Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Latifah Atela Anwar
"Penelitian ini bertujuan merancang profit plan yang efektif untuk PT HS guna meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan serta memastikan kelangsungan bisnis di tengah tantangan industri yang semakin kompetitif. Dalam industri mesin fotokopi yang semakin didominasi oleh digitalisasi dokumen, PT HS menghadapi tantangan signifikan terkait fluktuasi laba dan aliran pelanggan. Meskipun perusahaan telah berkembang pesat sejak didirikan, PT HS belum memiliki alat pengendalian manajemen formal untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan manajemen PT HS, observasi langsung, dan analisis dokumen internal. Analisis SWOT dan matriks TOWS digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi profit plan dapat membantu PT HS dalam merencanakan pendapatan, mengelola arus kas, dan memastikan pengembalian ekuitas yang optimal. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, penelitian ini juga mengakui keterbatasan terkait dengan data yang digunakan, metode analisis, dan tidak adanya uji coba implementasi strategi yang direkomendasikan. Penelitian ini menyarankan agar PT HS memperkuat sistem pengendalian manajemennya melalui implementasi profit plan yang komprehensif, serta melakukan benchmarking terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas mengenai posisi kompetitifnya. Penelitian lanjutan dapat fokus pada analisis yang lebih mendalam terkait perubahan regulasi pemerintah dan tren teknologi terbaru yang dapat berdampak signifikan pada bisnis PT HS.

This research employs a qualitative method with a case study approach. Data were collected through in-depth interviews with PT HS management, direct observations, and analysis of internal documents. SWOT analysis and the TOWS matrix were used to identify the company's strengths, weaknesses, opportunities, and threats. The findings indicate that the implementation of a profit plan can assist PT HS in revenue planning, cash flow management, and ensuring optimal return on equity. This enables the company to optimize the use of existing resources, improve operational efficiency, and enhance customer satisfaction. However, this study also acknowledges limitations related to the data used, analysis methods, and the absence of trial implementations of the recommended strategies. The study suggests that PT HS should strengthen its management control system through the implementation of a comprehensive profit plan and conduct benchmarking against other companies in the same industry to gain a broader perspective on its competitive position. Future research can focus on more in-depth analysis related to changes in government regulations and the latest technological trends that may significantly impact PT HS's business."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzah Avivi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengimplementasikan profit planning dengan metode three wheels untuk menguji strategi POS akan dijalankan PT. XYZ pada tahun 2015 serta menguji apakah ROE, profit dan kas yang ditargetkan pada tahun 2015 tercapai atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Melalui strategi POS, PT. XYZ akan menambah bidang usaha yaitu bidang usaha truck and bus dengan menjual ban Goodyear. Produk Goodyear untuk bidang usaha truck and bus memang memberikan dampak yang cukup signifikan untuk menghasilkan pendapatan bagi PT. XYZ. Namun, penjualan produk Michelin, Bridgestone, Belshina, Alcoa, Pettibone IMT, Wheel RIM serta Aksesoris yang memiliki persediaan banyak tidak cukup membantu untuk menutupi biaya COS yang terjadi. Melalui ROE Wheel, PT. XYZ menghasilkan net loss sebesar US 17.421. Hal ini menyebabkan ROE yang dihasilkan hanya sebesar -0.08 . Meskipun kedua metode tersebut menunjukkan hasil yang negatif, kas yang dihasilkan pada tahun 2015 masih positif sebesar US 3.638.444. Dengan menggunakan metode three wheels, hasil menunjukkan bahwa strategi POS belum mampu untuk memberikan hasil yang diharapkan oleh PT. XYZ.

