Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Via Aulia Effendi
"Meningkatnya kasus COVID-19 di Kota Depok dan sejalan dengan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan bermutu menjadikan fasilitas penyedia layanan kesehatan dihadapi oleh persaingan atau kompetisi dalam memberikan layanan terbaik, tak terkecuali rumah sakit. Sebagai rumah sakit rujukan COVID-19 untuk wilayah Kota Depok Jawa Barat, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) memiliki tanggung jawab besar dalam penanggulangan pandemi COVID-19. Tanggung jawab tersebut mengharuskan RSUI untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Salah satu kewajiban rumah sakit yaitu menyelenggarakan rekam medis sehingga pelaksanaan rekam medis menjadi hal penting yang harus dikelola dengan baik. Data capaian indikator mutu rekam medis RSUI tahun 2020 memperlihatkan bahwa dalam penyelenggaraan rekam medis ditemukan indikator yang belum mencapai target dan atau keinginan untuk meningkatkan pencapaian dari masing-masing indikator. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis gambaran indikator mutu Unit Rekam Medis RSUI tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode wawancara, observasi, pengisian matriks (MIV)/C dan telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang meliputi elemen input, process, dan output. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran kesesuaian indikator mutu rekam medis RSUI dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008) serta memberikan alteranatif penyelesaian masalah (solusi) untuk menjaga dan meningkatkan capaian mutu pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

In accordance with the increasing number of COVID-19 cases in Depok City and in line with the community's demands for quality services have led health service facilities provider struggled to compete in providing the best services, especially the hospitals. As a COVID-19 referral hospital for the Depok City area, West Java, Indonesia University Hospital/Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bears a big duty in dealing with the COVID-19 pandemic. This duty requires RSUI to maintain and improve the quality of services provided. One of the hospital's obligations is to organize medical records to ensure that the implementation of medical records run properly remembering it is an important thing that must be managed. Data on the achievement of RSUI's medical record quality indicators in 2020 shows that in the implementation of medical records there are indicators that have not reached the target and or the desire to improve the achievement of each indicator. Therefore, the purpose of this research is to analyze the description of the quality indicators of the RSUI Medical Record Unit in 2020. This research was a descriptive research used interviews, observation, filling in the matrix (MIV)/C and reviewing documents. This research uses an approach system that includes elements of input, process, and output. The results of this research show a description of the suitability of the RSUI medical record quality indicators with the Hospital Minimum Service Standards (Minister of Health, Decree Number 129/Menkes/SK/II/2008) and provide alternative problem solving (solutions) to maintain and improve the quality of medical record services in Indonesia University Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rahman Ananda
"RSUD Pasar Rebo merupakan rumah sakit daerah yang menggunakan SIMRS untuk mendukung layanan administrasinya. Berdasarkan SK Direktur RSUD Pasar Rebo tercantum bahwa dimensi kualitas data yang diukur adalah akurasi dan presisi. Selain itu juga terdapat dimensi kelengkapan (completeness) yang tertanam pada proses bisnis dalam kaitannya dengan pelengkapan data dan dokumen rekam medik untuk proses klaim asuransi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi peningkatan pengelolaan kualitas data berdasarkan hasil penilaian tingkat kematangan pengelolaan kualitas data. Penilaian tingkat kematangan pengelolaan kualitas data dilakukan dengan mengacu kepada komponen dan karakteristik pada Loshin’s Data Quality Management Maturity Model. Setelah dilakukan penilaian terhadap tingkat kematangan, maka dilakukan analisis kesenjangan untuk mengidentifikasi karakteristik pengelolaan kualitas data yang harus dipenuhi untuk meningkatkan tingkat kematangan. Setelah dilakukan analisis kesenjangan, maka disusun rekomendasi peningkatan pengelolaan kualitas data yang mengacu kepada aktivitas yang ada pada DMBOK. Tingkat kematangan pengelolaan kualitas data pada RSUD Pasar Rebo berada pada level 4 (managed). Rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan pengelolaan kualitas data adalah melakukan profiling, analisis, dan menilai kualitas data, memantau prosedur dan kinerja dari pengelolaan kualitas data yang berjalan, membersihkan dan memperbaiki kualitas data yang cacat, mendefinisikan kebutuhan kualitas data, mendefinisikan kualitas data dalam konteks peraturan bisnis, mengelola isu-isu terkait kualitas data, mengukur dan memantau kualitas data secara berkesinambungan, merancang dan mengimplementasikan prosedur operasional pengelolaan kualitas data

