Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Daniarizki Hamdani
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tantangan yang dihadapi oleh manajer perempuan serta gambaran mengenai sumber dan bentuk dukungan sosial yang didapatkan dalam mengatasi tantangan tersebut. Fenomena perempuan bekerja telah mengalami perkembangan yang signifikan dengan banyaknya perempuan yang memasuki industri formal salah satunya industri perbankan. Banyak perusahaan telah menerapkan kebijakan kesetaraan dan kesempatan pengembangan karier sehingga jumlah manajer perempuan semakin meningkat. Seorang manajer memiliki peran dan keterampilan yang harus dimiliki, serta tidak jarang mengalami tantangan dalam kepemimpinan, manajemen waktu, adaptasi yang cepat, dan pengambilan keputusan. Tantangan tersebut menjadikan seorang manajer perempuan mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dengan tanggung jawab keluarga. Hal ini berdampak kepada kesejahteraan individu baik dari segi fisik maupun emosional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan kajian literatur. Informan penelitian adalah manajer perempuan di PT Bank X Tbk. Penelitian dilakukan dalam periode Januari hingga Juni 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajer perempuan mengalami berbagai tantangan atau permasalahan, baik yang berkaitan dengan pekerjaan seperti beban kerja dan waktu yang panjang, maupun tantangan keluarga seperti tanggung jawab sebagai istri dan ibu. Dukungan sosial yang diterima mencakup dukungan dari keluarga inti (pasangan dan anak), keluarga besar (orang tua dan mertua), serta lingkungan seperti rekan kerja dan perusahaan. Bentuk dukungan ini meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pembahasan terkait kesejahteraan pekerja. Dengan adanya dukungan sosial yang efektif, memudahkan manajer perempuan untuk mengatasi tantangan pekerjaan dan keluarga. Perusahaan yang menerapkan kebijakan seperti fleksibilitas kerja dan fasilitas, tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pekerja tetapi juga produktivitas dan loyalitas karyawan.

This research aims to describe the challenges faced by female managers as well as an overview of the sources and forms of social support obtained in overcoming these challenges. The phenomenon of working women has experienced significant development. This is proven by the large number of women entering formal industries, one of which is the banking industry. Currently, many companies have implementes policies of equality and career development opportunities so that the number of female managers is increasing. A manager has roles and skills that must be possessed, and often experiences challenges in leadership, time management, adaptation, and decision making. These challenges make it difficult for a women manager to balance work demands with family responsibilities. This has an impact on individual well-being both physically and emotionally. This research uses a qualitative approach by collecting data through interviews, observation, and literature review. The research informant was a women manager at PT Bank X Tbk. The research was conducted inn the period of January to June 2024. The results of this research show that women managers experience various challenges or problems, both work-related such as workload and long hours, as well as family challenges such as responsibilities as wives and mothers. The social support received includes support from the nuclear family (spouse and children), extended family (parents and in-laws), and the environment such as colleagues and companies. This form of support includes emotional support, appreciation support, instrumental support, informational support, and social network support. This research contribustes to discuss related to worker welfare. With effective social support, it is easier for female managers to overcome work and family challenges. Companies that implement policies such as work flexibility and facilities not only improve worker welfare but also employee productivity and loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrati Asyariri
"ABSTRAK
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mengalami aging population. Fenomena ini memberikan
permasalahan tersendiri bagi lansia, salah satunya depresi. Depresi pada lansia digambarkan dalam salah
satu film Korea berjudul Jugyeojuneun Yeoja atau lebih dikenal dengan judul The Bacchus Lady. Penelitian
ini menjelaskan bagaimana depresi di kalangan masyarakat usia lanjut digambarkan dalam film tersebut.
Penulis menunjukkan faktor-faktor apa saja yang menjadi latar belakang tingkat depresi pada lansia di
Korea dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif analisis. Penelitian
dilakukan dengan mengamati film terlebih dahulu, kemudian menganalisis gambaran depresi pada
masyarakat lanjut usia di Korea yang terdapat dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua
faktor yang ada, kurangnya dukungan sosial dari keluarga sebagai akibat dari lunturnya nilai bakti pada
orang tua merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan gejala depresi pada lansia di
Korea.