ABSTRACT
This research is conducted to implement profit planning with third wheel method in order to test POS strategy ran by PT. XYZ in 2015 and to test wether the if ROE, profit, and cash target in 2015 is achieved. The method that is used in this research is case study. By using POS strategy, PT. XYZ will expand their business into truck and bus sector by selling Goodyear wheel. Goodyear brand for bus and truck sector has been giving a great revenue increment for PT. XYZ. However, sales from other brands with big supply such as Michelin, Bridgestone, Belshina, Alcoa, Pettibone IMT, Weel RIM and Accessories didn 39 t manage to cover COS expense. Through ROE wheel, PT. XYZ generated US 17.421 of net los. This resulted in 0.08 of ROE. Although those two methods showed negative results, there was still positive cash flow generated in 2015 with amount US 3.638.444. By using three wheels method, result showed that POS strategy was not able to give expected result for PT. XYZ."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anizar Burlian
"Sejak 1997 Indonesia menganut sistem kurs mengambang (float) dari semula kurs tetap (fixed) akibatnya kurs rupiah menjadi lebih fluktuatif dibanding periode sebelumnya. Kemudian sejak 23 November 2001, terbit UU no 22/2001 tentang minyak dan gas bumi yang mengubah tata niaga migas dalam negeri disektor hulu dan sektor hilir. Salah satu inti perubahan dimaksud adalah. mengalihkan kuasa usaha pertambangan di sektor hulu dari Pertamina ke BP MIGAS. Akibatnya Pertamina tidak lagi menerima dana retensi pertambangan migas. Struktur pasar BBM dalam negeri diubah dari struktur monopoli ke arah pasar babas (free market competition). Sehingga dijadwalkan tahun 2005 harga BBM domestik mengikuti harga pasar dunia. Selain daripada itu akibat lain dari UU Migas adalah perubahan status BUMN Pertamina menjadi PT (Perseroan terbatas) sejak 17 September 2003, hal mana mengisyaratkan agar Pertamina lebih berorientasi kepada laba dalam menjalankan usahanya.
Kedua kebijakan tersebut langsung mengimbas pada pola usaha Pertamina termasuk pada bidang usaha kilang minyak. Fluktuasi kurs berpengaruh pada harga bahan baku dan harga output kilang baik ekspor maupun domestik. UU migas berpengaruh pada liberalisasi pasar BBM domestik. Secara umum perubahan tersebut akan membawa paradigma baru dalam pola usaha kilang minyak Pertamina. Paradigma baru dimaksud berkaitan dengan perubahan hal-hal sbb. :
- dari penugasan pemerintah menjadi usaha bisnis
- dari pengolah menjadi producer) trader
- dari motif mendapat fee menjadi motif profrtlloss
- dari harga jual (P) = biaya pokok plus fee menjadi harga juai (P) = market price
Kilang minyak adalah salah satu usaha pokok Pertamina di sektor hilir. Industri ini sebetulnya tidak menarik bagi dunia bisnis karena tingkat labanya relatif rendah dibanding modal yang ditanam. Pendirian kilang pada masa lalu lebih didominasi oleh kebijakan pengamanan pasokan BBM dalam.. negeri sesuai tugas pokok Pertamina yang diamanatkan negara yaitu - menjamin pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri (security of supply). Namun bagi Pertamina bidang ini telah terlanjur ditekuni selama puluhan tahun dengan investasi relatif besar sehingga sulit untuk exit meskipun bisnis kilang minyak Pertamina tergolong bisnis yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu cukup beralasan apabila Pertamina berupaya keras meningkatkan laba kilang nya, baik melalui peningkatan kinerja maupun - melalui upaya lainnya. Dan oleh karena itu pula untuk perumusan strategis bisnis Pertamina kedepan khususnya dibidang usaha kilang minyak perlu diteliti elastisitas labs kilang terhadap berbagai aspek salah satu diantaranya adalah aspek moneter yaitu perubahan kurs dalam hal ini kurs rupiah terhadap dollar Amerika.
Terlepas dari dimensi sebab dan akibat secara luas, dalam fluktuasi rupiah yang dialami Indonesia sekarang ini apalagi ditengah tekanan arus globalisasi dan liberalisasi pasar pasti akan memberikan pengaruh terhadap potensi laba/rugi usaha Pertamina, termasuk pada unit usaha kilang minyak. Karena kurs merupakan salah satu parameter pokok dalam penyusunan RKPL (Rencana Kerja dan Perolehan Laba) Pertamina disamping dua parameter pokok lainnya yaitu harga minyak dan jumlah produksi (out-put).