Pasar Rebo Public Hospital is a government hospital that uses HIS to support its operational activity. According to its director’s decree, dimension of data quality for medical record data consists of accuracy and precision. Besides, completeness dimension also embedded in business process in accordance to their activity to complete medical record’s data and document to conduct insurance claim process. This study aims to give recommendation to improve data quality management according to data quality management maturity level assessment. The assessment is conducted according to Loshin’s Data Quality Management Maturity Model. After the assessment is done, gap analysis is conducted to identify which improvement should be done to improve data quality management maturity level. After that, the recommendation is arranged based on DMBOK’s Data Quality Management activity. The maturity level of data quality management in Pasar Rebo Public Hospital is 4 (managed). Recommendations given in this study consist of profiling, analyzing, and assessing data quality, monitoring operational data quality management procedures and performance, cleaning and correcting data defects, defining data quality requirements, defining data quality business rules, managing data quality issues, continuously measuring and monitoring the data quality, and designing and implementing operational data quality management procedures"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustus Rogatus Trawotjo
"Latar belakang penelitian ini adalah perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam bidang komputer yang telah diaplikasikan pada sistem rekam medis rumah sakit Hasil pengamatan sebelumnya pada komputerisasi rekam medis di RSU PMI Bogor menunjukkan bahwa pelaksanaannya belum berjalan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk memganalisis pelaksanaan komputerisasi rekam medis rawat jalan RSU PMI Bogor yang difokuskan pada input dan prosesnya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskripftif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dan informasi mengenai input dan proses rekam medis diperoleh melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan observasi lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masalah antara lain sumber daya manusia yang masih kurang dalam hal jumlah maupun keahlian, komitmen dokter yang lemah, prosedur dan program komputerisasi rekam medis.
RSU PMI perlu memperbaiki pelaksanaan rekam medis rawat jalan. Usulan terpenting yang disampaikan adalah pembuatan prosedur, melakukan sosialisasi sistem yang ada, membangun komitmen dokter, perbaikan program komputer dan pelatihan komputerisasi rekam medis bagi perawat dan dokter.
Dafar Pustaka : 28 ( 1975-200 I )

To assess the implementation of medical record process, I conduct a study in PMI Hospital Bogor. This is a case study, focused on the input and process of the medical record. Information is derived by in-depth interview, focus group discussions, and field observation.
This research found the there were some problem on the input, which were the low-level of quantity and expertise quality of medical human resources (doctors), doctors' commitment, flaws on computer programs, and procedures on computer data inserting. There were also problem on process, such as data recording by doctors, data storing on computer system and data retrieval.
The study recommended that the implementation should be improved in the future; by develop procedures on implementation of computer stored ambulatory record. There should be a doctor commitment on the medical record system. The software should be improved to accommodate pictures drawn by the doctors. Lastly, there should be trainings on medical record computerization for nurses and doctors.
Bibliography: 28 (1975-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Burhan
"RSUD Embung Fatimah, mulai mengembangkan dan menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) sejak awal tahun 2021. Evaluasi di akhir tahun 2022 menunjukkan penggunaan RME di poliklinik unit rawat jalan masih diangka 50%, dan hingga saat ini pencatatan rekam medis pasien dilakukan secara elektronik juga berbasis kertas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan RME dari perspektif profesional kesehatan yatu dokter dan perawat yang bekerja di unit rawat jalan RSUD Embung Fatimah serta bagaimana efektivitas penggunaan RME dari karakterisitik individu (usia, jenis kelamin, profesi, kemampuan komputer dan pernah pealtihan) persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, kualitas RME dan dukungan manajemen/IT. Metode: Penelitian studi kasus dengan metode cross sectional ini melibatkan 57 responden (dokter dan perawat) yang mengisi kuesioner dengan skala Likert, ditunjang dengan wawancara semi terstruktur terhadap 4 orang informan dari manajemen rumah sakit untuk mengkonfirmasi informasi lebih lanjut terkait hasil yang diperoleh dari kuesioner. Hasil: Mayoritas responden adalah perawat berusia diatas 30 tahun, dan berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruh responden memahami komputer, namun hanya sebagian kecil yang sudah pernah pelatihan terkait rekam medis elektronik. Sebanyak 56,1% responden setuju bahwa RME bermanfaat dalam hal integrasi, akurasi dan akses informasi yang diberikan. 64,1% responden setuju bahwa RME mempermudah pekerjaannya dan menilai bahwa kualitas sistem RME adalah baik dari segi kecepatan dan keakuratan informasi maupun tampilan yang dimunculkan. Namun 52,6% menilai bahwa dukungan manajemen dan IT masih perlu ditingkatkan terutama terkait pengadaan infrastukrut dan pelatihan formal penggunaan RME. Kesimpulan : Persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, kualitas RME dan dukungan manajemen/IT dibutuhkan dalam meningkatkan efektivitas penggunaan RME.

