setiap area dapat dihitung dan divisualisasikan menggunakan dua model FEM. Model Elemen Bush 1D dan model FEM dengan lubang menghasilkan nilai tertinggi 3,89%, sementara metode analitik menghasilkan nilai tertinggi 14,48%. Selanjutnya, faktor intensitas tegangan (K), suatu ukuran tegangan di ujung retakan yang sebanding dengan laju pertumbuhan retakan, dipengaruhi oleh konsentrasi tegangan. Dalam rivet pada struktur sambungan logam Double Shear, faktor intensitas tegangan (K) diperhitungkan dengan mempertimbangkan spektrum tegangan dan faktor koreksi geometri. Faktor intensitas tegangan (K) dapat dihitung dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak analisis retakan atau metode pelepasan energi.

Stress has a major impact on an aircraft's fatigue life during design. Stress concentration measures a place where local stress is much higher than surrounding stress (Kt). In riveted double shear metal joint structures, the maximum local stress is influenced by two factors, bearing stress from the fastener's load distribution and bypass stress from the fastener's residual load. This distribution load is impacted by fastener flexibility, which measures stiffness using methods by Tate and Rosenfeld or Huth. The maximum local stress calculation difference between both methods is 2.81%. Using MSC Patran and MSC Nastran software, distribution load up to the maximum local stress in each area may be calculated and visualized using two different FEM model, 1D Bush Element and FEM model using hole resulting highest value 3.89%. While compared to analytical method the highest maximum difference is 14.48%. Furthermore, stress concentrations influence the stress intensity factor (K), a measure of stress at a crack's tip, proportional to crack growth rate. Determining the stress intensity factor (K) on the riveted double shear metal joint structures are considering two factors, stress spectrum and geometry correction factor. The stress intensity factor (K) is able calculated and analyzed using crack software analysis or the energy release method, which provides a similar pattern."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Boris Ernest Halasan
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, dibahas mengenai analisis tepat guna untuk mensimulasikan salah satu fase kritis dalam manuver pesawat, yaitu manuver tinggal landas (take off). Parameter spesifik yang diteliti dan dikembangkan dalam penelitian ini merupakan jarak tinggal landas. Pesawat yang diteliti merupakan pesawat berpenumpang dengan penggerak baling-baling (propeller) sehingga kemampuan untuk bermanuver tinggal landas harus disesuaikan dengan ketentuan regulasi Nasional CASR 23. Untuk mendapatkan jarak tinggal landas yang minimal dan tetap sesuai dengan ketentuan regulasi Nasional CASR 23, diperlukan teknik pengendalian tertentu dalam berbagai kondisi manuver tinggal landas. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan metode integrasi numerik yang merepresentasikan gerak pesawat sepanjang lintasan tinggal landas sampai ketinggian rintangan (screen height) yang dibagi dalam segmen waktu. Teknik pengendalian yang diperlukan untuk meminimalkan jarak tinggal landas diberlakukan ketika mensimulasikan dinamika gerak pesawat dimulai dari segmen rotasi sampai dengan ketinggian rintangan (screen height). Dalam simulasi dinamika pesawat sepanjang lintasan terbang (flight path), defleksi elevator divariasikan hingga mencapai defleksi optimal untuk menghasilkan jarak tinggal landas yang minimal dan daftar kecepatan (speed schedule) yang tetap sesuai dengan ketentuan regulasi Nasional CASR 23. Penelitian defleksi elevator ini menghasilkan jarak tinggal landas pesawat kurang dari 450 m untuk setiap kondisi atmosfer.

ABSTRACT
In this study, discussed about appropriate analysis to simulate a critical phase on aircraft maneuver, which is take off maneuver. This study specifically concerns and develops about take off distance. The aircraft inspected in this study is small, commercial, and propeller-driven aircraft that must be adapted to CASR 23. Expeditious control technique is required to be able for various kind of take off conditions and to obtain minimum take off distance and also keep speed schedule fit to CASR 23. This study uses numerical integration method which simulates aircraft motion through the length of flight path until it reaches screen height. The simulation of aircraft motion is segmented by time functions. The way to minimize take off distance is enacted when simulating aircraft motion dynamically from rotational speed to screen height. In simulating aircraft motion dynamically along the flight path, elevator deflection is varied until we have an optimal elevator deflection which have to be inputted by pilot to obtain minimum take off distance and adapting speed schedule to CASR 23. This optimized input elevator in this research obtains take off distance less than 450 m.
