Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elnino Tunjungsari
"Remaja yang didiagnosis kanker rentan mengalami gangguan dalam proses perkembangannya. Berbagai gejala yang dialami akibat kanker maupun pengobatannya seringkali menimbulkan gejala yang menyebabkan distres psikososial. Namun masalah psikososial ini seringkali terabaikan. Sedikitnya alat skrining distres psikosial menjadi salah satu hambatan, oleh karena itu Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) yang dikombinasikan dengan penggunaan Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) diharapkan dapat membantu pengkajian dan evaluasi gejala yang dialami oleh remaja dengan kanker, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan algortima intervensi masalah psikososial yang disusun berdasarkan literatur. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses keperawatan manajemen distres psikososial pada remaja dengan pendekatan TOUS serta gambaran penerapan algoritma intervensi masalah psikososial yang diintegrasikan dengan Peds-DTRS. Proses keperawatan digambarkan dalam lima kasus, dengan proses keperawatan sebagai berikut: keluhan (unpleasant symptom), pengkajian: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor situasional, dilanjutkan perumusan masalah keperawatan, pemberian intervensi dan implementasi, dan evaluasi performa. Dari lima kasus tersebut ditemukan masalah yang berhubungan dengan psikologis dan hubungan sosial, yaitu ansietas, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan koping tidak efektif. Peds-DTRS membantu mendeteksi adanya distres, namun tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan pada saat evaluasi, hal ini menunjukkan bahwa skrining distres harus tetap dilakukan sepanjang continuum perawatan kanker. Algoritma intervensi masalah psikososial dapat digunakan untuk memilih intervensi sesuai dengan tingkat distres.

Adolescents diagnosed with cancer are vulnerable to developmental disruptions. Symptoms resulting from cancer and its treatment often induce psychosocial distress. However, these psychosocial issues are frequently overlooked. The scarcity of psychosocial distress screening tools poses a barrier; hence, the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) combined with the Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) is expected to aid in assessing and evaluating symptoms experienced by adolescents with cancer. This is followed by the application of a psychosocial problem intervention algorithm based on literature. The aim of this scientific paper is to illustrate the nursing management process of psychosocial distress in adolescents using the TOUS approach and to describe the application of the psychosocial problem intervention algorithm integrated with Peds-DTRS. The nursing process is depicted through five cases, with assessment steps including symptom complaint (unpleasant symptom), physiological factor assessment, psychological factor assessment, situational factor assessment, nursing problem formulation, intervention and implementation, and performance evaluation. From these cases, psychological and social relationship problems such as anxiety, hopelessness, powerlessness, and ineffective coping were identified. Peds-DTRS aids in detecting distress, yet not all issues can be resolved during evaluation, underscoring the need for continuous distress screening throughout the cancer care continuum. The psychosocial problem intervention algorithm can guide interventions according to distress levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Setyowati
"ABSTRAK
Nyeri merupakan masalah yang sering dihadapi anak dengan kanker. Penatalaksanaan nyeri saat ini belum optimal sehingga meningkatkan morbiditas pada pasien kanker khususnya pada anak. Karya ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk menggambarkan aplikasi Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) pada anak yang mengalami nyeri kanker dan optimalisasi peran perawat dalam memberikan edukasi manajemen nyeri pada anak dan keluarga. TOUS memiliki tiga komponen yaitu gejala, faktor yang mempengaruhi dan penampilan akhir klien. Ketiga komponen tersebut saling berhubungan serta dapat diintegrasikan dalam asuhan keperawatan anak. Aplikasi TOUS dan optimalisasi edukasi manajemen nyeri yang diberikan pada lima klien kelolaan efektif dalam meningkatkan kualitas hidup klien. Aplikasi TOUS pada asuhan keperawatan anak harus memperhatikan aspek tumbuh kembang dan psikologis anak.

ABSTRACT
Pain is a common symptom experienced by children with cancer. Currently pain management is not optimized thereby increasing morbidity in patients with cancer, particularly in children. The purpose of this final scientific writing is to give an overview of applications Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) in nursing care for cancer children with pain, this paper also described optimize the role of nurses in providing education management of pain in children and families. TOUS has three components: symptoms, and the factors that affect the final appearance of the client. The three components are interrelated and can be integrated in nursing care for children. Application of TOUS and optimizing pain management which was given for five patient show that was increasing quality of life in patient. Application TOUS on nursing care of children should pay attention to the psychological aspect of growth and development.
"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putry Nur Faidah
"Kanker dan terapi pengobatan pada remaja menimbulkan masalah distres psikologis. Remaja perlu mengelola stresor dan menerapkan koping adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh online peer support terhadap distres psikologis dan koping remaja dengan kanker. Desain penelitian adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan teknik consecutive sampling. Sampel sebanyak 60 remaja terbagi menjadi kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=30). Online peer support diberikan kepada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol mendapat video edukasi. Hasil analisis dengan independent t test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna skor distres psikologis dan koping mengatasi masalah dengan perencanaan, konfrontasi, mencari dukungan sosial, menerima tanggung jawab, dan penilaian positif setelah pemberian intervensi antara kedua kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh online peer support terhadap penurunan distres psikologis dan peningkatan koping adaptif pada remaja dengan kanker. Online peer support dengan metode yang tepat perlu diberikan pada pasien remaja dengan kanker sebagai intervensi kolaboratif guna menurunkan distres psikologis dan meningkatkan kemampuan koping adaptif.

