Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiqih Aulia
"Pandemi COVID-19 menimbulkan masalah psikologis pada orang-orang yang terdampak. Salah satu yang terkena dampak masalah psikologis pada masa pandemi adalah perawat. Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling rentan dalam tertular virus COVID-19, perawat dapat mengalami masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan, stres, dan depresi perawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah perawat yang menangani pasien COVID-19 yang terdiri dari 135 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total populasi sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen DASS 42 yang disebar melalui media internet. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami depresi dalam tingkat normal dengan jumlah 82 orang, ringan 28 orang, sedang 18 orang, berat 5 orang, dan sangat berat 2 orang. Responden yang mengalami kecemasan dalam tingkat normal dengan jumlah 94 orang, ringan 7 orang, sedang 28 orang, berat 4 orang, dan sangat berat 2 orang. Responden yang mengalami stres dalam tingkat normal dengan jumlah 130 orang, ringan 1 orang, sedang 2 orang, berat 2 orang. Penelitian ini mendukung pentingnya kepala perawat di rumah sakit untuk membentuk konsultasi profesional dalam mengatasi kesehatan mental perawat pada masa pandemi COVID-19. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa dilakukan pada populasi yang lebih luas dan mengkategorikan tinggi dan rendahnya resiko perawat dalam menangani pasien COVID-19.

COVID-19 pandemic causes psychological issues in affected people. One of the people who is affected psychologically during pandemic is nurses. As one of healthcare workers who are most vulnerable to being contracted with COVID-19, nurses are experiencing psychological problems such as depression, anxiety, and stress. This study aims to identify levels of anxiety, stress, and depression in nurses working with COVID-19 patients at Banten provincial hospital. The method of this study is quantitative research with cross-sectional design. The subject of this study is nurses who work with COVID-19 patients in the amount of 135 participants which are selected through total population sampling. The data are collected using the DASS 42 instrument which is being distributed through the internet. The result of this study shows that 82 participants experience depression within normal level, 28 participants experience mild depression, 18 participants experience moderate depression, 5 participants experience severe depression, and 2 participants experience very severe depression. In terms of anxiety, 94 participants experience anxiety within normal level, 7 participants experience mild anxiety, 28 participants experience moderate anxiety, 4 participants experience severe anxiety, and 2 participants experience very severe anxiety. Meanwhile, 130 participants experience stress within normal level, 1 participant experience mild stress, 2 participants experience moderate stress, and 2 participants experience severe stress. This research supports the importance of head nurses in hospitals to form professional consultations to address the mental health of nurses during the COVID-19 pandemic. Future research is expected to be carried out in a wider population and categorize the high and low risk of nurses handling COVID-19 patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rahmawati
"Pandemi Covid-19 (coronavirus diseases 2019) yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 yang pertama kali muncul Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun 2019. Virus ini muncul di berbagai negara di dunia sehingga menciptakan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan ekonomi global. Tidak hanya itu, pandemi Covid-19 juga menimbulkan kekhawatiran dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya di masyarakat. Selain itu, tenaga kesehatan juga rentan terhadap gangguan kesehatan mental selama menangani pasien Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi gejala kecemasan dan depresi pada tenaga kesehatan laboratorium terpadu di Rumah Sakit Universitas Indonesia selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Rumah Sakit Universitas Indonesia pada bulan Juli 2021. Analisis yang digunakan yaitu, univariat, bivariat dan multivariabel dengan derajat kepercayaan 95%. Dari 42 tenaga kesehatan laboratorium terpadu RS UI didapatkan prevalensi gejala kecemasan sebesar 11,9% dan prevalensi gejala depresi sebesar 14,3%. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara gejala kecemasan ataupun depresi dengan variabel independen penelitian.