ABSTRACT
South Korea is one of countries experiencing aging population. This phenomenon presents its own problems
for the elderly, such as late-life depression. Depression on the elderly is depicted on one of Korean movie
titled Jugyeojuneun Yeoja or known as The Bacchus Lady. This research aims to explain how late-life
depression is depicted on the movie. The author will show the factors related to late-life depression in Korea
which is depicted in the movie using qualitative research method through descriptive analysis approach.
This research will be conducted by observing the movie, then analyzing the depictions of late-life
depression in Korea. The results showed that of all the factors that exist, the lack of social support from the
family as a result of the fading of devotion values to the elderly is the most influential factor in improving
depressive symptoms in the elderly in Korea."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Arta Negara
"Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan kajian bantuan hukum sebagai hak pekerja di PT. Bank X. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa bagaimana bantuan hukum dapat dikategorikan sebagai hak bagi pekerja di industri perbankan yang dikategorikan sebagai high regulated industry yang dalam menjalankan usahanya rentan terpapar risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Lalu, bagaimana ruang lingkup bantuan hukum dimaksud dapat diberikan kepada pekerja serta bagaimana syarat-syarat bantuan hukum yang dapat diberikan kepada pekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian ini menyimpulkan pertama, bahwa bantuan hukum dapat dikategorikan sebagai hak pekerja yang disepakati oleh pekerja dan pemberi kerja yang bergerak industri perbankan. Kedua, ruang lingkup bantuan hukum yang dapat diberikan kepada pekerja dapat berupa bantuan hukum dari perusahaan itu sendiri maupun penggunaan jasa pengacara untuk mendampingi pekerja dalam menghadapi permasalahan hukumnya. Ketiga, bantuan hukum selama ini dikenal sebagai bantuan dibidang hukum yang diberikan secara cuma-cuma kepada masayarakat yang kurang mampu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa bantuan hukum ini diberikan kepada pekerja yang memenuhi syarat-syarat tertentu sehingga menurut penilaian perusahaan layak diberikan bantuan hukum. Bantuan hukum sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja bersama dalam PT. Bank X dan peraturan internal lainnya diharapkan kedepannya dapat diterapkan dalam industri diluar industri perbankan

This research is a legal research with a study of legal assistance as workers' rights in PT. Bank X. The purpose of this study is to analyze how legal assistance can be categorized as a right for workers in the banking industry which is categorized as a high regulated industry which in carrying out its business is vulnerable to exposure to credit risk, market risk, liquidity risk, operational risk, legal risk, reputation risk, strategic risk and compliance risk. Then, what is the scope of the legal assistance that can be provided to workers and what are the requirements for legal assistance that can be provided to workers. The method used in this research is normative legal research. This study concludes first, that legal assistance can be categorized as a worker's right that is agreed upon by workers and employers engaged in the banking industry. Second, the scope of legal assistance that can be provided to workers can be in the form of legal assistance from the company itself or the use of attorney services to assist workers in dealing with their legal problems. Third, legal assistance has so far been known as legal assistance provided free of charge to underprivileged communities, in this study it was found that legal assistance is given to workers who meet certain requirements so that according to the company's assessment it is appropriate to be given legal assistance. Legal assistance as stipulated in the collective labor agreement in PT. Bank X and other internal regulations can be applied in industries outside the banking industry."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Ramadhani
"Dalam sekolah inklusi, Anak Berkebutuhan Khusus ditempatkan dalam satu lingkungan pendidikan yang sama dengan anak reguler. Anak Berkebutuhan Khusus mengalami berbagai permasalahan dalam sekolah inklusi, seperti keterbatasan interaksi, penolakan teman sebaya, kesulitan dalam bidang akademis dan non-akademis. Penelitian ini menggunakan teknik pengamatan serta wawancara untuk menghasilkan hasil yang deskriptif untuk menggambarkan bentuk dukungan sosial bagi Anak Berkebutuhan Khusus dalam sekolah inklusi, serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses pemberian dukungan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru Pendamping Khusus (GPK) merupakan pihak yang paling banyak memberikan dukungan sosial kepada anak-anak berkebutuhan khusus baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru Pendamping Khusus memberikan dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif untuk membantu Anak Berkebutuhan Khusus saat menghadapi permasalahan di Sekolah Inklusi. 

