Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widi Nur Fajri
"Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat dan menjadi indikator stabilitas pangan. Kecamatan Cakung merupakan kecamatan terluas (22%) dengan jumlah penduduk terbanyak (17,5%) di Jakarta Timur, namun hanya memiliki 3 pasar dari 33 pasar tradisional di Jakarta Timur yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Dengan menggunakan metode analisis spasial yaitu analisis komparasi keruangan, dan metode analisis kuantitatif deskriptif serta metode crosstab, dilakukan penelitian dengan tujuan melihat secara spasial, wilayah mana saja yang menjadi jangkauan pelayanan pasar tradisional dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik lokasi dan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Cakung merupakan pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal. Dengan karakteristik lokasi cukup lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Kemudian Pasar Ujung Menteng, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi lengkap dan sangat strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang yang dijual kembali biaya sedang dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Sedangkan Pasar Klender SS, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi sangat lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen yaitu wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan cukup mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah.

Traditional markets are the main place for selling people's economic products and become food indicators. Cakung sub-district is the largest sub-district (22%) with the largest population (17.5%) in East Jakarta, but only has 3 markets out of 33 traditional markets in East Jakarta managed by PD Pasar Jaya Market. By using the method of spatial analysis and quantitative descriptive analysis methods, research was conducted on the range of traditional market services based on the location characteristics and consumers characteristics. The results of the research show that Cakung Market is a traditional market with local service coverage. With the characteristics of complete enough and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are easy to reach market with low transportation costs. Then Pasar Ujung Menteng, has a city service coverage. With the characteristics of complete and very strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy goods that are resold at moderate costs and are easy to reach market with low transportation costs. Meanwhile, Pasar Klender SS has a city service coverage. With the characteristics of a very complete and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are quite easy to reach market with low transportation costs. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Faisal Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik lokasi RPTRA berdasarkan site dan situation, serta untuk menganalisis intensitas, aktivitas dan perserpsi pengunjung terhadap karakteristik lokasi RPTRA di Kecamatan Cakung. Metode penelitian ini menggunakan skoring dengan analisis komparasi dan spasial deskriptif. Analisis komparasi digunakan untuk membandingkan karakteristik lokasi RPTRA yang diteliti berdasarkan aspek site dan situation, analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan intensitas kunjungan, aktivitas di dalam RPTRA dan persepsi pengunjung terhadap karakteristik lokasi. Hasil dari penelitian ini yaitu karakteristik lokasi RPTRA yang paling dominan dengan tipe "Sangat Sesuai dan Cukup Baik bagi Anak" yang memiliki sarana dan prasarana yang sangat sesuai dan klasifikasi situation penggunaan tanah sangat baik, jenis jalan cukup mudah dan mudah, jarak dekat dan cukup dekat, serta waktu tempuh cepat dan sedang. Selain itu, tidak terdapat hubungan antara intensitas, aktivitas dan persepsi terhadap karakteristik lokasi RPTRA di Kecamatan Cakung, dikarenakan seluruh tipe karakteristik lokasi RPTRA di Kecamatan Cakung memiliki persepsi baik dari pengunjung, dan hanya terdapat dua tipe karakteristik lokasi RPTRA yang memiliki persepsi sangat baik dari pengunjung.

