Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Dora Sakti
"Kualitas air tanah dangkal (air tanah bebas) sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Belum tersedianya sistem jaringan air kotor kota, ,tingkat kepadatan penduduk di Jakarta yang cukup tinggi menyebabkan letak sumur umumnya dekat dengan septik tank. Kotoran manusia yang tertampung dalam suatu tempat yang tidak jauh dari sumber air dapat menyebabkan bakteri coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kandungan bakteri Eschericia coli air sumur tanah dangkal pada struktur pemukiman RW 03 dan RW 05 Kelurahan Pondok Kopi Jakarta Timur, dan kaitannya dengan sanitasi air, fisik wilayah, dan sosial ekonomi masyarakat. Pola sebaran bakteri coli pada daerah pemukiman teratur cenderung lebih rendah dibandingkan pada daerah pemukiman tidak teratur. Variabel fisik topografi wilayah mempengaruhi tingkat kandungan bakteri pada titik sampel. Semakin dalam sumur pada titik sampel terjadi kecenderungan penurunan kandungan bakteri. Semakin dekat jarak septik dengan sumur menjadi kecenderungan meningkatnya kandungan bakteri. Semakin banyak sumur dipengaruhi oleh septik tank, maka kecenderungan bakterinya semakin tinggi.

The quality of shallow groundwater is greatly influenced by the surrounding environmental conditions. The city's dirty water network system is not yet available, and the population density in Jakarta is quite high, which means that wells are generally located close to septic tanks. Human waste collected in a place not far from a water source can cause coli bacteria. This research aims to determine the distribution pattern of Eschericia coli bacteria content in shallow ground well water in the residential structure of RW 03 and RW 05, Pondok Kopi, East Jakarta, and its relationship to water sanitation, physical area and community socioeconomics. The distribution pattern of coli bacteria in regular residential areas tends to be lower than in irregular residential areas. The physical variable of regional topography influences the level of bacterial content at the sample point. The deeper the well at the sample point, the bacterial content tends to decrease. The closer the septic tank is to the well, the more bacteria content tends to increase. The more the well is affected by a septic tank, the higher the bacterial tendency."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizali Karliansyah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh kualitas air sungai yang buruk mempengaruhi kualitas air sumur penduduk, sehubungan dengan masih banyaknya penduduk di RW 04 Kelurahan Manggarai yang menjadikan air sungai sebagai tempat membuang hajat dan menggunakan air sumur pampa sebagai air baku air minum.
Masalah pokok yang diteliti adalah (a) berapa besar kandungan Escherichia coil di dalam air sumur-sumur pompa tangan penduduk pada jarak dari tepi sungai, kedalaman, dan pemakaian air yang berbeda-beda; (b) korelasi antara nilai Most Probable Number (MPN)" koli tinja dengan parameter fisika-kimia, sehingga dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Makin banyak pemakaian air sumur, makin besar kemungkinan terkontaminasi koli tinja.
2) Makin dalam sumur pompa penduduk, makin kecil kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri koli tinja.
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengambil sampel-sampel air sumur secara sensus dan air sungai secara acak, masing-masing 3 kali ulangan selama 3 hari berturut-turut di awal musim kemarau. Di samping itu diambil pula data kuesioner, wawancara, dan observasi langsung sebagai data penunjang.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara analisis statistik menggunakan korelasi jenjang Spearman terhadap nilai MPN koli tinja dan parameter fisika-kimia.
Hasil penelltian menunjukkan bahwa 9 dari 14 sumur pompa tangan yang diteliti telah tercemar oleh bakteri koli tinja, di mana faktor jarak dan kedalaman berpengaruh terhadap nilai MPN koli tinja. Sedangkan besarnya pemakaian air tidak berpengaruh terhadap nilai MPN koli tinja. Di samping itu sanitasi lingkungan yang buruk dan tingkah laku masyarakat yang kurang saniter turut membantu pencemaran koli tinja ke air sumur-sumur pompa.
Salah satu dampak pencemaran sumber air oleh E. coli di wilayah ini adalah tingginya angka penderita penyakit diare dan angka kematian bayi. Di samping itu kandungan E. coil yang tinggi juga merupakan beban yang berat bagi pihak Proyek Air Minum (PAM) DKI Jakarta dalam proses pengolahan air baku air minum.