Since 2021 electronic medical records has been implemented in RSUD Embung Fatimah. End of 2022, utilization rate of EMR in outpatients unit was 50%. Until now the medical records are done electronically and  paper based. This study aims to determine the effectiveness of using RME from the perspective of health professionals (doctors and nurses) who work in the outpatient unit of Embung Fatimah Public Hospital and how the effectiveness of RME from individual characteristics (age, gender, profession, computer skills and training) perception usefullness, perception ease of use, RME quality and management/IT support This case study using cross-sectional method involved 57 respondents (doctors and nurses) who filled out a questionnaire with a Likert scale, supported by semi-structured interviews with 4 informants from hospital management to confirm further information regarding the results obtained from the questionnaire. Majority of respondents were nurses aged over 30 years, and female. Almost all respondents understand computers, but only a small number have had training related to electronic medical records. As many as 56.1% of respondents agree that RME is beneficial in terms of integration, accuracy and access to the information provided. 64.1% of respondents agree that RME makes their work easier and considers that the quality of the RME system is good in terms of speed and accuracy of the information and display that appears. However, 52.6% considered that management and IT support still needed to be improved, especially in relation to infrastructure procurement and formal training in the use of RME. Perceived usefulness, perceived ease of use, quality of RME and management/IT support are needed to increase the effectiveness of using RME."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayyinatul Fathonah
"Perubahan lingkungan bisnis yang menekankan pada penggunaan transformasi digital dapat menjadi peluang dan tantangan baru yang harus dihadapi dalam layanan kesehatan. Rumah Sakit X menanggapi hal tersebut melakukan trasformasi digital pada penggunaan rekam medis elektronik (RME). Proses implementasi RME perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi yang lebih baik salah satunya dengan menggunakan HOT-Fit Model. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi RME dan hubungan human, organization dan technology terhadap net benefit RME pada pelayanan rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan sampel total sejumlah 49 orang pengguna RME pada pelayanan rawat jalan yang datanya akan diambil menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran implementasi RME berdasarkan human, organization, technology dan net benefit sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara human (kepuasan pengguna dan penggunaan sistem), organization (struktur organisasi) dan technology (kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan) terhadap net benefit. Sementara itu ditemukan bahwa organization (struktur organisasi) tidak memiliku hubungan terhadap net benefit.

In healthcare, changes in the business environment that emphasize the use of digital transformation can become new opportunities and challenges that must be faced. Hospital X responded to this by carrying out digital transformation in the use of electronic medical records (EMR). The EMR implementation process needs to be evaluated to improve better information system performance, one of which is by using the HOT-Fit Model. The purpose of this study was to determine the description of EMR implementation and the relationship between human, organization and technology to the net benefits of EMR in outpatient services. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design. The sample selection uses a total sample of 49 EMR users in outpatient services whose data will be taken using a questionnaire. The results of this study indicate that the description of EMR implementation based on human, organization, technology and net benefits has gone well. This study also shows the relationship between human (user satisfaction and system usage), organization (organizational structure) and technology (system quality, information quality and service quality) to net benefits. Meanwhile, it was found that organization (organizational structure) has no relationship to net benefits."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Indra Wijaya
"Rekam medis elektronik (RME) telah diimplementasikan di Rumah Sakit Khusus BIMC sejak tahun 1998. Pada tahun 2005, BIMC berganti status dari sebuah sentra medis menjadi sebuah rumah sakit khusus. RME dimodifikasi sesuai kebutuhan. Hingga tahun 2011, belum pernah dilakukan evaluasi terhadap RME. Metode penelitian ini adalah explanatory sequential yang merupakan kombinasi metode kuantitatif dengan metode kualitatif, dengan metode kuantitatif dilakukan terlebih dahulu.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan self-assessment questionnaire kepada seluruh pengguna RME yaitu dokter, perawat, administrator, staf radiologi, staf farmasi, dan staf teknologi informasi (TI), sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan peran peneliti sebagai human instrument.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut RME berpengaruh terhadap kinerja RME dengan atribut presentation sebagai atribut RME yang paling berpengaruh. Penelitian juga mendapatkan adanya faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja RME, yaitu kemampuan pengguna RME dan perangkat keras. Untuk meningkatkan kinerja RME perlu dilakukan peningkatan terhadap semua faktor yang berpengaruh terhadap kinerja RME.

