Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Haura Salsabila
"This study aims to explore the appeal of absurdism in B-rated movies among Indonesian filmmakers and audiences by analyzing the motifs and significance of these movies. B-rated movies are low-budget commercial motion pictures which are usually intended to lure viewers with sensational or exploitative content but may also have artistic merits or cult followings. Drawing on the theory of absurdism, this study examines the reasons behind the increasing popularity of B-rated movies in Indonesia, particularly among the younger generation which focuses on the case of Azzam Fi Rullah, filmmaker who is known for his devoted style in making B-rated movies with absurd themes and elements. The study uses qualitative methods such as interviews and textual analysis to collect data from various sources such as filmmakers, critics, audiences, and online platforms. The study expects to find that absurdism in B-rated movies appeals to Indonesian audiences because it offers a form of escapism, entertainment, expression, and critique of social realities. The study also hopes to find the significance of B towards Indonesian filmmakers.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi daya tarik absurdisme dalam film kelas B di kalangan filmmaker dan penonton Indonesia dengan menganalisis motif dan signifikansi dari film-film tersebut. Film Kelas B adalah film komersial berbiaya rendah yang biasanya dimaksudkan untuk menarik penonton dengan konten sensasional atau eksploitatif, tetapi juga dapat memiliki keunggulan artistik atau pengikut kultus. Dengan mengacu pada teori absurdisme, penelitian ini mengkaji alasan di balik meningkatnya popularitas film kelas B di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda yang berfokus pada Azzam Fi Rullah, seorang pembuat film yang dikenal dengan elemen dan tema absurd yang menjadi gaya “khas”-nya dalam membuat film. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif seperti wawancara dan analisis teks untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti pembuat film, kritikus, penonton, dan platform online. Penelitian ini berharap menemukan bahwa absurdisme dalam film kelas B menarik bagi penonton Indonesia karena menawarkan bentuk pelarian, hiburan, ekspresi, dan kritik terhadap realitas sosial. Penelitian ini juga berharap dapat menemukan signifikansi film kelas B terhadap filmmaker Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cons. Tri Handoko
"Tulisan ini menjabarkan tentang perkembangan tato ditinjau dari aspek motif, makna, maupun fungsinya di kalangan narapidana di Yogyakarta sejak tahun 1950an. Narasumber adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta, mantan narapidana, dan seniman tato yang memahami seluk beluk perkembangan tato menato di Yogyakarta. Motif tato di kalangan narapidana meliputi tumbuhan, binatang, potret manusia, horor, tato tribal, ikon hati, tipografi, biohazard dan biomechanical, juga alam benda. Tampilan motif tato ada dua, yaitu berdiri sendiri dan perpaduan beberapa motif. Setiap motif mempunyai makna tertentu. Teknis menatonya menggunakan peralatan sederhana berupa benang, jarum, dan norit (merek obat sakit
perut) dan mesin tato mekanik. Tato dan kegiatan menato di kalangan narapidana mempunyai dua fungsi utama yaitu pribadi dan sosial. Fungsi pribadi berkaitan dengan tato sebagai karya seni. Dalam batasan ini, tato berfungsi sebagai ekspresi pengalaman hidup yang berfungsi juga sebagai
pengingat akan peristiwa tertentu dan hiasan tubuh, sebagai eksp resi religiositas, terapi dan relaksasi, jimat, daya tarik seks, keamanan diri, serta untuk menutupi luka atau tato yang dianggap tidak bagus. Fungsi pribadi lainnya adalah sebagai pendapatan bagi narapidana yang mampu menato. Fungsi sosial tato adalah lambang kelompok, sarana sosialisasi dan menumbuhkan rasa percaya diri individu dalam kelompok, baik di dalam maupun di luar Lembaga Pemasyarakatan.