Berangkat dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan, sbb.:
1. Bagaimana hubungan pengaruh kurs dengan laba kilang Balongan ?
2. Seberapa besar signifikansi hubungan tersebut ?
3. Bagaimana rumusan kebijakan akuntansi perusahaan guna melindungi perolehan laba kilang Pertamina dari gejolak kurs ?
Tujuan penelitian. dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain daripada itu juga untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain : pembuat keputusan, pihak penentu kebijakan moneter, managemen Pertamina, unit usaha kilang minyak, organisasi profesi, lembaga pemerintah dan non pemerintah serta masyarakat pengamat yang mempunyai kepentingan. Dengan demikian paradigma pengelolaan usaha kilang minyak Pertamina khususnya kilang Balongan dapat lebih dipahami secara komprehensif terutama berkaitan dengan fakta bahwa laba Pertamina bukan semata-mata ditentukan kinerja internal namun dipengaruhi juga oleh kinerja eksternal yaitu kinerja pasar (kurs dan harga minyak). Kemudian dari pada itu dampak negatif fluktuasi kurs terhadap perolehan laba kilang dapat ditekan sekecil mungkin.
Metodologi yang digunakan adalah metode exploratif yaitu studi pustaka dengan membaca dan mempelajari berbagai buku serta majalah atau publikasi ilmiah lainnya termasuk web-site yang. terkait dengan topik yang diteliti. Lokasi penelitian dipusatkan di Kantor PT Pertamina (persero) UP-Vl Balongan yang terletak di desa Majakerta, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari hasil pencatatan produksi dan laporan resmi keuangan PT Pertamina (persero) UP-VI Balongan selama tahun 2000 sld 2003. Variabel yang diteliti adalah selisih kurs dan laba, untuk menganalisa korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan alat statistik regresi. Hipotesis penelitian terdiri dari Ho (Hipotesis nol) yang menyatakan perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap laba kilang Balongan dan Ha (Hipotesis alternatif) yang menyatakan perubahan kurs berpengaruh terhadap laba kilang Balongan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Landasan teori yang digunakan adalah teori kurs dan teori laba serta teori statistik. Teori kurs berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurs serta mekanisme terjadinya apresiasi dan depresiasi kurs rupiah terhadap dollar. Teori laba berkaitan dengan konsep produksi, biaya produksi dan pendapatan baik melalui pendekatan total, pendekatan rata-rata maupun pendekatan marginal. Sedangkan teori statistik berkaitan dengan teknik analisa regresi dan teknik uji hipotesis.
Berdasarkan landasan teori tersebut dan data yang dikumpulkan dari aktual objek penelitian maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara selisih kurs dan laba kilang Balongan ternyata tidak signifikan sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Hai ini disebabkan variabel selisih kurs yang diteliti yaitu selisih kurs yang tercatat dalam laporan keuangan hanya memasukkan unsur selisih kurs bahan pembantu dan tidak memasukkan unsur selisih kurs pembelian bahan baku dan penjualan ouput kilang. Oleh karena itu mungkin diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data selisih kurs yang sebenarnya.
Meskipun demikian mengingat peranan strategis kilang minyak Pertamina dalam pemenuhan kebutuhan BBM domestik dan semakin dekatnya liberalisasi pasar BBM dalam negeri yang dijadwalkan pada tahun 2005, maka direkomendasikan agar unit usaha kilang minyak Pertamina dapat mewaspadai dan mengantisipasi pergerakan kurs terhadap perolehan labanya, karena kilang Pertamina banyak mempunyai liabilities dalam mata uang asing, khususnya dollar Amerika, baik dalam bentuk hutang-piutang jangka panjang, jangka pendek, maupun pembelian bahan baku dan bahan pembantu, sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi yang tepat untuk mengamankan keuntungan kilang dari pengaruh negatif gejolak kurs.

The Impact of Exchange Rates to the Profit of Refinery at PT. Pertamina (Persero) UP-Vi BalonganSince 1997 Indonesia has changed the exchange rate system from fixed to float system, that implied rupiah to be more fluctuating compare to former periods. Then, November 23rd, 2001, Indonesian Government conducted an act: UU no 22/2001, regarding oil & gas that changed the domestic's oil and gas business regulation on upstream and downstream as well. One of the most rigorous changes is to shift government mandates for oil exploration in Indonesia region from Pertamina to BP M1GAS. Therefore, Pertamina would not receive oil & gas mining retention fee anymore. And this new regulation also change domestic fuel market from monopoly to free market competition scheduled at 2005. Therefore at that time domestic fuel price will follow the market price . Another impact of the new 1 oil & gas act is the status change of Pertamina from special state-owned enterprise to more common private corporation (Perseroan terbatas/PT) since September 17th, 2003, which forced Pertamina to be a more profit oriented in running its business.
