Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilla Aini Zahra
"Serah terima belum optimal di beberapa rumah sakit di Indonesia dan ditemukan masih banyak kejadian tak terduga dan insiden nyaris celaka. Pentingnya komunikasi yang efektif dalam serah terima, khususnya dalam penggunaan metode SBAR untuk memastikan keselamatan pasien dan kualitas perawatan. Penerapan serah terima antar shift menggunakan metode SBAR di ruang rawat inap Rumah Sakit X belum optimal. Sosialisasi, role play, dan supervisi terbukti dapat mengoptimalkan pelaksanaan serah terima keperawatan sehingga perlu diterapkan pada ruang rawat inap Rumah Sakit X. Tujuan penulisan ini yaitu menganalisis gambaran serah terima dan upaya pengoptimalan serah terima antar shift dengan metode sosialisasi, role play, dan supervisi. Metode penulisan yang digunakan adalah case report dengan pendekatan teori perubahan terencana Kurt Lewin. Tahapan yang dilakukan yaitu mengidentifikasi gambaran situasi, mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis masalah, menerapkan serta mengevaluasi solusi sesuai evidence-based practice, dan penulisan laporan kasus. Hasil dari penerapan intervensi evidence-based practice menunjukkan tingkat pengetahuan tentang serah terima menggunakan SBAR sebesar 85% dan persentase capaian pelaksanaan serah terima 63%. Sosialisasi dan role play berkala dapat dilakukan sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan serah terima. Temuan ini juga menyoroti pentingnya pelaksanaan supervisi untuk mendukung proses timbang terima yang optimal di ruangan.
Handover has not been optimal in several hospitals in Indonesia and it was found that there were still many unexpected events and near-accident incidents. The importance of effective communication in handover, especially in the use of the SBAR method to ensure patient safety and quality of care. The application of handover between shifts using the SBAR method in the inpatient room of Hospital X has not been optimal. Socialization, role play, and supervision are proven to optimize the implementation of nursing handover so that it needs to be applied to the inpatient room of Hospital X. The purpose of this writing is to analyze the handover picture and efforts to optimize handover between shifts with socialization, role play, and supervision methods. The writing method used is a case report with Kurt Lewin's planned change theory approach. The stages carried out are identifying the situation picture, identifying problems, collecting data, analyzing problems, implementing, and evaluating solutions according to evidence-based practice, and writing case reports. The results of the implementation of evidence-based practice interventions show the level of knowledge about handover using SBAR is 85% and the percentage of achievement of handover implementation is 63%. Periodic socialization and role play can be carried out as an effort to optimize the implementation of handover. These findings also highlight the importance of implementing supervision to support an optimal weighing process in the room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ahyani
"Beban kerja yang berlebih memilki dampak yang negatif bagi perawat, pasien, maupun pihak pelayanan rumah sakit. Pemenuhan kebutuhan tenaga perawat yang sesuai dengan kegiatan dan kapasitas pasien di ruangan menjadi hal penting bagi pihak manajemen untuk mencegah beban kerja berlebih. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan jumlah tenaga perawat dan gambaran beban kerja menggunakan metode workload indicator of staffing need (WISN) di ruang rawat inap. Penulis memperoleh data dengan metode work sampling, yaitu mengobservasi kegiatan perawat setiap shift (dengan tiga shift berbeda) dan secara acarak, menggunakan rentang waktu 5 menit. Jumlah perawat yang diobservasi setiap shift adalah 3-4 perawat. Data pendukung lainnya diperoleh dari wawancara dengan head nurse dan perawat di ruangan. Hasil penghitungan kebutuhan tenaga perawat dengan metode WISN menunjukkan bahwa jumlah tenaga perawat diruangan yang diobservasi adalah 26.93~27 perawat, dengan rasio WISN 1.002 ( lebih dari 1) yang menandakan ruangan sudah mencukupi kebutuhan tenaga perawat. Beban kerja di ruang yang diobservasi adalah 91.58% dan termasuk ke dalam kategori beban kerja berat. Hasil penulisan ini merekomendasikan agar pihak manajemen ruangan dapatmelakukan penghitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat menggunakan metode WISN. Pihak ruangan juga dapat menelaah lebih lanjut terkait dengan faktor-faktor yang dapat mendukung kegiatan perawat agar dapat mengurangi beberapa beban kerja. Dengan demikian dapat tercipta perawat dan pasien yang sejahtera, dan pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi optimal.