Cancer and treatment in adolescents cause psychological distress. Adolescents need to manage stressors and apply adaptive coping. This study aims to identify the effect of online peer support on psychological distress and coping in adolescents with cancer. The research design was a quasi-experimental pre-post test with a control group using a consecutive sampling. A sample of 60 adolescents was divided into the intervention group (n = 30) and the control group (n = 30). Online peer support was given to the intervention group, while the control group received educational videos. The analysis results using independent t-test showed that there were significant differences in scores of psychological distress as well as scores of planful problem solving, confrontation, seeking social support, accepting responsibility, and positive appraisal coping after online peer support intervention between two groups (p<0,05). The conclusion of this study is that there is an effect of online peer support on reducing psychological distress and increasing the use of adaptive coping in adolescents with cancer. Online peer support with appropriate methods needs to be given to adolescent patients with cancer as a collaborative intervention to reduce psychological distress and improve adaptive coping skills."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Waluya Adi
"Pasien remaja dengan kanker berisiko mengalami masalah psikososial sehingga masalah self esteem dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Pasien remaja memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut agar dapat mengatasi sendiri ketika masalah tersebut muncul. Penerapan konsep TOUS merupakan format pengkajian yang sesuai dengan kondisi lima kasus yang dikelola Residen. Residen mengaplikasikan Evidance Based Practice Nursing (EBPN) dalam perawatan pasien dengan self esteem rendah. EBPN yang digunakan bertujuan untuk mengatasi masalah self esteem pada pasien kanker. EBPN yang digunakan sebagai intervensi keperawatan adalah menulis ekspresif. Intervensi menulis ekspresif dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan nilai self esteem. Intervensi menulis ekspresif untuk membantu pasien mengatasi masalah self esteem yang rendah. Perawat onkologi yang merawat pasien remaja kanker dengan kemoterapi yang mengalami masalah psikologis sehingga mengakibatkan self esteem rendahnya dapat menggunakan teori pendekatan TOUS. Perawat onkologi juga dapat menggunakan intervensi menulis ekspresif pada pasien remaja Kanker dengan kemoterapi.

Adolescent cancer patients are at risk of developing psychosocial problems so self-esteem problems can affect their quality of life. The resident applies Evidance Based Practice Nursing (EBPN) in the care of patients with low self-esteem. The EBPN is intended to address self-esteem problems in cancer patients. EBPN used as a nursing intervention is expressive writing. Oncology nurses who treat adolescent cancer patients with chemotherapy who have psychological problems resulting in low self-esteem can use the theory of TOUS approaches. Oncologists can also use expressive writing interventions in adolescent Cancer patients with chemotherapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Ishfahanie
"Penutupan institusi pendidikan sebagai salah satu langkah penerapan kebijakan pembataan sosial berskala besar, menyebabkan mahasiswa berisiko mengalami kesepian. Kesepian yang terjadi pada mahasiswa dapat berdampak pada kesehatan mental mahasiswa, salah satunya berisiko mengalami psychological distress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kesepian selama pandemi Covid-19 dengan psychological distress pada mahasiswa. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif-korelasi dan teknik potong lintang melibatkan 591 mahasiswa, didapatkan melalui teknik virtual network sampling. Hasil analisis bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan ada hubungan antara kesepian selama pandemi Covid-19 dengan psychological distress (p=0,000). Penelitian ini membantu pelayanan, penelitian, dan pendidikan keperawatan terkait kesepian dan psychological distress. Peningkatan concern dan awareness perawat terhadap fenomena kesepian dan stresor lainnya yang dapat mengancam kesejahteraan psikologis mahasiswa direkomendasikan.