Both policies have direct impact to Pertamina business scheme including refinery business. The Fluctuation of exchange rates will affect the oil price in term of domestic currency (rupiah) both for crude and refinery product (export and domestic). The new national oil & gas law will changes the domestic fuel market become more liberal. In general that changes will take new paradigm on Pertamina refinery business. The new paradigm involving the following matters :
- From Government task-force become common bussines
- From refinery operator become fuel producer/trader
- From taking-fee motive (captive market) become profit/loss risk
- From price (P) = cost plus fee become price (P) = market price
Refinery is one of leading sector in Pertamina's downstream business. Actually, refinery is not an attractive business for investment because of the low of profit compare to investment value. Pertamina's refinery developments in the past dominated much more by government policy which forced Pertamina to secure the national fuel supply (security of supply) in order to meet the domestic fuel demand. However Pertamina has invested a large amount of money for refinery that makes difficult for Pertamina to exit from this business, even though the refinery give a less ROI (Return on Investment). This is the reason why Pertamina has been trying very hard to increase its refinery profit achievement through increasing productivity and other effort. Hence, in order to formulate a better strategic business for Pertamina in the future especially in refinery business it is important to review some research on refinery profit elasticity due to various aspect for instances due to monetary aspect as such as exchange rates which is present in this thesis (exchange rates rupiah against US dollar).
Regardless of causalities of the exchange rates fluctuation in a broad senses, the rupiah exchange rates fluctuation against foreign exchanges nowadays, more over due to globalization and liberalization issue would have impact to profit/loss of Pertamina's refinery. As exchange rates is used as basic parameter in setting the work program and budget besides oil price and output quantity.
Based on the above facts, there are some question :
1. Is there any correlation between exchange rates and Balongan Refinery profit ?
2. How significant the correlation ?
3. How to formulate the corporate accounting policy to protect Pertamina's refinery profit against exchange rates fluctuation effect ?
The objective of this thesis is to answer those question and to give some input for any relevant party, as susch as, decision maker, monetary policy maker, Pertamina's management, refinery business, professional organization, government institution, NGO and public analyst, that was interested in refinery business. Therefore, the paradigm of Pertamina's refinery business especially for Balongan refinery could be well-understood comprehensively due to the fact that profit of Pertamina not only determinate by internal productivity but also by external factor, i.e. market performance as such as exchange rates and oil prices. Furthermore the negative impact of exchange rate fluctuation could be minimized as much as possible.
The methodology used in this thesis is explorative method i.e. reviewing literature and studying other scientific publication including relevant website. The research took-place in PT. Pertamina (persero) UP-Vi Balongan refinery. The thesis used the secondary data that collected from production record and officially financial report of PT. Pertamina (persero) UP VI Balongan during 2000-2003 periods. The researched variables are value of exchange rates difference and profit. The correlation between those two variables is analyzed by regression techniques. The researched hypothesis are Ho (Hypothesis zero) states that there is no correlation between exchange rates and Balongan refinery profi and Ha (Hypothesis alternative) states that there is correlation between exchange rates and Balongan refinery profi. Hypothetic test used t-test.
The Basic conceptual theories considered in this thesis are exchange rates theory, profit theory and statistical theory. Exchange rates theory cover some factor that affect the fluctuation of exchange rates and mechanism of rupiah appreciation and depreciation against US dollar. Profit theory consist of production concept, production cost and revenue, in term of totality, average and marginal approach. While statistical theory cover the analysis of regression and hypothesis test.
Based on the above theories and the collected data, it is concluded that the correlation between exchange rates and Balongan refinery profit is not quiet significant so the correlation can not be generalized. The exchange rates variable that used in thesis (as indicated in financial report) only cover the procurement of chemical import material not include procurement of crude and product revenue yet. So, may be some research that ensures the comprehensive exchange rates variable (include procurement of crude and product revenue) is needed.