"
2016
S65268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Ardiansyah
"Pesawat berpenumpang 19 orang dimodifikasi agar dapat mendarat di air dengan menggubah roda pendaratan dengan float. Float yang digunakan merupakan produk impor yang sebelumnya telah digunakan oleh pesawat sejenis. Float harus dapat menopang pesawat dan dapat menerima beban impak saat mendarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah float yang merupakan produk impor tersebut dapat digunakan pada pesawat berpenumpang 19 serta meneliti pengaruh yang terjadi pada pelampung ketika melakukan pendaratan dipermukaan air. Tegangan dan displacement merupakan keluaran simulasi yang menjadi fokus penelitian. Parameter tersebut didapat dengan cara simulasi numerik pendaratan float dengan beberapa parameter seperti: kecepatan pendaratan dan massa pesawat.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa float dengan konfigurasi ketebalan sesuai dengan yang dikeluarkan oleh produsen, struktur utama (keel, sisterkeel, chine, gunwall) sebesar 3,5 mm serta wear strip sebesar 12 mm dapat digunakan pada pesawat berpenumpang 19 orang pada kecepatan landing 54 knots dan maximum landing weight 6.940 Kg. Selain itu diketahui juga bahwa semakin cepat kecepatan dan massa semakin berat pesawat maka stress dari float menjadi lebih besar. Serta didapat bahwa kecepatan merupakan faktor paling berpengaruh dalam keluaran hasil simulasi. Dengan bertambahnya kecepatan sebesar 40,7% maka penambahan beban menjadi 98,1%, sedangkan peningkatan massa sebesar 4,8% tidak memberikan penambahan beban yang terlalu besar yaitu sebesar 3,2%.

The 19-person aircraft was modified so that it could land on water by changing the landing gear with a float. The float used is an imported product that had previously been used by similar aircraft. Float must be able to support the aircraft and be able to take impact loads when landing. This study aims to determine whether the float which is an imported product can be used on passenger aircraft 19 and examine the effect that occurs on the buoy when landing on the surface of water. Stress and displacement are the output of the simulation that is the focus of research. These parameters are obtained by numerical simulation of a float landing with several parameters such as: landing speed and mass of the aircraft.
From the results of the study found that the float with a thickness configuration in accordance with issued by the manufacturer, the main structure (keel, sisterkeel, chine, gunwall) of 3.5 mm and wear strip 12 mm can be used on 19 passenger aircraft at a landing speed of 54 knots and a maximum landing weight of 6,940 kg. It is also known that the faster the speed and the heavier mass of the plane, the greater the stress from the float. And it is found that speed is the most influential factor in the output of simulation results. With an increase in speed of 40.7%, the addition of the load to 98.1%, while an increase in mass of 4.8% does not provide an increase in the burden that is too large, amounting to 3.2%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiratama Dhaneswara Sungkono
"Tren penggunaan struktur facade di bangunan gedung sebagai upaya untuk menjadikannya sebagai Green Building kian meningkat. Di balik segala pengaruh positifnya terhadap konvervasi energi dan kenyamanan bangunan gedung, facade memiliki kecenderungan untuk meningkatkan risiko kebakaran di bangunan gedung, sehingga diperlukan sistem proteksi kebakaran aktif seperti water mist. Karya tulis ini bertujuan untuk membahas beberapa permasalahan seputar kebakaran dalam ruang atau bangunan dengan fitur Double-Skin Facade yaitu pengaruh penyemprotan water mist terhadap pergerakan api dan asap di dalam rongga facade dan penyebaran temperatur di dalam rongga facade. Metode penelitian yang digunakan adalah metode simulasi dengan menggunakan software Fire Dynamic Simulator. Simulasi dilakukan dalam dua tahap yaitu simulasi tanpa water mist dan dengan water mist dengan variasi water spray density (Densitas Penyemprotan Air) 4,89 L/menit.m2, 5,67 L/menit.m2, 6,53 L/menit.m2 dan 7,3 L/menit.m2.  Hasil yang didapat dari kedua tahap simulasi tersebut berbentuk data kuantitatif berupa temperatur dan kecepatan aliran, dan data kualitatif berupa gambaran penyebaran asap dan api. Berdasarkan kedua tahap simulasi tersebut penulis kemudian dapat merangkum bahwa penyemprotan water mist pada rongga Double-Skin Facade berpengaruh terhadap penurunan temperatur dan perubahan arah dan besar kecepatan aliran pada rongga facade dan kenaikan temperatur kotak pembakaran. Untuk mengukur besaran kuantitatif pada water mist, penulis juga melakukan analisis terhadap hubungan nilai water spray density terhadap penurunan temperatur pada rongga facade. Hasilnya nilai water spray density berbanding lurus terhadap penurunan temperatur pada rongga.

