Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Darfin
"Berita gembira bagi para pelaku ekonomi kreatif karena pemerintah telah mengesahkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. Peraturan Pemerintah ini merupakan bukti nyata perhatian pemerintah kepada palaku ekonomi kreatif, konsep Peraturan ini adalah dengan menjadikan Kekayaan Intelektual sebagai objek jaminan fidusia, fokus penelitian ini pada film yang akan dijadikan sebagai objek jaminan fidusia, terhadap hal itu membuat banyak pertanyaan tentang pelaksanaan hak cipta sebagai objek jaminan fidusia karena penerapan hak cipta sebagai objek jaminan fidusia merupakan hal yang baru. penelitian ini menggunakan metode penelitian berbentuk normatif, yang akan berforkus pada analisis terhadap suatu penerapan norma-norma hukum. Hasil penelitian ini, menemukan bahwa dalam proses menjadikan film sebagai objek jaminan fidusia, pada prosedurnya dalam Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tidak mengatur bahwa benda objek jaminan fidusia wajib di bebankan dan didaftarkan, sehingg dalam hal ini untuk dapat menerbitkan objek jaminan fidusia, seharusnya pembebanan dan pendaftaran wajib dilakukan, selain itu pada penelitian ini, film yang merupakan hak cipta yang dilindungi, film juga memiliki nilai ekonomis dan dapat dialihkan hak ekonominya kepada orang lain, selain itu film dapat dijual ke paltform streaming seperti Netflix, Viu, Vidio dan lain sebagainya, sehingga dengan begitu film dapat dijadikan sebagai objek jaminan fidusia. Namun dalam eksekusi Film ketika terjadi wanprestasi, kreditur akan mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan dalam lelang baik lelang eksekusi maupun lelang noneksekusi sampai saat ini belum mengatur lelang objek bergerak tidak berwujud seperti hak cipta, sehingga opsi untuk eksekusi dapat dilakukan dengan penjualan dibawah tangan berdasarkan kesepakatan debitur dan kreditur.

Good news for creative economy players because the government has passed Government Regulation Number 24 of 2022 concerning Regulations for the Implementation of Law Number 24 of 2019 concerning the Creative Economy. This Government Regulation is a clear evidence of the government's attention to the creative economy player, the concept of this Regulation is to make Intellectual Property as an object of fiduciary guarantee, the focus of this research on the film to be used as an object of fiduciary guarantee, against it makes a lot of questions about the implementation of copyright as an object of fiduciary guarantee because the application of copyright as an object of fiduciary guarantee is a new thing. this research uses normative research methods, which will focus on analyzing the application of legal norms. The results of this study found that in the process of making a film as an object of fiduciary guarantee, the procedure in Government Number 24 of 2022 does not regulate that the object of fiduciary guarantee must be encumbered and registered, so in this case to be able to issue a fiduciary guarantee object, encumbrance and registration should be mandatory, In addition to this research, films that are protected copyrights, films also have economic value and can be transferred to other people's economic rights, besides that films can be sold to streaming platforms such as Netflix, Viu, Vidio and so on, so that films can be used as objects of fiduciary security. However, in the execution of the film when there is a default, the creditor will experience difficulties, this is because in the auction both the execution auction and the non- execution auction until now have not regulated the auction of intangible movable objects such as copyright, so that the option for execution can be done by sale under the hand based on the agreement of the debtor and the creditor."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arita Anandari Buntara
"Disertasi ini mengevaluasi dan memahami bagaimana peran dan dukungan pemerintah pusat dalam mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Indonesia dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta mengkaji lebih lanjut risiko, tantangan, dan peluang ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan melihat wilayah penelitian ini akan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam terutama dengan tumbuhnya minat, exposure, dan aktivitas sektor ekonomi kreatif secara aktif. Disertasi ini menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data dari sumber primer dan sekunder. Makalah jurnal akademik, data arsip, laporan penelitian masa lalu, dan wawancara dianalisis untuk mengekstrak semua informasi yang diperlukan untuk memenuhi pertanyaan penelitian.