Abstract
This article describes about the developments of the motif s, meaning, and functions of the tattoo among the convicts and detainees in Yogyakarta since 1950s. The research respondents were the convicts and de
tainees in the Socialization Institution of Class IIA Yogyakarta, ex-c
onvicts, and tattoo artists who understood about the developments of tattooing in Yogyakarta. The Motifs of tattoo among the convicts and deta inees were flora, fauna, people portraits, horror, tribal tattoo, heart iconics, typography, biohazard and biomechanical, also still life. There were two appearances of the motif, standed alone and mix motifs. Each motif had particular meaning. The tattoing technique used simple equipment as
wool, needle, and norit (a brand of stomach-ache medicine) and mechanical tattoo machine. Tattoo and tattooing activities among the convicts consist of two major functions, in dividual and social. As indivi dual function, tattoo is an artwork. In this term, tattoo has a function as the expression of experiences, included as a reminder of specific experiences and body decoration. Others as a religious expression, therapy and relaxation, talisman, sex appeal, self-protection and to cover up the wounds and other tattoo which were not good. Another individual function was job
opportunity for anyone who had ability in tattoing. The social function of tattoo was as a group symbol, a medium of socialization and enhancing individual self-confidence in the group either inside or outside the Socialization Institution."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Doli Diapari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan daya tarik rasional rational appeal dan daya tarik emosional emotional appeal terhadap minat seseorang untuk menabung di bank syariah. Teori klasik Copeland tentang daya tarik periklanan dijadikan dasar penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah calon nasabah bank syariah di wilayah DKI Jakarta. Sementara itu, sampel penelitian ini yaitu sebanyak 196 responden adalah calon nasabah bank syariah yang menggunakan internet dalam menunjang aktivitasnya. Penelitian ini dilakukan pada November 2016 dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling dengan wilayah cakupan penelitian di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menemukan bahwa daya tarik rasional dan daya tarik emosional mempengaruhi minat seseorang dalam menabung di bank syariah. Terdapat lima variabel laten, antara lain keterlibatan produk, strategi periklanan, motif berinternet, tipe pengguna, dan gaya hidup elektronik e-lifestyle . Berdasarkan hasil penelitian, motif berinternet mempengaruhi daya tarik rasional. Gaya hidup elektronik mempengaruhi daya tarik emosional. Sementara itu, keterlibatan produk, strategi periklanan dan tipe pengguna tidak mempengaruhi keduanya secara signifikan.

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of rational appeal and emotional appeal toward someone rsquo s intention to open savings account in Islamic bank. Copeland classic theory about advertising appeals is used as the fundamental of the research. The population of this research are existing and potential customers of Islamic bank in DKI Jakarta. Meanwhile, the 196 samples of this research are potential customers of Islamic bank that use internet to support their daily activities. This research was conducted in November 2016 and uses Structural Equation Method with DKI Jakarta as the scope of research. Result shows rational appeal and emotional appeal influence people rsquo s intention to open savings account in Islamic bank. There are five latent variables, product involvement, advertising strategy, internet motives, user type, and e lifestyle. Based on the results, internet motive influences rational appeal. E lifestyle influences emotional appeal. Meanwhile, product involvement, advertising strategy and user type do not influence both significantly."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Atuz Zulfa Widayati
"Terdapat 2 (dua) tujuan pada penelitian ini, pertama adalah mengetahui perbedaan sikap terhadap merek pada saat sebelum dan setelah melihat iklan. Kedua, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan minat beli (purchase intention) terhadap 2 (dua) daya tarik iklan yang berbeda, yaitu emosional dan informasional (rasional). Desain penelitian yang digunakan dalam melakukan riset kausal adalah pre-experimental designs melalui pendekatan uji awal-uji akhir (pre–post test), dan berdasarkan dimensi waktu penelitian ini dilakukan secara cross sectional.
Jumlah subyek penelitian adalah 60 (enam puluh) orang yang belum pernah melihat 4 (empat) versi iklan Pertamax yang digunakan sebagai perlakuan (treatment) pada penelitian ini. Kemudian, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan non parametric test, yaitu uji Wilcoxon dan U Mann-Whitney. Hasilnya, pasca melihat iklan emosional terjadi perubahan pada indikator kualitas. Sedangkan pasca melihat iklan informasional (rasional) terjadi perubahan pada indikator favorit dan citra berkelas. Meskipun demikian, iklan emosional dan informasional (rasional) tidak memiliki perbedaan pengaruh terhadap minat beli (purchase intention).

