Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 244887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stevan Adika Admaja
"Internalisasi adalah proses penanaman nilai-nilai dasar (core values) ke dalam individu sebagai bagian dari organisasi. Proses tersebut merupakan bagian dari budaya organisasi yang diwujudkan secara nyata melalui budaya kerja. Penelitian ini membahas terkait proses internalisasi budaya kerja dalam ruang lingkup yang lebih spesifik, yakni pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah (Kanwil) Jakarta II. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh terkait proses internalisasi budaya kerja yang terjadi di dalam organisasi tersebut, ditinjau dari 4 (empat) elemen internalisasi budaya kerja gagasan Hatch dalam Ekwutosi dan Moses (2013). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan post-positivist, didukung dengan wawancara mendalam (sebagai sumber primer) dan studi literatur (sebagai sumber sekunder) dalam teknik dari pengumpulan data. Wawancara mendalam yang dilakukan oleh penulis didasari pada teknik purposive sampling, yaitu berdasarkan kapasitas informan dalam menganggapi pertanyaan penelitian yang diajukan. Hasil dari penelitian berikut menunjukkan bahwa upaya internalisasi budaya kerja di BRI Kanwil Jakarta II sudah diselenggarakan dengan baik, didukung dengan implementasi dari 4 (empat) dimensi yang telah diturunkan ke dalam 10 (sepuluh) indikator yang relevan. Adapun rekomendasi yang penulis utarakan adalah mengoptimalkan dan meningkatkan kembali nilai-nilai dasar AKHLAK yang menjadi pedoman individu agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya, ditinjau dari berbagai program maupun kegiatan yang relevan.

Internalization is a process to embedding the core values into the individuals as a part of the organization. That process becomes part of the organization culture that realized as a tangible thing, through the work culture. This research examines the internalization process in a specific scope, i.e. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Jakarta II (regional office). This research also aims to discussing further about the internalization process that occurred in that organization, reviewed by 4 (four) element of work culture internalization, according to Hatch in Ekwutosi and Moses (2013). The approach used in this research is post-positivist, supported by in-depth interviews (as a primary source) and literature study (as a secondary source) in terms of data collection methods. The in-depth interviews using the purposive sampling technique; refers to the capability of the informant in order to response the asked questions. The result of this research shows that the effort to internalize the working culture in BRI Kanwil Jakarta II have been done, supported by the implementation of 4 (four) dimensions that have been realized into 10 (ten) relevant indicators. Thus, the recommendations suggested is to optimizing and improving the core values AKHLAK that guide the individuals in order to achieving the vision of the organization, reviewed with the programs and relevant activities."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggala Purwakancana N.
"Ketangkasan karyawan diartikan sebagai kemampuan karyawan untuk bereaksi dan beradaptasi terhadap perubahan dengan cepat dan tepat (Alavi Wahab, 2013). Untuk tetap dapat berkompetisi dengan perkembangan bisnis secara global, PT X selaku pelaku bisnis menerapkan pendekatan ketangkasan ini di semua lini bisnisnya. Studi 1 bertujuan untuk melihat hubungan keterlibatan karyawan dan keterikatan kerja pada ketangkasan tenaga kerja. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT X yang berjumlah 154 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik convenience sampling. Survei dilakukan dengan menggunakan instrumen keterlibatan karyawan (Adham, 2014), kuesioner keterikatan kerja (Scaufeli & Bakker, 2003), dan kuesioner ketangkasan tenaga kerja (Sherehiy, 2007). Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterikatan kerja dan ketangkasan karyawan (r = 0.56, p 0.05). Terdapat hubungan antara keterlibatan karyawan dan ketangkasan karyawan (r = 0.48 , p 0.05). Pada studi 2, teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden intervensi terdiri dari 16 orang karyawan PT X. hasil studi intervensi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor rata-rata yang signifikan pada keterikatan kerja (Z = -2.941, p 0.05) dan tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan pada rata-rata ketangkasan karyawan (Z = -0.238, p 0.05).