Temuan disertasi ini mengungkapkan bahwa kerangka kebijakan yang sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus ditingkatkan agar potensi ekonomi kreatif masing-masing kota dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dalam hal ini, kerangka kebijakan dan dukungan mengenai optimalisasi infrastruktur, alih teknologi, promosi pemasaran, dan keterampilan sumber daya manusia yang berkualitas harus dipertahankan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik di masa mendatang. Selain itu, juga ditemukan bahwa antusiasme dan exposure publik memainkan peran penting bersama dengan kebijakan pemerintah,hal ini diakibatkan oleh hasil dari ekonomi kreatif di Indonesia yang dapat dilihat sebagai representasi dari kepercayaan, nilai, dan tradisi budaya bangsa

.This dissertation evaluates and understand how the role and support of the national government would support the growth of the creative economy sector in Indonesia by looking at the factors that affect the growth as well as investigating further risks, challenges, and opportunities for the creative economy in Indonesia. By looking at this research area, it will produce a greater depth of understanding especially with the active growth of interests, exposure, and activity of the creative economy sector. This dissertation utilises qualitative method to gather data from primary and secondary sources. Academic journal papers, archive data, past research reports, and interviews were analysed to extract all of the necessary information needed to fulfil the research questions.
The findings of this dissertation reveal that a synergised policy framework between the national government and local government must be improved in order to utilise each city’s creative economy potential to the maximum level. In this case, policy framework and support regarding the optimalisation of infrastructure, technological transfer, marketing promotions and high-quality human resource skills must be maintained in order to achieve more growth in the future. Furthermore, it is also found that the public interests and exposure plays a pivotal role along with the government, as the creative economy in Indonesia can be seen as a representation of the nation’s cultural beliefs, values, and traditions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arita Anandari Buntara
"Disertasi ini mengevaluasi dan memahami bagaimana peran dan dukungan pemerintah pusat dalam mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Indonesia dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serta mengkaji lebih lanjut risiko, tantangan, dan peluang ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan melihat wilayah penelitian ini akan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam terutama dengan tumbuhnya minat, exposure, dan aktivitas sektor ekonomi kreatif secara aktif. Disertasi ini menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data dari sumber primer dan sekunder. Makalah jurnal akademik, data arsip, laporan penelitian masa lalu, dan wawancara dianalisis untuk mengekstrak semua informasi yang diperlukan untuk memenuhi pertanyaan penelitian.
Temuan disertasi ini mengungkapkan bahwa kerangka kebijakan yang sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus ditingkatkan agar potensi ekonomi kreatif masing-masing kota dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dalam hal ini, kerangka kebijakan dan dukungan mengenai optimalisasi infrastruktur, alih teknologi, promosi pemasaran, dan keterampilan sumber daya manusia yang berkualitas harus dipertahankan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik di masa mendatang. Selain itu, juga ditemukan bahwa antusiasme dan exposure publik memainkan peran penting bersama dengan kebijakan pemerintah,hal ini diakibatkan oleh hasil dari ekonomi kreatif di Indonesia yang dapat dilihat sebagai representasi dari kepercayaan, nilai, dan tradisi budaya bangsa.

This dissertation evaluates and understand how the role and support of the national government would support the growth of the creative economy sector in Indonesia by looking at the factors that affect the growth as well as investigating further risks, challenges, and opportunities for the creative economy in Indonesia. By looking at this research area, it will produce a greater depth of understanding especially with the active growth of interests, exposure, and activity of the creative economy sector. This dissertation utilises qualitative method to gather data from primary and secondary sources. Academic journal papers, archive data, past research reports, and interviews were analysed to extract all of the necessary information needed to fulfil the research questions.