There are 2 (two) objectives in this study, the first is to determine differences in attitudes toward the brand at the time before and after exposure to the ads. Second, to determine whether there are differences in purchase intention towards 2 (two) different advertising appeals are emotional and informational (rational). The research design used in conducting causal research is pre-experimental designs through pretest and posttest, based on the time dimension of this research conducted within cross sectional.
The number of study subjects was 60 (sixty) people who have never seen 4 (four) version of the Pertamax ads which used as a treatment in this research. Furthermore, the data were analyzed by using non-parametric tests are the Wilcoxon test and U Mann-Whitney. The results, there is a change of quality indicators after seeing emotional ads. While after seeing informational (rational) ads changes the favorable and classy indicators. However, emotional and informational (rational) ads does not have a different effect on purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fella Naziq Ganis
"This study investigates the impact of social media micro-influencers on Drumstairs sales, specifically examining the mediating role of characterization among Gen-Z TikTok users in the JaBoDeTaBek region. Utilizing quantitative approach, the research collected quantitative data through surveys. The findings reveal that micro-influencers significantly influence purchasing decisions, with characterization playing a crucial mediating role. Notably, authenticity, relatability, and the perceived credibility of influencers enhance their effectiveness. These insights offer valuable implications for marketers aiming to leverage micro-influencers in targeting Gen-Z consumers.

Penelitian ini menyelidiki dampak micro-influencer media sosial terhadap penjualan Drumstairs, khususnya memeriksa peran mediasi dari karakterisasi di kalangan pengguna TikTok Gen-Z di wilayah JaBoDeTaBek. Menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif melalui survei dan wawasan kualitatif melalui diskusi kelompok terfokus. Temuan mengungkapkan bahwa micro-influencer secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian, dengan karakterisasi memainkan peran mediasi yang penting. Terutama, keaslian, keterkaitan, dan kredibilitas yang dirasakan dari influencer meningkatkan efektivitas mereka. Wawasan ini menawarkan implikasi berharga bagi pemasar yang bertujuan untuk memanfaatkan micro-influencer dalam menargetkan konsumen Gen-Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mustika
"ABSTRAK
Prestasi akademik merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Maliawan (1998), tanggung jawab berhubungan secara positif signifikan
dengan prestasi. Hasil penelitian Cobb (dalam Wentzel 1993) juga menunjukkan bahwa
tanggung tanggung jawab memiliki pengaruh terhadap prestasi. Tindakan yang bertanggung
jawab berkembang dari rasa tanggung jawab. Menurut Stern (2008) rasa tanggung jawab
berkembang lebih kuat jika siswa berada dalam lingkungan yang sesuai. Maka, dapat
diasumsikan akan terdapat perbedaan rasa tanggung jawab pada siswa yang berada dalam
lingkungan yang sesuai dan tidak sesuai. Kesesuaian kepribadian individu dengan karakteristik
lingkunganya disebut Holland (dalam Donohue, 2006) sebagai congruence dan ketidaksesuaian
sebagai incongruence. Konsep kesesuaian tersebut penting bagi siswa kelas XI yang menghadapi
penjurusan di SMA. Menurut Sphokane, et al. (2000) masih sedikit penelitian mengenai
lingkungan pendidikan dan karakter siswa. Sepengetahuan peneliti, di Indonesia juga belum
pernah ada penelitian mengenai tanggung jawab dan congruence. Oleh karena itu, peneliti
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah secara kuantitatif terdapat perbedaan rasa
tanggung jawab pada siswa kelas XI yang memiliki congruence dan incongruence. Rasa
tanggung jawab diukur menggunakan alat ukur tanggung jawab yang disusun berdasarkan teori
Sukiat (1993) dan pengukuran minat dilakukan dengan menggunakan alat tes Self Directed
Search (SDS) Holland. Congruence dan incongruence ditentukan dengan mencocokkan hasil tes
minat subjek dengan jurusannya. Partisipan dalam penelitiaan ini berjumlah 118 orang siswa
kelas XI SMA N 81 Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean
rasa tanggung jawab yang signifikan pada siswa kelas XI yang memiliki congruence dan
incongruence (t = -3.139; p = 0.002, signifikan pada LoS 0.05).