This research was conducted to analyze the characteristics of the RPTRA location based on the site and situation and to analyze the intensity, activity, and perception of visitors to the characteristics of the RPTRA location in Cakung District. This research method uses scoring with comparative analysis and descriptive spatial. A comparative analysis is used to compare the characteristics of the RPTRA location under study based on-site and situation aspects, descriptive analysis is used to explain the intensity of visits, activities in the RPTRA, and visitor perceptions of the characteristics of the location. The results of this study are the characteristics of the most dominant RPTRA location with the type "Very Suitable and Good Enough for Children" which has very suitable facilities and infrastructure and the classification of the land-use situation is very good, the type of road is quite easy and easy, the distance is close and quite close, as well as fast and moderate travel times. Besides, there is no relationship between intensity, activity, and perception of the characteristics of RPTRA locations in Cakung District, because all types of characteristics of RPTRA locations in Cakung District have good perceptions of visitors, and there are only two types of characteristics of RPTRA locations that have very good perceptions of visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyasinta Noor Laksmita Dewi
"Objek wisata merupakan daya tarik suatu daerah yang dapat dikelola dan dikembangkan sehingga dapat menunjang perekonomian daerah tersebut. Kecamatan Polanharjo menjadi salah satu daerah di Kabupaten Klaten dengan daya tarik utama wisata air yang mengalami peningkatan jumlah pengunjung dengan signifikan. Objek wisata di Kecamatan Polanharjo dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu objek wisata alami, objek wisata budaya, dan objek wisata minat khusus. Jangkauan pelayanan mencakup kemampuan objek wisata untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi beragam dari wisatawan dan karakteristik lkasi objek wisata tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik wisatawan dan karakteristik lokasi objek wisata, serta menganalisis jangkauan pelayanan objek wisata di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode analisis spasial (analisis komparasi keruangan) dan metode pengumpulan data dengan studi literatur, survei lapang, dan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Umbul Sigedhang-Kapilaler adalah objek wisata alam yang memiliki karakteristik wisatawan dengan usia remaja datang karena motivasi pengakuan diri, tertarik dengan suasana di sana, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran sedang serta karakteristik lokasi yang cukup lengkap dan kurang strategis. Objek wisata alam adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan lingkungan karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan lingkungan. Lalu, Umbul Kemanten adalah objek wisata budaya yang memiliki karakteristik wisatawan dengan usia dewasa, datang karena motivasi budaya, tertarik dengan atraksi di sana, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran sedang serta krakteristik lokasi yang sangat lengkap dan cukup strategis. Objek wisata budaya adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan lokal karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan lokal. Sedangkan, New Rivermoon Adventure adalah objek wisata minat khusus yang memiliki karakterisktik wisatawan dengan usia dewasa, datang karena motivasi fisik, tertarik dengan kepopuleran objek wisata, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran rendah serta karakteristik lokasi yang lengkap dan sangat strategis. Objek wisata minat khusus adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan regional karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan regional.

Tourist attractions are features of an area that can be managed and developed to support the local economy. Polanharjo District is one of the regions in Klaten Regency with a primary attraction of water tourism, which has seen a significant increase in the number of visitors. The tourist attractions in Polanharjo District are categorized into three types: natural tourist attractions, cultural tourist attractions, and special interest tourist attractions. Service range refers to the ability of a tourist attraction to adapt to the diverse needs and preferences of tourists and the characteristics of the location. This research was conducted to examine the characteristics of tourists and the characteristics of the tourist attraction locations, as well as to analyze the service coverage of tourist attractions in Polanharjo District, Klaten Regency. This is a descriptive quantitative study using spatial analysis methods (comparative spatial analysis) and data collection methods including literature review, field surveys, and questionnaires. The research findings show that Umbul Sigedhang-Kapilaler is a natural tourist attraction with characteristics of young visitors who come due to self-recognition motivation, are attracted by the ambiance there, and can easily reach the location with moderate spending. The location characteristics are fairly complete but not very strategic. Natural tourist attractions have an environmental service range, as most of the visitors fall within the environmental service scale. Umbul Kemanten is a cultural tourist attraction with characteristics of adult visitors who come due to cultural motivation, are interested in the attractions there, and can easily access the location with moderate spending. The location characteristics are very complete and quite strategic. Cultural tourist attractions have a local service range, as most of the visitors fall within the local service scale. Meanwhile, New Rivermoon Adventure is a special interest tourist attraction with characteristics of adult visitors who come due to physical motivation, are attracted by the popularity of the attraction, and can easily reach the location with low spending. The location characteristics are complete and very strategic. Special interest tourist attractions have a regional service range, as most of the visitors fall within the regional service scale. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Chairanie
"ABSTRAK
Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan untuk masa depan manusia memiliki peranan
penting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia berusaha untuk menempuh pendidikan.