The closure of educational institutions as one of the steps in implementing large-scale social restriction puts college students at risk of experiencing loneliness. Loneliness can dangerously affects students’ mental health, one of negative mental health risk caused by loneliness is psychological distress. This study aims to determine the relationship of loneliness during Covid-19 pandemic and psychological distress in college students. Quantitative research with descriptive-correlation design and cross-sectional technique involving 591 students, obtained through virtual network sampling technique. The result of the bivariate analysis with the Chi-square test found a relationship between loneliness during Covid-19 pandemic and psychological distress (p=0,000). This research supports the development of nursing services, research, and education related to loneliness and psychological distress. It is recommended to increase nurses’ concern and awareness of the phenomenon of loneliness and other stressors that can affect students’ psychological well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Fajarudin
"Penelitian ini menyelidiki dan membandingkan berbagai faktor psikososial dan faktor lingkungan sosial yang dapat memberikan pengaruh pada satu atau berbagai gejala distress pada pekerja di perusahaan geothermal PT. X. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian menemukan 10 dari 11 indikator faktor psikososial yang dominan di persepsikan sebagian atau lebih responden, dengan 5 gejala stress kerja yang dominan adalah sakit kepala & pusing, MSDs, marah, sulit tidur, dan perubahan nafsu makan. Penelitian menyarankan kepada perusahaan untuk meninjau kembali beban kerja dan kapasitas kerja yang ada, meningkatkan proses manajemen kerja, memperbaiki komunikasi kerja dari tenaga asing, serta menciptakan lingkungan kerja yang suportif.

This research investigates and compares various psychosocial factors and social environment factors that can influence to one or several distress symptoms to workers in the geothermal company PT. X. This research is semi-quantitative research with a descriptive design. The research found 10 out of 11 dominant indicators of psychosocial factors perceived by half or more of the respondents, with 5 dominant stress symptoms are headache and dizziness, MSDs, angry, sleep difficulties, and change in appetite. The research suggests the company review the workload and current work capacity, improve work process management, improve communication by the foreign workers, and create a supportive work environment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Hafia
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran faktor psikososial dan distress pada guru SLB di Kota Depok saat pandemi COVID-19 tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif melalui pengisian kuesioner dan wawancara. Sejumlah 67 guru SLB di Kota Depok berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,3% guru mengalami distress sedang dan 16,4% guru mengalami distress signifikan. Kemudian, ditemukan bahwa distress lebih banyak dialami oleh guru perempuan (52,7%), berumur > 30 tahun (52,4%), berasal dari program studi non-PLB (52,5%), tidak memiliki tipe kepribadian A (66,6%), memiliki masa kerja > 10 tahun (60%), sudah menikah (59,5%), memiliki anak (64,9%), memiliki dukungan sosial buruk dari keluarga (89,3%), memiliki beban kerja tinggi (61,8%), memiliki peralatan kerja buruk (63,9%), memiliki jam kerja buruk (64,3%), memiliki konflik peran tinggi (73,7%), memiliki ambiguitas peran tinggi (76,2%), memiliki kontrol pekerjaan buruk (81,4%), memiliki dukungan sosial yang buruk dari atasan dan rekan kerja (81,4%), memiliki konflik antara pekerjaan dan rumah yang tinggi (86,2%), jarang melakukan hobi (66,7%), dan memiliki ketakutan berat terhadap infeksi COVID-19 (71,4%).

This study aims to obtain an overview of psychosocial factors and distress among special education teachers in Depok during the COVID-19 pandemic in 2022. This study used a cross-sectional study design with a semi-quantitative approach through filling out questionnaires and interviews. A total of 67 special education teachers in Depok participated in this study. The results showed that 34.3% of teachers experienced moderate distress and 16.4% of teachers experienced significant distress. Then, it was found that distress is more experienced by female teachers (52.7%), aged > 30 years (52.4%), came from non-PLB study programs (52.5%), did not have personality type A (66 ,6%), have a working period of > 10 years (60%), are married (59.5%), have children (64.9%), have poor social support from family (89.3%), have a workload high (61.8%), have bad work equipment (63.9%), have bad working hours (64.3%), have high role conflict (73.7%), have high role ambiguity (76.2% ), have poor work control (81.4%), have poor social support from superiors and coworkers (81.4%), have high work-home conflict (86.2%), rarely do hobbies (66 ,7%), and had a severe fear of COVID-19 infection (71.4%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanita Nur Azmi
"Distres merupakan permasalahan psikologis yang umum dialami pada mahasiswa. Self-esteem dan college adjustment adalah faktor yang berkaitan dengan distres pada mahasiswa di tahun pertama perkuliahan. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat peran self-esteem dan college adjustment sebagai prediktor distres pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan 255 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia angkatan 2019. Distres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) digunakan untuk mengukur self-esteem dan Student Adaptation to College Questionner (SACQ) untuk mengukur college adjustment. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa self-esteem dan college adjustment dapat memprediksi distres mahasiswa tahun pertama. Selain itu, hasil penelitian ini secara spesifik juga menunjukkan bahwa prediktor terkuat bagi distres adalah dimensi personal-emotional adjustment. Untuk penelitian yang akan datang, peneliti menyarankan untuk memerhatikan waktu pengambilan data, menambahkan variabel demografis, serta metode pengujian reliabilitas dan validitas yang digunakan.

