Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Kezia Arihta
"Demam merupakan salah satu permasalahan terbesar ketika anak dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat. Keberlangsungan demam bergantung kepada waktu patogen berinvasi di dalam tubuh sehingga memicu proses inflamasi. Demam berkepanjangan merupakan demam yang terjadi lebih dari lima hari dengan salah satu penyebabnya adalah infeksi bakteri. Bakteri tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosis kompleks, menjadi etiologi dari kejadian demam berkepanjangan, termasuk pada anak. Penanganan demam dapat dilakukan dengan melakukan kompres menggunakan metode tepid water sponge bersamaan dengan pemberian antipiretik, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai penelitian yang ada. Maka dari itu, peneliti hendak membuktikan efektivitas tepid water sponge kepada anak dengan diagnosis medis prolonged fever suspect tuberculosis. Peneliti melakukan penelitian pada Anak AF dengan prolonged fever suspect tuberculosis dengan menimplementasikan asuhan keperawatan untuk mengatasi hipertermia, gangguan nutrisi, dan ketidakefektifan bersihan jalan napas pasien. Rangkaian asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian secara holistik pada anak, penegakan diagnosis keperawatan dan menentukan prioritas diagnosis, perencanaan intervensi keperawatan, implementasi tindakan, serta evaluasi. Asuhan keperawatan yang dilakukan didokumentasikan ke dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. Tindakan utama yang diteliti adalah penerapan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, tepid water sponge mampu menurunkan suhu tubuh anak hingga sebesar 1°C. Peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan tindakan tepid water sponge pada anak dengan prolonged fever efektif dalam menurunkan demam yang dialami oleh anak.

Fever is one of the biggest problems when a child is taken to the Emergency Room. The persistence of fever depends on the time when pathogen invades the body then trigger the inflammatory process. Prolonged fever is a fever that lasts more than five days with one of the causes is bacterial infection. The bacteria of tuberculosis, Mycobacterium tuberculosis complex, is an etiology of prolonged fever, even in pediatrics. Fever treatment can be done by applying warm compress using the warm water sponge method along with administering antipyretics, and the effectivity has been proven by various existing studies. Therefore, the researcher would like to prove the effectiveness of warm water sponges for a child with prolonged fever, suspected of being tuberculosis. The writer did the research on AF, a toddler with suspected prolonged tuberculosis fever by implementing nursing care to overcome hyperthermia, nutritional disorders, and ineffectiveness in clearing the patient's airway. The preparation started with a holistic assessment, establishing a diagnosis and determine the nursing diagnosis priorities, planning the interventions, implementing the interventions, and evaluate the nursing care. The nursing care is documented with Integrated Patient Progress Note format. The main intervention to be studied was an application of tepid water sponge to reduce the child's body temperature. Based on the evaluation, tepid water sponge can reduce a child's body temperature by up to 1°C. The writer conclude that applying tepid water sponges to pediatrics with prolonged fever was effective in reducing their fever."
Depok: Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ayu Pramesty
"ABSTRAK
Bronkopneumonia atau bisa disebut sebagai bronchial pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi paru yang biasanya menyerang bronkus, bronkiolus dan sekitar alveolus. Seorang anak yang menderita penyakit ini akan menunjukan manifestasi klinik seperti demam tinggi (>38℃), batuk, takipneu, adanya retraksi dada, pernafasan cuping hidung, dan ditemukan suara paru yang abnormal. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak Bronkopenumonia yang mengalami demam. Demam adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disertai peningkatan set point di hipotalamus. Anak yang mengalami demam membutuhkan intervensi yang efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi Tepid Water Sponge yang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan demam. Tepid Water Sponge bekerja dengan menstimulus hipotalamus untuk menurunkan set point dan merangsang vasodilatasi pembuluh darah perifer dengan cara konduksi dan evaporasi. Penulis menggunakan thermometer digital, air hangat dengan suhu 37-40 ̊C dalam aplikasi Tepid Water Sponge pada pasien berusia 3 tahun 8 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh 38,5 ̊C menjadi berada pada rentang normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi Tepid Water Sponge dikombinasikan dengan antipiretik lebih efektif dalam menurunkan demam pada anak jika dibandingkan dengan intervensi kompres hangat di dahi yang dikombinasikan dengan antipiretik.