In inclusive schools, children with special needs are placed in the same educational environment as regular children. Children with Special Needs experience various problems in inclusive schools, such as limited interaction, peer rejection, difficulties in the academic and non-academic fields. This study uses observation and interview techniques to produce descriptive results to describe the form of social support for Children with Special Needs in inclusive schools, as well as supporting and inhibiting factors in the process of providing social support. The results of the study show that the Shadow Teachers is the party that provides the most social support to children with special needs both in the classroom and outside the classroom. Shadow Teachers provide social support in the form of emotional support, award support, instrumental support, and informative support to help Children with Special Needs when facing problems in the Inclusion School."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atina Rachmani Anggar Kusuma
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh kewirausahaan korporasi terhadap daya saing Kantor Cabang sebagai perwakilan di industri perbankan. Untuk menjadi unggul, Kantor Cabang harus mampu mengenal dan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Disinilah letak peran kewirausahaan korporasi yakni untuk mengolah potensi bisnis yang dimulai dari hanya sekedar informasi. Sumber informasi tersebut dapat berasal dari linkungan sekitar atau sebagai hasil interaksi Kantor Cabang dengan pihak lain. Penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana pengaruh kapasitas serap dan modal sosial terhadap kewirausahaan korporasi yang mendukung terjadinya keunggulan daya saing. Penelitian dilakukan terhadap Kepala Cabang PT Bank Mandiri Persero Tbk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara kapasitas serap terhadap kewirausahaan korporasi, bahkan secara langsung mempengaruhi keunggulan kompetitif itu sendiri. Modal sosial juga berpengaruh secara positif terhadap kewirausahaan korporasi.

ABSTRACT
This study discusses the effect of corporate entrepreneurship on the competitiveness of branch office as a representative in the banking industry. To excel, Branch Office should be able to recognize and take advantage of the surrounding environment. Therein lies the role of corporate entrepreneurship to cultivate business potential starting from just information. Sources of information may come from surrounding environments or as a result of interaction with the branch office another party. This study attempted to see how they affect the absorptive capacity and social capital to entrepreneurial corporations that contribute to competitive advantage. Research carried out on the branch head PT Bank Mandiri Persero Tbk at Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang. The results show the positive influence of the absorption capacity of the corporate entrepreneurship, and even directly affect the competitive advantage in itself. Social capital also affect positively on corporate entrepreneurship. "
2016
T49160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Yudo Prakoso
"ABSTRAK
Artikel ini mengkaji tentang bagaimana karyawan melakukan mobilitas sosial ke atas di perusahaan perbankan X. Studi-studi sebelumnya memperlihatkan bahwa seseorang melakukan mobilitas sosial ke atas melalui cara pendidikan formal, jaringan sosial, latar belakang keluarga, lamanya berorganisasi, dan status sosial orang tua. Argumentasi dalam tulisan ini bahwa selain cara-cara tersebut terdapat cara lain yaitu mutasi dan pelatihan sebagai alat mobilitas sosial ke atas. Artikel ini dilakukan pada karyawan di perusahaan perbankan X karena tingkat kompetisi yang cukup ketat untuk menjadi manager dan eksekutif. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kriteria informan pernah mengikuti pelatihan, serta dimutasi oleh perusahaan dan mengalami peningkatan tingkat jabatan. Studi ini akan mencari informasi tambahan mengenai aktor yang memutasi guna triangulasi data.

ABSTRACT
This article discuss about how employees perform upward social mobility in X banking companies . The Previous studies discuss formal education, social networking, family background, ever organise, and social status of parents as a tools of social mobility. Argument in this article beside those factors there are another tools that mutation and training as a tools of social mobility. This article was conducted on employees at X banking companies because the level of competition that is tight enough to become manager and executive. This article uses a qualitative method with the criteria of informants who have atended in training, as well as mutated by the company and already has a social mobility increase the job level . This study will seek for additional information about the actors who did mutation in X banking companies to triangulation data."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Teresia Miranti Kesumastuti
"Konstruksi perempuan yang muncul dalam iklan, layar kaca, film maupun media lain menunjukkan salah satu karakter yang dimiliki oleh perempuan yang ideal adalah paras cantik atau menarik. Hal yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan konstruksi sosial kecantikan perempuan yang bekerja di industri media (di belakang layar), apakah sama? Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial dari Berger dan Luckmann. Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan pekerja perempuan khususnya mereka yang bekerja di belakang layar. Hasil penelitian menunjukkan Proses konstruksi sosial pada kecantikan perempuan yang bekerja di insitusi media terjadi melalui momen eksternalisasi, yaitu adanya anggapan bahwa bekerja di institusi media walaupun di belakang layar harus tetap memperhatikan penampilan wajah dan tubuh, lalu ada momen objektivasi yang terbagi dua yaitu karyawan perempuan merasa memang diperlukan untuk tampil menarik kapanpun itu dan sebaliknya merasa apabila tampilan menarik hanya diperlukan jika ada acara besar saja. Terakhir ada momen internalisasi yaitu proses sosialisasi melalui keluarga teman dan lingkunan sekitar yang terjadi pada setiap individu lalu kemudian hadir di momen eksternalisasi kembali.

