Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 234129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heykal Aldaffa Azizie
"Pandemi COVID-19 membuat banyak kegiatan masyarakat harus dibatasi, termasuk dunia pendidikan Indonesia yang menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ ini membuat seluruh kegiatan pembelajaran menjadi daring dan mewajibkan guru dan murid untuk berada di depan gawai dalam rangka menjalankan kegiatan PJJ. Aktifitas PJJ ini tentu memiliki risiko ergonomi yang berisiko menimbulkan gangguang muskuloskeletal (MSDs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko ergonomi selama kegiatan pembelajaran jarak jauh pada murid dan guru SMA di Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah desain studi potong-lintang menggunakan Nordic Musculoskeletal Questionaire serta kuesioner tambahan yang disebar secara daring dan penelitian ini dilakukan kepada 496 guru dan murid dari sekolah negeri dan swasta. Variabel yang diteliti adalah faktor individu, faktor pekerjaan, faktor peralatan kerja, dan keluhan MSDs. Hasil menunjukkan bahwa terdapat lebih dari sama dengan 60% guru dan murid di kedua sekolah yang mengalami keluhan MSDs. Keluhan paling banyak dirasakan di leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, tangan dan kaki. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara periode PJJ, durasi PJJ, frekuensi PJJ, gerakan repetisi, gerakan statis, frekuensi aktivitas fisik, kondisi kursi, dan kondisi meja.

The COVID-19 pandemic has forced many community activities to be limited, including the education aspect in Indonesia, which implements online learning (PJJ). This online learning makes all learning activities being online and requires teachers and students to be in front of their gadgets to carry out online learning. This PJJ activity certainly has an ergonomic risk that causing musculoskeletal disorders (MSDs). This study aims to determine the risk of ergonomics during online learning activities for high school teachers and students in Bogor. The method in this study is a cross-sectional study design using the Nordic Musculoskeletal Questionnaire and additional questionnaire that distributed online and this study was conducted on 496 teachers and students from public and private schools. The variables studied were individual factors, work factors, work equipment factors, and subjective complaints of MSDs. The results show that there are more than 60% of teachers and students in both schools experience musculoskeletal disorders subjective complaints. Most complaints are felt in the neck, shoulders, upper back, lower back, hands, and feet. A significant relationship was also found between the PJJ period, PJJ duration, PJJ frequency, repetition movement, static movement, frequency of physical activity, chair condition, and table condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Andrew Vicbrin H
"Penelitian ini membahas tentang keergonomisan sistem kerja yang ada di usaha tempe yang berlokasi di kota depok, penelitian dilakukan dengan menganalisis masing-masing stasiun kerja saat proses pembuatan tempe. Analisis dilakukan dengan mengamati proses kerja, wawancara dengan perajin dan memberikan kuesioner kepada perajin untuk mendapatkan data keluhan perajin yang berisiko terkena musculoskeletal disorders dan data postur tubuh perajin saat menjalankan pekerjaannya pada masing-masing stasiun kerja yang mana akan diperoleh nilai PEI masing-masing stasiun kerja dengan menggunakan analisis Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Ovako Working Posture Analysis (OWAS), Low Back Compression Analysis (LBA) yang tersedia di software jack. Hingga ditemukan stasiun kerja pemindahan kedelai dan stasiun kerja penirisan yang melewati batas aman PEI, setelah itu akan dilakukan perancangan berdasarkan kebutuhan dan tukar pendapat kepada perajin untuk membuat rancangan alat yaitu meja dan penyangga drum air dirancang guna memperbaiki keergonomisan di dua stasiun kerja yang mendapatkan nilai PEI terburuk.

This research discusses the ergonomics of the work system in the tempe business located in the city of Depok. The research was conducted by analyzing each work station during the tempe making process. The analysis is carried out by observing the work process, interviewing workers and giving questionnaires to workers to obtain data on workers' complaints at risk of developing musculoskeletal disorders and data on workers' body postures while carrying out work at each work station which will obtain the PEI value for each work station. by using Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Ovako Working Posture Analysis (OWAS), Low Back Compression Analysis (LBA) that available in jack software. Until finally found a work station for transferring soybeans and a work station for draining which exceeded the PEI safe limit, after that a design will be carried out based on needs and opinion exchange with the craftsmen to make a tool design, namely a table and a water drum support designed to improve ergonomics at the two work stations that get the worst PEI value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimin Edwar
"Bekerja secara ergonomis dapat memperkecil resiko sakit, meningkatkan rasa nyaman dalam bekerja, mengurangi stres dan menyebabkan produktivitas meningkat. Namun bekerja secara ergonomis belum diterapkan secara maksimal saat bekerja, khususnya orang-orang yang bekerja di kantor, dimana faktanya gangguan otot-rangka adalah musuh terbesar bagi pekerja kantor yaitu sekitar 40-50% pekerja melaporkan adanya keluhan. Dan kondisi lebih buruk diprediksi saat bekerja dari rumah. Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang terkait dengan pekerjaan merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal yang disebabkan atau diperberat oleh interaksi lingkungan kerja. Musculoskeletal Disorders dapat disebabkan oleh kontribusi berbagai faktor risiko antara lain faktor individu, faktor pekerjaan atau biomekanik dan faktor psikososial. Respon atau reaksi seorang pekerja dalam hal faktor perilaku, kognitif, dan fisiologis dipicu oleh peningkatan tuntutan pekerjaan yang dirasakan atau menanggapi peningkatan permintaan pekerjaan, respon ini disebut sebagai workstyle atau gaya kerja. Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor risiko ergonomi dan gaya kerja terhadap gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa khususnya yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Metode Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk mengolah model Workstyle dengan penambahan faktor postur kerja, dan musculoskeletal pain. Analisis dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada 200 responden. Hasil dari penelitian menunjukkan ada beberapa faktor gaya kerja yang berkontribusi pada gangguan muskuloskeletal mahasiswa.