ABSTRACT
Bronchopneumonia or can be referred to as bronchial pneumonia is an inflammation of the lungs which usually attacks the bronchi, bronchioles and around the alveoli. A child suffering from this disease will show clinical manifestations such as high fever (> 38 ℃), cough, tachypnea, chest retraction, nasal flaring, and abnormal lung sounds. This paper aims to describe nursing care in children who have Bronkopneumonia with fever experience. Fever is an increase body temperature above in normal range, which are caused by several etiologies that can increase temperature setting point in hypothalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water sponge combined with antipyretic is effective intervention to decrease fever. This intervenstion stimulates the hyppotlamus to decrease setting point and stimulates vasodilation peripheral blood vessel through conduction and evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37-40 ̊C in the application of tepid water sponge for a 3,8 years old child. The problem of hyperthermia can be slved through this intervention, which was proved by body temperature decrease from 38,5 ̊C to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that, the intervention tepid water sponge combined with antypiretic is more effective than warm compress on the forehead with antypiretic to decrease fever in children.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sahwa Kusnana
"Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah masalah kesehatan serius di wilayah tropis seperti Indonesia. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah, dengan potensi fatal bagi penderitanya, terutama anak-anak. Diagnosa dini dan penanganan yang tepat menjadi krusial dalam mengurangi risiko komplikasi dan kematian. Studi kasus di RSUI Depok menemukan bahwa lebih dari 8 kasus DHF pada anak dalam periode 1-20 April 2024. Fase demam adalah tahap awal penyakit yang penting untuk dikenali, dengan peningkatan suhu tubuh menjadi indikator penting. Komplikasi seperti penumpukan cairan dan perdarahan membutuhkan penanganan yang cermat. Tepid Water Sponge (TWS) adalah salah satu pendekatan non-farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh yang efektif, dengan memperluas pembuluh darah perifer dan memfasilitasi transfer panas dari tubuh. Studi kasus ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan TWS dalam menurunkan suhu tubuh pasien DHF di RSUI, dengan harapan dapat meningkatkan asuhan keperawatan yang efektif.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Demam Berdarah Dengue (DBD) is a serious health issue in tropical regions such as Indonesia. Symptoms vary from mild to severe, with the potential for fatality, especially among children. Early diagnosis and proper management are crucial in reducing the risk of complications and death. A case study at RSUI Depok found more than 8 cases of DHF in children during the period of April 1-20, 2024. The fever phase is an important initial stage of the disease to be recognized, with an increase in body temperature being a significant indicator. Complications such as fluid accumulation and bleeding require careful management. Tepid Water Sponge (TWS) is one of the non-pharmacological approaches to effectively reduce body temperature by dilating peripheral blood vessels and facilitating heat transfer from the body. This case study aims to implement the use of TWS in lowering the body temperature of DHF patients at RSUI, with the hope of improving effective nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irawan
"Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak yang mengalami demam. Demam merupakan peningkatan suhu tubuh diatas normal yang disebabkan berbagai etiologi, sehingga meningkatkan titik patokan suhu tubuh di hipotalamus. Anakyang yang mengalami demam membutuhkan intervensi efektif untuk menurunkan suhu tubuhnya. Aplikasi tepid water spongeyang dikombinasikan dengan pemberian antipiretik merupakan salah satu intervensi efektif untuk menurunkan demam. Tepid water spongemenstimulus hipotalamus untuk menurunkan titik patokan suhu dan memacu vasodilatasi pembuluh darah perifer yang meningkatkan evaporasi. Penulis menggunakan termometer digital, air hangat dengan suhu 37oC dalam aplikasi tepid water sponge kepada pasien berusia 10 bulan. Masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi yang dibuktikan dengan adanya penurunan suhu tubuh dari 39,1oC menjadi normal. Rekomendasi hasil praktik keperawatan ini adalah bahwa intervensi tepid water sponge dikombinasikan dengan antipiretik efektif untuk menurunkan demam pada anak sesuai indikasi. Kata kunci: anak, demam, tepid water sponge.