The Covid-19 pandemic (coronavirus diseases 2019) caused by the SARS-Cov-2 virus which first appeared in Wuhan City, Hubei Province, China at the end of 2019. This virus appeared in various countries in the world, causing a significant impact on society and the global economy. Covid-19 pandemic has also caused concern and various other mental health disorders in the community. Furthermore, healthcare workers are also vulnerable to mental health disorders while treating Covid-19 patients. The purpose of this study is to estimate the prevalence of anxiety and depression symptoms in healthcare workers in the integrated laboratory at the Universitas Indonesia Hospital during the Covid-19 pandemic. This study uses a cross sectional design conducted at the Integrated Laboratory of the Universitas Indonesia Hospital in July 2021. The analysis used is univariate, bivariate and multivariable with a 95% confidence interval. Of 42 integrated laboratory health workers at Universitas Indonesia Hospital, the prevalence of anxiety symptoms was 11.9% and the prevalence of depressive symptoms was 14.3%. The results of the bivariate analysis with the chi-square test there is no significant relationship between symptoms of anxiety or depression with the independent variables of the study. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syena Aulia Tasya Pratiwi
"Fenomena kegiatan menggemari budaya korea terutama dari sektor industri musik yaitu K-pop marak terjadi di kalangan remaja. Pada masa remaja mereka mengalami masa transisi atau peralihan dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa yang berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Usia remaja menjadi tempat proses dalam mencari jati dirinya yang mencari sosok figure yang dapat dicontohnya dan tak sedikit dari mereka memiliki sosok figure dari tokoh idola korea yang mereka gemari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres, kecemasan, dan depresi di wilayah kabupaten tangerang. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode purposive sampling dimana mengikutsertakan 108 remaja penggemar K-pop yang berdomisili di Kabupaten Tangerang. Data penelitian dikumpulkan pada bulan Juni 2024 dengan menggunakan kuesioner DASS-42 (Depression, anxiety,stress scale). Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami stres tingkat sedang (33.33%), kecemasan tingkat sangat berat (33.33%) dan depresi tingkat normal (42.59%). Studi ini juga meneliti karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dan ekonomi dimana mayoritas penelitian diikuti oleh remaja akhir (69.44%), paling banyak diikuti remaja yang berjenis kelamin perempuan (95.4%), responden mayoritas berasal dari perguruan tinggi (49.07%) dan mayoritas bersumber pendapatan masih ditanggung oleh orang tua (90.74%). Adanya perbedaan tingkat stres, kecemasan, dan depresi kemungkinan dipengaruhi oleh peggunaan coping strategy menggemari K-pop. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut terkait hubungan tingkat stres, kecemasan dan depresi terhadap perilaku menggemari K-pop dengan memperhatikan keseimbangan pada karakteristik responden.

The phenomenon of Korean culture, especially from the music industry, is that K-pop is common among teenagers. In adolescence they experience a transition or transition from childhood to adulthood at risk of mental health disorders. Adolescence is the process of finding a figure that can be portrayed and not a few of them have the figure of a Korean idol that they love. The aim of this study is to get a picture of the levels of stress, anxiety, and depression in the district. This descriptive study uses a purposive sampling method involving 108 K-pop teenagers residing in Tangerang District. Research data collected in June 2024 using the DASS-42 questionnaire (Depression, anxiety,stress scale). The study also examined the characteristics of respondents such as gender, age, education, and economics where the majority of the study was followed by late adolescents (69.44%), the most followed adolescents of the female type (95.4%), respondents were mostly from college (49.07%) and the main source of income was still borne by parents (90.74%). There are differences in the levels of stress, anxiety, and depression that are likely to be influenced by the use of coping strategies by K-pop fans. Recommendations for further research could further analyze the relationship between levels of Stress, Anxiety and Depression to K-Pop fans' behavior by considering the balance in the characteristics of respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Iqlima Istiqomah
"Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah stres, ansietas, dan depresi karena berbagai penyebab stressor. Bencana wabah pandemi COVID-19 menimbulkan suatu perubahan yang secara tiba-tiba yang menuntut mahasiswa untuk cepat beradaptasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional dan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres, ansietas, dan depresi mahasiswa sarjana keperawatan pada kondisi pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 237 mahasiswa sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) dan menunjukkan hasil sebanyak 3,8% mahasiswa mengalami stres sangat berat dan 74,3% mahasiswa tergolong dalam kondisi normal. Sedangkan pada kategori ansietas, terdapat 27% mahasiswa yang mengalami ansietas sangat berat, lebih besar dari jumlah mahasiswa yang termasuk tergolong normal yaitu sebanyak 24,5% mahasiswa. Pada kategori depresi, ditemukan sebanyak 7,2% mahasiswa mengalami depresi sangat berat dan sebanyak 49,8% mahasiswa yang tergolong normal. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengukur secara khusus sumber, respons, faktor-faktor lain yang berpengaruh, dan dampak terhadap tingkat stres, ansietas, dan depresi pada mahasiswa di berbagai tingkatan lainnya sehingga cakupan populasi menjadi lebih luas, serta diperlukan adanya penelitian intervensi bagi mahasiswa yang diketahui berada dalam kondisi stres, ansietas, dan depresi berat.

