Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Mauliddinah
"DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah pekerja tertinggi di Indonesia. Tingginya penyebaran COVID-19 di Jakarta mengakibatkan kelompok pekerja menjadi populasi yang rentan terinfeksi COVID-19 akibat dari sistem dan lingkungan kerja. Kondisi yang rentan ini dapat memicu timbulnya kecemasan yang memengaruhi perilaku para pekerja yang mengarah pada penerapan PHBS. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini melibatkan 112 pekerja di wilayah Jakarta Selatan sebagai sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (skala HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan pekerja dan kuesioner PHBS untuk mengetahui gambaran penerapan PHBS oleh pekerja di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pekerja di wilayah Jakarta Selatan tidak mengalami kecemasan dengan persentase sebesar 59,8% serta mayoritas pekerja menerapkan seluruh indikator PHBS di tempat kerja dengan persentase mencapai 79,5%. Hasil uji korelasi Somers menunjukkan nilai signifikansi (p) tingkat kecemasan dan penerapan PHBS adalah 0,360. Kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kesehatan kerja di institusi atau tempat kerja.

DKI Jakarta is province with the highest number of workers in Indonesia. The high spread of COVID-19 in Jakarta has resulted in worker group being a population that is vulnerable for being infected with COVID-19 as a result of work system and environment. This vulnerable condition can trigger anxiety that affects behavior of workers which leads to implementation of PHBS. This study aims to determine the relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The method of this study using a cross sectional design with accidental sampling technique. This study involved 112 workers in South Jakarta as samples. Instrument for this study using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS scale) to measure anxiety level of workers and using PHBS questionnaire to describe implementation of PHBS by workers in the workplace. This study showed the majority of workers in South Jakarta did not experience anxiety with a percentage of 59.8% and the majority of workers implemented all PHBS indicators in the workplace with a percentage of 79.5%. The result from Somers correlation test revealed the significance value (p) of anxiety level and implementation of PHBS is 0.360. In conclusion, the study showed that there is no relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The results of this study recommend to improve occupational health nursing service in all institutions or workplaces."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasista Hanung Pujangga
"Latar Belakang. COVID-19 menyebar hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, pada 2 Maret 2020 telah dilaporkan dua kasus COVID-19 pertama yang terkonfirmasi positif. Karena banyaknya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia terutama pada tenaga kesehatan, KEMENKES menerbitkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID- 19 sebagai acuan untuk meminimalisasi terjadinya penularan COVID-19.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem skoring untuk memprediksi terjadinya infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN CM).
Metode. Penelitian ini menggunakan metode total sampling. subyek penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data dengan analisis multivariat untuk melihat faktor risiko yang ada dapat dijadikan sebagai prediktor terjadinya infeksi berbahaya.
Hasil. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan jumlah subjek sebanyak 125 orang. Tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19 sebanyak 48,7% dari seluruh jumlah tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode bulan Maret sampai Oktober 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Faktor risiko yang dapat digunakan sebagai prediktor yaitu usia, tempat bekerja di RSCM, riwayat kontak erat dan status merokok.
Kesimpulan. Sistem skoring dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai prediktor tenaga kesehatan terhadap kemungkinan berisiko tinggi atau rendah terinfeksi COVID- 19.

Background. COVID-19 has been spread almost all over the world. In Indonesia, on March 2, 2020, the first two confirmed cases of COVID-19 were reported. Due to the large number of COVID-19 cases occurring in Indonesia, especially in healthcare workers, the Ministry of Health issues guidelines for preventing and controlling COVID- 19 as a reference to minimize the occurrence of COVID-19 based on transmission. Objective. This study aims to design a scoring system to predict the occurrence of COVID-19 infection among health workers at RSUPN CM.
Method. This research used total sampling method. The subjects of this study were healthcare workers who worked at RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. Data was collected using questionnaires. Then, data was analyzed until multivariate analysis to see whether the existing risk factors can be utilized as predictors of the occurrence of COVID- 19 infection.
Results. This study’s design is cross-sectional with 125 people as an respondent. Health workers who tested positive for COVID-19 as many as 48.7% of the total number of health workers at RSUPN CM for the period from March to October 2020 which meets the inclusion criteria. Risk factors that contributed as predictors including age category, place of work at RSCM, history of close contact and smoking.
Conclusion. The scoring system in this study can be implemented as a predictor of having created by COVID-19 in healthcare workers in RSUPN CM, whether the health worker is in a high or low risk condition of being infected with COVID-19.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alicia Nathasa Arastone
"Peningkatan kasus COVID-19 menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia terkhusus Kota Depok sebagai kota kemunculan kasus pertama. Pengetahuan mengenai COVID-19 serta perilaku pencegahan berupa perilaku hidup bersih dan sehat berperan penting dalam memutuskan rantai penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik cluster sampling. Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Kota Depok yang melibatkan 454 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner pengetahuan mengenai COVID-19 dan PHBS yang disebar secara online melalui media sosial. Uji Pearson Chi-Square yang dilakukan antara variabel independen dan dependen menghasilkan nilai p value = 0.015. Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, peningkatan pengetahuan lebih lanjut dan pemberlakuan PHBS oleh seluruh pihak berkaitan direkomendasikan untuk memaksimalkan pencegahan penularan COVID-19.