Diharapkan penurapan dan pemindahan lokasi pemukiman penduduk RW 04 (RT 006 sld RT 0017) ke lokasi pemukiman baru dapat menjadi prioritas pembangunan di Kecamatan Tebet. Hal ini mengingat kondisi kualitas air yang sangat buruk di samping lokasi tersebut (bantaran sungai) memang tidak layak sebagai kawasan pemukiman. Di dalam Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) Kecamatan Tebet tahun 2005, kawasan tersebut telah diperuntukan sebagai kawasan hljau tanpa bangunan.

ABSTRACT
The aim of this research is to know how deep the bad river water quality influences the well-water-pump quality in relation to the fact that people at RW 04 Manggarai Village use the river as a defecation place and the well-water-pump as the source of drinking water.
Research points of view are (a) how many Escherichia coli present in the well-water-pump in different distances from the river edge, in different depth of the well, and in different quantity of water usage; (b) the correlation between MPH fecal coil and physic-chemist parameters.
Therefore, the formulations of hypothesis are: (l) the more well-water-pump usage, the bigger the potentiality of fecal col. contamination. (2) The deeper the well water pump, the lesser the potentiality of fecal coli contamination.
This research was implemented by taking the well-water-pump samples with census sampling method and the river water samples with random sampling method, each sample 3 times a day for 3 consecutive days in the early dry season. Questioners, interviews, and direct field observation were also taken as supporting data.
Statistical analysis of the hypothesis was performed with Spearman rank correlation to the value of MPN fecal cola and physic-chemist parameters.
The result of this research indicates that 9 from the 14 well-water-pump tested were polluted by fecal coil bacteria, with distance and depth factors influencing the value of MPN fecal coll. Whereas the quantity of well water pump usage did not influence the value of MPN fecal coli. In addition, bad environmental sanitation and less sanitary-conscience human behavior also supported the fecal coil contamination to the well water pump.
Among the impacts of water-source pollution by E. coli in this area were the high diarrhea sufferer and infant mortality rate. The high E. coil content in the water source also represent the heavy burden of the drinking water processing at Jakarta Municipal Water Treatment Plant (PAM DKI Jakarta).
We hope that the plastering of river edges and the transfer of residents of RW 04 (RT 006 to RT 0017) to the new residence location would be the development priority of Tebet Sub district, considering the bad water quality and improper residence location. In the Regional City Division Plan (RBWK) of Tebet Sub district 2005, this area would be a green-open space.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"Peraturan Menkes Rl No.416 tahun 1990 dalam standar kualitas Air Minum
menyatakan bahwa air minum tidak boleh terdapat bakteri Eschericia coli dalam 100 ml contoh air. Adanya bakteri Coliform merupakan indikasi air tercemar kuman pathogen, sehingga bakteri Coliform merupakan indikator pencemaran air secara mikrobiologis.
Bakteri E. Coli dapat menyebabkan Gastroenteristis. Salah satu cara mengurangi bakteri bakteri E. coli pada proses pengolahan air adalah dengan proses koagulasi (penggumpalan) yang diikuti proses flokulasi (pembentukan flok) dan sedìmentasi (pengendapan flok). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koagulan adalah penggunaan koagulan yang tepat untuk tingkat kekeruhan air baku yang sudah ditentukan (dalam hal ini kekeruhan tinggi). Koagulan yang umum digunakan adalah
AI2(SO4)3 yang biasa disebut tawas atau alum, karena cukup murah dan mudah didapat dipasaran. Kenyataan menunjukkan tingkat kekeruhan air baku (dalam hal ini sungai Ciliwung) semakin tinggi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih efektif. Penggunaan koagulan PAC (Poly Aluminum Chiorida) sebagai koagulan alternatif yang lebih efektif untuk air baku kekeruhan tinggi.
Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Sebagai kelompok eksperimen adalah sampel air baku yang diberi koagulan PAC, sedangkan kelompok pembanding adalah sampel air baku yang diberi koagulan Alum atau Tawas. Penelitian ini dilakukan dalam skala taboratorium, yaitu melalui analisa jartes untuk menentukan dosis optimum koagulan. Percobaan dilakukan di laboratonum pusat PAM Jaya dengan mengambil sampel air baku kekenihan tinggi (100 - 500 NTU) dan melakukan lima kali percobaan
dengan total sampel 30. Dosis koagulan yang digunakan adalah 20, 25, 30, 35, 40, 45
ppm.