College students are one of the vulnerable groups to experiencing stress, anxiety, and depression because of various stressors. The disaster of the COVID-19 pandemic outbreak has caused a sudden change that requires students to adapt rapidly. This research is a quantitative study using a cross-sectional design and has the aim to describe the level of stress, anxiety, and depression of undergraduate nursing students in the COVID-19 pandemic. The sample of this research is 237 undergraduate students of the Faculty of Nursing, University of Indonesia, using the purposive sampling technique. This study used the Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) instrument and showed the results of 3,8% of students experienced severe stress and 74.3% of students classified in normal conditions. On the other hand, in the anxiety category, there are 27% of the students experienced severe anxiety, that is bigger than the number of the students that classified with normal anxiety 24.5%. In the depression category, it was found that 7.2% of the students experienced severe depression, and 49.8% of the students are classified as normal. For further research, the researcher can measure specifically the source, response, other influencing factors, and the impact on stress, anxiety, and depression levels in college students at various other levels so that the population coverage becomes wider, and intervention research is needed for college students who are known to be in conditions of stress, anxiety, and major depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menjadi masalah kesehatan dunia. Virus COVID-19 berdampak pada kesehatan fisik, mental hingga mempengaruhi kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada perawat yang merawat pasien COVID-19. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif retrospektif dengan simple random sampling. Sebanyak 123 responden diikutsertakan dari salah satu rs x daerah Depok. Data diambil pada bulan februari hingga maret 2023. Kuesioner penelitian menggunakan Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitan menunjukkan 78.9% perawat yang merawat pasien COVID-19 memiliki kualitas tidur buruk dan 87% mengalami tingkat kecemasa ringan. Selain itu diperoleh hasil p value 0.017 sehingga terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur perawat yang merawat pasien COVID-19 (p=0,017). Perawat bagian managerial diharapkan lebih memperhatikan kualitas tidur perawat melalui staffing yang baik, Perawat diharapkan dapat menjaga kualitas tidur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan optimal

COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a global health problem. The COVID-19 virus can have an impact on physical and mental health and also can affect the quality of sleep for nurses. This study aims to find the relationship between anxiety level and sleep quality in nurses who caring for COVID-19 patients. Design used retrospective descriptive with simple random sampling. Total respondent was 123 respondents at one of the hospital in Depok. The questionnaire used the Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study showed that 78.9% of nurses caring for COVID-19 patients had poor sleep quality and 87% experienced mild levels of anxiety. In addition, there was a significant relationship between anxiety levels and sleep quality for nurses caring for COVID-19 patients (p = 0.017). Managerial nurses are expected to pay more attention to the quality of nurse sleep through good staffing. Nurses are expected to be able to maintain sleep quality so that they can provide optimal nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Jumana
"Psoriasis merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan kambuhan. Psoriasis berdampak terhadap kondisi psikologis dan kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres, ansietas dan depresi dengan kualitas hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini bersifat dekriptif dengan metode cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 responden yang diambil melalui non probality sampling dengan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21) dan Dermatology Life Quality Index (DLQI). Analisis menggunakan Kendall’s Tau dan T- test dengan hasil yang menujukkan adanya hubungan yang kuat (p<0.001<0,05) antara stres, ansietas dan depresi dengan kualitas hidup. Selain itu juga ditemukan ada hubungan yang lemah antara sebagian karakteristik pasien dengan kualitas hidup. Penelitian ini merekomendasikan agar adanya peningkatan asuhan keperawatan yang holistik tertutama dari aspek psikologis agar mampu meningkatkan kualitas hidup pasien psoriasis.