Workforce agility is defined as the ability of employees to react and adapt to changes quickly and appropriately (Alavi & Wahab, 2013). To be able to compete with global business development, PT X as a business person applies this agility approach in all lines of business. Study 1 aims to look at the relationship of employee involvement and work engagement in workforce agility. Respondents in this study were permanent employees of PT X, amounting to 154 people. Data collection using convenience sampling techniques. The survey was conducted using employee involvement instruments (Adham, 2014), work engagement questionnaires (Scaufeli & Bakker, 2003), and workforce agility questionnaires (Sherehiy, 2007). Correlational analysis results show that there is a relationship between work engagement and workforce agility (r = 0.56, p 0.05). There is a relationship between employee involvement and workforce agility (r = 0.48, p 0.05). In study 2, research used purposive sampling technique. Intervention respondents consisted of 16 employees from PT X. The results of the intervention study showed that there was a significant increase in the average score on work engagement (Z = -2,941, p 0.05) and there was no significant increase in the average employee agility (Z = -0.238, p 0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Welarana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Employee Engagement dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fashion Eservices (Zalora Indonesia). Variabel Employee Engagement diuji dengan menggunakan tiga dimensi yang dikemukakan oleh Schaufelli yaitu dimensi vigor (semangat), absorption (penyerapan), dedication (dedikasi), sedangkan variabel lingkungan kerja diuji dengan menggunakan dua variabel yang dikemukakan Sedarmayanti yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Variabel kinerja diuji menggunakan dua dimensi yang dikemukakan Aguinis, yaitu dimensi task performance dan contextual performance. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survei menggunakan teknik total sampling terhadap karyawan non manajerial PT. Fashion Eservices (Zalora Indonesia) di Head office yang berjumlah 100 responden. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dan berganda dengan menggunakan program aplikasi SPSS 24. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara Employee Engagement dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether there is any effect between Employee Engagement and work environment towards employee performance of PT. Fashion Eservices (Zalora Indonesia). Employee Engagement variabels were tested using three dimensions proposed by Schaufelli which is vigor (absorption), absorption, dedication, while the work environment variabels were tested using the two variabels highlighted by Sedarmayanti which is physical environment and non-physical environment. While employee performance variabels were tested using two dimensions proposed by Aguinis, which is task performance and contextual performance. The approach used in this study is a quantitative approach with survey research methods using total sampling techniques for employees of PT. Fashion Eservices (Zalora Indonesia) at the Head office which amounted to 100 respondents. The data obtained were analyzed using simple and multiple linear regression using the SPSS 24 application program. The results of this study indicate a significant and positive effect between employee engagement and work environment on employee performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Admnistrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Putri Rizki
"Aturan main (rules of the game) dapat ditemukan di berbagai kelompok masyarakat. Peduli Jilbab sebagai sebuah organisasi juga memiliki aturan mainnya tersendiri, khususnya berkenaan dengan penggunaan jilbab syar?i. Aturan main (rules of the game) penggunaan jilbab syar?i versi Peduli Jilbab tidak terbatas pada pembahasan bentuk pakaian saja, tetapi juga aturan lain yang melengkapinya. Penggunaan jilbab syar?i kemudian disosialisasikan oleh Peduli Jilbab kepada para anggota dan pengikutnya di media sosial. Aturan main yang disosialisasikan tersebut kemudian diinternalisasi sebagai pengetahuan baru oleh para anggota dan pengikut Peduli Jilbab. Pengetahuan baru yang dimiliki oleh para anggota dan pengikut Peduli Jilbab ini selanjutnya mempengaruhi mereka dalam suatu decision making terkait dengan apakah mereka memutuskan untuk segera menggunakan jilbab syar?i atau menundanya. Penelitian etnografi ini dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu wawancara mendalam dan pengamatan terlibat.