Hasil yang diperoleh adalah Reduksi Eschericia coli rata-rata oleh PAC adalah 88.3166 dengari reduksi maksimum 99.97 % dan oleh Alum adalah 73.30 % dengan reduksi maksimum 96.67%. Secara statistik beda reduksi PAC terhadap Mum adalah perbedaan bermakna dengan nilai p <0,05. Dosis optimum rata-rata PAC adalah 20 ppmdengan rata-rata reduksi 89.01 %. Dosis optimum rata-rata Alum adalah 30 ppm dengan
rata-rata reduksi 81.60 %. Melihat kualitas air yang dihasilkan terhadap parameter pH,
kekeruhan, dan E. coil Iebih baik menggunakan PAC. Nilai rata-rata kualitas air pada
pemberian dosis optimum PAC adalah : kekeruhan 7,2 NTU, pH akhir 7.08 dan reduksi
E. coil 97.29%. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum Alum adalah:
kekeruhan 16.2 NTU, pH 6.8 dan reduksi E. coil 95.06%.
Secara ekonomis didapat penghematan yang cukup besar, yaitu dengan
pemakaian PAC dapat dihemat biaya Rp 47.740.400 / bulan untuk Instalasi I PAM DKI
Jaya. Perhitungan ini diambil dan penghematan penggunaan dosis koagulan dan dosis
kapur tohor, dimana dengan PAC tidak diperlukan pemakaian kapur tohor untuk
menaikkan pH.
Dari hasil ini disarankan untuk air baku kekeruhan tinggì PAC dapat dijadikan
koagulan pengganti Alum, karena dari segi teknis Iebih menguntungkan, yaitu tidak
perlu penambahan kapur tohor untuk menetralkan pH dan mengurangi dosis Kaponit
pada proses desinfeksi serta waktu digunakan lebih pendek, dari segi biaya lebih hemat,
dan dari segi kualitas air yang dihasilkan lebih baik.

In general, raw water which comes from the river has been contaminated by
human or animal feces which is shown by the existing of an organism society called
Coliform such as Bacterium coli, Bacilus coil or Eschericia coli which are the ones of
microbiologie parameter. The existent of Coliform bacteria is an indicator of pathogenic
bacteria, so the Coliform bacteria is an indicator of microbiological water
contamination. Ministry of health regulation no.416 1990 for standardization of drinking
water states that the drinking water mustn’t contain the Eschericia coil bacteria in 100
ml the sample of water.
The E. coil bacteria may cause Gastroenterist. One way of reducing E. coli
bacteri in the water treatment is by coagulation process which is followed by floculation
and sedimentation, One factor which determined the succes of coagulation is the use of
the right coagulant for determined standard turbid raw water (in high tu bid level
matter). The most commonly used coagulant is the AI2(SO4)3 called “Tawas” or “Alum”,
it is quite cheap and can be found easily. The fact shows that the high turbid level of raw
water (in Ciliwung river matter) is getting higher, so an alternative of more effective
coagulant is needed. Lise of the PAC (Poly Aluminum Chloride) coagulant is more
effective for high turbid level raw water.
Method used in this research is true experimental. The experiment group consists
of samples of raw water with the PAC coagulant, compared with samples of raw water
with Tawas or Alum coagulant Research was done in an laboratory scale, through
jartest analysis to decide the optimum dose of coagulant. The experiment was done at
the PAM Jaya Laboratory by taking samples of high turbid of raw water (100-500 NTU)
and doing 5 times experiment with total samples of 30. The coagulant doses used of are
20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm.
Average reduction of E. coli by the PAC is 88,32%, with maximum reduction of
99.97%, and by the Alum is 73.3% with the maximum reduction of 96.67%.
Statistically, the reduction difference between PAC and Alum is (15.02 ± 5.33)% With P
<0.05 in CI 95% of significant difference. The avarage optimum dose of PAC is 20 ppm
with average reduction of 89 %. The average optimum dose of Alum is 30 ppm with
average reduction of 81.6%. If we see the produced water quality the parameters Like:
pH, turbidity, and E.coli, it would be better for us to use the PAC. The average values of
water quality with PAC optimum dose given are : the turbidity is 7.2 NTU, the last pH is
7.08 and the E. coli reduction is 97.29%. Condition with Alum are: the turbidity is 16.2
NTU, the PH is 6.8 and the E.coli reduction is 95.06%.