ABSTRACT
Psoriasis is a skin disease that is chronic and recurring. Psoriasis affects the psychological condition and quality of life of the sufferer. This study aims to determine the correlation between stress, anxiety and depression with the quality of life in Dr. Hasan Sadikin Bandung. This research is descriptive with cross sectional method. The research sample was 53 respondents who were taken through non-probability sampling with accidental sampling technique. The research instrument used the Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21) questionnaire and the Dermatology Life Quality Index (DLQI). The analysis used Kendall's Tau and T-test with results showing a strong correlation (p <0.001 <0.05) between stress, anxiety and depression with quality of life. It was also found that there was a weak correlation between some patient characteristics and quality of life. This study recommends an increase in holistic nursing care, especially from a psychological aspect, in order to improve the quality of life for psoriasis patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Fajriati
"Perkembangan penggunaan internet di Indonesia terus berkembang pesat membawa berbagai dampak bagi kehidupan remaja, baik dampak positif maupun dampak negatif seperti perundungan di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari kejadian perundungan maya dan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang terjadi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan mengambil sampel 296 siswa SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Hasilnya 42% responden pernah mengalami kejadian perundungan maya, baik sebagai pengamat, korban, maupun sebagai pelaku dengan 58% responden pernah menjadi pengamat (bystander) dalam kejadian perundungan maya, 31% responden pernah menjadi korban perundungan maya, dan 7% responden lainnya pernah menjadi pelaku kejadian perundungan maya. Selain itu, hasil pengukuran depresi, kecemasan, dan stres didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang normal. Namun, terdapat pula responden berada pada tingkat depresi sangat parah sebanyak 5 orang (1,7%), tingkat kecemasan sangat parah sebanyak 23 orang (7,8%), dan tingkat stres sangat parah sebanyak 4 orang (1,3%). Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melihat hubungan antara kejadian perundungan maya dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stres dan juga dilakukan dalam populasi yang lebih besar.