Working ergonomically can reduce the risk of pain, increase the sense of comfort at work, reduce stress and cause increased productivity. However, working ergonomically has not been implemented maximally when working, especially people who work in offices, where the fact is skeletal muscle disorders are the biggest enemy for office workers, around 40-50% of workers report complaints. And worse conditions are predicted while working from home. Musculoskeletal Disorders (MSDs) related to work are disorders of the musculoskeletal system caused or exacerbated by the interaction of the work environment. Musculoskeletal Disorders can be caused by the contribution of various risk factors including individual factors, occupational or biomechanical factors and psychosocial factors. The response or reaction of a worker in terms of behavioral, cognitive, and physiological factors is triggered by an increase in perceived work demands or responding to an increase in work demand, this response is referred to as a workstyle or work style. This study wanted to find out the ergonomic risk factors and work styles for musculoskeletal disorders in students especially those carrying out distance learning. Structural Equation Modelling (SEM) method is used to process the Workstyle model with the addition of work posture factors, and musculoskeletal pain. The analysis was carried out by distributing questionnaires to 200 respondents. The results of the study indicate there are several workstyle factors that contribute to student musculoskeletal disorders."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Yolanda Florensia
"Gangguan otot tulang rangka akibat kerja (gotrak) menjadi salah satu permasalahan kesehatan kerja yang paling sering terjadi dan dialami oleh pekerja, termasuk guru. Tuntutan kerja yang banyak dan bervariasi serta postur tubuh yang janggal menjadi salah satu faktor risiko yang paling sering dialami. Selain itu, karakteristik individu juga menjadi faktor risiko dalam peningkatan keluhan tersebut. Sehingga, tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu, faktor risiko fisik, dan faktor risiko psikososial terhadap keluhan gotrak pada guru SMK Negeri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juli 2021 dengan menggunakan berbagai kuesioner, yaitu lembar NMQ, QEC, dan kombinasi kuesioner psikososial. Desain studi cross-sectional digunakan pada penelitian ini dan melibatkan 100 guru dari tiga SMK Negeri di Kota Pekanbaru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan yang signifikan, yaitu: tingkat risiko pada pergelangan/tangan yang tinggi dan kendali terhadap pekerjaan yang rendah dengan keluhan pada leher serta dukungan sosial yang rendah dengan keluhan pada bahu. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Work-related musculoskeletal disorders (WMSDs) are one of the most common occupational health problems among workers, including teachers. High work demand and awkward posture are among the most common risk factors. In addition, individual characteristics are included as risk factors that can increase these complaints. Thus, the purpose of this research is to analyze the relationship between individual characteristics, physical and psychosocial risk factors against WMSDs on teachers at State Vocational High School. This research was conducted in April – July 2021 using various questionnaires like NMQ, QEC, and a combination of psychosocial questionnaires. A cross-sectional study design was used in this research with 100 teachers involved from three State Vocational High School in Pekanbaru. The results of this research indicate that there are three variables that have a significant relationship, namely: a high level of risk on wrist/hand and low control of work with neck complaints and low social support with shoulder complaints. Therefore, further control and intervention are needed to overcome these problems.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Zahran Celestio
"Perkembangan informasi dan teknologi di era sekarang sangat pesat. Kemajuan teknologi dan komputer ini tentu digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya di tempat kerja. Penggunaan komputer yang semakin meningkat ini tentu memiliki risiko ergonomi, contohnya muskuloskeletal disorders (MSDs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan risiko ergonomi dengan keluhan subjektif MSDs pada pekerja yang menggunakan komputer di Kampus X. Metode yang dipakai adalah desain studi cross sectional dengan menggunakan Nordic Musculoskeletal Questionaire dan Rapid Office Strain Assessment. Penelitian ini dilakukan pada 60 pekerja di Kampus X. Variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, IMT, masa kerja, durasi kerja, status merokok, postur kerja, dan keluhan subjektif dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil univariat didapati 48 responden memiliki keluhan dan keluhan terbanyak dibagian atas leher, bawah leher, punggung, bahu kanan, dan pergelangan tangan kanan. Hasil bivariat didapatkan yaitu variabel yang berhubungan dengan keluhan subjektif MSDs ialah umur dan postur kerja (tingkat risiko ergonomi). Sedangkan untuk hasil analisis multivariat didapatkan variabel umur tidak memiliki interaksi dengan postur kerja, varibael jenis kelamin ialah variabel confounding, dan variabel postur kerja (tingkat risiko ergonomi) memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan MSDs dengan nilai OR=13.988.