Economically, by using the PAC we can save costs for about Rp
47.740.000/month. This calculation was done by savings in coagulant dose and in quick
lime dose, which by using the PAC we do not need the quick-lime to increase the pH
anymore.
Using the results obtained, it’s recomended , for the high level turbidity of the
raw water, to use the PAC as a substitution of Alum. Technically, it gives more revenues
by not using the quick-lime addition to neutralize the pH, reduces the “Kaporit” dose in
the dissinfection process, and shortens the process time. We can also reduce costs,
because it’s cheaper, and we can get better water quality than before.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T3644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zatia Nurfina Kurniawan
"

Pasca Tsunami Banten bulan Desember 2018 lalu, Kecamatan Sumur, Pandeglang menjadi salah satu daerah yang paling terdampak dan mengalami kerugian besar. Universitas Indonesia, dengan program UI Peduli dari DRPM UI, berinisiatif membantu membangun kembali Kecamatan Sumur, salah satunya dengan memperbaiki kualitas sanitasinya. Huntara Sumberjaya merupakan Hunian Sementara yang menampung 220 KK dari Desa Sumberjaya dan Desa Kertajaya, dan dibangun sebagai tempat tinggal darurat untuk 2 tahun. Teknologi biofilter dapat menjadi alternatif pengolahan limbah domestik yang murah dan mudah digunakan. Media bioball, blanko, dan batu karang yang digunakan pada tangki septik kapasitas 30-35 KK memiliki efisiensi penyisihan (berurut) BOD sebesar 80%-67%-60%, COD 52%-43%-48%, TSS 74,5%-57,5%-85%, amonia 60%-24%-63%, nitrit 54%-44%-64%, nitrat 51%-33%-54%, minyak dan lemak 67%-52,5%-72%, and koliform 18%-12%-11%. Sebagai validasi, digunakan uji statistik yaitu Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji t-tailed, serta Uji One Way ANOVA. Didapatkan hasil bahwa media batu karang memiliki efisiensi penyisihan yang mirip dengan media bioball, dan memiliki penyisihan TSS yang paling baik. Kedua tangki bermedia menghasilkan efisiensi penyisihan BOD, COD, E. coli, serta minyak dan lemak yang sama dengan tangki tanpa media, namun menghasilkan efisiensi penyisihan parameter nitrogen yang lebih baik. Secara karakteristik, batu karang dapat dijadikan alternatif media biofilter yang mudah didapatkan, mudah digunakan, dan murah.

 


Post the Banten Tsunami disaster last December 2018, Sumur sub-district, Pandeglang was one of the areas most heavily influenced and suffered enormous loss. Universitas Indonesia, supported by the Department of Research and Community Engagement’s “UI Peduli” programme, initiated to aid revitalization, with sanitation being one of the key highlights. Huntara Sumberjaya is a temporary shelter that accommodates 220 families from Sumberjaya and Kertajaya Village, within the period of 2 years. Biofiltration technology can potentially become a municipal wastewater treatment alternative, cheaper and easier to operate. Bioballs, unfiltered, and coral rocks used for the 30-35 families capacity septic tank produces a removal efficiency for (in order) BOD of 80%-67%-60%, COD 52%-43%-48%, TSS 74,5%-57,5%-85%, ammonia 60%-24%-63%, nitrite 54%-44%-64%, nitrate 51%-33%-54%, oil and grease 67%-52,5%-72%, and coliform 18%-12%-11%. To validate, Kolmogorov-Smirnov test, t-tailed test, and One Way ANOVA test were conducted. The statistical analysis proved that natural coral rocks have similar removal efficiency with the commercially used bioball, as well as having the best TSS removal efficiency. Both filtered tanks generated a higher removal efficiency than unfiltered tanks, but produced a significantly higher removal efficiency for Nitrogen parameters. Generally, dried coral rocks may serve as a biofiltration media that is easily accessible, easy to use, and cheap.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayuwidia Ekaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Senyawa X yang merupakan senyawa turunan Forbazol terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Kerja Senyawa X dinilai dengan mengukur diameter hambatan pada kultur yang diberikan disc antibiotik berisi Senyawa X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan bermakna antara pemberian Senyawa X dengan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli; dan (2) Tidak terdapat hubungan signifikan antara perbedaan konsentrasi pemberian Senyawa X dengan hambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan terdapat hubungan signifikan antara kenaikan konsentrasi pemberian Senyawa X pada konsentrasi 64 mg/L dan 128 mg/L dengan hambatan pertumbuhan pada Eschericia coli.