The development of internet use in Indonesia continues to grow rapidly, bringing various impacts on the lives of adolescents, both positive and negative impacts such as bullying in cyberspace. This study aims to see an overview of the incidence of cyberbullying and the levels of depression, anxiety, and stress that occur in adolescents. This study used a cross-sectional research design by taking a sample of 296 students of SMA Negeri 7 Cirebon. The result is that 42% of respondents have experienced cyberbullying, both as bystander, victims, and as cyber bullies with 58% of respondents having been bystanders in cyberbullying, 31% of respondents have been victims of cyberbullying, and 7% of other respondents have been cyber bullies. In addition, the results of measuring depression, anxiety, and stress showed that most respondents had normal levels of depression, anxiety, and stress. However, there were also 5 respondents (1.7%) with very severe depression, 23 (7.8%) very severe anxiety levels, and 4 (1.3%) very severe stress levels. For the next study, it is recommended to look at the relationship between the incidence of cyberbullying and levels of depression, anxiety, and stress as well as in larger populations"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Cahyani
"Pendahuluan Peningkatan disabilitas pada individu yang mengalami gangguan kesehatan mental khususnya ansietas dan depresi, menurunkan kemampuan mereka untuk kembali bekerja terutama setelah menjalani rawat inap, hanya sedikit yang kemudian berhasil melakukannya. Penelitian lain  telah dilakukan untuk mengetahui keterlibatan  dari stakeholder mengenai pemulihan serta evaluasi keberhasilan program rehabilitasi psikososial namun belum ada penelitian yang mengeksplorasi kemampuan keberhasilan individu dengan masalah kesehatan mental untuk kembali kerja dan kontribusinya terhadap pelayanan keperawatan terutama peran perawat sebagai kolaborator perencana pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi pengalaman kembali bekerja pada klien dengan ansietas dan depresi paska rawat inap. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif  pada 8 partisipan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur  untuk mendapatkan data pengalaman yang kaya, analisis dilakukan menggunakan Colaizzi. Hasil Didapatkan 4 tema, yaitu. 1) Bertahan untuk berdamai dengan menerima, 2) Beradaptasi, menyelesaikan masalah menuju pemulihan, 3) Dukungan berharga bagi jiwa, 4) Meraih kualitas hidup melalui kembali bekerja. Kesimpulan. Kembali bekerja adalah kemampuan adaptasi kompleks yang memerlukan mekanisme pertahanan yang matur dan koping yang adaptif, dukungan yang kuat dan penegasan nilai spiritual agar menemukan makna serta harapan menuju kehidupan yang berkualitas. Rekomendasi. bagi perawat sebagai perencana pemulangan agar dapat mengidentifikasi dukungan dan intervensi keperawatan yang menunjang peningkatan kemampuan adaptasi.

Introduction Increased disability in individuals experiencing mental health disorders, especially anxiety and depression, reduces their ability to return to work, especially after undergoing hospitalization, with only a few succeeding in doing so. Other research has been conducted to determine the involvement of stakeholders regarding recovery and evaluate the success of psychosocial rehabilitation programs, but no research has explored the successful ability of individuals with mental health problems to return to work and their contribution to nursing services, especially the role of nurses as discharge planning collaborators. This study aims to explore the experience of returning to work for clients with anxiety and depression after hospitalization. Method This research is descriptive phenomenological qualitative research on 8 participants using semi-structured interviews to obtain rich experience data, analysis was carried out using Colaizzi. Results There were 4 themes, namely. 1) Survive to make peace with acceptance, 2) Adapt, solve problems towards recovery, 3) Valuable support for the soul, 4) Achieve quality of life through returning to work. Conclusion. Returning to work is a complex adaptive capacity that requires mature defense mechanisms and adaptive coping, strong support and affirmation of spiritual values in order to find meaning and hope towards a quality life. Recommend. for nurses as discharge planners to be able to identify nursing support and interventions that support increased adaptive capacity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harwina Widya Astuti
"Fatigue merupakan kelemahan atau kelelahan mental dan/atau fisik yang ekstrim dan persisten. Fatigue merupakan gejala yang umum dialami orang-orang dengan kronis penyakit, seperti klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi dan kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 96 responden. Alat ukur yang digunakan Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS),dan Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara depresi dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (p value < 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan antara kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik. Hubungan antara variabel perancu yaitu usia, jenis kelamin, dukungan sosial dan lamanya menjalani hemodialisis tidak ada hubungan dengan tingkat fatigue.

Fatigue is a mental weakness or fatigue and / or extreme physical and persistent. Fatigue is a common symptom experienced by people with chronic diseases, such as clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research aims to identify the relationship of depression and anxiety with fatigue levels in clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The study design is cross-sectional, with 96 respondents. Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), and the Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey were used.