Excessive workload has a negative impact on nurses, patients and hospital services. Meeting the needs of nursing staff in accordance with the activities and capacity of patients in the room is important for management to prevent excessive workload. This writing aims to analyze the need for the number of nursing staff and describe the workload using the workload Indicator of Staffing Need (WISN) method in inpatient rooms. The author obtained data using the work sampling method, namely observing the activities of nurses every shift (with three different shifts) and randomly, using a time span of 3-15 minutes. The number of nurses observed each shift is 3-4 nurses. Other supporting data was obtained from interviews with the head nurse and nurses in the room. The results of calculating the need for nursing staff using the WISN method show that the number of nursing staff in the room being observed is 26.93~27 nurses, with a WISN ratio of 1.002 (more than 1) which indicates that the room is sufficient for the need for nursing staff. The workload in the room observed was 91.58% and was included in the heavy workload category. The results of this paper recommend that room management can calculate the number of nursing staff needed using the WISN method. Outdoor parties can also examine further the factors that can support nurses' activities in order to reduce some of the workload. In this way, prosperous nurses and patients can be created, and the health services provided will be optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Djenta Saha
"Kegiatan pelayanan kesehatan merupakan kegiatan yang berpusat pada pasien (Patient Centre). Kegiatan Asuhan Keperawatan merupakan Sub Sistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberi bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan (atau meninggal dengan rasa damai), yang mereka lakukan tanpa bantuan bila ia mempunyai kekuatan, kemauan dan pengetahuan, semuanya dilaksanakan sedemikian rupa untuk membantu pasien mandiri secepat mungkin. Kebutuhan pasien akan bantuan dari perawat berfluktuasisesuai dengan kondisi mereka, hal ini berpengaruh pada jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk melaksanakan asuhan keperawatan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pasien akan asuhankeperawatan informasi beban kerja berdasarkan klasifikasi pasien sangat di perlukan. Penelitian ini melakukan pengukuran beban kerja menggunakan dua metode yaitu "Workload Index" (WLI) dan "Workload Shed' (WLS). Hasil pengukuran disimpulkan bahwa kedua alat ukur mempunyai keselarasan yang tinggi untuk mengukur beban kerja perawat, sehingga kedua-duanya dapat digunakan di Rumah Sakit PGI Cikini atau Rumah Sakit yang serupa. Pengukuran menggunakan "Workload Sheer (WLS) lebih mudah digunakan untuk Rumah Sakit PGI Cikini, karena pengukuran langsung disesuaikan dengan ketentuan Rumah Sakit. Disarankan menggunakan informasi pengukuran beban kerja untuk memantau kecukupan tenaga perawat dan terpenuhinya kebutuhan pasien akan asuhan keperawatan.

The activities of health care is basically patient centre. The nursing activities was the sub system of the whole health care, tend to give aide to the patients for health care or remedial/healing (or die in peace). The patient do without any assistant or support if he or she willing to do and understand to his position as a nurse. Everything done in such away to give aide to the patients for self supported in a short time. The need of patient for nurses aide is very fluctuate according to their conditions. This will relate to the total nurses needed for running/implement the nursing activities. to fulfill the expectation of the patients for nursing activities, its needed some information about the workload of the nurses based on patient's classification. This study measured the nurse Workload using two methods, named Workload Index/WLI and Workload Sheet/WLS. from the measurement we concluded that both methods has the highly harmony to measure the nurse Workload, so both of methods suggested to use in the PGI Cikini Hospital, Jakarta and or similar hospitals. Measurement method with WLS much more easy for hospital practitioner at PGI Cikini Hospital, because it measured the hour used for nursing and the proportion of nurses in every shift is adjusted to the rule and regulation of the hospital. Its suggested to used informations drawn from the measurement for monitoring the Workload matched to the nurses required and the fulfillment of the patients need of nursing services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luyanti Tshia
"Penelitian dilaksanakan di Instalasi Kamar Bedah RS Husada tanggal 11- 17 Desember 2012. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif-kualitataif, analisa data kuantitatif dengan menggunakan metode Time and motion study, dimana aktifitas perawat bedah diteliti pada kegiatan perioperatif, serta kegiatan diluar operasi. Kemudian dengan menggunakan metode Formula Unit Ruang Bedah dihitung jumlah kebutuhan perawat bedah berdasarkan beban kerja. Penelititan kuatitatif dengan wawancara mendalam mengenai kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perawat bedah, kepada 3 responden yaitu Kepala Bagian Bedah, Kepala Perawat, dan perawat bedah di Instalasi Kamar Bedah untuk mengetahui jumlah kebutuhan berdasarkan kompetensi perawat bedah.