Jenjang pendidikan awal yang ditempuh adalah pendidikan dasar dan dilanjutkan dengan
pendidikan menengah. Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
karakteristik yang berbeda menyebabkan perbedaan dalam proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan kepuutusan menghasilkan keputusan untuk memilih lokasi SD dan
SMP. Dari berbagai SD dan SMP yang ada dipilih sekolah yang memiliki karakteristik
tertentu dan sesuai dengan karakteristik pemilih. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimana pola pemilihan SD dan SMP penduduk Kelurahan Jatinegara. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pola pemilihan SD dan SMP penduduk di Kelurahan
Jatinegara. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial.
Hasil penelitian ini menunjukan karakteristik penduduk perumahan teratur yaitu
pendidikan dan pendapatan berpengaruh terhadap jarak SD yang dipilih dari tempat
tinggal. Penduduk perumahan teratur memilih SD yang terletak di permukiman teratur dan
tidak banjir. Karakteristik penduduk perumahan tidak teratur tidak berpengaruh terhadap
karakteristik lokasi SD yang dipilih. Penduduk perumahan tidak teratur memilih SD yang
jaraknya dekat dari tempat tinggal, terletak di permukiman tidak teratur dan tidak banjir.
Karakteristik penduduk perumahan teratur tidak berpengaruh terhadap karakteristik lokasi
SMP yang dipilih. Penduduk perumahan teratur memilih SMP yang jaraknya jauh dari
tempat tinggal, terletak di permukiman teratur dan tidak banjir. Karakteristik penduduk
eprumahan tidak teratur yaitu pekerjaan dan pendapatan berpengaruh terhadap jarak SMP
yang dipilih dari tempat tinggal. Penduduk perumahan tidak teratur memilih SMP yang
terletak di permukiman tidak teratur dan tidak banjir.

ABSTRACT
Education as one of the requirements for the human future had the important role in the
life of humankind. Each kind of humankind tried to follow education. The level of
beginning education that was followed was basic education and was followed by middle
education. Each kind of humankind had the different characteristics, the different
characteristics caused the difference in the process of decision making. The process of
decision making producing the decision to choose the location of the primary school and
junior high school. Many of various primary schools and the available junior high school
was chosen the school that had the certain characteristics and in accordance with the
characteristics of the voter. The problem in this research was how the pattern of the
election primary school and the inhabitants junior high school of the Jatinegara District.
This research was carried out to know the pattern of the primary school election and the
inhabitants junior high school in the Jatinegara District. This research method used the
descriptive analysis and the spatial analysis. Results of this research showed to the
characteristics of the inhabitants of housing were arranged that is education and the income
were influential towards the distance of the primary school that was chosen from the
residence. The inhabitants of housing were arranged chose the primary school that was
located in the settlement was arranged and not flooded the flood. The characteristics of the
inhabitants of housing were not arranged was not influential towards the characteristics of
the location of the primary school that was chosen. The inhabitants of housing were not
arranged chose the primary school that his distance was close from the residence, was
located in the settlement was not arranged and not flooded the flood. The characteristics of
the inhabitants of housing were arranged was not influential towards the characteristics of
the location of the junior high school that was chosen. The inhabitants of housing were
arranged chose the junior high school that his distance far from the house, was located in
the settlement was arranged and not flooded the flood. The characteristics of the
inhabitants of housing were not arranged that is the work and the income were influential
towards the distance of the junior high school that was chosen from the residence. The
inhabitants of housing were not arranged chose the junior high school that was located in
the settlement was not arranged and not flooded the flood."