The increase in COVID-19 cases has become a major health problem in Indonesia, especially Depok as the city where the first cases appeared. Knowledge regarding COVID-19 and preventive behavior in the form of clean and healthy living behavior play an important role in breaking the chain of transmission. This study aims to determine the relationship between knowledge regarding COVID-19 with clean and healthy living behavior in residents of Depok City. This is a quantitative research that uses a cross-sectional research design with cluster sampling technique. The subjects in this study are the residents of Depok City which involves 454 respondents. Data collection was done using a knowledge questionnaire regarding COVID-19 and PHBS (clean and healthy living behavior) which was distributed online through social media. The Pearson Chi-Square test conducted between the independent and dependent variables resulted in a p value = 0.015. This result indicates that there is a significant relationship between knowledge regarding COVID-19 with clean and healthy living behavior. Therefore, it is recommended to increase further knowledge and implement PHBS by all relevant parties to maximize the prevention of COVID-19 transmission."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Dwi Aprilianti
"Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit. Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus, sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal. Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza. Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.

This study is motivated by the Covid-19 pandemic which has had an impact on the provision of social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse in the form of the role of social workers who cannot be carried out directly. The urgency of conducting this research is to reveal the solutions made regarding the role of social workers in carrying out social rehabilitation for adolescent victims of drug abuse during the Covid-19 pandemic at BRSKPN Bambu Apus, which are discussed from the Social Welfare discipline. This research was carried out in the period December 2021 - November 2022, using a descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through documentation studies and interviews with nine informants. Informants are selected by purposive sampling based on the criteria of the needs of this research. Data analysis is done by open coding, axial coding, and selective coding. The results of the research show that during the Covid-19 pandemic the social rehabilitation activities for adolescent victims of drug abuse who had to be temporarily suspended were physical tutoring,visit family, group therapy counseling, vocational activities and activities outside the hall.These activities were replaced with alternatives in the form of online activities/online, group dynamics and outdoor activities. There is also a time limit on each activity, from the usual 1 hour to only 30 minutes. With adjustments to the activities carried out, this has an impact on changes in the implementation of the role of social workers in carrying out case management, as educators, enabler, facilitator andexpert. Social workers pay attention to perspective person-in-environment about how to assess client situations and identify alternative solutions for them. In providing social rehabilitation services during the Covid-19 pandemic, social workers faced external and internal constraints. These obstacles include activities assessment become limited, online service activities, feeling dilemmas, the use of technology is still difficult. In order for social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse to continue to run well according to operational standards, the social worker provides a solution in the form of maintaining physical and mental health, sharing experiences and motivating each other, attend training or workshop, recommendations for outpatient care and so on. The conclusion of this study is that social rehabilitation activities during the Covid-19 pandemic underwent several adjustments and the role of social workers also experienced several adjustments in carrying out the social rehabilitation process for adolescent victims of drug abuse. The contribution of this study to the development of social welfare science is to reveal and describe the role of social workers and how to deal with unexpected situations such as the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhaliza Negarani
"Kasus baru COVID-19 terus mengalami perkembangan selama pandemi. Berbagai upaya penanggulangan COVID-19 seperti PSBB, PPKM Darurat, protokol kesehatan dan lainnya dilakukan. Salah satu upaya pencegahan COVID-19 oleh masyarakat yaitu dengan perilaku hidup bersih dan sehat COVID-19 seperti mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, makan makanan bergizi, dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perkembangan kasus baru COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat Depok. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode desain cross sectional. Sampel penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Beji yang bersedia menjadi responden, usia 20-44 tahun, dan memiliki akses media sosial/elektronik. Hasil penelitian didapatkan bahwa masyarakat yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan baik sebanyak 59,8% dan 40,2% masih kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara perkembangan kasus baru COVID-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat Depok dengan p value 0,044. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada pemerintah Kota Depok dan Dinas Kesehatan Kota Depok untuk lebih mendukung perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dengan menyediakan fasilitas cuci tangan di area publik serta bagi tenaga kesehatan dapat lebih interaktif memanfaatkan media sosial untuk pendidikan kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat.