Research was conducted at the Hospital Surgery Room Installation Husada on 11 to 17 December 2012. Research conducted a quantitative-qualitative descriptive research, quantitative data analysis using the Time and motion study, which investigated the activities of a surgical nurse perioperative events and activities outside of surgery. Then using the Formula Unit Ruang Bedah calculated amount need based surgical nurse workload. Qualitative research in-depth interviews about the competence of the knowledge, skills, and attitudes of surgical nurses, to the third respondent, Head of Department of Surgery, Head Nurse Installation, and surgical nurse at Surgical Room Installation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Andini
"Perawat sebagai salah satu sumber daya manusia di rumah sakit merupakan ujung tombak pelayanan yang harus direncanakan secara matang, baik secara kuantitas (beban kerja) maupun kualitas (kompetensi kerja). Dalam penelitian ini akan dibahas tentang analisa kebutuhan tenaga keperawatan di Instalasi Hemodialisa RSUP Persahabatan berdasarkan beban kerja (menggunakan time and motion study kepada 8 perawat kemudian diolah dengan Metode Ilyas) dan kompetensi kerja (depth interview kepada tiga informan dengan fokus kepada pengetahuan seputar pekerjaan, keterampilan dan sikap). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat satu dan atau dua tenaga perawat dengan kualifikasi minimal lulusan D3 keperawatan yang telah diikutkan pelatihan hemodialisa.

Nurses, as one kind of the human resources in hospitals, act as a frontline service that should be planned thoroughly, both in its quantity (based on workload) and quality (based on competencies). This research was about needs assessment of nursing personnel in the Hemodialysis Installation of RSUP Persahabatan based on workload (using time and motion study technique then manipulated by Ilyas Method) and competencies (depth interview focusing on job knowledge, skill and attitude, on three subjects). The research concluded that there is one or two nursing shortage, having qualification of D3 of nursing (as minimal education) and hemodialysis training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astefany Welda
"Sejak operasionalnya sampai akhir tahun 2016, IGD RSUD Pasar Minggu mengalami peningkatan jumlah kunjungan pasien yang cukup signifikan, yaitu sebesar 5,3 kali lebih besar. Dari data kunjungan didapatkan bahwa perbandingan pasien dan perawat belum ideal, sehingga adanya keluhan beban kerja tinggi dan kurangnya jumlah perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung beban kerja perawat di Instalasi Gawat Darurat IGD RSUD Pasar Minggu Jakarta dengan menggunakan time motion study yang kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah perawat IGD dengan menggunakan metode Work Indicator Staffing Need WISN . Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan observasi terhadap perawat mahir didapatkan kebutuhan perawat yaitu 31 orang.

Since its operation until the end of 2016, Pasar Minggu Hospital has experienced a significant increase in the number of patient visits, which is 5.3 times greater. From the data, it was found that the comparison of patients and nurses was not ideal, so there were high workload complaints and lack of nurses. This study aims to calculate the workload of nurses at the Emergency Department IGD of Pasar Minggu Hospital by using time motion study which then calculated the need for the number of nurses using Work Indicator Staffing Need WISN method. By using qualitative research method with observation approach to the advanced nurse, the result of nurse needs are 31 people."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48373
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Surya Mediawati
"Pengembangan alat ukur menelaah perubahan psikologis, mental dan perilaku saat interaksi dalam konteks asuhan keperawatan melalui telaah hasil persepsi teruji, observasi pendamping, observasi dari penguji dan angket klien, sehingga dapat memberikan informasi diagnostik beban kerja mental. Selama interaksi perawat dengan klien dipengaruhi oleh jenis interaksi, kondisi klien, ketersediaan waktu, kemampuan berfikir kritis, kemampuan mengelola masalah, keseimbangan diri dan kontrol diri. Beban kerja mental saat interaksi dapat muncul apabila terjadi selisih kapasitas maksimum seorang perawat untuk dapat melakukan upaya fisik, mental, pengelolaan waktu, kinerja, upaya mengelola perasaan frustrasi dan effort dengan pengaruh yang muncul saat interaksi. Akibat terjadinya beban kerja mental dapat muncul perubahan fisik, perubahan perilaku dan perubahan psikologis. Pendekatan interpretasi menggunakan skala interval dan skala ordinal yang diisi oleh 596 partisipan dengan 11 case processing data. Penelitian dilaksanakan di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan. Validitas dan reliabilitas variabel persepsi teruji (?=0,996 sebelum interaksi dan ?=0,993 setelah interaksi), observasi (?=0,844 sebelum interaksi, ?=0,711) orientasi (?=0,711), identifikasi (?=0,769), eksplorasi (?=0,773), resolusi (?=0,820), setelah interaksi (?=0,772), angket klien (?=0,64). Hasil pengujian model Confirmatory Factor Analisis (CFA) melalui program Lisrel menghasilkan p-value = 0,150 (p>0,05) dan RMSEA = 0,075 (RMSEA<0,1). Simpulan alat ukur ini vaild dan reliabel yang fit karena telah menggunakan komponen-komponen yang menyebabkan model alat ukur fit sebagai informasi diagnostik pengukuran beban kerja mental. Saran diperlukan dukungan regulasi sebagai implikasi dalam penggunaan alat ukur.