The findings of this dissertation reveal that a synergised policy framework between the national government and local government must be improved in order to utilise each city’s creative economy potential to the maximum level. In this case, policy framework and support regarding the optimalisation of infrastructure, technological transfer, marketing promotions and high-quality human resource skills must be maintained in order to achieve more growth in the future. Furthermore, it is also found that the public interests and exposure plays a pivotal role along with the government, as the creative economy in Indonesia can be seen as a representation of the nation’s cultural beliefs, values, and traditions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maraya Ghassani Santoso
"Ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh namun masih menghadapi tantangan yang berat ke depan dalam mengakses pembiayaan, sebesar 92,37% pelaku usaha kreatif di Indonesia menggunakan dana sendiri sebagai modal usaha. Pemerintah Indonesia berupaya mengembangkan skema pembayaan khusus yang sesuai dengan karakterisik usaha ekonomi kreatif dengan menawarkan solusi pembiayaan berbasis kekayaan intelektual. Penelitian ini merupakan salah satu upaya awal untuk mengembangkan kerangka struktural pembiayaan berbasis KI di negara berkembang, khususnya dalam konteks Indonesia. Upaya yang dilakukan dengan mengidentifikasi hambatan dan pendukung dari literatur dan kemudian divalidasi dengan pendapat para pakar yaitu pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan terkait. Empat hambatan yang diklasifikasikan sebagai Regulasi Pembiayaan, Kebijakan dan Penegakan Hukum, Valuasi, dan Likuiditas sangat krusial dengan sepuluh pendukung yang memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan pelaksanaan pengembangan pembiayaan berbasis KI. Metode Interpretive Structural Modeling diterapkan untuk mengembangkan kerangka struktural. Analisis Matrice d'Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) lebih lanjut digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan klasifikasi hambatan dan pendukung berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar faktor. Kerangka terstuktur dihasilkan sebagai peta rencana yang memberikan wawasan holistik untuk memfasilitasi pengambilan keputusan bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan terkait pengembangan penerapan skema pembiayaan ekonomi kreaitf berbasis KI di Indonesia.

Indonesia’s creative economy possesses enormous potential to grow but still faces formidable challenges ahead in access financing, 92.37% of creative players in Indonesia using its funds. The government in Indonesia has initiatives to offer intellectual property-based financing solutions. The research work is one of the initial efforts to develop an IP-based financing structural framework in developing economies, especially in the Indonesian context. An attempt made to identify the barriers and enablers from literature and duly validated with experts’ opinion. Four main barriers, classified as Financing Regulations, Legal Enforcement, Valuation, and Liquidity, are crucial with ten of enablers that had a substantial influence in successfully executing IP-based financing development. The Interpretive Structural Modeling method is applied to develop a structural framework. The Matrice d’Impacts Croisés Multiplication Appliquée àun Classement (MICMAC) analysis furthers assists in computing the driving power and dependence of the barriers and enablers. The research findings a structural framework serves as a roadmap provides holistic and practical insights that will facilitate the strategic decision making for policymakers and stakeholders regarding the IP-based financing development in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Angelia Saramita
"Penelitian ini mencoba untuk menganalisis sejauh mana peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menunjang kinerja ekonomi kreatif yang sedang berkembang pesat di Indonesia. TIK pada sektor ekonomi kreatif tidak hanya dapat mendukung pengurangan biaya (cost reduction) atau penciptaan pendapatan (revenue generation) seperti pada business as usual, melainkan juga sebagai modal penting untuk mengintensifkan kreativitas dari sumber daya manusia yang menjadi faktor produksi utama dalam ekonomi kreatif. Dengan menggunakan metode analisis Ordinary Least Square (OLS), studi ini menganalisis data cross section yang bersumber dari Survey Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 dan menemukan bahwa walaupun secara umum pemanfaatan TIK berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi kreatif, namun secara khusus hubungannya sangat bergantung pada jenis kegiatan atau subsektor dalam ekonomi kreatif. Pengaruh yang negatif terhadap pemanfatan TIK ditemukan pada subsektor desain komunikasi visual (DKV), musik, aplikasi dan games, dan seni rupa. Lebih jauh penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan TIK pada usaha skala mikro berpengaruh negatif terhadap kinerjanya. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis subsektor dan skala usaha adalah faktor yang menentukan peran positif TIK dalam meningkatkan kinerja usaha ekonomi kreatif.