New cases of COVID-19 continue to develop during the pandemic. Various efforts to overcome COVID-19 such as PSBB, Emergency PPKM, health protocols and others were carried out. One of the efforts to prevent COVID-19 by the community is by living clean and healthy COVID-19 behaviors such as washing hands using running water and soap, eating nutritious food, and doing physical activity every day. The purpose of this study was to determine the relationship between the development of new cases of COVID-19 with clean and healthy living behavior in the people of Depok. This research is quantitative with cross sectional design method. The sample of this research is the people of Beji District who are willing to be respondents, aged 20-44 years, and have access to social/electronic media. The results of the study showed that 59.8% and 40.2% of people who applied clean and healthy living behaviors were not good enough. There is a significant relationship between the development of new cases of COVID-19 with clean and healthy living behavior in the people of Depok with a p value of 0.044. This research recommendation is addressed to the Depok City government and the Depok City Health Office to further support the clean and healthy behavior of the community by providing hand washing facilities in public areas and for health workers to be more interactive using social media for health education related to clean and healthy living behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Septiana
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa rasa takut terhadap COVID-19 memiliki hubungan dengan perilaku sehat, perbedaan jumlah infeksi, kepercayaan terhadap adanya COVID-19, dan faktor-faktor penentu perilaku sehat di setiap negara membuat penelitian ini perlu dilakukan di Indonesia. Perilaku sehat merupakan salah satu respon adaptif dalam menghadapi rasa takut terhadap COVID-19. Munculnya rasa takut seharusnya dapat membuat individu menerapkan perilaku sehat selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental dan cross-sectional. Patisipan penelitian berjumlah 213 yang berusia antara 18-59 tahun ( 79,3% perempuan; Musia = 23,5, SD = 8,17), serta merupakan warga negara Indonesia. Rasa takut terhadap COVID-19 di ukur menggunakan MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), dan perilaku sehat di ukur dengan PHBS Positive Health Behavior Scale). Berdasarkan hasil analisis statistic ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat (r(213) = 0,10, p = 0,11). Dimana semakin tinggi rasa takut terhadap COVID-19 tidak dapat menjamin bahwa individu akan menerapkan perilaku sehat selama pandemi. Faktor jenis kelamin, penyakit, vaksinasi, dan pendidikan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam rasa takut terhadap COVID-19 dan perilaku sehat.

Previous research has found that fear of COVID-19 has a relationship with healthy behavior, differences in the number of infections, trust in the presence of Covid-19, and the determinants of healthy behavior in each country make this research need to be done in Indonesia. Healthy behavior is one of the adaptive responses in dealing with the fear of COVID-19. The emergence of fear should be able to make individuals adopt healthy behaviors during a pandemic. This study aims to see whether there is a relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior. The design used in this study was non-experimental and cross-sectional. The study participants were 213 aged between 18-59 years (79.3% female; Mage = 23.5, SD = 8.17) and were Indonesian citizens. COVID-19 fear was measured using MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), and healthy behavior was measured using the PHBS (Positive Health Behavior Scale). Based on the results of statistical analysis, it was found that there was no relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior (r(213) = 0.10, p = 0.11). Where the higher the fear of COVID-19, it cannot guarantee that individuals will adopt healthy behaviors during the pandemic. Gender, disease, vaccination, and education did not have a significant difference in fear of COVID-19 and healthy behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Esanda Luthfia Nashir
"Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai aspek termasuk pendidikan, mencakup tingkat stres dan motivasi belajar siswa kelas XII SMA. Prevalensi tinggi pada tingkat stres di masa pandemi maupun transisi kerap kali ditemui, terutama pada siswa-siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat stres dan motivasi belajar siswa-siswi kelas XII SMA wilayah Jakarta Timur di masa transisi pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini adalah 434 siswa-siswi SMA di Wilayah Jakarta Timur dengan desain penelitian deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif cross-sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen Perceived Stress Scale (PSS-10) dan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Hasil penelitian dilakukan dengan Uji T-Test menghasilkan adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dan motivasi belajar siswa-siswi kelas XII SMAN Wilayah Jakarta Timur pada Masa Transisi Pandemi COVID-19 (P Value=0,014). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan seluruh pihak termasuk institusi pendidikan untuk melakukan berbagai upaya yang dapat meminimalisir tingginya tingkat stres, meningkatkan motivasi belajar, melakukan bimbingan konseling, dan mengevaluasi program pendidikan baik secara umum maupun secara khusus melalui kebutuhan dasar, kesehatan mental keluarga, anak, dan komunitas.