2015
S58199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effitriana Ramadhiyanty
"Kecamatan Bogor Tengah merupakan ‘jantung’ Kota Bogor. Aktivitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Tengah termasuk yang terbesar di Kota Bogor maka disebut sebagai magnet perekonomian. Munculnya bisnis ritel modern membuat adanya persaingan terhadap keberadaan pasar tradisional di Kota Bogor semakin tak terkendali. Kemudian kegiatan berbelanja dengan kehadiran secara fisik seperti pasar tradisional menjadi pilihan utama masyarakat. Dengan menggunakan metode Buffer dan analisis Crosstab, dilakukan penelitian untuk mengetahui jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kecamatan Bogor Tengah dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Kebon Kembang dan Pasar Bogor merupakan Pasar Regional dengan aksesibilitas strategis (penggunaan lahan) dan mudah (kelas jalan). Kemudian Pasar Merdeka termasuk Pasar Sub Kota dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan cukup mudah (kelas jalan), sedangkan Pasar Padasuka adalah Pasar Lokal dengan aksesibilitas cukup strategis (penggunaan lahan) dan kurang mudah (kelas jalan). Pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Regional memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang dan sangat tinggi dalam sekali berbelanja, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai pada jarak dekat dan sedang menggunakan angkot, dan jarak jauh waktu tempuh yang tidak sesuai menggunakan motor. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Regional lebih beranekaragam seperti pakaian, sembako, sayuran, dan lain-lain. Selanjutnya pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Sub Kota memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja jarang dengan pengeluaran berbelanja sedang, lama berbelanja sebentar, serta waktu tempuh yang cukup sesuai dengan kendaraan bermotor. Barang yang dibeli oleh Pasar Sub Kota lebih berfokus membeli aneka pangan. Sedangkan pasar dengan jangkauan pelayanan Pasar Lokal memiliki karakteristik konsumen yang berbelanja sangat sering dengan pengeluaran berbelanja rendah, lama berbelanja sebentarm serta waktu tempuh yang sesuai dengan berjalan kaki. Barang yang dibeli oleh konsumen Pasar Lokal sama dengan Pasar Sub Kota yaitu hanya berfokus terhadap aneka pangan.

Central Bogor Sub-district is the 'heart' of Bogor City. Trade and service activities in Central Bogor Sub-district are among the largest in Bogor City, hence the name 'economic magnet'. The emergence of modern retail businesses makes competition for the existence of traditional markets in Bogor City increasingly uncontrollable. Then shopping activities with physical presence such as traditional markets become the main choice of the community. Using the Buffer method and Crosstab analysis, research was conducted to determine the range of traditional market services in Central Bogor District and how it relates to consumer characteristics. The results of the study found that Kebon Kembang Market and Bogor Market are Regional Markets with strategic (land use) and easy (road class) accessibility. Then Pasar Merdeka is a Sub-City Market with strategic accessibility (land use) and fairly easy (road class), while Pasar Padasuka is a Local Market with strategic accessibility (land use) and less easy (road class). Markets with a service range of Regional Markets have the characteristics of consumers who shop very rarely with moderate and very high shopping expenditures in one shopping trip, shopping time is short, and travel time is quite suitable at close and medium distances using angkot, and long distances with inappropriate travel time using motorbikes. Goods purchased by Regional Market consumers are more diverse such as clothing, groceries, vegetables, and others. Furthermore, markets with a range of Sub-City Market services have the characteristics of consumers who shop infrequently with moderate shopping expenses, short shopping time, and travel time that is quite suitable for motorized vehicles. Goods purchased by the Sub-City Market are more focused on buying various foods. Meanwhile, markets with a range of Local Market services have the characteristics of consumers who shop very often with low shopping expenditures, short shopping times and travel times that are suitable for walking. Goods purchased by Local Market consumers are the same as Sub-City Markets, which only focus on various foods.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Astri Fauzi
"Kecamatan Cakung merupakan pusat industri garmen berskala rumah tangga, kecil dan menengah sebagai hasil relokasi yang bertujuan agar tata ruang DKI Jakarta dapat tertata dengan baik dan industri tidak lagi berada ditengah-tengah permukiman. Dalam penelitian ini lokasi industri garmen yang ideal dilihat dari besar atau kecilnya biaya pengelolaan yang dikeluarkan oleh industri garmen tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Malvin Greenhut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa di Kecamatan Cakung lokasi industri garmen ideal diluar kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) tersebar pada seluruh kelurahan di Kecamatan Cakung. Di ketahui juga bahwa apabila suatu industri garmen mempunyai omzet yang tinggi maka biaya pengelolaan yang dikeluarkan oleh industri garmen tersebut akan tinggi pula. Dapat kita ketahui juga bahwa lokasi industri garmen pada Kecamatan Cakung banyak yang tidak sesuai dengan peruntukan tanah dalam rencana rinci tata ruang wilayah Kecamatan Cakung.