This paper aims to describe nursing care in children who experience fever. Fever is an increase in body temperature above in normal range, which is caused by several etiologies, that can increasetemperature setting point in hypotalamus. Children with fever need an effective nursing intervention to decrease body temperature. The application of tepid water spongecombined with antipyretic is one of effective intervention to decrease fever. This intervention stimulatesthe hypotalamus to decrease temperature setting point and stimulates the peripheral vasodilatation for increasing evaporation. The author used digital thermometer, warm water with temperature 37oC in the application of tepid water sponge for a 10 months old infant. The problem of hypertermia can be solved through this interventions, which was proved by body temperature decrease from 39.1oC to normal temperature. The recommendation of this nursing practice is that the application of tepid water sponge combined with antipyretic can be used to decrease fever in children.Keywords children, fever, tepid water sponge."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh
"Demam merupakan respon tubuh terhadap infeksi, menyebabkan rasa tidak nyaman, gelisah, gangguan fisiologis pada anak. Tatalaksana demam dilakukan dengan metode farmakologi dan non farmakologi. Asuhan keperawatan menggunakan model konservasi Levine bertujuan untuk mempertahankan konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan konsevasi integritas sosial. Tepid water sponging (TWS) merupakan salah satu intervensi keperawatan mengatasi masalah demam, kombinasi TWS dengan terapi farmakologi lebih cepat menurunkan demam dibanding terapi farmakologi saja. Hasil pemberian asuhan keperawatan menggunakan model konservasi Levine dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan demam.

Fever is the body's response to infection, causing discomfort, anxiety, physiological disorders in children. Management of fever performed with pharmacological and non-pharmacological methods. Nursing care using the model of conservation Levine aims to maintain energy conservation, structural integrity conservation, personal integrity conservation and social integrity conservation. Tepid Water sponging (TWS) is one of the nursing interventions to overcome the problem of fever, TWS combination with pharmacological treatment more quickly reduce fever than pharmacological treatment alone. The results of nursing care using Levine?s conservation model can be used as a reference in providing nursing care in children with fever.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Herya Kusmawati
"Demam merupakan respon tubuh terhadap adanya infeksi. Anak dengan demam dapat mengalami gangguan fisiologis, gelisah, dehidrasi, dan ketidaknyamanan. Penanganan demam dilakukan dengan menurunkan suhu tubuh secara perlahan dan memberikan kenyamanan pada anak. Salah satu penanganan demam nonfarmakologi berupa tepid water sponge yang menjadi rekomendasi jika dipadukan dengan terapi farmakologi. Pendekatan keperawatan untuk memberikan kenyamanan pada pasien didasarkan pada teori Comfort Kolcaba yang meliputi aspek kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Asuhan keperawatan menggunakan teori Comfort Kolcaba dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan demam.