Rules of the game can be found in any kind of society. Peduli Jilbab as organization has also their own rules of the game, especially the wearing of jilbab syar?i. These rules of the game are not only limited at the shape of the dress, but it has also another rules for completed it. The wearing of jilbab syar?i then socialized by Peduli Jilbab to their members and followers in social media. Rules of the game that socialized by Peduli Jilbab then internalized as new knowledge by the members and followers. This new knowledge then affects the members and followers in the process of their decision making whether they wear jilbab syar?i right away or delay it. This ethnographic research was carried out based on qualitative methods which included techniques of depth interview and participant observation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnah Maryati
"Data Kematian Bayi di Kota Bogor mengalami peningkatan dari 26 menjadi 62 kasus pada tahun 2013. Posyandu merupakan salah satu salah satu wadah dalam masyarakat yang menjalankan program kesehatan dimana salah satu tujuannya adalah melaksanakan kegiatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Permasalahan pada posyandu di Kota Bogor adalah jumlah kader aktif yang terus menurun kemudian kaderisasi untuk kader sendiri kurang maksimal, belum berfungsinya pokja dan pokjanal posyandu.
Hasil perhitungan laporan kematian bayi tahun 2013 dan 2014 mendapatkan bahwa lebih dari separuh (55% dan 52,7%) posyandu yang wilayah kerjanya mengalami kasus kematian bayi adalah posyandu yang tingkat perkembangannya pratama dan madya. Penelitian ini ingin melihat bagaimana efektivitas UKBM Posyandu melalui faktor kepemimpinan (komunikasi, kompetensi), fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian), lingkungan kerja (dukungan sistem, ketersediaan sarana penunjang dan insentif) serta karakteristik responden (klasifikasi posyandu, umur, lama menjabat dan pekerjaan).
Penelitian ini menggunakan unit analisis posyandu dan sebagai respondennya adalah ketua kader posyandu sebanyak 70 posyandu. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional metode kuantitatif. Uji yang digunakan korelasi regresi untuk melihat hubungan faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden terhadap efektivitas posyandu. Analisis regresi linier ganda digunakan untuk melihat faktor yang paling menentukan efektivitas posyandu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden terhadap efektivitas posyandu. Hubungan berpola positif yang artinya semakin baik faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden semakin efektif posyandu. Tidak ada hubungan faktor kepemimpinan (kompetensi), karakteristik responden (klasifikasi posyandu, lama menjabat ketua posyandu) terhadap efektivitas posyandu. Peningkatan intervensi kompetensi dan pengorganisasian akan meningkatkan efektivitas posyandu dengan mengontrol variabel umur dan pekerjaan.

Data infant mortality in the city of Bogor has increased from 26 to 62 cases in 2013. IHC is one of one of the containers in a society that runs the health program where one of his goals is to carry out activities to accelerate the reduction in maternal and infant mortality. Problems on the Posyandu in Bogor is the number of active cadres who continued to decline then regeneration for their own cadres less than the maximum, not the functioning of working groups and Pokjanal Posyandu.
Report the results of the calculation of infant mortality in 2013 and 2014 found that more than half (55% and 52.7%) Posyandu whose jurisdiction experienced cases of infant mortality is Posyandu Pratama and middle level of development. This study wanted to see how the effectiveness UKBM Posyandu through leadership factors (communication, competence), the functions of management (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives).
This study uses the unit of analysis is the Posyandu and as chairman of the cadre's respondents were 70 Posyandu. The design of the study using cross sectional quantitative methods. Correlation regression test used to see the relationship between leadership, management functions and working environment on the effectiveness of the Posyandu. Multiple linear regression analysis was used to look at the factors which most determine the effectiveness of the Posyandu.