Cakung sub-district is the center of the household-scale garment industry, small and medium enterprises as a result of the relocation which aims to Jakarta layout can be well ordered and the industry is no longer at the center of the settlement. In this study an ideal location garment industry viewed from big or small the management costs incurred by the garment industry in accordance with the theory expressed by Malvin Greenhut. This research uses descriptive analytical method.
From this research it is known that in the District Cakung ideal location outside of the garment industry of Small Settlements (PIK) scattered throughout the villages in the district in Cakung. In the know also that if a garment industry has a high turnover of the management costs incurred by the garment industry will be high as well. We know also that the location of the garment industry in the District of Cakung many are not in accordance with the allotment of land in a detailed spatial plan of the District Cakung.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43443
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Farhanah Hidayati
"Sektor Perdagangan merupakan salah satu sektor yang maju dan meghasilkan pemasukan yang tinggi ke kas daerah. Salah satu kegiatan perdagangan adalah kegiatan pengumpul di lokasi agen. Kabupaten Tegal dengan banyak homeindustry makanan, mendorong aktivitas perdagangan di lokasi pengumpul makanan yaitu agen makanan. Agen makanan ini tersebar di beberapa desa di Kabupaten Tegal dengan karakteristik konsumen yang bervariasi. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana karakteristik konsumen berdasarkan lokasi agen makanan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis komparasi keruangan dan analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik konsumen berdasarkan lokasi agen makanan. Hasil penelitian menunjukkan lokasi agen makanan terbagi menjadi dua yaitu agen makanan area permukiman dan agen makanan kawasan perdagangan. Terdapat perbedaan karakteristik konsumen berdasarkan pemilihan lokasi agen makanan. Pada agen makanan kawasan perdagangan mempunyai karakteristik konsumen sebagian besar berasal dari daerah yang berjarak 0-14 Km. Sementara pada area permukiman lebih bervariasi karakteristik daerah asal konsumen. Hal ini disebabkan karena agen makanan area permukiman satu desa dengan produsen-produsen penyedia produk makanan sebagai penyuplai agen makanan.