The aim of this research is to know the effect of X Compound which is the derivative of Phorbazol compound towards growth inhibition of Staphyloccocus aureus and Escheria coli. Activities of X Compound were evaluated by measuring the inhibition diameter of the bacteria cultures which were given antibiotic discs containing X Compound.
The research results show that: (1) there is significance correlation between addition of X Compound to the growth of Staphylococcus aureus and Escheria coli, and (2) there is no significance correlation between diference concentrations of X Compound to the growth inhibation of Staphylococcus aureus. However, there is significance correlation beween the concentration of 64 mg/L and 128 mg/L to the growth inhibition of Escheria coli.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Diwyadjati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam skripsi ini akan dibahas secara singkat mengenai fungsi alih kontinyu maupun diskrit dari tangki gandeng orde dua. Kemudian diturunkan algoritma pengendalian dari rumus Recursive Least Square (RLS) dan pengendali penempatan kutub. Algoritma tersebut diimplementasikan dengan perangkat lunak BORLAND DELPHI pada komputer pribadi untuk mengendalikan tinggi cairan pada tangki gandeng secara real-lime. Kemudian dibahas pula mengenai perangkat kenas antar-muka dari komputer pribadi ke tangki gandeng tersebut. Akhirnya diambil kesimpulan mengenai unjuk kerja sistem ini serta dibandingkan dengan pengendah PI."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Supegina
"Jacketed Stirred Tank Heater adalah sebuah tangki yang diselubungi oleh suatu ruangan pemanas yang disebut jaket, jaket ini berfungsi sebagai ruangan untuk menyalurkan bahan pemanas untuk memanaskan cairan yang terdapat di dalam tangki. Sistem Jacketed stirred tank heater ini terdiri dari bagian tangki dan bagian jaket yang mengelilingi tangki tersebut.
Penggunaan jacket adalah untuk menjaga sirkulasi kalor merata di sekeliling tangki dan mengurangi transfer kalor dari dalam tangki langsung ke lingkungan, karena temperatur di dalam jacket dijaga berada di atas temperatur cairan di dalam tangki, sehingga cairan di dalam tangki akan menyerap kalor dari jacket dan bukan sebaliknya. Hal inilah yang membuat penggunaan jacket pada Stirred Tank Heater dapat mempercepat proses pemanasan cairan di dalam tangki.
Model sistem Jacketed Stirred Tank Heater diperoleh dengan menggunakan kesetimbangan massa dan energi. Model matematik sistem ini merupakan persamaan yang memiliki sifat nonlinier. Proses linierisasi perlu dilakukan untuk mendapatkan persamaan-persamaan yang bersifat linier. Sistem Jacketed Stirred Tank Heater merupakan sistem Multi Input Multi Output (MIMO), yang terdiri dari dua varabel input dan dua variabel output.
Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem kendali Proportional Integral (PI) dan sistem kendali fuzzy untuk mengatur sistem jacketed stirred tank heater sehingga mendapatkan temperatur output sesuai dengan yang diinginkan. Pengendalian sistem disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB versi 7.1 dan kemudian membandingkan hasil pengendalian yang diperoleh dengan kedua jenis pengendali tersebut.

Jacketed Stirred Tank Heater is a tank that covered by heater room which is called Jacket, this jacket have a function as room to transported heater materials and heating the fluids inside the tank. This Jacketed stirred tank heater system consist of tank & jacket part that surrounding the tank.
This jacket usage is to maintain the steam circulation flatten in whole tank and reduce heat transformation from inside tank to environment directly, because the temperature inside jacket maintained in level above the fluid temperature inside, so that the fluid inside tank would absorb heat from the jacket and not the contrary. This is the point which jacket usage on Stirred Tank Heater could speed up the heating process inside the tank.
Jacketed Stirred Tank Heater system models is obtained by use mass & energy balancing. This maths model system is a nonlinier equation. Linierisation process need to be done to get the linier equations. Jacketed Stirred Tank Heater system is a Multi Input Multi Output (MIMO) system, that consist of two input and two output variable.