The analysis shows that there is a correlation between leadership (communications), management functions (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives) on the effectiveness of Posyandu. Patterned positive relationship means the better the leadership factor (communications), management functions (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives) more effective Posyandu. There is no correlation between leadership (competence) on the effectiveness of Posyandu. Determinants of the efectiveness of Posyandu is organising and controlling. Improved organization and control interventions will improve the effectiveness of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Sawitri Vanani
"PT Multistrada Arah Sarana, Tbk sebagai perusahaan penghasil ban mempunyai salah satu area produksi yang mengeluarkan suhu yang cukup panas yaitu area produksi Departemen Curing. Area curing adalah bagian produksi yang melakukan pemasakan ban setengah jadi (green tire) menjadi ban jadi. Pada saat proses tersebut dibutuhkan suhu dengan panas rata-rata 200°C, sejumlah tekanan dan waktu tertentu. Proses pemasakan ini menggunakan operator manusia dalam mengoperasikan mesin. Adanya interaksi antara manusia dan mesin tentunya memberikan efek pada manusia. Pada area produksi ini salah satu hazard (bahaya) yang terasa adalah pajanan panas lingkungan kepada pekerja, oleh karena itu penulis ingin mengetahui gambaran tekanan panas dan keluhan subyektif pekerja dibagian Curing.
Penelitian ini menggunakan metode observasional, dengan pendekatan cross sectional, dan bersifat kualitatif. Variabel yang di amati adalah kondisi cuaca kerja dan panas metabolisme yang akan menggambarkan tekanan panas yang dialami pekerja. Lalu di ikuti dengan pengumpulan data primer dengan kuesioner yang akan menggambarkan keluhan pekerja pada waktu yang sama Nilai Indeks Suhu Bola Basah rata-rata yang terdapat pada area Curing adalah 29,89°C.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi tekanan panas pada area Curing, karena nilai ISBB yang terdapat pada area Curing telah melebihi Nilai Ambang Batas sesuai dengan standar yaitu Kep-51/Men/1999. Tekanan panas dan keluhan subyektif pada bagian Curing, seyogyanya dilakukan sistem ventilasi yang lebih memadai, evaluasi program aklimatisasi pada pekerja sehingga dapat meminimalkan dampak tekanan panas pada pekerja serta lebih mengoptimalkan fasilitas-fasilitas untuk mengurangi dampak panas seperti ruangan dingin sebagai tempat istirahat para pekerja, penyediaan air minum yang lebih sering untuk pekerja, serta pelatihan-pelatihan mengenai bekerja di lingkungan panas dan dampak tekanan panas pada pekerja."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tumewu, Dicky A.
"Suhu panas di lingkungan kerja akan mempengamhi tubuh tenaga kerja sehingga akan mengganggu produktivitas kerja mereka. Rancangan penelitian berupa studi intervensi di mana identifikasi masalah dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan diperoleh hasil yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yaitu berupa faktor panas, debu, penerangan, bahan kimia, dan Esiologi kerja. Dengan cara menggunakan kriteria matriks, maka faktor cuaca panas mendapat prioritas pertama untuk diamati.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengukuran lingkungan kerja dan penghitungan terhadap berbagai variabel dari reaksi tubuh terhadap panas lingkungan tersebut di atas. Dari hasil pemeriksaan terhadap 10 orang tenaga kerja maka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 6 orang tenaga kerja.
Dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang lingkungan kerja panas dan pencegahannya, memasang penyekat pada sumber panas, perbaikan ventilasi. Setelah dilakukan intervensi maka ke tiga variabel menurun rata-rata menjadi ISBB 27,9 °C 1 0,07 °C, HSI 388,33% ± 6,35% dan A (akumulasi panas tubuh) - 199,31 Kcal/jam ± 2,9 Kcal/jam. Hasil uji statistik untuk ke tiga variabel di atas menutun secara bermakna.

Hot temperature in the workplace would influenced the body of workers, and will reduce work productivity. This study was intervention method study. Problem were identified through observation, questioners, and the results showed that heat, dust, lighting, chemicals, and work physiology had influenced the worker's health Using matrix criteria, heat was first priority to be studied.
Data collection study completed by personal interview, physical examination, laboratorium examination, measurement of workplace and calculation to various variables from the body reaction toward hot environment. Based on the criteria, finally 6 workers was selected as sample of study from 10 workers. The intervention were education about hot in workplace and prevention, to install aluminium shielding, and improvement ventilation.