The construction of women who appear in advertisements, television screens, films and other media shows that one of the characters possessed by the ideal woman is a beautiful or attractive face. The question is, what about the social construction of women's beauty working in the media industry (behind the scenes), is it the same? This study uses Social Construction theory from Berger and Luckmann. In this study the paradigm used is constructivism and using qualitative methods. Data collection was carried out by in-depth interviews with women workers, especially those who worked behind the scenes. The results showed that the social construction process on the beauty of women who work in media institutions occurs through moments of externalization, namely the assumption that working in a media institution even though behind the scenes must still pay attention to the appearance of the face and body, then there is a moment of objectivation divided into two, namely female employees feel it is necessary to look good whenever it is and vice versa feel that if an attractive appearance is only needed if there is a big event. Finally there is the moment of internalization, the process of socialization through family friends and the surrounding environment that occurs in each individual and then present at the moment of externalization again."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahrisa Fauzia
"Perundungan masih menjadi suatu potret negatif pendidikan Indonesia. Perundungan memberikan dampak negatif bagi korban yang dapat mengganggu aktivitasnya sebagai siswa di sekolah maupun ketika berada di rumah. Pada masa remaja, teman sebaya merupakan lingkungan terdekat yang mampu memberikan dukungan sosial bagi siswa korban perundungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perundungan yang terjadi di SMPN X serta menjelaskan bagaimana bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh teman sebaya terhadap remaja korban perundungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif melalui studi literatur dan teknik wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perundungan yang dialami siswa terjadi dalam bentuk fisik maupun verbal. Adapun penyebab terjadinya perundungan yaitu korban yang dianggap sebagai sosok yang lemah dan tak mampu melakukan perlawanan. Pihak sekolah juga telah memiliki peraturan terkait sanksi bagi pelaku, namun dalam pelaksanaannya peraturan tersebut masih belum dijalani secara konsisten. Penelitian ini menunjukkan bahwa teman sebaya menjadi pihak yang paling banyak memberikan dukungan serta bantuan secara langsung ketika korban diusik dan diganggu oleh pelaku. Dukungan sosial tersebut yaitu meliputi dukungan informatif dengan memberikan solusi maupun menjadi penghubung informasi antara guru dengan korban, dukungan penghargaan yaitu dengan menyebutkan hal positif pada diri korban, dukungan instrumental yaitu dengan melaporkan hal ini kepada pihak sekolah maupun membela ketika para pelaku mulai mengusik korban dan dukungan emosional yaitu dengan menjadi tempat curhat dan berkeluh kesah tanpa memberikan penghakiman. Dengan adanya dukungan sosial tersebut, korban pun dapat kembali berfungsi sosial dalam lingkungannya.