Due to Pertamina strategic function in fulfilling domestic fuel demand and anticipating liberalization in fuel market that schedules on 2005, it is recommended for Pertamina refinery to secure its profit against exchange rates fluctuation effect, because the refinery has many forex liabilities, both for long term and short term debt and loan, so an advantage anticipation effort could be conducted immediately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Dyah Santi
"ABSTRAK
Pada tahun 2015, negara-negara yang tergabung dalam Organization of Economic Co-operation and Development dan G20 termasuk Indonesia sepakat menjalankan 15 rencana aksi yang disebut Base Erosion and Profit Shifting BEPS Action Plan untuk mengatasi masalah penggerusan basis pajak dan pengalihan laba. Salah rencana aksinya adalah BEPS Action Plan 12: Mandatory Disclosure Rules untuk menangkal aggressive tax planning. BEPS Action Plan 12: Mandatory Disclosure Rules merupakan pelaporan wajib bagi Wajib Pajak dan promotor untuk mengungkap skema perencanaan pajak tax planning yang dijalankan dalam rangka mendapat informasi dini mengenai perencanaan pajak agresif aggressive tax planning . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam pengimplementasian, bentuk dan kerangka desain implementasi yang sesuai, serta dampak dari pengimplementasian rekomendasi BEPS Action Plan 12: Mandatory Disclosure Rules di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data yang dilakukan berupa studi kepustakaan dan wawancara mendalam dengan praktisi, akademisi dan otoritas pajak di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tantangan utama yang dihadapi adalah landasan hukum, bentuk implementasi berupa Peraturan Menteri Keuangan, dan pengimplementasian menimbulkan dampak positif dan negatif.

ABSTRACT
In 2015, countries in the Organization of Economic Co operation and Development OECD and G20 including Indonesia have agreed to implement 15 action plans called the Base Erosion and Profit Shifting BEPS Action Plan to address the problem of the tax base erosion and profit shifting. One of the action plans is BEPS Action Plan 12 Mandatory Disclosure Rules to counter aggressive tax planning. BEPS Action Plan 12 Mandatory Disclosure Rules is mandatory reporting for Taxpayers and promoters to disclose tax planning schemes undertaken in order to obtain early information on aggressive tax planning. This study aims to determine the challenges faced in implementing, the form and design framework of the appropriate implementation, and the impact of the implementation of BEPS Action Plan 12 Mandatory Disclosure Rules in Indonesia. The research is conducted with qualitative approach and data collection is conducted through literature review and in depth interview with practitioner, academics and tax authority in Indonesia. The results of this study indicate the main challenges faced is the legal basis, the form of implementation is Regulation of the Minister of Finance, and the implementation has positive and negative impacts."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ricky Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung ukuran KAP terhadap stock return dengan manajmen laba akrual sebagai variable intervening. Earnings Management diukur menggunakan akrual diskresioner dengan menggunakan model Modified Jones. Ukuran KAP diproksikan dengan variabel dummy Big 4, non-Big 4, Second Tier, atau Kecil. Stock Return diukur dengan menggunakan imbal hasil saham kumulatif.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014 dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini diuji mengenai bagaimana hubungan antara ukuran KAP dan earnings management, serta earnings management dan stock return, dan bagaimana pengaruh tidak langsung ukuran KAP dan stock return.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap earnings management. Manajemen laba akrual memiliki hubungan positif signifikan dengan stock return. KAP Big 4 tidak berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap stock return. KAP Second Tier tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap stock return. Tetapi KAP Second Tier berpengaruh secara langsung terhadap stock return.

This study aimed to analyze the direct and indirect effect of firm size on stock return with management accrual earnings as an intervening variable. Earnings Management was measured using discretionary accruals using models Modified Jones. Firm size is proxies by a dummy variable Big 4, non-Big 4, Second Tier, or Small. Stock Return is measured using cumulative stock returns.
This study was conducted using a sample of companies listed on the Indonesian Stock Exchange for the period 2012-2014 by using purposive sampling method. In this study were tested on how the relationship between firm size and earnings management, as well as earnings management and stock return, and how the indirect influence of the Firm Size and stock return.
The results of this study indicate that firm size has no effect on earnings management. Accrual earnings management has a significant positive relationship with stock return. KAP Big 4 does not impact directly or indirectly on stock return. KAP Second Tier dose not impact indirectly on stock return. But KAP Second Tier influence directly on stock return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Kurniawan B.