Abstract
Academic achievement is important for a student. Based on research that was conducted by
Maliawan (1998), responsibility has positive significant with achievement. Cobb (in Wentzel
1993) is also showed that the sole responsibility to have an influence on achievement.
Responsible action develops from a sense of responsibility. According to Stern (2008) sense of
responsibility grow stronger if the student is in a suitable environment. Thus, we can assume that
there will be differences in the sense of responsibility between students who are in a suitable
environment and are not. Suitability of individual personality characteristics toward the
environment, (Holland in Donohue, 2006), has a congruence and incongruence as
incompatibility. The concept of fitness is important for students who face a majoring subject in
XI class of high school. According Sphokane, et al. (2000) there still a little research on the
educational environment and character of the students. Researcher's knowledge, in Indonesia has
not been any research on the responsibility and congruence. Therefore, the researchers conducted
a study to determine whether there are quantitative differences in the sense of responsibility to
the class XI student who has a congruence and incongruence. Sense of responsibility was
measured by using a measuring instrument which is based on responsibility which is applied by
Sukiat theory (1993) and the measurement of interest is done by using the assay Self Directed
Search (SDS) Holland. Congruence and incongruence are determined by comparing test results
with their major interest in the subject. Participants in this research consist of 118 class XI
student of SMA N 81 Jakarta. The results of this research indicate that there are differences mean
a significant sense of responsibility in class XI students who have a congruence and
incongruence."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Putro Utomo
"Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggali lebih dalam mengenai pemilihan cairan infus di rumah sakit di Indonesia. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi atribut-atribut penting yang memengaruhi keputusan dalam memilih produk cairan infus. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, yang melibatkan wawancara dengan decision maker utama dan pengguna produk cairan infus di empat rumah sakit di wilayah Jakarta: Rumah Sakit Kanker Dharmais, RSUD Pasar Rebo, RS Kartika Husada, dan RSUD Mampang Prapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga atribut yang dominan dalam pemilihan produk cairan infus, yaitu harga, kualitas, dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Para decision maker di rumah sakit menganggap bahwa harga sebagai faktor kunci karena berhubungan dengan efisiensi rumah sakit. Di sisi lain, pengguna produk cairan infus menempatkan kualitas sebagai atribut paling penting karena berdampak pada produktivitas kerja, keselamatan pasien dan petugas kesehatan. Selain itu, TKDN juga memainkan peran kuat di rumah sakit pemerintah. Kriteria seleksi utama selain harga adalah nilai TKDN. Aturan pemerintah mendorong para decision maker di rumah sakit untuk mempertimbangkan TKDN dalam pemilihan cairan infus. Pengambil keputusan pembelian merek tertentu di rumah sakit berasal dari pihak farmasi dan pengadaan. Di rumah sakit swasta, direktur rumah sakit memiliki peran sentral dalam keputusan pembelian obat, dengan harga sebagai kriteria utama. Sedangkan di rumah sakit yang melayani pasien kanker, kualitas menjadi prioritas dalam pemilihan cairan infus. Dengan memahami temuan penelitian ini, diharapkan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta yang melayani BPJS dapat memprioritaskan faktor kualitas, selain harga, dan TKDN dalam memilih produk cairan infus. Disamping itu juga bisa memberikan gambaran/peluang terkait bisnis cairan infus dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kriteria seleksi rumah sakit. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