Bullying is still a negative portrait of Indonesian education. Bullying has a negative impact on victims that can interfere with their activities as students at school and when they are at home. In adolescence, peers are the closest environment that can provide social support for students who are victims of bullying. This study aims to provide an overview of the bullying that occurs at SMPN X and to explain how the forms of social support provided by peers to young victims of bullying. This study used a qualitative approach with a descriptive design through literature study and interview techniques. The results of this study indicate that the bullying experienced by students occurs in both physical and verbal forms. The cause of bullying is that the victim is considered a weak figure and unable to fight back. The school also has regulations related to sanctions for bullies, but in its implementation these regulations have not been followed consistently. This research shows that peers are the ones who provide the most direct support and assistance when the victim is harassed and bullied by the perpetrator. This social support includes informative support by providing solutions as well as connecting information between teachers and victims, support for appreciation, namely by mentioning positive things about the victim, instrumental support, namely by reporting this to the school and defending when the perpetrators start harassing the victim and support. emotional namely by being a place to vent and complain without giving judgment. With this social support, victims can return to social functions in their environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anita Puri
"Gejala atau perubahan fisik menopause yang terjadi tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek psikologis. Menopause memiliki dampak pada beberapa aspek seperti fisik, mental, sosial dan ekonomi dan kualitas hidup. Dampak yang terjadi pada perempuan menopause dapat diminimalisir dengan adanya dukungan sosial yang diberikan kepada perempuan menopause. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial ini salah satunya adalah hubungan intimasi dengan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran dukungan sosial dan intimasi dengan pasangan serta hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 110 responden yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengambilan data menggunakan Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data demografi, terjemahan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Experience in Close Relationship (ECR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,9% perempuan menopause mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 61,8% memiliki intimasi dengan pasangan yang aman atau baik (secure). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause (p value <0,001). Hasil temuan penelitian ini merekomendasikan perlunya mempertahankan dalam memberikan dukungan sosial yang adekuat kepada perempuan menopause. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berhubungan terhadap intimasi dengan pasangan selain dukungan sosial.

The symptoms or physical changes that occur during menopause undoubtedly impact various aspects of life, one of which is the psychological aspect. Menopause affects several facets such as physical, mental, social, economic, and overall quality of life. The impact on menopausal women can be mitigated through the social support provided to them. One of the factors that influence this social support is the close relationship with a partner. The purpose of this study was to identify the description of social support and close relationship with a partner and the correlation between social support and close relationshop with a partner in menopausal women. This cross-sectional study involved 110 respondents selected using convenience sampling techniques. Data collection included demographic questionnaires, translations of The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Experience in Close Relationship (ECR) scale. The results of this study showed that 60.9% of menopausal women had high social support and 61.8% had secure intimacy with their partners. The main result show that there is a significant relationship between social support and close relationship with partners among menopausal women (p value <0.001). The findings of this study recommend the need to maintain in providing adequate social support to menopausal women. Recommendations for future research are to identify other factors related to intimacy with partners besides social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joula Timisela
"Dukungan sosial diperlukan perempuan positif HIV untuk menghadapi stigma HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV pada perempuan positif HIV. Desain penelitian ini yaitu potong lintang analitik. Sampel penelitian berjumlah 106 perempuan positif HIV, berusia 15-60 tahun. Penilaian dukungan sosial menggunakan kuesioner MOS-SS yang telah dimodifikasi, sedangkan penilaian terhadap stigma HIV menggunakan kuesioner Berger Stigma Scale versi bahasa Indonesia.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan stigma HIV (p=0,024, α:0,05). Dari kelima bentuk dukungan sosial, ditemukan dukungan instrumental (p =0,043), dukungan informasional (p˂ 0,0001), dukungan integritas sosial (p=0,011) berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan emosional (p=0,061) dan dukungan penghargaan (p=0,881) tidak berhubungan dengan stigma HIV. Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan sosial yang paling memengaruhi stigma HIV (OR 11,64). Dukungan sosial dapat direkomendasikan sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi stigma HIV, dengan prioritas utama pada dukungan informasional.

Social support is needed by HIV-positive women to face the HIV stigma. This study aimed to identify the correlation between the social support and the HIV stigma in HIV-positive women. This research applied a cross sectional analytic design. The sample were 106 HIV-positive women, aged 15-60 years. The social support assessment used a modified MOS-SS questionnaire, while the assessment of the HIV stigma used the Indonesian version of Berger Stigma Scale questionnaire.
The results showed that there was a correlation between the social support and the HIV stigma (p=0,24 α: 0.05). Among five forms of social support, the instrumental support (p=0.043), informational support (p˂ 0.0001), and support for social integrity (p=0.011) were correlated to the HIV stigma. While emotional support (p=0.061) and rewarding support (p=0.881) were not correlated to the HIV stigma. The informational support was the most influencing factor of the HIV stigma (OR 11,64). Giving social support can be recommended as one of the interventions to minimize the HIV stigma, with the informational support as the priority.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>