The results showed a significant relationship between depression and fatigue levels on chronic renal failure patient undergoing hemodialysis (p value <0.05). The study also showed no relationship between anxiety with fatigue levels on a client with chronic renal failure. There were no correlation between confounding variables as age, sex, social support and the duration of hemodialysis with the level of fatigue."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Gebrina
"Latar Belakang. Pada lupus eritematosus sistemik (LES) ditemukan prevalensi ansietas dan depresi yang cukup besar. Beberapa aspek menjadi kaitan antara lupus eritematosus sistemik dengan ansietas dan depresi, di antaranya disbiosis usus. Rasio Firmicutes/Bacteroidetes rendah menunjukkan disbiosis dan nilainya rendah pada LES.
Tujuan. Mengetahui profil mikrobiota usus pada ansietas dan depresi pada LES serta secara khusus mengetahui korelasi rasio Firmicutes/Bacteroidetes dengan skor gejala ansietas dan depresi pada LES.
Metode. Penelitian ini mengambil data studi Pengaruh sinbiotik terhadap aktivitas penyakit, respons imun, serta permeabilitas dan mikrobiota usus pada pasien lupus eritematosus sistemik. Dari studi besar tersebut, diambil data dasar (baseline) berupa data demografik, Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index 2000 (SLEDAI-2k), obat-obatan yang dikonsumsi, pola diet, serta proporsi mikrobiota usus tingkat filum. Keseluruhan data dijabarkan secara deskriptif. Dilakukan analisis korelasi antara rasio Firmicutes/Bacteroidetes dengan HADS-Ansietas dan HADS-Depresi.
Hasil. Dari 41 subjek, didapatkan proporsi ansietas 53,66% dan depresi 14,63%. Kelompok ansietas memiliki proporsi Bacteroidetes lebih tinggi dan indeks diversitas lebih rendah daripada kelompok tidak ansietas. Kelompok depresi memiliki proporsi Bacteroidetes lebih tinggi, Firmicutes lebih rendah, dan rasio Firmicutes/Bacteroidetes lebih rendah dibandingkan kelompok tidak depresi. Diagram sebar menunjukkan tidak adanya hubungan yang linear antara rasio Firmicutes/Bacteroidetes dengan skor gejala ansietas dan depresi sehingga tidak dapat dilakukan analisis korelasi.
Simpulan. Secara deskriptif didapatkan kecenderungan disbiosis pada kelompok yang mengalami ansietas dan depresi daripada kelompok yang tidak mengalami gangguan psikis.

Background. There was a high prevalence anxiety and depression in systemic lupus erythematosus (SLE). Some aspects interconnecting them, such as intestinal dysbiosis. Firmicutes/Bacteroidetes ratio, one of dysbiosis parameter, found low in SLE patients and also depressed patients.
Objectives. This research aim to study intestinal microbiota profile among anxious and depressed SLE patients, and also to know the correlation between Firmicutes/Bacteroidetes ratio with anxiety and depression score in SLE patients.
Methods. We used secondary data from research entitled Effects of synbiotic supplementation on disease activity, immune response, gut permeability, and microbiota of systemic lupus erythematosus patients. We used baseline data of demographic data, Hospital Anxiety and Depression Scale, Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index 2000, drugs used, nutrients intake, and intestinal microbiota profile at phylum level. All those data were described descriptively and also analysed for the correlation between Firmicutes/Bacteroidetes ratio with anxiety score and depression score.
Results. From all 41 subjects, the proportion of anxiety was 53,66% and depression 14,63%. Anxiety group had more Bacteroidetes than not anxiety group. Depressed group had more Bacteroidetes, less Firmicutes, and lower Firmicutes/Bacteroidetes ratio than not depressed group. The scatterplot shows that there is no linear relationship between the Firmicutes/Bacteroidetes ratio with anxiety and depression symptom scores so that correlation analysis cannot be done.
Conclusion. Descriptively there was a tendency for dysbiosis in the group that experienced anxiety and depression than the group that did not experience psychological disorders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>