The COVID-19 pandemic impacted various aspects such as education, stress levels, and learning motivation of class XII high school students. A high prevalence of stress levels during pandemics and transitions is often found, especially among students. This study aims to identify the relationship between stress levels and learning motivation of class XII students at East Jakarta regional high school during the transition period of the COVID-19 pandemic. The sample of this research was 434 high school students in East Jakarta with a correlational descriptive research design and a cross-sectional quantitative approach. This study used the Perceived Stress Scale (PSS-10) and Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) instruments. The results of the research were carried out using the T-Test which resulted in a significant relationship between stress levels and learning motivation of class XII students in East Jakarta Regional Public High School during the COVID-19 Pandemic Transition Period (P Value = 0.014). Based on the research findings, the researchers recommend all parties together with educational institutions to make various efforts in order to minimize high levels of stress, increase learning motivation, conduct counseling, and evaluate educational programs both in general and specifically through basic needs, family mental health, children, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Leonardo Surya Dharmawan
"Di masa pandemi COVID-19, swamedikasi menjadi isu kesehatan yang meningkat. Salah satu populasi terdampak yaitu mahasiswa. Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan pencarian informasi swamedikasi pada mahasiswa. Situasi pandemi COVID-19 juga dapat menyebabkan perubahan persepsi sehat pada individu yang memicu praktik swamedikasi. Kendati demikian hingga saat ini belum diketahui hubungan antara persepsi sehat dengan swamedikasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional analitik dan pengumpulan sampel dengan metode purposive random sampling. Terdapat 152 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Indonesia semester 5-8. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan media google form. Diperoleh data persepsi sehat sebagian besar mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 baik. Proporsi mahasiswa yang melakukan swamedikasi obat bebas selama pandemi COVID-19 adalah 71,71%. Jenis obat bebas yang digunakan oleh mahasiswa selama pandemi COVID-19 sebagian besar adalah antitusif dan antipiretik. Terdapat hubungan signifikan antara persepsi sehat subvariabel kesehatan umum dengan perilaku swamedikasi obat bebas pada mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754 - 11,557).

During the COVID-19 pandemic, self-medication has become an increasing health issue. One of the affected population is students. The COVID-19 pandemic has led to an increase in the search for self-medication information for students. The COVID-19 pandemic situation can also cause changes in health perception in individuals that trigger the practice of self-medication. However, until now there is no known relationship between the health perception and self-medication. This research was conducted by cross-sectional analytic method and sample collection by purposive random sampling. There are 152 respondents students at University of Indonesia semester 5-8. Data collection was done by distributing online questionnaires using google form media. In general, The health perception of most University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic is good. The proportion of students who self-medicated with over-the-counter drugs during the COVID-19 pandemic was 71.71%. The types of over-the-counter drugs used by the students during the COVID-19 pandemic were mostly antitussive and antipyretic. There was a significant relationship between the perception of health in the general health sub-variable with self-medication behavior in University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754-11,557).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Putri Nisrina
"Kecemasan dalam menghadapi pandemi COVID-19 dapat terjadi pada siapapun. Kecemasan dapat membuat seseorang bertingkah laku di luar akal sehat mereka. Pada kasus pandemi COVID-19 salah satu kecemasan yang terjadi adalah kecemasan akan tertular oleh virus COVID-19. Untuk mengurangi penularan COVID-19 dilakukan tindakan protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas. Protokol kesehatan tersebut harus dipatuhi untuk menghindari penyebaran virus yang semakin meluas, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat kecemasan terhadap pandemi COVID-19 dan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 dan korelasi diantara keduanya. Diduga ada perbedaan pada tingkat kecemasan, tingkat kepatuhan dan korelasi antara keduanya pada mahasiswa antar rumpun ilmu di Universitas Indonesia. Karena itu perbedaan rata-rata skor dari tingkat kecemasan, tingkat kepatuhan dan korelasi keduanya akan dianalisis untuk rumpun ilmu yang ada di Universitas Indonesia. Hal ini akan membantu pihak terkait untuk membuat kebijakan yang lebih efisien dan tepat sasaran untuk mengurangi tingkat kecemasan dan menaikkan tingkat kepatuhan secara umum maupun di setiap rumpun ilmu. Metode utama yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis dan korelasi Spearman. Penelitian dilakukan pada 306 mahasiswa Universitas Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan 15 pertanyaan mengenai kecemasan dan 25 pertanyaan mengenai kepatuhan dengan skor 1-5. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata skor tingkat kecemasan antar rumpun ilmu dan tidak terdapat perbedaan rata-rata skor tingkat kepatuhan antar rumpun ilmu di Universitas Indonesia. Untuk Rumpun Ilmu Kesehatan terdapat korelasi negatif antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan. Untuk Rumpun Ilmu Sains dan Teknologi maupun untuk Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora didapatkan bahwa tidak terdapat korelasi antara tingkat kecemasan dan tingkat kepatuhan.

