Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martin, Paul
New York: St. Martin's Press, 1997
616.804 MAR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Widiastuti
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan terhadap perkembangan bayi usia 1-12 bulan di Kota Salatiga tahun 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kohort retrospeksi. Sampel penelitian sebanyak 146 bayi usia 1-12 bulan yang lahir dari ibu yang memakai dan tidak Brain Booster Sabuk Cerdas saat kehamilan yang berada di 5 wilayah kerja puskesmas di Kota Salatiga. Hasil analisis multivariat menunjukkan besar hubungan antara pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan terhadap perkembangan bayi usia 1-12 bulan dengan OR sebesar 6,053 (95% CI : 1,654-22,145). Hasil penelitian menyarankan agar program pemakaian Brain Booster Sabuk Cerdas pada saat kehamilan dimulai sejak awal kehamilan dan diberikan pada saat K1 pemeriksaan kehamilan. Brain Booster Sabuk Cerdas digunakan setiap hari minimal selama 60 menit pada malam hari.

This thesis have purposes to know correlation between the smart belt brain booster in pregnancy stage on 1-12 months infant development in Salatiga City in 2019. This research used cohort restrospection studies. The sampel are 146 1-12 month infant who were born from mother used and not used smart belt brain booster in pregnancy stage in five primary health care in Kota Salatiga. Multivariat analysis shows that colleration between using the smart belt brain booster in pregnancy stage on 1-12 months infant development with OR 6,053 (95% CI : 1,654-22,145). The researcher suggests that the smart belt brain booster in pregnancy stage program should be started on the begining of pregancy stage and should be given on K1 monitoring. Smart belt brain booster should be used 60 minutes every day."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horgan, John
London: Phoenix, 2000
612.822 1 HOR u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lipski, Elizabeth
New York: McGraw-Hill, 2020
616.332 LIP d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Grilly, David M.
London: Alan and Bacon, 1998
615.78 GRI d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shealy, C. Norman
"Buku yang berjudul "The illustrated encyclopedia of Healing Remedies" ini ditulis oleh C. Norman Shealy. Buku ini membahas tentang tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat untuk penyakit tertentu."
Shaftesbury: Element, 1998
R 615.321 SHE i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurdiana
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik dengan komplikasi yang dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Upaya pencegahan komplikasi diabetes yaitu menerapkan perilaku self-management. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2. Data diperoleh dari 126 responden di Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, dan Persadia Cabang Kota Depok dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan telah diuji untuk mengukur Kualitas Edukasi yang Dilakukan Perawat dan self-management diabetes (SDSCA). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kualitas edukasi dengan harapan meningkatkan self-management pasien diabetes melitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a long-life chronic metabolic disease with  accompanying complications that could lead to disability or death. Diabetes self-management has been considered as an effort to reduce the complications. This study aimed to identify the correlation between the quality of nurse-led education with type 2 diabetes self-management behavior. A total  of 126 subjects with T2DM were recruited from Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, and Persadia Cabang Kota Depok with purposive sampling. Previously validated scales were used to measure the quality of nurse-led education and diabetes self-management (SDSCA). The result of Pearson Correlation analysis showed that there is significantly-positive correlation between nurse-led education with self-management of type 2 diabetes mellitus patients (p=0,000; r=0,436). The result of this research could be a suggestion for further nursing care to educate diabetician to improve their self-management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Murti Tri Putranto
"Kecelakaan kerja seringkali disebabkan oleh perilaku tidak aman. Program Behavior Based Safety memiliki peranan penting dalam menciptakan zero accidents. Implementasi dari program BBS memfokuskan pada observasi dimana dari observasi tersebut akan membentuk suatu kewaspadaan terhadap perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman. PT X sudah menerapkan program BBS dari tahun 2008-2016 dan didapatkan hasil evaluasi internal yang cukup baik, akan tetapi setelah ditanyakan secara langsung terhadap observer (karyawan), ditemukan praktik observasi yang tidak sesuai dengan kaidah BBS yang sudah disepakati yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil evaluasi internal PT X, dimana hal ini ditunjukkan ketika reinforcement ditiadakan, jumlah observer mengalami penurunan sebesar 68,2%. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program BBS yang ada di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan menggunakan 3 parameter besar, dengan total 8 sub parameter dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional, perawatan, tim pendukung ( Field Engineering Support, Laboratory, Medical dan Facility Management). Hasil analisis data menyebutkan bahwa evaluasi internal yang dilakukan oleh PT X masih kurang dimana terdapat unsur-unsur yang belum dimasukkan dalam evaluasi tersebut, antara lain keterlibatan pekerja dalam penentuan baseline, goal setting dan komitmen pekerja dan manajemen dalam pemberian feedback. Dan ditemukan bahwa reinforcement merupakan faktor penting dalam menjalankan program BBS ini.