The development of information and technology in the current era has grown rapidly. Advances in technology and computers are certainly used in various aspects of human life, one of which is in the workplace. The increasing use of computers certainly has ergonomic risks, for example, musculoskeletal disorders (MSDs). This study aims to determine the relationship between individual factors and ergonomic risk with MSDs subjective complaints of workers at Campus X. The method used is a cross-sectional study design using the Nordic Musculoskeletal Questionnaire and Rapid Office Strain Assessment. This study was targeted at 60 workers at Campus X. The variables used were age, gender, BMI, years of service, duration of work, smoking status, work posture, and subjective complaints with univariate, bivariate, and multivariate analysis. Univariate results found 48 respondents had the most complaints and complaints on the top of the neck, below the neck, back, right shoulder, and right wrist. Bivariate results obtained are variables related to subjective complaints of MSDs, namely age and work posture (ergonomic risk level). Meanwhile, for the results of multivariate analysis, it was found that the age variable had no interaction with work posture, the gender variable was the confounding variable, and the work posture variable (ergonomic risk level) had a significant relationship with MSDs complaints with OR = 13,988."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Tri Sugiono
"Postur kerja yang ergonomis akan mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan produktivitas pekerja. Karakteristik pekerjaan membatik tulis berkaitan dengan postur kerja duduk selama lebih dari tujuh jam. Kondisi ini mengakibatkan pekerja berada pada postur kerja yang tidak alamiah dan bersifat statis sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini mencoba mempelajari rangkaian kerja dan aspek ergonomi yang mempengaruhi postur kerja dalam membatik menggunakan metode Digital Human Modelling. Metode ini akan menghasilkan lingkungan virtual yang merepresentasikan kondisi aktual. Penyesuaian dilakukan dengan mendesain kursi dan gawangan yang ergonomis. Penilaian postur kerja dilakukan dengan mengevaluasi Posture Evaluation Index (PEI) yang terdiri dari penilaian LBA, OWAS dan RULA berdasarkan fitur Task Analysis Toolkit pada perangkat lunak Jack 6.1. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi keluhan MSDs perajin batik di Sanggar Batik Katura yang berisiko tinggi mengalami Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang diindikasikan oleh nilai rata-rata RULA yang tinggi yaitu 6 dan skor PEI 2,01. Selain itu perbaikan berhasil dilakukan yang diindikasikan dengan nilai PEI yang turun menjadi 1,29 yang diperoleh dari postur kerja berdasarkan rekomendasi alat hasil perancangan dengan metode rasional.