Electronic medical record (EMR) has been implemented in BIMC since 1998. In 2005, BIMC developed into a hospital from a mere medical center. EMR was adjusted to the needs then. Up to 2011, EMR has not been formally evaluated. This study is a mixed methods research, namely explanatory sequential design, in which quantitative research was performed previously followed by qualitative one.
Quantitative data was derived by distributing self-assessment questionnaires to the EMR users consists of doctors, nurses, administrators, radiology staff, pharmacy staff, and IT staff. Qualitative data was obtained from interview, observation, and documentation with researcher as the human instrument.
The results showed that EMR attributes influenced its performance with presentation as the most influential attribute. Research revealed that there are two other factors influencing EMR performance. They are EMR users? ability and hardware. EMR performance can be increased by improving those three factors mentioned above.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31801
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Ninditya
"Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 tahun 2022 tentang Rekam Medis mewajibkan setiap fasilitas kesehatan untuk menyelenggarakan rekam medis elektronik. Rumah Sakit Permata Depok telah memiliki aplikasi rekam medis elektronik sejak Juli 2019, namun hingga tahun 2022 kemajuan implementasi RME secara keseluruhan baru mencapai 57%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok pada tahun 2022 sebagai bahan rancangan strategi untuk optimalisasi implementasi RME. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui kuisioner modifikasi DOQ-IT, check list observasi, observasi langsung, Diskusi Kelompok Terarah (DKT), dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini menghasilkan usulan kebijakan untuk implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok. Hasil interpretasi kuisioner menunjukkan Rumah Sakit Permata Depok sudah cukup siap dalam implemetasi RME, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu alur proses pengadaan fitur RME dari pihak vendor SIMRS, komunikasi antar manajemen dan PPA untuk pengisian RME, pembuatan petunjuk teknis RME untuk seluruh PPA dari pihak TI, penambahan SDM, dan masih ada sarana yang bisa dipenuhi oleh pimpinan. Tindak lanjut jangka pendek yang dapat dilakukan yaitu membuat SPO dan petunjuk teknis manual di setiap unit, mengadakan fitur privasi, dan meningkatkan koordinasi antar unit untuk pelatihan PPA. Tindak lanjut jangka panjangnya berkaitan dengan anggaran yaitu melakukan pengambilalihan sistem RME setelah dilakukan penambahan programmer dalam tim TI sehingga modifikasi RME dapat dilakukan oleh internal rumah sakit.

Indonesian Ministry of Health Regulation No. 24 in 2022 obligates every health facility in Indonesia to implement Electronic Medical Records (EMR). Permata Depok Hospital has had EMR since July 2019, but until 2022 the overall progress of implementing EMR has only reached 57%. The purpose of this study is to evaluate the implementation of EMR at Permata Depok Hospital in 2022 as material for designing strategies for optimizing RME implementation. This research was conducted in a descriptive analytic manner with a qualitative approach through modified DOQ-IT questionnaires, observation checklists, direct observations, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews.