Atter intervention WBGT Index decrease became 27,9 °C _+ 0,07 °C, body heat accumulation (A) decrease became - 199,31 Kcal/hour ± 2,9 Kcal/hour, and HSI decrease became 38,33% ± 6,35%. Statistically test showed that WBGT Index, A, and HSI decrease significantly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nindya Ayu NB
"Karyawan merupakan aset bagi suatu perusahaan, maka mereka harus sehat. Tidak hanya fisik namun juga mental dan sosial, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengctahui hubungan antara stres kerja dengan gangguan mental emosional.
Metode :
Penelitian ini menggunakan disain kros-seksional terhadap 189 subjek penelitian yang terdiri dari karyawan administrasi dan karyawan lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi data umum sosiodemografi, pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner Survai Diagnostik Stres, penilaian gangguan mental emosional dipergunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90), dan penilaian stres yang ada pada kehidupan seseorang menggunakan kuesioner Skala Holmes Rahe.
Hasil :
Karyawan yang diduga mengalami gangguan mental emosional, ditemukan sebesar 49,2%. Prevalensi karyawan administrasi lebih rendah dari karyawan lapangan (47,4% : 51,1%). Gejala gangguan mental emosional yang paling banyak adalah psikotisme (48,38%) dan somatisasi (46,24%).
Karyawan administrasi mengalami stres kerja Iebih besar dibandingkan dengan karyawan lapangan. Karyawan dengan stres sedang mempunyai risiko 3,51 - 7,52 kali lebih besar, dan stres tinggi mempunyai risiko 5,69 - 97,50 kali lebih besar untuk mengalami gangguan mental emosional dibanding dengan stres rendah.
Semua stresor kerja mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun yang paling dominan adalah stresor pengembangan karier. Untuk faktor karakteristik tidak mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun faktor umur, pendidikan dan jenis pekerjaan, mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja, dan yang mempunyai hubungan bermakna paling dominan dengan stres, kerja adalah pendidikan.
Kesimpulan :
Stresor kerja berpengaruh terhadap timbulnya gangguan mental emosional. Beberapa faktor karakteristik (umur, pendidikan, jenis pekerjaan) berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja namun tidak sampai menimbulkan gangguan mental emosional.

Analysis of the influence of work stressor to mental emotional disorders among the agency and terminal company PT "S" Jakarta, 2001.Background and objective :
As an asset to a company, employees must stay healthy. Not only physically but also mentally and socially, to be productive in term of social and economical aspects. The aim of this research is to study the relationship of work stress and mental emotional disorders.
This study was using cross sectional design with a sample of 189 subjects. The data collected were data of socio-demography, measurement of work stress using "Survai Diagnoslik Srres" questionnaire, measurement of mental emotional disorders using Symptom Check List 90 (SCL-90) questionnaire, measurement of stress to the life of a person using Holmes Rohe Scale questionnaire.
The employees who assumption had mental emotional disorders in this population was 49,2%. Administrative employees were less than field employees (47,4%: 51,1%). The dominant symptoms of mental emotional disorders were psycotism (48,38%) and soniatisation (46,24%).
The administration employees had more work stressed than fields employees. Employees with moderate stress have a risk 3,51 -- 7,52 times more and high stress have a risk 5,69 - 97,50 times more for mental emotional disorder than those having low stress.
All the work stressor had significant relationship to mental emotional disorders but the most was career development. Characteristic factor has no significant relationship with mental emotional disorders. On the other side age, education and type of work were significant with work stress and the most was education.
Conclusion :
Work stressor influenced the occurrence of mental emotional disorders. Some characteristic factors (age, education, type of work) would be able to influence the occurrence of work stress, but they did not create mental emotional disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Fatahillah Achmar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh praktik SDM dan perilaku kerja inovatif karyawan PT. YUFA JAYA yang dimediasi oleh lingkungan kerja yang mendukung dan keterikatan. Hal ini didasari oleh perkembangan industri 4.0 yang mendisrupsi banyak industri pada beberapa tahun belakangan, sehingga jika perusahaan ingin tetap bertahan maka dibutuhkan adanya penciptaan inovasi yang berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data yang diambil melalui sebuah aplikasi online. Jumlah sampel penelitian didapat menggunakan rumus slovin berjumlah 218 karyawan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa praktik SDM, lingkungan kerja yang mendukung, dan keterikatan karyawan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kerja inovatif. Selain itu lingkungan kerja yang mendukung dan keterikatan karyawan memediasi pengaruh antara praktik SDM dan perilaku kerja inovatif yang terbukti sesuai hipotesis.