Fever is the body's response to infection. Children with fever may experience physiological disorders, anxiety, dehydration, and discomfort. Handling fever is done by slowly lowering the body temperature and provide comfort to the child. One of non pharmacological treatment to fever is tepid water sponge that recommended when it combined with pharmacological therapy. The nursing approach to comforting patient is based on Kolcaba Comfort theory which includes aspects of physical comfort, psychospiritual, sociocultural, and environment. Kolcaba comfort theory can be used as a reference in the provision of nursing care in children with fever.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Khairunnisa
"Demam berdarah dengue menyerang anak-anak daripada orang dewasa. Sistem kekebalan tubuh yang rentan beresiko terpapar suatu penyakit. Demam berdarah dengue menyebabkan peningkatan kapiler plasma sehingga seseorang mengalami hipovolemia. Asuhan keperawatan diperlukan dalam mengatasi hipovolemia dengan memberikan intervensi keperawatan manajemen hipovolemia dan pemantauan cairan menggunakan fluid chart. Fluid chart digunakan untuk memantau dan mencatat secara akurat intake dan output guna mencapai keseimbangan cairan tubuh. Klien usia 10 tahun mengalami kondisi demam tinggi 3 hari, keadaan lemas, mukosa kering, serta pemeriksaan laboratorium menunjukkan hematokrit menurun (39,2%) dan trombosit menurun (157 10 3 /μL). Pemeriksaan hemodinamik serta pemeriksaan darah perifer lengkap rutin setiap 24 jam untuk mengevaluasi kondisi pasien selama dilakukan perawatan. Kesimpulannya, penerapan fluid chart efektif membantu memonitor cairan masuk dan keluar pasien ditandai dengan balans cairan membaik, pemeriksaan darah perifer lengkap menunjukkan proses perbaikan, serta kondisi vital yang stabil.

Dengue hemorrhagic fever attacks children more than adults. A vulnerable immune system is at risk of exposure to disease. Dengue hemorrhagic fever causes an increase in plasma capillaries so that a person experiences hypovolemia. Nursing care is needed to treat hypovolemia by providing nursing interventions to manage hypovolemia and monitor fluids using a fluid chart. Fluid charts are used to accurately monitor and record intake and output to achieve body fluid balance. A 10 year old client experienced a high fever for 3 days, weakness, dry mucosa, and laboratory examination showed decreased hematocrit (39.2%) and decreased platelets (157 103/μL). Hemodynamic examination and routine complete peripheral blood examination every 24 hours to evaluate the patient's condition during treatment. In conclusion, the application of a fluid chart is ef ective in helping monitor the patient's incoming and outgoing fluids as indicated by improved fluid balance, complete peripheral blood examination showing the improvement process, and stable vital conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Anggriawan
"Di Indonesia Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit endemik yang hampir tersebar di seluruh Indonesia. Demam Berdarah Dengue (DBD) bila tidak segera ditangani, selain menyebabkan kematian, dapat memicu munculnya berbagai macam masalah kesehatan lainnya, seperti cedera hati, kardiomiopati, pneumonia, orkitis, ooforitis, kejang, ensefalopati, ensefalitis, dan sindrom syok dengue yang bisa membuat pasien mengalami syok. Jika tidak ditangani, angka kematian dapat mencapai 20%. Dengan penanganan kasus yang tepat, angka kematian dapat dikurangi hingga kurang dari 1%, tergantung pada ketersediaan perawatan suportif yang tepat. Terapi cairan merupakan penanganan utama pada pasien  dengue karena membantu dalam mempertahankan volume darah dan mencegah syok. Pemberian terapi cairan perlu pemantauan yang ketat untuk mencegah kelebihan cairan pada pasien anak dengan DBD, terutama selama fase kritis karena penyerapan plasma yang keluar dari kompartemen interstisial yang dapat menyebabkan distress pernapasan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan cairan dan pemeriksaan fisik paru-paru untuk mencegah hipervolemia pada pasien. Hasil pemantauan cairan dan pemeriksaan fisik paru terbukti efektif untuk mencegah terjadinya hipervolemia.