Anyone can experience anxiety as a result of the COVID-19 pandemic. Anxiety can cause a person to act in ways that are contrary to their common sense. One of the concerns that arises in the case of the COVID-19 pandemic is the fear of becoming infected with the virus. To reduce COVID-19 transmission, the 5M health protocol is followed, which includes wearing masks, washing hands, maintaining a safe distance, avoiding crowds, and limiting mobility. These health protocols must be followed to prevent the spread of the virus, which appears to be spreading but is not. The goal of the study was to look at the COVID-19 pandemic's anxiety levels and the COVID-19 health protocol's compliance levels, as well as the relationship between the two. It is suspected that students in the Universitas Indonesia knowledge group have different levels of anxiety, compliance, and correlations between the two. As a result, for the existing science group at Universitas Indonesia, the difference in average scores from anxiety levels, compliance levels, and correlations will be examined. This will assist the relevant parties in developing more effective and targeted policies to reduce anxiety and increase compliance across the board, as well as in each knowledge group. The Kruskal-Wallis test and the Spearman correlation are the most commonly used methods. The research involved 306 students from Universitas Indonesia. Questionnaires with 15 anxiety questions and 25 complince questions were used to collect data, with scores ranging from 1 to 5. According to the findings of this study, at the Universitas Indonesia, there is a difference in average anxiety level score between the knowledge group and no difference in average compliance level score between the knowledge group. Anxiety levels and compliance levels are negatively correlated in the Health knowledge group. There is no correlation between anxiety levels and compleance levels in Science and Technology, as well as the Social Sciences and Hummanities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sohifah
"Situasi akibat pandemi COVID-19 yang tidak menentu membuat siswa harus bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada. Adaptasi kebiasaan baru adalah cara agar siswa dapat beraktivitas dengan menaati perilaku pencegahan COVID-19 seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menerapkan etika batuk dan bersin untuk meminimalisir penularan virus. Perilaku pencegahan COVID-19 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pengetahuan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa SMA selama adaptasi kebiasaan baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang melibatkan 525 siswa berusia 15-19 tahun. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku yang diterjemahkan oleh peneliti ke dalam Bahasa Indonesia agar mudah dipahami siswa. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitasnya kepada 100 siswa, hasilnya dinyatakan valid dan reliabel. Nilai r hitung kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku secara berturut-turut berkisar antara 0,222 – 0,905; 0,348 – 0,748; 0,882 – 0,903 sehingga r hitung > r tabel (0,195) dengan Alpha Cronbach yang diperoleh berturut-turut 0,756; 0,731; 0,894. Hasil uji bivariat spearman correlation menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada siswa dengan kekuatan hubungan yang lemah (p=0,001;α=0,05). Perawat dapat memberikan intervensi berupa edukasi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sehingga siswa mampu beradaptasi dengan menerapkan pencegahan COVID-19.

The uncertain situation due to the COVID-19 pandemic has forced students to be able adapt to existing conditions. Adapting new habits is a way for students to do activities by complying with COVID-19 prevention behaviors such as wearing masks, washing hands, maintaining distance, and applying coughing and sneezing etiquette. It is important to take preventive measures against COVID-19 to minimize the transmission of the virus. COVID-19 prevention behaviour can be influenced by several factors, one of which is knowledge and attitude. This study aims to identify the relationship between knowledge and attitudes towards COVID-19 prevention behavior in high school students during the adaptation of new habits. This study used a descriptive analytic approach with a cross sectional design involving 525 students aged 15-19 years. The questionnaire used was a knowledge, attitude, and behavior questionnaire which was translated by the researcher into Indonesian so that it was easy for students to understand. The questionnaire used has been tested for validity and reliability to 100 students, the results are declared valid and reliable. The calculated r value of the knowledge, attitude, and behavior questionnaires ranged from 0.222 to 0.905, respectively; 0.348 – 0.748; 0.882 – 0.903 so that r count > r table (0.195) with Cronbach's Alpha obtained respectively 0.756; 0.731; 0.894. The results of the bivariate Spearman correlation test showed a significant relationship between knowledge and attitudes with COVID-19 prevention behavior in students with a weak relationship strength (p=0.001*;α=0.05). Nurses can provide interventions in the form of health education in order to improve students' knowledge, attitudes, and behavior so that students are able to adapt to implementing COVID-19 prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>