This research aims at analyzing to what extent the role of information and communication technology (ICT) could support the performance of the creative economy sector that is rapidly growing in Indonesia. ICT in creative economy is not only helpful in promoting cost reduction or revenue generation as in business as usual, but also in itself is important asset to intensify the creativity of human resources which is the main production factor in creative economy. Using Ordinary Least Square (OLS) analysis method, this study analyzed cross section data from the Special Survey of the Creative Economy (Survei Khusus Ekonomi Kreatif/SKEK) by Indonesian Bureau of Statistics (Badan Pusat Statistik/BPS) in 2016 and found that although the use of ICTs delivers a positive effect on creative economy performance in general, the correlation varies depending on the type of activities or subsector of the creative economy in particular. The negative impact of the use of ICTs on firm performance is found in the visual communication design, music, application and games, and fine art subsectors. Furthermore, this study also uncovered that the use of ICTs in micro scale businesses was associated negatively with its performance. The result indicates that the type of subsectors and the scale of the firms are the determinants of whether ICT would have a positive effect in the performance of the creative economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biky Uthbek Mubarok
"Ekonomi berbasis gagasan, ilmu pengetahuan dan kreativitas menjadi modal utama dalam menunjang kemajuan Indonesia. Pemuda yang menjadi salah satu pelaku ekonomi kreatif harus terus menggali potensi dan menjaga konsistensinya. Tentu, untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar. Melalui pemanfaatan budaya lokal yaitu batik, pemuda dapat menggali kreatifitas untuk menghasilkan pendapatan ekonomi. Yogyakarta yang kaya akan potensi budaya lokalnya, termasuk batik, memiliki tingkat pendapatan ekonomi kreatif tertinggi daripada lima provinsi lainnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal berupa batik yang merupakan hasil dari kreatifitas pemuda di Kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreatifitas yang dihasilkan oleh pemuda melalui inovasi berupa batik bermotif timnas sepakbola saat piala dunia berlangsung. Pemuda sebagai pelaku ekonomi kreatif mampu menjadikan batik sebagai media dalam pengembangan ekonomi kreatif di D.I. Yogyakarta.

An economy based on ideas, science, and creativity is the main capital in supporting Indonesia's progress. Youth who become one of the creative economy actors must continue to explore the existing potential and maintain consistency. Of course, to survive in the market competition. Through the use of local culture, namely batik, youth can explore creativity to generate economic income. Yogyakarta, which is rich in local cultural potential, including batik, has the highest level of creative economy income out of five other provinces. The purpose of this study was to analyze the development of a creative economy based on local culture in the form of batik as the result of youth creativity in the Special Region of Yogyakarta. This research is a qualitative research using descriptive analysis type of research. The results showed that the creativity generated by youth through innovation in the form of a batik-patterned national football team during the world cup took place. Youth as creative economic actors are able to make batik as a medium in the development of the creative economy in DI Yogyakarta."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biky Uthbek Mubarok
"Ekonomi berbasis gagasan, ilmu pengetahuan dan kreativitas menjadi modal utama dalam menunjang kemajuan Indonesia. Pemuda yang menjadi salah satu pelaku ekonomi kreatif harus terus menggali potensi dan menjaga konsistensinya. Tentu, untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar. Melalui pemanfaatan budaya lokal yaitu batik, pemuda dapat menggali kreatifitas untuk menghasilkan pendapatan ekonomi. Yogyakarta yang kaya akan potensi budaya lokalnya, termasuk batik, memiliki tingkat pendapatan ekonomi kreatif tertinggi daripada lima provinsi lainnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal berupa batik yang merupakan hasil dari kreatifitas pemuda di Kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreatifitas yang dihasilkan oleh pemuda melalui inovasi berupa batik bermotif timnas sepakbola saat piala dunia berlangsung. Pemuda sebagai pelaku ekonomi kreatif mampu menjadikan batik sebagai media dalam pengembangan ekonomi kreatif di D.I. Yogyakarta.