Development of a measuring tool examines the psychological changes, mental and behavioral interactions in the context of nursing care through the study of perception results tested, companion observation, observation of testing and questionnaire client, so it can provide diagnostic information of mental workload. During the interaction of nurses with clients affected by the type of interaction, client conditions, availability of time, critical thinking skills, ability to manage the problem, the balance of self and self-control. Mental workload when interaction occurs when there is difference in the maximum capacity of a nurse to be able to perform physical effort, mental, time management, performance, efforts to manage feelings of frustration and effort to the effect that appears when the interaction. Due to the occurrence of mental workload may arise physical changes, changes in behavioral and psychological changes. Interpretation approach using interval scale and ordinal scale completed by 596 participants with 11 case processing data. The experiment was conducted in the province of West Java, Central Java, West Sumatra and South Sulawesi. Validity and reliability perception variables tested (? = 0.996 and ? = before interaction after interaction 0.993), observation (? = 0.844 before interaction, ? = 0.711) orientation (? = 0.711), identification (? = 0.769), exploration (? = 0.773), resolution (? = 0.820), after the interaction (? = 0.772), client questionnaire (? = 0.64). The results of model testing Confirmatory Factor Analysis (CFA) through lisrel program produces p-value = 0.150 (p> 0.05) and RMSEA = 0.075 (RMSEA<0.1). Conclusions this measure vaild and reliable fit for the use of components that cause the model fit as a measuring instrument diagnostic information measuring mental workload. Suggestions needed support as the regulatory implications of the use of measuring tools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Cahyaningtyas
"Serah terima antar shift yang dilaksanakan belum konsisten mencakup tanggung jawab asuhan keperawatan. Serah terima antar shift yang kurang baik berpotensi mengganggu pengelolaan pemberian obat oleh perawat serta munculnya insiden keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan serah terima antar shift dengan pengelolaan pemberian obat oleh perawat. Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan analitic-correlational dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 152 perawat pelaksana diambil secara non probality sampling dengan convinience. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara serah terima antar shift dengan pengelolaan pemberian obat oleh perawat p < 0.001. Faktor yang memiliki pengaruh signifikan adalah pendidikan terakhir dan komunikasi yang obyektif antar perawat. Strategi yang dapat dilakukan manajer keperawatan adalah penilaian manajemen risiko terkait serah terima antar shift dan pengelolaan pemberian obat serta pendidikan berkelanjutan bagi perawat.