"Perum Balai Pustaka sebagai suatu bentuk badan usaha mempunyai tujuan memperoleh hasil usaha yang menguntungkan Dalam usaha mencapai tujuan diperlukan adanya perencanaan atas apa yang akan dilakukan serta pengendalian atas kegiatan yang dilaksanakan. Salah satu alat yang dikenal dalam bidang keuangan untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian adalah anggaran. Penulis mempergunakan kepustakaan dan penelitian metodologi penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk menelaah teori-teori mengenai anggaran. Penelitian lapangan bertujuan untuk menerapkan teori-teori tersebut, pada Perum Balai Pustaka sebagai contoh kasus. Maksud dan tujuan rencana kerja dan anggaran Perum Balai Pustaka adalah sebagai pedoman dan sasaran kegiatan kerja yang berisikan arahan dan target yang harus dicapai, sebagai alat untuk menentukan alternatif sumber pembiayaan perusahaan dan sebagai alat monitoring kegiatan perusahaan. Fungsi anggaran yang nampak pada Perum Balai Pustaka hanya sebagai alat alat perencanaan saja. Anggaran dibuat hanya sebagai laporan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Fungsi pengendalian belum nampak berjalan. Peyimpangan yang terjadi belum dianalisa penyebabnya dan belum dilakukan tindak lanjut atas penyimpangan tersebut. Yang ada hanya laporan perbandingan antara anggaran dan realisasi. Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban belum diterapkan. Apabila diadakan analisa atas realisasi dibandingkan dengan anggarannya, maka penyimpangan yang terjadi dapat ditentukan apakah merupakan tanda bahaya bagi perusahaan dan penyimpangan tersebut dapat digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan di masa datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S19092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Rijal
"ABSTRAK
Artikel jurnal ini membahas penelitian tentang model penyaringan atau penyeleksian penerimaan pesanan pelanggan pada industri make-to-order. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah model yang memberikan sebuah rekomendasi atau sebuah kebijakan yang sebaiknya diambil dalam menentukan pesanan-pesanan mana yang sebaiknya diterima atau ditolak. Model penyaringan ini dibuat dengan metode pohon keputusan dengan mempertimbangkan profit, kehilangan profit, dan kesempatan mendapatkan profit lebih. Sebagai bahan evaluasi, model ini nantinya akan dijalankan pada 2 metode penjadwalan, yaitu FCFS dan EDD.

ABSTRACT
The focus of this research is to create a filter or selection model for order acceptance on the make to order industry. The result of this research would be a model that give a decision recommendation or policy that should be taken on deciding orders which should be accept or reject. This selection model was created by decision tree method that concern to profit, profit loss, and opportunity profit. As an evaluation, this model would be running on FCFS and EDD scheduling method."
2017
T48239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arga Adhi Kurniawan
"Tujuan utama pendirian suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh atau menghasilkan laba. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan tentunya akan memiliki beberapa manfaat antara lain untuk menunjukan maupun meningkatkan nilai perusahaan pada pihak-pihak yang berkepentingan. terhadap perusahaan (stake holders), selain itu laba yang diperoleh perusahaan juga dapat digunakan untuk melakukan ekspansi dalam rangka meningkatkan daya saing bagi perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan utamanya yaitu menghasilkan laba perlu menggunakan suatu analisis untuk menentukan atau memperkirakan besarnya laba yang akan diperolehnya dalam suatu periode tertentu. Hasil dari analisis tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan dalam melakukan perencanaan untuk menyusun strategi perusahaan. Salah satu analisis yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan untuk menentukan besarnya laba yang akan diperoleh pada suatu periode tertentu adalah analisis cost volume profit (CVP).
Saat ini di Indonesia sedang terjadi krisis ekonomi, salah satu akibat dari krisis tersebut adalah terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama US Dollar. Bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan baku impor dalam proses produksinya fluktuasi nilai tukar rupiah tersebut perlu diperhatikan karena fluktuasi tersebut dapat mempengaruhi biaya produksi. Selain itu bagi perusahaan-perusahaan yang berorientasi atau menjual produknya untuk tujuan ekspor fluktuasi nilai tukar rupiah juga perlu diperhatikan karena fluktuasi tersebut dapat mempengaruhi pendapatan atau income perusahaan. Dari uraian tersebut dapat disimpuIkan bahwa bagi perusahaan-perusahaan yang tergantung pada bahan baku impor dan perusahaan-perusahaan yang menjual produknya untuk tujuan ekspor akan sangat terpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan perlu melakukan analisis tingkat sensitifitas atau seberapa jauh pengaruh fluktuasi nilai tukar terhadap perusahaan. Analisa CVP selain dapat digunakan sebagai analisis untuk menentukan besarnya laba yang akan diperoleh suatu perusahaan dapat juga digunakan untuk melakukan analisis tingkat sensitifitas suatu perusahaan terhadap perubahan yang terjadi pada biaya-biaya maupun tingkat pendapatan yang disebabkan karena terjadinya fluktuasi nilai tukar.