This research objective is to design Proportional Integral (PI) and fuzzy control system to controlled jacketed stirred tank heater system, so we could get the output temperature that appropriate with the requirement. Controlling system is simulated by use MATLAB 7.1 version program and compared with the result from those two controlling system above."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25054
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Giodhani
"Makanan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Namun, penyakit juga dapat timbul akibat kandungan yang ada dalam makanan. Tempat pariwisata merupakan salah satu tempat-tempat umum (TTU) yang berisiko sebagai tempat terjadinya penularan penyakit melalui media salah satunya adalah makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara higiene sanitasi makanan dan tingkat kontaminasi Eschericia coli pada makanan di Lokawisata Baturaden. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data primer yang terdiri dari hasil uji laboratorium sebesar 42 sampel makanan dan hasil wawancara dengan 42 penjamah menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 95,2% tidak memenuhi syarat karena terkontaminasi oleh Eschericia coli. Analisis bivariat dengan t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kontaminasi oleh Eschericia coli dan pengetahuan penjamah terkait higiene sanitasi makanan (p-value = 0,018), sanitasi alat makan (p-value = 0,015), dan perilaku higiene penjamah (p-value = 0,032). Oleh karena itu, pedagang di Lokawisata Baturaden perlu diberikan penyuluhan terkait pengetahuan terkait higiene sanitasi makanan, disediakan wastafel beserta sabun, tempat sampah yang sesuai persyaratan, penyediaan fasilitas yang menunjang proses disinfeksi pada alat makan, menekankan proses pencucian alat makan dengan benar, menyediakan tempat penyimpanan alat makan yang terbebas dari kontaminan, menekankan para pedagang untuk membiasakan perilaku higiene yang sesuai persyaratan, serta melakukan pemantauan terus menerus agar kualitas makanan yang dijualkan tetap dalam kondisi yang baik.

Food is one of the most important aspects of human life. However, diseases can also arise from the content that exists in the food. Tourist spot is one of the public places at risk as a place of contagence through the media one of which is food. This research aims to know the relationship between hygiene food sanitation and Eschericia coli contamination level on food at Lokawisata Baturaden. Research using cross sectional study design. The data used is the primary data consisting of laboratory test results of 42 food samples and interviews with 42 food handler using questionnaires. The results showed 95.2% were not eligible because it was contaminated by Eschericia coli. Bivariate analysis with t-test indicates there are significant differences between the contamination of Eschericia coli and the knowledge related to hygiene of food sanitation (p-value = 0.018), tableware sanitation (p-value = 0.015), and hygiene behaviour The Food handler (p-value = 0.032). Therefore, merchants in Lokawisata Baturaden need to be given counseling related knowledge related to hygiene of food sanitation, supplied washers with soap, suitable bins, provision of facilities that support the process disinfection of cutlery, properly emphasizing the feeding process of the cutlery, providing contaminant-free cutlery, emphasizing traders to familiarize themselves with the appropriate hygiene behaviors, as well as conduct continuous monitoring to keep the quality of the food in good condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Arsyina
"Air minum dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Sesuai peraturan, di dalam air minum tidak boleh ditemukan E.coli (0 CFU/100 mL). Kontaminasi E.coli dalam air minum dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor higiene sanitasi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor higiene sanitasi yang dapat mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Lokasi dari penelitian ini adalah 3 kecamatan di Kota Depok yaitu Kecamatan Sawangan, Bojongsari, dan Cipayung. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus-September 2019 dengan total sampel 300 rumah tangga. Hasil uji laboratorium menunjukkan 174 (58%) sampel air minum rumah tangga mengandung E.coli. Hasil analisis statistik menunjukkan faktor sanitasi yang berhubungan secara signifikan dengan kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) dan perilaku cuci tangan pakai sabun (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). Sedangkan faktor yang dominan mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum.

Drinking water can directly affect human health. Based on the national and international standards, the drinking water cannot contain Escherichia coli (0 CFU/100 ml) at all. However, several factors contributing to E. coli contamination in drinking water, one of them being identified as poor sanitation hygiene. This study aimed to investigate the sanitation hygiene factors which can affect the E. coli content in the household drinking water. We used a cross-sectional study design to collect the data from three districts in the city of Depok, i.e., Sawangan, Bojongsari, and Cipayung. We gathered in total 300 household water samples during August-September 2019. The laboratory tests showed that 174 (58%) household water samples contained E. coli. We found two sanitation hygiene factors that significantly affected the E. coli content in the household drinking water, i.e., the water container condition (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) and the handwashing practice with soap (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). The most dominant sanitation hygiene factor contributed to the E. coli content in the household drinking water was the condition of the water container."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>