Nursing shifts handover carried out has not consistently covered the responsibilities of nursing care. Poor nursing shift handover has the potential to interfere with nursing drug administration by nurses and the emergence of patient safety incidents. The purpose of this study was to identify the relationship between nursing shift handover with nursing drug administration. This quantitative study used an analytic-correlational design with a cross sectional approach. A sample of 152 nurses was taken by non-probability sampling with convenience. The results showed that there was a significant relationship between nursing shift handover and nursing drug administration p <0.001. Factors that have a significant effect are recent education and objective communication between nurses. Strategies that can be carried out by nursing managers are risk management assessments related to handover between shifts and management of drug administration as well as continuing education for nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Meidiawati
"Keberhasilan kualitas pelayanan keperawatan sangat berhubungan dengan terpenuhi atau tidaknya rangkaian kegiatan pelayanan keperawatan yang merupakan beban kerja perawat. Beban kerja perawat tersebut adalah jumlah seluruh kegiatan yang dilaksanakan perawat dalam waktu dan satuan hasil. Tesis ini bertujuan menganalisis beban kerja untuk menentukan kebutuhan tenaga perawat dan mendapatkan gambaran strategi bagi manajemen dalam memenuhi kesenjangan beban kerja yang ada di Rumah Sakit Tugu Ibu. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif secara cross-sectional pada perawat ruang rawat inap kelas III Flamboyan. Observasi kegiatan perawat dilakukan dengan metode work sampling dan kebutuhan tenaga perawat dihitung dengan menggunakan metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kegiatan produktif langsung perawat adalah sebesar 29,34% dan kegiatan produktif tidak langsung perawat mencapai 54,86%. Perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja diperoleh 24,43 tenaga perawat dengan rasio WISN 0,82. Hasil penelitian menyarankan bagi manajemen Rumah Sakit Tugu Ibu untuk mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan tenaga perawat dan diperlukan evaluasi terhadap uraian tugas perawat agar waktu kerja yang ada lebih efektif pemanfaatannya sesuai dengan fungsi utama perawat.

The success of nursing service quality has high correlation with the adequacy of nursing service activities which is the nurse workload. The nurse workload is the total of all conducted activities in certain time with the result as unit of measure. This thesis is aimed to analyse the workload to determine the needs of nursing staff and to obtain the strategy which is required by the management to fulfill the workload gaps at Tugu Ibu Hospital. The research method used was cross-sectional quantitative to the nurses at Class III Flamboyan Ward. Observation of the nurses activities were done by work sampling method and the needs to nursing staff was calculated with Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) method.
Based on the research, it was known that the nurses direct productive activities is 29,34% and nurses indirect productive activities is as high as 54,86%. Calculation of the needs on nursing staff based on workload resulted of 24,34 nurses with WISN ration of 0,82. From the research, it is recommended that TuguIbu Hospital management to consider nurse workload as reference in determining the needs of nursing staff, and evaluation is needed to the nurse job description, to be effective in time management according to the main function of a nurse.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ratnaning Pamungkas
"Penelitian pada 4 lokasi di area PT United Tractors Tbk. yang terdiri atas Warehouse Head Office, Yard Marketing, Workshop Jakarta dan UTR menunjukkan indeks WBGT Indoor antara 28.56°C sampai dengan 30.84°C dan indeks WBGT Outdoor antara 29.77°C hingga 29.88°C. Setelah dilakukan analisis indeks WBGT, beban kerja dan pola kerja berdasarkan Permenakertrans No. 13 Tahun 2011, didapatkan hasil bahwa dari 115 responden yang menjadi subyek penelitian, 25 responden (21.7%) termasuk kelompok berisiko mengalami pajanan tekanan panas. Sebanyak 110 responden (95.7%) merasakan temperatur lingkungan tempat mereka bekerja adalah panas serta 79.1% responden merasa tidak nyaman (terganggu) dengan kondisi tersebut. Seluruh responden yang menjadi subyek penelitian pernah mengalami keluhan akibat pajanan tekanan panas tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda. Jenis keluhan yang sangat sering (setiap hari) dirasakan oleh responden adalah banyak mengeluarkan keringat (64.3%) dan merasa cepat haus (43.5%) sedangkan jenis keluhan yang tidak pernah dirasakan oleh pekerja adalah rasa ingin pingsan (90.4%) dan kram/kejang otot perut (82.6%).

The research is conducted in 4 locations: Warehouse Head Office, Yard Marketing, Workshop Jakarta and UTR. The result of environmental monitoring showed that the WBGT indoor index range from 28.56°C until 30.84°C and WBGT outdoor from 29.77°C until 29.88°C. The measurement results of WBGT index, workload and work rate are being analyzed and compared with Permenakertrans No. 13 Tahun 2011. The comparison result showed that 25 respondent (21.7%) are including into risky group due to exposure of heat stress. 110 out of 115 respondents (95.7%) feel that their workplace is hot and 79.1% respondents feel uncomfortable with that hot conditions. Besides that, many subjective complaints due to exposure of heat stress are experienced by the workers with different frequency. The subjective complaints that experienced everyday by the workers are excessive sweating (64.3%) and quickly feel thirsty (43.5%), beside that the complaints that never being experienced by the workers are collapse (90.4%) and muscle abdominal cramps (82.6%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>