An economy based on ideas, science, and creativity is the main capital in supporting Indonesia's progress. Youth who become one of the creative economy actors must continue to explore the existing potential and maintain consistency. Of course, to survive in the market competition. Through the use of local culture, namely batik, youth can explore creativity to generate economic income. Yogyakarta, which is rich in local cultural potential, including batik, has the highest level of creative economy income out of five other provinces. The purpose of this study was to analyze the development of a creative economy based on local culture in the form of batik as the result of youth creativity in the Special Region of Yogyakarta. This research is a qualitative research using descriptive analysis type of research. The results showed that the creativity generated by youth through innovation in the form of a batik-patterned national football team during the world cup took place. Youth as creative economic actors are able to make batik as a medium in the development of the creative economy in DI Yogyakarta."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Andre Yakob
"Jika dilihat dari latar belakang historis mengenai Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) terlihat bahwa di negara barat/ western, penghargaan atas kekayaan intelektual atau apapun hasil olah pikir individu sudah sangat lama diterapkan dalam budaya mereka yang kemudian diterjemahkan dalam perundang-undangan. Konsep HKI bagi masyarakat barat bukanlah sekedar perangkat hukum yang digunakan hanya untuk perlindungan terhadap hasil karya intelektual seseorang akan tetapi dipakai sebagai alat strategi usaha di mana karena suatu penemuan dikomersialkan atau kekayaan intelektual, memungkinkan pencipta atau penemu tersebut dapat mengeksploitasi ciptaan/penemuannya secara ekonomi. Maka dengan Metode normatif, penulis akan menulis tentang bagaimana hak cipta sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari usaha untuk mendapatkan modal di luar negeri, dan bagaimana apabila hal ini diberlakukan di Indonesia.
Undang-Undang Hak Cipta yang baru memberikan peluang dan sudah mengatur tentang sistem ini, dan hak ini tinggal dilanjutkan bagaimana sistem pengaturan tentang penjaminan Hak Cipta dapat berjalan di Indonesia, dan apakah dapat selaras dengan pengaturan hukum yang sudah ada di Indonesia. Tumbuhnya konsepsi kekayaan atas karya-karya intelektual pada akhirnya juga menimbulkan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan tersebut. Pada gilirannya, kebutuhan ini melahirkan konsepsi perlindungan hukum atas kekayaan tadi, termasuk pengakuan hak terhadapnya. Sesuai dengan hakekatnya pula, Hak Atas Kekayaan Intelektual dikelompokan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud.
Dalam tahun-tahun terakhir, telah semakin nyata di dalam kebutuhan pembangunan harus bersandarkan pada industry yang menghasilkan nilai gagasan tinggi. Terutama setelah gagasan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) serta keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO, telah menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam mendukung sistem perekonomian yang bebas/terbuka, dan secara tidak langsung memacu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk lebih meningkatkan daya saingnya.

The historical background of the Intellectual Property Rights (IPR) is seen that in the west country / western, respect for intellectual property, or any results if the individual has a very long thought applied in their culture which is then translated into legislation. The concept of Intellectual Property Rights (IPR) for the western society is not just a legal device used only for the protection of one's intellectual work but used as a strategic tool for businesses where a discovery commercial or intellectual property, allowing the creator or inventor can exploit creation / discovery economically. So with normative method, the authors will write about how copyright as Intellectual Property Rights can be utilized as part of an effort to raise capital abroad, and what if it is applied in Indonesia.
Copyright Act gives new opportunities and are already set on this system, and the right to continue living how the system settings on guaranteeing Copyright can run in Indonesia, and whether it can be aligned with the existing legal arrangements in Indonesia. The growing conception of wealth on intellectual works also eventually lead to protect or maintain such property. In turn, this need produce to the conception of the legal protection of wealth before, including the recognition of the rights to it. In accordance with the essence Anyway, Intellectual Property Rights is classified as private property rights that are intangible.