The trend of the usage of the Facade structure in buildings as part of the effort of building a Green Building is rising. Despite every positive effect towards conserving energy and increasing comfort for the occupant of buildings, Facade tends to increase the risk of fire in buildings, therefore an active fire protection tools such as water mist is needed. This thesis aims to review several problems around the Fire Safety of the usage of Facade in buildings, such as the effect of water mist spraying into the facade cavity to the movement of fire and smoke in that particular area and to identify the temperature distribution both in the cavity and in the room. The main method that was used is simulating this phenomenon with Fire Dynamic Simulator. The simulation was conducted in two steps which were simulation without and with water mist with water spray density variation of 4,89 L/menit.m2,  5,67 L/menit.m2 , 6,53 L/menit.m2 , dan 7,3 L/menit.m2.The author's found out that spraying water mist into the facade cavity could decrease the temperature in the facade cavity and some parts of the room. Not only that but it also affected the direction and the value of the velocity both in the facade cavity and in the room. Another important thing is the relationship between water spray density and the decreasing of temperature were aligned."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Cahyoabdi
"Torch brazing adalah salah satu metode brazing berdasarkan sumber panas. Metode ini dalam proses penyambungan logam tergolong liquid-solid state thermochemical dan pada umumnya digunakan dalam penyambungan pipa. Proses brazing ini memanaskan logam pengisi hingga mencapai titik leleh tanpa melampaui titik leleh logam dasar yang akan disambung. Logam pengisi akan memberikan sambungan yang kuat pada logam dasar setelah mengalami pendinginan. Pemberian tekanan dan panjang lap joint pada proses brazing akan berpengaruh pada kualitas sambungan.
Pada penelitian ini akan diketahui pengaruh tekanan dan panjang lap joint terhadap kekuatan sambungan pipa baja rendah karbon bundy dan tembaga C1100T. Konfigurasi yang paling optimal pada panjang lap joint akan diketahui dari hasil beban tarik. Beban tarik dan jarak antar sambungan adalah faktor yang mempengaruhi kekuatan dari sambungan brazing. Hasil penelitian menunjukkan tekanan memiliki pengaruh lebih besar daripada panjaang lap joint terhadap logam tak sejenis menggunakan torch brazing.

Torch brazing is one method of brazing based on the heat source. This method as the process of joining metals in classified as liquid-solid state thermochemical and generally used in the joining pipe. This process heats the brazing filler metal until it reaches the melting point without exceeding the melting point of the base metals to be joined. The filler metal will give strong joining to the base metal after cooling. Giving pressure and length of lap joint in the brazing process will affect the quality of the joining.
This research will investigate the effect of pressure and length of lap joint to joint strength of low carbon steel bundy tube and C1100T copper. The most optimal configuration between length of lap joint will be known from the result of shear load, which are the factors that affect joint strength of brazing. The result shows that the pressure have effect bigger than length of lap joint for dissimilar metal using torch brazing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan
"Torch brazing adalah salah satu metode brazing berdasarkan sumber panas. Metode ini dalam proses penyambungan logam tergolong liquid-solid state thermochemical dan pada umumnya digunakan dalam penyambungan pipa. Proses brazing ini memanaskan logam pengisi hingga mencapai titik leleh tanpa melampaui titik leleh logam dasar yang akan disambung. Logam pengisi akan memberikan sambungan yang kuat pada logam dasar setelah mengalami pendinginan. Pemberian tekanan dan panjang lap joint pada proses brazing akan berpengaruh pada kualitas sambungan. Pada penelitian ini akan diketahui pengaruh tekanan dan panjang lap joint terhadap kekuatan sambungan baja BJ DD2 dan tembaga C12000. Konfigurasi yang paling optimal antara tekanan dan panjang lap joint akan diketahui dari hasil beban tarik dan jarak antar sambungan. Beban tarik dan jarak antar sambungan adalah faktor yang mempengaruhi kekuatan dari sambungan brazing. Semakin besar beban tarik dan semakin kecil jarak antar sambungan akan meningkatkan kekuatan sambungan. Hasil penelitian menunjukkan tekanan memiliki pengaruh lebih besar daripada panjang lap joint terhadap logam tak sejenis menggunakan torch brazing.