This research was conducted to find a picture of the influence of HR practices and innovative work behavior of PT. YUFA JAYA which is mediated by a supportive work environment and engagement. This is based on the development of industry 4.0 which has disrupted many industries in recent years, so if a company wants to survive it will need the creation of sustainable innovation. The approach used in this research is a quantitative approach using a questionnaire to collect data taken through an online application. The number of research samples obtained using the Slovin formula totaling 218 employees. The results obtained indicate that HR practices, a supportive work environment, and employee engagement have a significant positive effect on innovative work behavior. In addition, a supportive work environment and employee engagement mediates the effect between HR practices and innovative work behaviors that are proven in accordance with hypotheses. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sempurno
"ABSTRAK
Fungsi manajemen menengah tengah berubah sejalan dengan berubahnya tuntutan dunia usaha. Persaingan global, pelanggan yang semakin kritis, perubahan teknologi yang semakin cepat menyebabkan perusahaan-perusahaan menggeser prioritasnya. Maka manajer menengah semakin dituntut untuk berfokus pada "apa" itu strategi, mempertajam visi manajemen puncak, mengembangkan dan mengupayakan inisiatif dalam merespon keadaan yang berubah.
Pergeseran dan perubahan yang efektif perlu mempertimbangkan faktor-faktor penghambatnya. Dalam pembelajaran organisasi, pengembangan dan rencana perubahan, faktor budaya perlu dipertimbangkan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor budaya perusahaan yang mempengaruhi peran strategik manajemen menengah.
Peran strategik manajemen menengah diukur dengan empat faktor, yaitu championing, synthesizing, facilitating dan implementing. Keempat peran strategik ini dikonfirmasikan dengan pengukuran konsensus strategik, di mana strategi generik perusahaan diukur dalam dua dimensi pokok, yaitu cast orientation dan differentiation.
Selanjutnya, keempat faktor (peran strategik) ini diduga dipengaruhi oleh budaya perusahaan, yang diukur dengan enam dimensi budaya perusahaan, yaitu 1) process vs result oriented, 2) employee vs job oriented, 3) parochial vs professional, 4) open vs closed system, 5) loose vs tight control, dan 6) normative vs pragmatic.
Analisis statistik yang digunakan adalah partial correlation coefficients. Prediksi pengaruh budaya perusahaan terhadap peran strategik di atas merupakan serangkaian hipotesa, dengan enam dimensi budaya sebagai variabel bebas, dan empat faktor peran strategik sebagai variabel terikat.
Penelitian dilakukan di PT Tembaga Mulia Semanan, yaitu perusahaan swasta patungan Indonesia-Jepang yang sudah go public. Perusahaan ini yang memproduksi batang kawat tembaga sebagai bahan baku bagi pabrik kabel, baik pasar domestik maupun ekspor.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pimpinan puncak dan manajemen menengah mempunyai konsensus strategik yang relatif kuat. Dimensi budaya PT TMS menunjukkan 1) result oriented, 2) employee oriented, 3) professional, 4) closed system, 5) tight control, dan 6) normative.
Hasil pengamatan menunjukkan tidak semua dimensi budaya mempengaruhi peran strategik manajemen menengah. Dimensi budaya parochial professional dan loose-tight control berpengaruh nyata terhadap peran strategik championing dan implementing. Dimensi normative-pragmatic berpengaruh nyata terhadap peran strategik championing.
Hasil penelitian menyarankan bahwa peran strategik manajemen menengah dapat ditingkatkan dengan menyesuaikan cara-caranya dengan dimensi budaya yang ada. Disarankan agar perusahaan mengupayakan pendidikan bagi para karyawannya.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>