The results of this study resulted in policy proposals for the implementation of EMR at Permata Depok Hospital. The results of the questionnaire interpretation show that Permata Depok Hospital is quite ready for EMR implementation, but there are still a number of things that needs to be improved, namely the EMR feature procurement process flow from the HIS vendor, communication between management and user for filling in EMR, making EMR technical instructions for all user from the IT side, additional human resources, and there are still facilities that can be fulfilled by the leadership. Short-term activation that can be done is to make manual book instructions for each unit, provide privacy EMR features, and improve coordination between units for user training. The long-term activation is related to the company budget, namely taking over the EMR system after adding programmers to the IT team so that RME modifications can be carried out internally in the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Ayu Hapsari
"Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital yang pesat di berbagai lini industri, termasuk industri kesehatan. Di institusi rumah sakit, transformasi digital sedang gencar dilakukan dengan digitalisasi rekam medis yaitu EMR (Electronic Medical Record). Rekam Medis Elektronik dikenal luas memiliki lebih banyak manfaat, meningkatkan efisiensi dan menjaga privasi pasien yang lebih baik. Namun digitalisasi rekam medis belum sepenuhnya diterapkan di seluruh rumah sakit di Indonesia, salah satunya Rumah Sakit XYZ yang berada di Bekasi. Penelitian dilakukan untuk menganalisis manajemen keamanan informasi data Rekam Medis di Rumah Sakit XYZ dan mempertimbangkan rekomendasi yang tepat untuk implementasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2022. Peneliti mewawancarai dua belas staf rekam medis dengan berbagai tugas. Selain itu, peneliti juga menganalisis data sekunder yaitu dokumen rekam medis di RS XZY. Berdasarkan analisis, meskipun masih mengikuti pendekatan rekam medis konvensional, RS XYZ telah menerapkan keamanan informasi pada aspek kerahasiaan dengan aspek keamanan CIA (Confidentiality, Integrity, and Availability). Bahkan saat melakukan penelitian, RS XYZ memiliki rencana untuk melakukan digitalisasi. Kajian ini memiliki beberapa rekomendasi tindak lanjut untuk mendukung digitalisasi dan efektifitas proses rekam medis. Dengan mulai membangun kesadaran petugas rekam medis melalui poster atau penyuluhan, memberikan kebijakan yang lebih konkrit, evaluasi berkala, restrukturisasi teknis gedung rumah sakit, dan mengembangkan sistem IT.

The Covid-19 pandemic has driven rapid digital transformation in various industry lines, including health industry. In hospital institutions, digital transformation is being intensively carried out by digitizing medical records, namely EMR (Electronic Medical Records). The Electronic Medical Records are widely known to have more benefits, increasing efficiency and maintaining better patient privacy. However, digitizing medical records have not been fully implemented in all hospitals in Indonesia, one of them is the XYZ Hospital located in Bekasi. The study is conducted to analyse the information security management of Medical Record data at XYZ Hospital and consider appropriate recommendations for its implementation. This study employs a different approach which is carried out from February to May 2022. Researchers interviewed twelve medical record staff with various tasks. In addition, the researcher also analyses secondary data, which is the medical record document at XZY Hospital. Based on the analysis, although still following the conventional medical record approach, XYZ Hospital has implemented information security in the confidential aspects by the CIA (Confidentiality, Integrity, and Availability) security aspects. Even when conducting the research, XYZ Hospital had a plan for digitization. The study has several follow-up recommendations to support the digitalization and effectiveness of medical record process. By starting to build awareness for medical record officers through posters or counselling, providing more concrete policies, periodic evaluations, technical restructuring of hospital buildings, and developing IT systems."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Sondang Sagala
"Implementasi EMR merupakan kewajiban bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan, namun implementasi EMR masih menemui banyak kendala sehingga evaluasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan, salah satunya dari sisi pengguna. Untuk itu RSUI merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan EMR dan belum ada penelitian yang dilakukan di rumah sakit ini. tujuan penelitian untuk mengevaluasi pelaksanaan EMR berdasarkan perspektif tenaga kesehatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif-kuantitatif, dengan pengumpulan data primer melalui pengisian kuesioner oleh responden terpilih dengan cara purposive sampling dengan sampel 68 tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan berada pada kategori baik. Akan tetapi, terdapat beberapa indikator pada dimensi penelitian yang memiliki persentase kurang baik yang cukup tinggi yaitu kemudahan penggunaan (32,3%), keamanan (35,3%) dan kecepatan waktu respon (67,7%) pada kualitas sistem dan dukungan teknis berkaitan dengan panduan (57,3%) dan dukungan infrastruktur (30,9%) pada kualitas layanan. Sehingga, walaupun sudah berada pada kategori baik akan tetapi masih perlu dilakukan perbaikan khususnya pada indikator persepsi kurang baik dengan persentase cukup tinggi.