Dalam karya tulis ini selanjutnya akan dibahas mengenai analisis CVP pada PT X yaitu suatu perusahaan rotan yang berlokasi di daerah Tangerang propinsi Banten. Produksi utama PT X adalab keranjang (basket) rotan dengan orientasi atau dijual untuk pasar ekspor. Karena PT X merupakan perusahaan yang pendapatan atau revenuenya dalam mata uang US Dolar maka perusahaan tersebut dalam kegiatan usahanya perlu melakukan analìsis CVP. Saat ini PT X belum menggunakan analisis CVP untuk menentukan besar-nya laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu dengan menggunakan analisis CVP maka PT Xakan memperoleh beberapa manfaat antara lain perusahaan tersebut dapat menentukan berapa biaya produksi yang sebaiknya dipertahankan serta besarnya tingkat pendapatan yang harus diperoleh agar perusabaan dapat mencapai titik impas dan memperoleh laba. Selain itu dengan analisis CVP PT X juga dapat menentukan tingkat sensitifitas. Perusahaan terhadap perubahan nilai tukar dalam rangka menghadapi fluktuasi nilai tukar, karena pendapatan perusahaan tersebut dalam mata uang US Dolar. Jadi dengan melakukan analisis CVP, diharapkan analisis tersebut dapat digunakan oleh PT X dalam menentukan strategi untuk menghadapi persaingan.
Berdasarkan analisis CVP pada karya tulis ini untuk tahun 2001 PT X dapat mencapai titik impas pada tingkat produksi 19.612 unit, sedangkan tingkat produksi perusahaan tersebut pada tahun 2001 adalah 102.000 Unit. Jadi pada tahun 2001 perusahaan tersebut selain dapat mencapai titik impas juga masih dapat menghasilkan laba. Selain itu untuk menghadapi kemungkinan perubahan-perubahan biaya yang harus ditanggung PT X maka perlu dilakukan analisis sensitifitas. Analisis sensitifitas pertama yang dilakukan ialah analisis sensitifitas terhadap kemungkinan naiknya biaya tetap dan biaya variabel. Jika biaya tetap yang harus ditanggung PT X naik 10% maka perusahaan tersebut untuk mencapai titik impas harus menghasilkan produk sebanyak 21.573 unit, Tingkat produksi tersebut berada dibawah tingkat produksi per tahun sebesar 102.000 unit. Selain itu jika biaya variabel naik 10% maka PT X untuk mencapai titik impas harus menghasilkan produk sebanyak 22.198 unit. Tingkat produksi tersebut juga berada dibawah tingkat produksi per tahun 102.000 unit. Berdasarkan analisis sensitifitas terhadap kemungkinan naiknya biaya biaya terlihat bahwa laba PT X tidak terlalu sensitif terhadap naiknya biaya-biaya.
Sebagai suatu perusahaan yang menjual produknya untuk pasar ekspor maka PT X memiliki income dalam mata uang US Dolar oleh karena itu perusahaan tersebut juga perlu melakukan analisis sensitifitas terhadap kemungkinan terjadinya depresiasi nilai tukar US Dolar terhadap rupiah. Jika nilai tukar US Dolar terhadap rupiah terdepresiasi menjadi US$ 1 : Rp 8.000,- maka untuk mencapai titik impas PT X harus menghasilkan produk sebanyak 34.580 unit. Tingkat produksi tersebut berada dibawah tingkat produksi per tahun yaitu 102.000 unit. Selain itu jika nilai tukar US Dolar terhadap rupiah sesuai dengan asumsi RAPBN 2003 yaitu USS 1 : Rp 8.700,- maka PT X untuk mencapai titik impas harus menghasilkan produk sebanyak 27.292 unit. Tingkat produksi tersebut juga masih berada dibawah tingkat produksi per tahun. Berdasarkan analisis sensitifitas terhadap kemungkinan depresiasi US Dolar terlihat bahwa laba perusahaan tersebut tidak terlalu sensitif terhadap depresiasi US Dolar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T3801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatulloh
"Kesalahan umum penetapan harga adalah biaya semata-mata didasarkan pada pembuatan komponen produk, tanpa mempertimbangkan biaya layanan purna jual. Hal ini menyebabkan perusahaan kehilangan kemampuan untuk menyediakan layanan jangka panjang, karena biaya dukungan produk dan biaya akhir hidup produk tidak diperhitungkan dalam harga produk. Metode Life-Cycle Costing (LCC) dan metode Target Pricing adalah solusi bagi perusahaan dalam keputusan penetapan harga, karena dapat menetapkan harga berdasarkan keinginan calon pelanggan yang bersedia membayar, serta laba yang ditargetkan dapat dicapai dan menjamin biaya yang dikeluarkan sepanjang masa hidup produk dapat dicakup.