Work accidents are mostly caused by unsafe behavior. Behavior Based Safety (BBS) program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-based safety program is focused to observe the behavior which is in observation will create unsafe behavior awareness and improve safe behavior. PT X has implemented BBS program from 2008-2016 and got good internal evaluation results, but after crosscheck directly to observer (employee), found observation practice which is not in accordance with BBS rules which it can influence the results of internal evaluation PT X, indicated when reinforcement is eliminated, the number of observers decreased by 68.2%. The purpose of this study is to evaluate the BBS program in PT X. This research is a descriptive research with quantitative approach. The evaluation was conducted using 3 large parameters, with a total of 8 sub-parameters with questionnaires distributed to the operational, maintenance, support gorup (Field Engineering Support, Laboratory, Medical and Facility Management) divisions. The results of the data analysis indicate that the internal evaluation conducted by PT X is still lacking where there are elements that have not been included in the evaluation, including the involvement of workers in determining the baseline, goal setting and commitment of workers and management in giving feedback. And found that reinforcement is an important factor in implementing BBS program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balch, Phyllis A.
New York: Avery, 2006
613.2 BAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riski Antoni
"

Pengkajian nyeri merupakan bagian dari manajemen nyeri yang harus diperhatikan. Pengkajian nyeri yang akurat sangat penting untuk manajemen nyeri yang efektif. Pada area intensive care pengkajian nyeri menjadi sulit dilakukan karena adanya beberapa hambatan, salah satunya adalah adanya gangguan komunikasinya atau pasien tidak dapat melaporkan rasa nyeri secara verbal. Perawat sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya tetap melakukan pengkajian nyeri pada pasien di area intensive care, namun pengkajian nyeri pada pasien di area intensive care masih belum seluruhnya dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran sikap dan perilaku perawat dalam melakukan pengkajian nyeri di ruang perawatan intensive care. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 perawat yang bekerja di ruang intensif yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,25% responden memiliki sikap positif dan 57,50% responden memiliki perilaku yang baik dalam melakukan pengkajian nyeri di ruang intensif. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya meningkatkan pengetahuan dan motivasi perawat melalui pendidikan dan pelatihan terkait pengkajian nyeri sehingga manajemen nyeri di ruang intensif dapat lebih adekuat.

 


Pain assessment is a part of pain management that must be considered. Accurate pain assessment is essential for effective pain management. In the intensive care area, pain assessment becomes difficult because of several obstacles, one of which is the communication disorder or the patient cannot report pain verbally. Nurses as health workers should still carry out pain assessments in patients in intensive care areas, but assessments of pain in patients in intensive care areas are still not fully carried out. The purpose of this study was to describe the attitudes and behavior of nurses in conducting pain assessments in the intensive care room. The method used in this study is a descriptive survey using a cross sectional approach. The sample in this study were 80 nurses working in the intensive room who were taken by total sampling. The results showed that 51.25% of respondents had a positive attitude and 57.50% of respondents had good behavior in conducting pain assessments in the intensive room. The recommendation of this study is the need to increase the knowledge and motivation of nurses through education and training related to pain assessment so that pain management in intensive rooms can be more adequate

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>