Torch brazing is one method of brazing based on the heat source. This method as the process of joining metals in classified as liquid-solid state thermochemical and generally used in the joining pipe. This process heats the brazing filler metal until it reaches the melting point without exceeding the melting point of the base metals to be joined. The filler metal will give strong joining to the base metal after cooling. Giving pressure and length of lap joint in the brazing process will affect the quality of the joining. This research will investigate the effect of pressure and length of lap joint to joint strength of BJ DD2 steel and C12000 copper. The most optimal configuration between pressure and length of lap joint will be known from the result of shear load and joint clearance, which are the factors that affect joint strength of brazing. The bigger shear load and the smaller joint clearance will increase of joint strength. The result shows that the pressure have effect bigger than length of lap joint for dissimilar metal using torch brazing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu Adhinugroho
"Menjelang diberlakukannya pasar bebas pada tahun 2020 dan juga AFTA pada tahun 2003, maka setiap perusahaan di Indonesia harus mempersiapkan diri untuk mampu bersaing secara bebas tanpa dapat lagi diproteksi oleh pemerintah melalui berbagai aturan yang dibuat. Pada saat tersebut perkembangan sebuah perusahaan akan sangat bergantung pada cara-cara perusahaan tersebut menyiasati perubahan-perubahan di dalam lingkungan bisnis yang akan terjadi. Hal ini berlaku pula dalam bisnis penerbangan komersial, khususnya penerbangan berjadwal di Indonesia. Pada saat ini dengan diberlakukannya kebijakan udara terbuka yang terbatas, semakin banyak perusahaan penerbangan asing yang menerbangi jalur penerbangan di Indonesia.
PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai salah satu perusahaan penerbangan berjadwal milik pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selain memiliki fungsi bisnis, juga menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan. Hal ini merupakan suatu dilema bagi perusahaan karena tidak dapat beroperasi pada skala ekonomis. Sehingga perusahaan harus melakukan strategi pemasaran khusus dalam rangka menghadapi persaingan global.
Teknik penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines, dan berupaya pula untuk melihat permasalahan yang ada. Studi lapangan yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara langsung dimaksudkan untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran pada perusahaan. Dengan bantuan sumber data yang berupa data primer yang diperoleh dari subjek penelitian dan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perusahaan sedang mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain adalah kondisi perekonomian, stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif bagi dunia usaha, menurunnya daya beli masyarakat serta kesalahan dalam manajemen perusahaan itu sendiri. Akibat dari kondisi penurunan ini, perusahaan harus membuat serangkaian perubahan yang bersifat manajerial terutama yang menyangkut masalah strategi pemasaran jasa angkutan penerbangan berjadwal.
Adapun strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh PT. Merpati Nusantara Airlines adalah dengan mengupayakan angkutan barang/kargo udara dalam setiap penerbangan reguler berjadwal, karena hanya dengan cara ini perusahaan dapat bertahan dalam kondisi usaha yang sedang menurun dan bahkan akan sangat membantu perusahaan dalam segi peningkatan perolehan laba yang akan dipergunakan untuk menutupi kerugian operasional yang terjadi selama ini serta untuk ekspansi usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Febriyanto
"Telah dilakukan penelitian untuk membuat material komposit sandwich dengan menggunakan epoxy dan lamina E-glass sebagai kulit dan polyurethane foam sebagai inti. Pembuatan material menggunakan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI), dan dibagi menjadi empat jenis material. Uji tarik dan uji tekan dilakukan untuk mengukur kekuatan mekanik material dan mengkarakterisasi jenis spesimen yang baik untuk digunakan dalam aplikasi kapal bersayap Wing in Surface Effect-8 (WiSE-8). Dari hasil pengujian didapatkan kekuatan mekanik terbaik dari panel III yang memiliki empat lapisan fiber dengan arah serat 0o, 90o, +45o, -45o dengan kuat tarik dan kuat tekan masing?masing bernilai 