In recent years, it has been increasingly evident in the development needs should be based on industries that produce high-value ideas. Especially after the idea of MEA (ASEAN Economic Community) as well as the participation of Indonesia as a member of the WTO, have demonstrated the seriousness of the Government in supporting the economic system which is free or open, and indirectly spur companies in Indonesia to further enhance its competitiveness.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T46115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Anandyo Pambudi
"Melalui 2 tahap seleksi, yakni psikologis-kognitif dengan indikator critical dimension dan pilihan rasional, pendekatan poliheuristic memberikan alat untuk menjelaskan proses pembentukan kebijakan luar negeri suatu negara secara komprehensif. Indonesia pada tahun 2018-2019 mengusung tema ekonomi kreatif pada saat menjabat sebagai ketua MIKTA, terlepas dari rendahnya signifikansi ekonomi kreatif bagi Indonesia maupun negara-negara anggota MIKTA lainnya. Penelitian ini kemudian hadir untuk melakukan analisis dan memberikan penjelasan mengenai proses pembentukan kebijakan luar negeri Indonesia dalam pengusungan tema ekonomi kreatif pada kepemimpinan MIKTA tahun 2018-2019. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis motif, alasan, dan kepentingan dari masing-masing aktor yang terlibat dan melatarbelakangi proses pembentukan kebijakan luar negeri tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi pustaka, untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing aktor negara maupun non negara dan proses yang terjadi dalam perumusan kebijakan luar negeri Indonesia, dan kemudian menjelaskan motif, alasan, dan kepentingan Indonesia pada pewacanaan tema ekonomi kreatif di MIKTA periode 2018-2019. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa tema ekonomi kreatif diwacanakan dalam MIKTA oleh Indonesia mengingat adanya preferensi politik untuk mengusung ekonomi kreatif yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Perdagangan Indonesia, dan Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu terdapat kepentingan jangka panjang dari aktor non-negara pada sektor ekonomi kreatif untuk mendapatkan dukungan investasi dan permodalan serta menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Through 2 stages of selection, namely psychological-cognitive with critical dimension indicator and rational choices, the polyheuristic approach provides a tool to comprehensively explain the process of formulation a country's foreign policy. In 2018-2019, Indonesia promotes the theme of creative economy when served as chairman of MIKTA, despite the low significance of the creative economy for Indonesia and other MIKTA member countries. This research present to conduct an analysis and provide an explanation regarding the process of forming Indonesia's foreign policy in promoting the theme of creative economy in the 2018-2019 MIKTA leadership. This study also aims to analyze the motives, reasons, and interests of each actor who is involved in the process of forming foreign policy. This study uses qualitative methods by way of literature study, to identify the interests of each state and non-state actor and the processes that occur in the formulation of Indonesian foreign policy, and then explains Indonesia's motives, reasons, and interests in the creative economy theme discourse at MIKTA in the period 2018-2019. Through this research, it was found that the theme of creative economy was promoted in MIKTA by Indonesia given the political preference for promoting the creative economy which was emphasized by President Joko Widodo, the Indonesian Ministry of Foreign Affairs, the Indonesian Ministry of Trade, and the Creative Economy Agency. In addition, there is a long-term interest from non-state actors in the creative economy sector to obtain investment and capital support and make the creative economy a pillar of sustainable economic development for Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Aurelia
"ABSTRAK
Industri kreatif di Indonesia menghadapi banyak peluang untuk berkembang. Kemajuan teknologi serta bonus demografi yang diharapkan di Indonesia menjembatani kemungkinan untuk mempercepat efisiensi industri kreatif yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor ekonomi. Kaum muda harus menyadari pentingnya partisipasi kreatif mereka dalam media digital, karena mereka bertanggung jawab atas berlangsungnya kehidupan masyarakat. Rasa memiliki antar satu sama lain akan memulai bentuk kreatif lebih lanjut seperti kewiraswastaan, di mana manfaatnya bisa diberikan untuk individu maupun masyarakat. Makalah ini akan meneliti berbagai jenis partisipasi kreatif oleh anak muda, pentingnya, dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada pengembangan industri kreatif di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka, wawancara mendalam, dan studi kasus. Kisah sukses yang ditemukan di kaum muda di bidang tertentu akan menjadi masukkan rekomendasi peneliti tentang bagaimana meningkatkan kesadaran kaum muda tentang pentingnya industri kreatif di Indonesia dan partisipasi mereka yang turut berpengaruh dalam perkembangannya.

ABSTRACT
Creative industry in Indonesia is facing a great deal of opportunities to develop. The advancement of technology as well as the expected demographic bonus in Indonesia bridges the possibility to accelerate the efficiency of the creative industry that will contribute to the growth of the economic sector. Young people must be well aware of the importance of their creative participation in digital media, as they are responsible for the occurrence of the society. The sense of belonging with others will then initiate further form of creative such as entrepreneurship, in which the benefits could be taken for individuals as well as for community. This paper will examine the different types of creative participation by youth, the importance, and how it may be impactful towards the development of creative industry in Indonesia. By using qualitative research methods, the research was done by doing literature review, in depth interview, and case study. The successful stories found in youth will then become insights for the researcher rsquo s recommendation on how to make youth to become aware of the importance of creative industry as well as their creative participation towards its development. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>