ABSTRACT
Distres is a psychological problem commonly experienced by first-year college students. Self-esteem and college adjustment are known as several factors that related to distress. This study examines the role of self-esteem and college adjustment as predictors of distress among first-year college students. The participants of this study were 255 first-year college students at University of Indonesia. Distres was measured using Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) to measure self-esteem, and Student Adaptation to College Questionners (SACQ) to measure college adjustment. The results show that self-esteem and college adjustment can predict first-year student distress. In addition, this study also shows that personal-emotional adjustment is the strongest predictor of distress. For future research purposes, the author suggests to consider the data collecting period, consider demographic variables, as well as the method used in analyzing the reliability and validity of the instruments used."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Rizkiyanti Salmania
"Kala memasuki lingkungan perkuliahan, mahasiswa baru dihadapkan dengan beragam tantangan. Banyaknya rintangan yang harus mereka lalui dapat menimbulkan distres psikologis dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara distres psikologis dan self-esteem pada mahasiswa baru, juga life satisfaction sebagai mediator dalam hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 255 mahasiswa baru dengan meminta mereka mengisi kuesioner penelitian, termasuk alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, dan Self-Reporting Questionnaire (20 item). Hasil penelitian menunjukkan bahwa life satisfaction memediasi secara parsial hubungan antara self-esteem dan distres psikologis (indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) dan direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]) signifikan, p < 0,001). Implikasi terhadap pengalaman mahasiswa baru di Indonesia, khususnya terkait pentingnya intervensi terhadap distres psikologis yang mereka alami, juga didiskusikan dalam laporan ini.

Upon entering university, new students are faced with various challenges. These myriad obstacles may cause the occurrence of psychological distress within them. This research investigated the relationship between psychological distress and self-esteem in university freshmen, as well as life satisfaction as a mediator in the relationship between them. Research was done by asking 255 university freshmen to complete a questionnaire of the research instruments, including Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, and Self-Reporting Questionnaire (20 items). This research yielded evidence that life satisfaction partially mediates the relationship between self-esteem and psychological distress (significant indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) and direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]), p < 0,001). Research implications towards the experience of university freshmen in Indonesia, particularly regarding the importance of interventions regarding psychological distress they may experience, are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marella, Bianca
"Relokasi mahasiswa asing dapat menimbulkan beban bagi banyak mahasiswa asing. Kesulitan yang lebih berat pada mahasiswa asing disebabkan oleh perbedaan budaya, bahasa, dan sistem pendidikan sebagai stress tambahan yang tidak dialami oleh mahasiswa lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah masalah adjustment to college work memiliki hubungan signifikan dengan psyhological distress pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur HSCL-25 untuk mengetahui tingkat psychological distress, dan Mooney Problem-Checklist untuk mendata masalah adjustment to college work. Partisipan dalam penelitian ini adalah 107 mahasiswa asing yang mengikuti program akademik degree dan non-degree di lingkungan Universitas Indonesia, yang dikumpulkan dengan teknik accidental sampling dan snowball sampling.
Berdasarkan hasil penghitungan statistik, diketahui tidak ada hubungan signifikan antara masalah adjustment to college work dengan psychological distress. Namun, dari hasil analisis tambahan diketahui masalah “Mencemaskan ujian-ujian” dan “Takut gagal di perguruan tinggi” memiliki hubungan signifikan dengan psychological distress pada mahasiswa asing di UI.

Relocation phenomenon can pose a burden for most international students. They encounter more problems due to cultural differences, which are not experienced by local students. The aim of this research is to get a description about the relationship between adjustment to college work problems and psychological distress.
This research used the quantitative method with the HSCL-25 used as a measurement of psychological distress, and the Mooney Problem Checklist – Adjustment to College Work scale as a measurement of adjustment to college work. The respondents in this research are 107 international students who are studying at Universitas Indonesia from both degree and non-degree program, gathered by accidental sampling and snowball sampling technique.
The result shows that there is no significant relationship between adjustment to college work problem and psychological distress in international students. However, this research also shows that there is a significant correlation between the problems “Worrying about examination” and “Fearing in failure in college” with psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S54282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>