28,18 MPa 5,75 MPa. Kerusakan yang terjadi pada material berupa patahan yang dimulai dengan kegagalan pada inti dilanjutkan dengan kegagalan pada kulit akibat pengujian mekanik dilihat dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Sandwich composite materials consisting of epoxy and lamina E-glass as the facing layer dan polyurethane foam as the core layer. The materials were manufactured using a Vacuum Assisted Resing Infussion (VARI) method, the products were classified into four types of panels, panel I, II, III, and IV. Tensile and flextural tests applied to the materials to measure the mechanical strengths and to characterize whether is applicable for WiSE-8 application. The mechanical properties were obtained from panel III which consisted of four layers and a fibre direction of 0o, 90o,+45o, -45o. The tensile and flextural strengths were 28,18 MPa and 5,75 Mpa respectively. Scanning Electron Microscope (SEM) observation of the mechanical tested sampler showed that the failure of the materials started from the core and propagated to the facing layer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desriansyah Yudha Herwanto
"Pesawat udara nir awak atau PUNA merupakan teknologi yang sedang berkembang di beberapa negara termasuk Indonesia. PUNA banyak dimanfaatkan untuk kepentingan eksplorasi, pemetaan, penyelamatan, dan pemantauan lewat udara. Untuk mengirimkan data pengamatan dari udara, dibutuhkan transmitter yang dipasang pada pesawat dan salah satu komponen penting penyusunnya adalah antena. Antena yang dipasang pada pesawat harus mempunyai ukuran kecil dan bobot yang ringan, karena pesawat tanpa awak mempunyai payload yang tidak terlalu besar. Pada skripsi ini akan dilakukan perancangan antena mikrostrip susun dengan pola radiasi omnidirectional dan bekerja pada frekuensi 5.6 GHz. Selain itu, antena juga mempunyai polarisasi melingkar. Sehingga dapat mendukung mobilitas pesawat.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa return loss antena single elemen antara 5.5 – 5.7 GHz sudah berada <-10 dB, bandwidth antena 1.13 GHz (<-10 dB) dan gain yang didapatkan sebesar 7.031 dB. Begitu juga pada antena susun 4 elemen, bandwidth antena pada return loss <-10 dB adalah 980 MHz (5.22 – 6.2 GHz) dan gain sebesar 7.142 dB. Kemudian, dilakukan validasi antena dengan pengukuran di ruang anechoic chamber. Hasil pengukuran untuk single elemen menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 5.224 – 6.176 GHz GHz dengan bandwidth sekitar 952 MHz, return loss pada frekuensi 5.6 GHz adalah - 14.25 dB dengan gain 6.88 dBi, dan polarisasi melingkar. Sedangkan untuk antena susun 4 elemen (dipasang pada badan pesawat), bekerja pada frekuensi 5 - 5.77 GHz dengan bandwidth 770 MHz (<-10 dB), return loss pada frekuensi 5.6 GHz adalah -13.94 dB dengan gain 9.271 dBi, pola radiasi mendekati bentuk omnidirectional, dan polarisasi melingkar.

Unmanned Aerial Vahicle or UAV is a technology which is developing in severeal countries, including Indonesia. UAV widely used for eksploring, mapping, rescuing, dan monitoring from air. To transmit the data, UAV need transmitter that mounted on the aircraft and one of the importent constituent component is antenna. Antena must be small and light weight, because UAV has few payload. In this research, a microstrip array antenna with omnidirectional radiation pattern and operating in the 5.6 GHz was design, fabricated and measured. In addition, the antenna also has circular polarization to support mobility of the aircraft.
The simulation result show that return loss of the single elemen between 5.5-5.7 GHz is under -10 dB, bandwidth 1.13 GHz, and the gain 7.031 dBi. Also the four elemen array antenna has 980 MHz bandwidth (5.11 - 6.2 GHz) at return loss <- 10 dB and gain 7.142 dBi. The antennas are validated by the measurement that is conducted in an anechoic chamber. The result show that single elemen works at frequency 5.224 – 6.176 GHz with the bandwidth 952 MHz, return loss at 5.6 GHz is -14.25 dB, the gain 6.88 dBi, and circular polarization. In addition, for four elemen array antenna (put in aircraft body) works at frequency 5 – 5.77 GHz with the bandwidth 770 MHz (<-10 dB), return loss at 5.6 GHz is -13.94 dB, gain 9.271 dBi, the radiation pattern like omnidirectional, and has circular polarization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
WPP 22(1-5)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>