EMR implementation is an obligation for every health care facility, but EMR implementation still encounters many challenges so that evaluation becomes an important thing to do, one of which is from the user's perspective. For this reason, RSUI is one of the hospitals that has implemented EMR and no studies have been conducted at this hospital. The purpose of the study was to evaluate the implementation of EMR based on the perspective of health professionals at the University of Indonesia Hospital outpatient installation. This study used a descriptive quantitative analysis research design, with primary data collection through filling out questionnaires by selected respondents by purposive sampling with a sample of 68 health professionals. The results of this study indicate that information quality, system quality and service quality are in the good category. However, there are several indicators in the research dimensions that have a fairly high percentage of unfavorable, namely ease of use (32.3%), security (35.3%) and speed of response time (67.7%) in system quality and technical support related to guidance (57.3%) and infrastructure support (30.9%) in service quality. Thus, although it is already in the good category, improvements still need to be made, especially in the unfavorable perception indicator with a fairly high percentage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guguk Setyagar
"Sistem informasi rumah sakit adalah salah satu sarana untuk menjalankan suatu sisem manajemen rumah sakit. Dalam sistem manajemen, sistem informasi mempunyai peran dalam perencanaan dan penetapan sasaran, baik yang bersifat strategis maupun teknis. Salah satu sistem informasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sistem informasi rekam medik yang dimanfaatkan untuk pembuatan laporan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana pengembangan sistem pelaporan rumah sakit, berdasarkan data rekam medik dengan menggunakan kaidah pengembangan sistem informasi yang memenuhi syarat.
Metodologi yang digunakan adalah operational research dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada saat sistem masih beroperasi, yang akan mengidentifikasi masalah operasional, mengevaluasi beroperasinya sistem lama dan memberikan alternative pemecahan masalah.
Dengan menerapkan metode ini dalam penelitian di rumah sakit PMI Bogor, telah didapatkan hasil penelitian bahwa subsistem yang sedang berjalan adalah subsistem manajemen, subsistem personalia, subsistem sarana & prasarana, subsistem pelayanan kesehatan rawat inap/rawat jalan/penunjang, subsistem keuangan,, subsistem rekam medik.
Pada subsistem rekam medik telah diidentifikasi tiga komponen yang digunakan untuk penyusunan sistem informasi. Tiga komponen tersebut adalah basis data & informasi, prosedur, dan sarana prasarana.
Dari hasil penelitian dapat diidentifikasi bahwa tiga komponen tersebut telah memenuhi syarat untuk pengembangan sistem pelaporan rumah sakit berdasarkan rekam medik. Dengan pertimbangan tiga komponen pokok tersebut maka dibuatlah suatu rancangan sistem dengan memakai pendekatan metode SDLC (system development life cycle). Dengan menerapkan metode ini diperoleh keunggulan dari sistem yang dikembangkan yaitu, mempercepat proses pembuatan laporan eksternal/internal dan ketepatan informasi, serta dapat dipakai untuk mengoreksi silang data masukan (antara laporan dari ruang dan dari berkas rekam medik).
Daftar bacaan : 8 (1992-2000)

The Development of Hospital Management Reporting System Based on the Medical Record Data at General Hospital of Indonesia Red-cross, Bogor, 2002Hospital information system is one of .the means to run a hospital management system. In management system, information system has role on planning and target decision, both strategically and technically. One of information system that developed in this study is medical record information system that utilized in making report.
The objective of this study is to obtain the description on how the development of hospital reporting system, based on medical record by using rule of information system that meets with the standard.
The methodology used operational research; the data is collected by qualitative approach. The study is conducted when the system is still operated, to identify operational problem, to evaluate the old operational system and gives alternative problem solving.
By applying this method in this study at General Hospital of Indonesia Red-cross, Bogor, it obtained that the sub-system that currently operated are management sub-system, personnel sub-system, means and infrastructure sub-system, inpatient/outpatient health services sub-system, financial system, and medical record sub-system.
On the medical record sub-system, it was found three components that used to arrange the information system. Those are basic data and information, procedure, and means and infrastructure.
Based on this study it can be identified that the three components have met with the development of hospital reporting system based on medical record. By considering the three main components, it is made a system design by using System Development Life Cycle (SDLC).
By applying this method, it is obtained the superiority of the system that developed. Those are to speed up the process in making external/ internal reports and the accurateness of information, and it can be used to revise cross data entry (between the report from room and from medical report sheet).
References: 8 (1992-2000)."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 8630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>