In this study, the researchers attempted to know deeper into the selection of infusion fluids at hospitals in Indonesia. The primary purpose is to identify the important attributes that influence the decision to choose an infused liquid product. The method used is a qualitative approach with phenomenological methods, which involves interviews with major decision makers and users of infusion liquid products in 4 hospitals in the Jakarta: Dharmais Cancer Center Hospital, RSUD Pasar Rebo, Kartika Husada Hospital Bekasi, and RSUD Mampang Prapatan South Jakarta. The research results indicate that there are three dominant attributes in the selection of infusion fluid products: price, quality, and domestic component level (TKDN). The decision makers at the hospital take the price as a key factor because it's related to hospital efficiency. On the other hand, users of infusion fluid products place quality as the most important attribute, as it impacts work productivity, patient safety, and health workers. TKDN also plays a strong role in government hospitals. The main selection criteria, besides the price, is the value of the infusion fluid. Government regulations encourage decision makers in hospitals to consider the risk of infusion in the selection of the fluid for infusion. The pharmacy and procurement are the decision-makers for purchasing a particular brand in the hospital. In private hospitals, hospital directors have a central role in drug purchase decisions, with price being the main criteria. Whereas in hospitals that serve cancer patients, quality is a top priority in the selection of infusion fluids. By understanding the findings of this research, it is expected that government hospitals and private hospitals serving BPJS can prioritize quality besides price, and TKDN factors in choosing infusion liquid products. Besides, it can also provide an overview and opportunity related to the infusion fluid business by implementing marketing strategies that match the hospital selection criteria. It is expected to contribute to the improvement of the health of the Indonesian population."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririen Kusumawardhani
"Persaingan antar merek setiap produk semakin tajam dalam merebut konsumen. Produsen berlomba-lomba untuk membuat serta memasarkan produk mereka, khususnya produk-produk yang dikategorikan dengan 'consumer goods'(barang konsumsi). Kategori produk cologne di Indonesia sangat pesat perkembangannya, dan pengguna produk cologne ini cukup bervariasi, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Produk Colonge ini dapat dikategorikan sebagai produk kecantikan/kosmetika.
Cologne termasuk dalam pilihan produk konsumsi remaja wanita karena cologne dipersepsikan sebagai salah satu produk yang mendukung penampilan mereka. Cologne memberikan keharuman dan membuat mereka menjadi lebih percaya diri. Bila dilihat dari sudut kuantitas saja, jumlah remaja di Indonesia jelas merupakan target pasar yang sangat potensial. Karena potensi ini pula maka para pemasar berlomba-lomba untuk merebutnya.
Produsen atau para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan mereka, apa seleranya, dan bagaimana mereka mengambil keputusan. Apa yang tepat untuk target konsumen yang satu belum tepat untuk target konsumen lainnya. Salah satu strategi pemasaran adalah dengan menggunakan iklan.
Salah satu media bagi produsen untuk beriklan yang dianggap masih cukup efisien adalah Televisi. Tayangan iklan televisi saat ini sudah sangat banyak (cluttered). Tidak tertutup kemungkinan bagi pemirsa televisi memindahkan channel/saluran pada saat iklan berlangsung. Bagaimana iklan yang ditayangkan oleh produsen tersebut dapat mempengaruhi konsumennya, khususnya remaja. Bagaimana pemahaman dan sikap target market remaja ini terhadap iklan yang ditayangkan oleh produsen cologne merek Pucelle.
Subyek penelitian berjumlah 322 orang, terdiri atas remaja putri kelas 1 dan 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang dipilih dari 3 SLTP di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan secara kuesioner, dengan metode penelitian survey.