In Indonesia, Dengue Hemorrhagic Fever is one of the endemic diseases that is almost spread throughout Indonesia. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) if not treated immediately, in addition to causing death, can trigger the emergence of various other health problems, such as liver injury, cardiomyopathy, pneumonia, orchitis, oophoritis, seizures, encephalopathy, encephalitis, and dengue shock syndrome which can cause patients to go into shock. If not resolved, the mortality rate can reach 20%. With proper case management, the mortality rate can be reduced to less than 1%, depending on the availability of proper supportive care. Fluid therapy is the main treatment for dengue fever patients because it helps maintain blood volume and prevent shock. The administration of fluid therapy requires strict monitoring to prevent fluid overload in pediatric patients with DHF, especially during the critical phase due to the absorption of plasma that comes out of the interstitial compartment which can cause respiratory problems. Therefore, fluid monitoring and physical examination of the lungs are needed to prevent hypervolemia in patients. The results of fluid monitoring and physical examination of the lungs have proven effective in preventing hypervolemia. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Nova Romaida
"ABSTRAK
Sampai saat ini penyakit pneumonia masih menjadi penyebab utama kematian
balita di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti
status gizi, status imunisasi, pemberian asi, dan juga faktor lingkungan. Tanda dan
gejala dari pneumonia salah satunya adalah hipertermi. Tujuan dari karya ilmiah
ini adalah untuk memberikan gambaran proses asuhan keperawatan bayi dengan
pneumonia yang mengalami hipertemi atau mengalami peningkatan suhu.
Peningkatan suhu tubuh dapat mengakibatkan tubuh mengalami peningkatan
metabolism dan apabila tidak ditangani dapat menyebabkan anak dehidrasi. Salah
satu intervensi keperawatan yang dilakukan pada klien adalah tepid water
sponge. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh dan juga
memberikan rasa nyaman kepada klien pasca pemberian tindakan tepid water
sponge

ABSTRACT
Pneumonia remains a major cause of infant mortality in Indonesia. It is
influenced by a number of risk factors such as nutritional status, immunization
status, breast-feeding, as well as environmental factors. Signs and symptoms of
pneumonia, one of which is hyperthermia. The purpose of this paper is to
illustrate the process of nursing care of infant with pneumonia with suffered
hyperthermia or increased body terperature. Increased body temperature can
cause the body to increase metabolism and if left untreated can lead to
dehydration child. One of the nursing interventions performed on the client is
tepid water sponge. The results of the intervention showed a decrease in body
temperature and also gives a sense of comfort to the client pascathrough nursing
interventions tepid water sponge"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Dharmawan
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat virus yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegipty. Pasien termasuk ke dalam fase kritis karena demam hari ke tiga dan terjadi penurunan trombosit yang mengakibatkan masalah pada keseimbangan cairan. Masalah keperawatan yang muncul yaitu risiko perdarahan, hipovolemia, dan nausea/mual. Salah satu masalah yang cukup mengganggu kenyamanan pasien DBD selain demam yaitu mual. Mual tidak hanya berdampak terhadap ketidaknyamanan, namun juga mempengaruhi intake serta keseimbangan cairan jika disertai dengan muntah. Oleh karena itu dibutuhkan suatu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu manajemen mual yang terbukti efisien dan efektif dapat dilakukan dengan pemberian aromaterapi. Pada kasus kelolaan diperoleh hasil pengkajian mual RINVR mengalami penurunan dari skor 7 menjadi 3 di hari ke 2 setelah intervensi. Pemberian aromaterapi efektif mengurangi keluhan mual disamping terapi farmakologi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by a virus transmitted through the Aedes aegypti mosquito. The patient was included in the critical phase because of the third day of fever and a decrease in platelets, resulting in fluid balance problems. The nursing problems that arise are bleeding, hypovolemia, and nausea. One of the problems that interfere with the comfort of DHF patients besides converting fever. Nausea does not only have an impact on inhibition but also affects fluid intake and balance if accompanied by vomiting. Therefore, an intervention is needed to overcome this problem. One of the management of converts proven to be efficient and effective can be done by offering aromatherapy. In managed cases, the assessment results of nausea RINVR decreased from a score of 7 to 3 days after the intervention. Giving aromatherapy is effective in reducing complaints of nausea in addition to pharmacological therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>