Trade sector is one sector of advanced and high-income region contribute to the local treasury. One of the trading activity is activity at the site collection agency. Homeindustry Tegal regency with plenty of food, encouraging trading activity at the site that is collecting food dietary agents. Dietary agents are scattered in several villages in Tegal regency varies with consumer characteristics. This study wanted to find out how consumer characteristics based food agency locations. The method of analysis used in this study is the comparative analysis of spatial and descriptive analysis. The purpose of this study to determine the characteristics of consumers based on location of the food agency. The results indicate the location of the food agency is divided into two dietary agents residential areas and commercial areas of food agents. There are differences in the characteristics of the consumer based food agency site selection. At the agency's food trade has mostly consumer characteristics of the area within 0-14 Km. While the residential area of origin more varied characteristics of consumers. This is because the food agency residential area of the village with providers producers of food products as a supplier of dietary agents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizta Melia Andanusa
"Respon pemadam dalam waktu perjalanan sangat berpengaruh dalam lama nya pemadam untuk tiba di lokasi kejadian dengan tepat waktu. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan pelayanan pos pemadam berdasarkan standar waktu tanggap perjalanan dan menganalisis karakteristik wilayah jangkauan pos pemadam kebakaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jaringan. Hasil dari penelitian ini adalah wilayah yang dapat dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran sesuai standar waktu perjalanan yaitu sebesar 94,54%, dimana 71,65% dapat dilayani oleh lebih dari 1 posko dan 22,89% lainnya dapat dilayani oleh 1 posko. Sementara itu, masih ada 5,46% daerah penelitian yang tidak memenuhi standar. Pada karakteristik wilayah jangkauan didapatkan bahwa pada karakteristik wilayah layanan yang overlap dan non-overlap didominasi pada penggunaan lahan kelas permukiman, pada wilayah layanan yang overlap kepadatan penduduk nya didominasi pada kelas 30-60 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan didominasi pada kelas rendah. Selain itu, pada wilayah layanan yang non-overlap kepadatan penduduknya didominasi pada kelas < 30 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan didominasi pada kelas rendah, dan kerapatan jaringan jalan didominasi pada kelas tinggi. Sedangkan, pada karakteristik wilayah layanan yang tidak memenuhi standar waktu tempuh didominasi pada penggunaan lahan kelas lahan kosong, hal demikian dapat diartikan bahwa wilayah tersebut didominasi pada kelaspenggunaan lahan yang tidak berisiko kebakaran, namun masih terdapat 27% wilayahnya berupa kelas permukiman yang merupakan penggunaan lahan berisiko, serta kepadatan penduduknya didominasi pada kelas < 30 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan rendah, dan kerapatan jaringan jalan didominasi pada kelas rendah.

The response of the firefighters in travel time is very influential in the length of time the firefighters arrive at the scene of the incident on time. Thus, this study aims to analyze the service coverage of the fire station based on the travel response time standard and to analyze the characteristics of the fire station coverage area. The method used in this study is to use network analysis. The results of this study are areas that can be reached by firefighters according to the standard travel time of 94.54%, of which 71.65% can be served by more than 1 post and the other 22.89% can be served by 1 post. Meanwhile, there are still 5.46% of research areas that do not meet the standards. In the characteristics of the coverage area, it is found that the characteristics of the overlapping and non-overlapping service areas are dominated by residential class land use, in overlapping service areas the population density is dominated in the 30-60 person/pixel class with building density dominated by the low class. In addition, in non-overlapping service areas the population density is dominated by the <30 person/pixel class with the building density being dominated by the low class, and the road network density being dominated by the high class. Meanwhile, the characteristics of service areas that do not meet travel time standards are dominated by vacant land class land use, this means that the area is dominated by land use classes that are not at risk of fire, but there is still 27% of the area in the form of residential class which is land use. at risk, and the population density is dominated by the class < 30 people/pixel with low building density, and the density of the road network is dominated by the low class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Eko Wardany
"ABSTRACT
Pangkalan ojek online muncul sebagai fenomena baru seiring dengan munculnya ojek online di tanah air. Penelitian ini membahas tentang karakteristik lokasi pangkalan ojek online di Kecamatan Menteng Kota Jakarta Pusat. Sama halnya dengan ojek konvensional yang lebih dulu ada, pengemudi ojek online membuat suatu pangkalan sebagai tempat mengoperasikan telepon genggamnya dalam memperoleh konsumennya. Penelitian dilakukan terhadap pangkalan ojek online yang dihuni lebih dari 5 pengemudi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei terhadap seluruh pangkalan ojek online yang termasuk dalam kriteria tersebut dan dilakukan wawancara terhadap pengemudi yang terdapat pada pangkalan tersebut untuk memperoleh data waktu beroperasi pangkalan serta jumlah pengemudi di pangkalan tersebut. Data tersebut digunakan untuk mengetahui tipologi-tipologi pangkalan ojek online. Langkah selanjutnya adalah pengolahan data jaringan jalan dan penggunaan tanah untuk kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keramaian sekitar pangkalan ojek online dalam radius 200 meter. Jarak 200 meter ini ditentukan karena dalam radius inilah, pengemudi akan mendapatkan konsumennya. Pengolahan data tingkat keramaian dilakukan dengan memberikan skor terhadap variabel pusat-pusat keramaian yang ada di radius 200 meter dari pangkalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pangkalan ojek online berada di lokasi dengan tingkat keramaian yang tinggi.