Secara umum hasil pnelitian menunjukkan bahwa pemahaman dan sikap remaja terhadap ikian produk kosmetika pada target konsumen remaja wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan mereka sendiri. Sedangkan tingkat konsumsi media, persepsi kreatif tentang ikian, terpaan ikian, proses pembelajaran pesan ikut mempengaruhi brand awareness produk tersebut pada target konsumen remaja wanita tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiya Ul-Haq
"In 2017, obesity incidence rate in Indonesia significantly increased from 2014. The rise of obesity incidence rate in Indonesia also expected to continue in the future. Recent studies in developed countries shows that areas with overabundant access to unhealthy foods provider tends to have a higher obesity incidence rate. This phenomenon, known as food swamps, correlates with obesity by influencing the people to consume more unhealthy foods. However, research to prove that statement in Indonesia seems impossible to execute due to the absence of individual food choice data in Indonesia`s mainstream surveys. This study tries to employ Twitter and Google Places data as an alternative data source to fill the absence of data that mentioned before. Logistic regression results show that food swamps area has a significant positive correlation with the popularity of unhealthy foods and the engagement on unhealthy foods. Therefore, it can be concluded that the results in this study indicates the influence of food swamps area on peoples choice towards unhealthy foods.

Pada tahun 2017, angka obesitas di Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun 2014. Kenaikan tersebut diprediksi akan terus berlanjut di masa depan. Studi terbaru di negara-negara maju menunjukkan bahwa daerah dengan akses berlebihan terhadap penjual makanan yang tidak sehat cenderung memiliki angka obesitas yang lebih tinggi. Fenomena ini, dikenal sebagai food swamps, berkorelasi dengan obesitas dengan cara mempengaruhi orang-orang untuk mengkonsumsi lebih banyak makanan yang tidak sehat. Namun, penelitian untuk membuktikan pernyataan tersebut di Indonesia terlihat tidak mungkin dilaksanakan karena tidak adanya data pilihan makanan individu dalam survei-survei skala besar utama di Indonesia. Penelitian ini mencoba menggunakan data Twitter dan Google Places sebagai sumber data alternatif untuk mengisi ketiadaan data yang disebutkan sebelumnya. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa daerah food swamps memiliki korelasi positif yang signifikan dengan popularitas makanan tidak sehat dan sentiment positif terhadap makanan tidak sehat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil dalam penelitian ini mengindikasikan hubungan antara daerah food swamps terhadap kecenderungan orang untuk lebih memilih makanan yang tidak sehat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Salsabila
"Sharenting merupakan perilaku orang tua dalam membagikan informasi (berupa foto, video dan kabar terkini) tentang anak-anak mereka di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi motif sharenting (impression management, parental advice, informative-archiving, social, economic) dan trait kepribadian extraversion terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 542 orang (23-57 tahun), terdiri dari 32 ayah serta 510 ibu. Penjaringan partisipan dilakukan dengan metode convenience sampling dan pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur yang digunakan adalah SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting) dan IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool–Big Five Factor Marker–25). Analisis data dilakukan dengan metode stastistik deskriptif, uji beda Mann-Whitney, serta uji analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki perilaku sharenting yang tergolong rendah. Terdapat perbedaan sharenting yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan partisipan. Penelitian ini menemukan bahwa motif sharenting dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama menjelaskan sebesar 32% varians sharenting. Impression managemement, informative-archiving, dan economic motives serta trait extraversion secara signifikan berkontribusi terhadap sharenting, tetapi motif parental advice dan social tidak berkontribusi terhadap sharenting. Terdapat keterbatasan penelitian yang disarankan untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.

Sharenting is parents’ behavior in sharing information about their children in the form of photos, videos, and the information on social media. This study examined the contribution of sharenting motives (impression management, informative-archiving, parental advice, social, and economic) and extraversion on sharenting. Participants were 542 parents (23-57 years old), consisted of 32 fathers and 510 mothers. Participants were recruited by convenience sampling method and data were collected online. The instruments were SPS (Skala Pengukuran Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), and IPIP-BFM-25 (International Personality Item Pool-Big Five Factor Marker-25). Data were analyzed using the descriptive statistic, Mann-Whitney difference test, as well as multiple regression. The results showed that most of the participants had low level of sharenting (M=39.34; SD=9.88). There were significant differences in sharenting based on gender, age, and education. This study found that the sharenting motives and the extraversion together explained 32% of sharenting variance. Impression management, informative-archiving and economic motives, as well as extraversion significantly contributed to sharenting, while parental advice and social motives did not contribute to sharenting. There were some limitations that should be studied in the future."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>