Tesis ini adalah penelitian studi kasus untuk menganalisis keuntungan produk Software as a Service milik PT. XYZ dan memberikan langkah-langkah untuk meningkatkan keuntungan dengan menggunakan metode Life-Cycle Costing (LCC) dan metode Target Pricing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan dari harga saat ini dan menentukan langkah-langkah untuk mencapai tingkat keuntungan yang lebih tinggi dengan mempertimbangkan seluruh biaya yang dikeluarkan sepanjang umur produk. Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa penetapan harga saat ini tidak dapat mencapai target laba yang ditetapkan oleh PT. XYZ dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tingkat keuntungan yang lebih tinggi adalah melalui efisiensi biaya tenaga kerja, biaya konfigurasi produk, biaya pelatihan, dan melakukan perbaikan berkelanjutan atas kualitas produk, agar pelanggan dapat menerima produk dengan mudah sehingga dapat mengurangi biaya pemasaran.

The common mistake of pricing is the cost solely based on the making component of the products, without considering the after sales service costs. It causes the company loosing its capability to provide long term service, due to product supporting cost and product end life cost is not taking into consideration. The Life-Cycle Costing (LCC) method and Target price method are the solutions for company in pricing decision, because its can setting price based on the potential customers are willing to pay, as well as the targeted profit is achieveable and guarantee the costs incured along the whole product life span can be covered.
This thesis is a case study reserch for analyzing the profitabilty of PT. XYZ's Software as a Service Products and providing the steps to improve the profitability by using the Life-Cycle Costing (LCC) and Target Pricing methods. The objectives of this research are to find out the profitability of the current pricing and defining the steps to achieve higher profitability considering the costs incured along the life span of the products. The conclusion of this research explains the current pricing is unable to achieve the profit target set by PT. XYZ and provides steps to achieve higher profitability through efficiency in labouring cost, product configuration cost, training costs and make continuous improvements to the quality of products, so that customers can receive products easily so as to reduce marketing costs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila
"Penelitian ini dibuat berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap board governance, manajemen laba dan kinerja perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006- 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh board governance yang terdiri dari proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, masa jabatan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan yang diukur dengan dua pengukuran yaitu menggunakan profitabiitas relatif (ROA) dan unmanaged Performance (UP). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda.
Hasil analisis board governance terhadap manajemen laba (%DA) diperoleh dua variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000) dan IO (pvalue = 0.0025). Kemudian hasil analisis board governance terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas relative (ROA) hanya satu variabel yang berpengaruh yaitu BSIZE (p-value = 0.0006, sedangkan diukur dengan menggunakan unmanaged performance (UP) menghasilkan tiga variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) dan INBOD (pvalue = 0.0115).

This research is based on the interest of researchers on board governance, earning managements and performance of the company. The samples in this study are all companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2006-2010. The purpose of this research is to know how to influence the board governance that consists of a proportion of the Board of Commissioners independent (InBOD), the size of the Board of Commissioners (BSIZE), the tenure of the Commissioner (BT), the institutional ownership (IO), the managerial ownership (MO), and the audit committee (AUD) affect the earning managements (%DA) and company performance measured with two measurements that use relative profitability (ROA) and unmanaged performance (UP). This research used quantitative approach with multiple linear regression method.
The result analysis board governance against earning managements (%DA) obtained two variables influential are MO (p-value = 0.0000) and IO (p-value = 0.0025). Then the results of the analysis board governance against the company performance with profitability relative (ROA) obtained one variables influential is BSIZE (p-value = 0.0006, while with unmanaged performance (UP) obtained three variables influential are MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) and INBOD (pvalue = 0.0115).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>