ABSTRACT
Online taxibike base emerged as new phenomenon due to the emerge of the online taxibike in Indonesia. This study examine about the characteristic of the online taxibike base in Menteng Subdistrict Central Jakarta. Same with the conventional taxibike that emerged earlier, the driver of the online taxibike also build a base for them operating their smartphone to gain customers. The examination studied to the online taxibike base that occupied by more than 5 drivers. The collecting data processed by survey for all of the online taxibike base in Menteng District and interviewing the drivers to gain information about operational time of the base and also the number of the driver that live in there. The operational time and the number of the driver data is being used to gain information about the typological of each base. The next step is analyze the roads map and landuse of Menteng Subdistrict to gain information about the level of crowd around the base in range of 200 meters. The range of 200 meters is given due to the drivers will receive the customer in this range. The data of the level of crowd processed with the scoring to each variable of the crowd places in range of 200 meters from the base. The result of this study is that most of the online taxibike base in Menteng Subdistrict are in the location with the high level of crowd."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Jessica Gedalya
"Prevalensi Karies Gigi pada anak di DKI Jakarta sebesar 81,2% merupakan penyakit gigi dan mulut nomor satu pada anak, sehingga diperlukan informasi mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Tujuan: Mengetahui hubungan berbagai faktor- faktor terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.
Metode: Desain cross-sectional dengan pengambilan sampel secara convenience sampling. Pengambilan data diambil melalui pengisian kuesioner oleh 250 responden Ibu , dan dilakukan pemeriksaan gigi pada 250 responden anak menggunakan alat standard untuk melakukan pengukuran kepenyakitan karies gigi menggunakan indeks deft. Hubungan antara utilisasi dengan faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, jarak, sosial ekonomi, pengetahuan, dan sikap dianalisis dengan uji korelasi eta. Sedangkan hubungan antara utilisasi dengan pekerjaan Ibu, jaminan pemeliharaan kesehatan, perceived need , dan normative need dianalisis dengan uji koefisien kontingensi.
Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara utilisasi dengan faktor-faktor pekerjaan ibu (p) = 0,025, faktor jarak (r) = 0,287, faktor jaminan pemeliharaan kesehatan (p) = 0,000, dan faktor sosial ekonomi (r) = 0,241.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor-faktor pekerjaan Ibu, jarak, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Tidak terdapat hubungan atara faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, perceived need, normative need, pengetahuan, dan sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.

Caries Prevalence of Children in DKI Jakarta, of 81.2%, become the number one dental and mouth disease in children, for that information about factors that contribute to dental and oral health services utilization of children is needed.
Objective: Knowing the relationship between various factors to the utilization of children dental and oral health services.
Methods: Cross sectional design with convenient sampling. Data retrieval by filling out questionnaires to 250 mother respondent, and performing dental examination to 250 child respondent, using standard dental appliance, to measure level of caries using deft index. Relationship between the utilization with child age, mother education level, distance, social economic, knowledge, and behavior factors are analyzed by using eta correlation test. While relationship between the utilization with maternal job, health care insurance, perceived need and normative need are analyzed with contingency coefficient test.
Results: There is significant relationship between the utilization with maternal job factor (p) = 0,025, distance factor (r) = 0,287, health care insurance (p) = 0,000, and social economic factor (r) = 0,241.
Conclusion: There is a relationship between maternal job, distance, health care insurance, and income level with the utilization of children dental and oral health services. There is no relationship between child age, mother education level, perceived need, normative need, knowledge, and behavior with the utilization of children dental and oral health services.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>