Ergonomic work posture will affect the safety, health and productivity of workers. Characteristics of writing batik work related to working posture sitting for more than seven hours. This condition causes workers to be in unnatural and static work postures so that they are at risk of causing musculoskeletal disorders. This research tries to study the work sequence and ergonomic aspects that affect work posture in batik using the Digital Human Modeling method. This method will generate a virtual environment that represents the actual condition. Adjustments are made by designing ergonomic chairs and rails. Assessment of work posture is carried out by evaluating the Posture Evaluation Index (PEI) which consists of an LBA assessment, OWAS and RULA are based on the Task Analysis Toolkit feature of Jack 6.1 software. This study succeeded in identifying the MSDs complaints of batik artisans in the Katura Batik Studio who are at high risk of experiencing Musculoskeletal Disorders (MSDs) as indicated by a high average RULA score of 6 and a PEI score of 2.01. In addition, improvements were successfully carried out as indicated by the PEI value which fell to 1.29 which was obtained from the work posture based on the recommendation of the tool designed by the rational method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mayasari
"Kebutuhan produksi alas kaki dengan target harian yang telah ditetapkan mengharuskan pekerja bekerja dengan maksimal agar target dapat tercapai. Namun, aktivitas pekerjaan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pengrajin alas kaki seperti melakukan pekerjaan dengan posisi duduk, membungkuk, leher menekuk, serta dalam waktu kerja yang lama dan tidak menentu dapat menimbulkan nyeri yang mengarah pada kondisi keluhan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko individu, faktor risiko pekerjaan, faktor risiko lingkungan kerja, dan faktor risiko peralatan kerja terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada pekerja UMKM pengrajin alas kaki di Kecamatan Ciomas. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Keluhan gangguan musculoskeletal dinilai dengan lembar penilaian Nordic Muskuloskeletal Questionnaire (NMQ). Faktor risiko individu dinilai melalui kuesioner karakteristik responden, dan antropometri dilakukan pengukuran menggunakan meteran. Kemudian faktor risiko pekerjaan dinilai menggunakan lembar Quick Exposure Checklist (QEC). Lalu faktor risiko lingkungan kerja dinilai dengan pengukuran suhu menggunakan WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter dan pengukuran pencahayaan menggunakan lux meter. Sedangkan faktor risiko peralatan kerja dinilai dengan mengukur workstation dan disesuaikan dengan standar antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84,7% responden mengalami keluhan gangguan muskuloskeletal. Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan keluhan gangguan muskuloskeletal pada bahu. Hasil penelitian faktor risiko pekerjaan menunjukkan ada hubungan antara tingkat pajanan risiko punggung terhadap keluhan gangguan muskuloskeletal pada leher. Hasil pengukuran faktor risiko lingkungan kerja menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan dengan keluhan gangguan muskuloskeletal secara umum. Hasil pengukuran peralatan kerja pada workstation menunjukkan bahwa hanya terdapat beberapa workstation yang sesuai dengan standar antropometri yaitu meja open pada UMKM 4,5, dan 8, mesin jahit, dan meja finishing pada UMKM 8.

The need for footwear production with predetermined daily target requires worker to work optimally so the target can be achieved. However, work activity on footwear Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) such as sitting work position, bending down, neck bend, long duration of work and uncertain can cause pain that lead to musculoskeletal disorder complaint. This research aim to analyze individual risk factors, occupational risk factors, work environment risk factors, and work equipment risk factors against musculoskeletal disorder complaint on footwear MSMEs workers in Ciomas district. This research using cross sectional study design. Complain of musculoskeletal disorder were assessed using the Nordic Musculoskeletal Questionnnaire (NMQ). Individual risk factors through a questionnaire of respondent’s characteristics, and anthropometry were assessed by measuring tape. Occupational risk factors were assessed using the Quick Exposure Checklist (QEC). Then, work environment risk factors were assessed by measuring temperature using a WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) meter and measuring lighting using a lux meter. While work equipment risk factors were assessed by measuring workstation and adjusted to anthropometric standards. The result of the research showed that 84,7% of respondent have a musculoskeletal disorder complaint. The result on individual risk factors showed that there was a significant relationship between smoking behavior and musculoskeletal disorder complaint on shoulder. The result on occupational risk factors showed that there was a significant relationship between back risk exposure level to musculoskeletal disorder complaint on neck. The result on work environment risk factors showed that there was no significant relationship with musculoskeletal disorder complaint in general. The result of measuring work equipment risk factors on workstations show that there are only a few workstations that comply with anthropometric standard, there are open’s table on 4th,5th, and 8th’s MSME, sewing machines, and finishing table’s at 8th MSME."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenita Emeralda
"Gangguan muskuloskeletal pada fisioterapi dapat menyebabkan hilangnya hari kerja hingga pergantian pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi jenis serta tingkat keluhan gangguan muskuloskeletal, dan faktor risikonya pada fisioterapis di Rumah Sakit X Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari 14 responden dengan menggunakan kuesioner nordic body map, REBA, dan focus group discussion. Data dianalisis dengan menggunakan spss dan transkrip.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 92.9% responden mempunyai keluhan ringan yang paling banyak dirasakan pada pinggang berupa pegal (42.9%) dan nyeri (14.3%). Keluhan gangguan muskuloskeletal terjadi pada semua responden usia ≤35 tahun, perempuan, semua ukuran tubuh kecuali kurus, mantan perokok, olahraga kurang dari atau sama dengan 2 kali seminggu, bekerja kurang dari 5 tahun, menangani ≥10-20 pasien per hari, semua spesialisasi kecuali neuromuskular dan kegiatan fisioterapi. Berdasarkan perhitungan skor REBA, keluhan muskuloskeletal dirasakan pada risiko ergonomi rendah dan tinggi 100%. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam upaya pencegahan gangguan muskuloskeletal pada fisioterapis serta lebih waspada dalam bekerja.

Musculoskeletal disorders in physical therapist can lead to absenteeism and even change jobs. The purpose of this study is to understand the distribution and frequency of types, level of musculoskeletal disorders complaints, and risk factors in physical therapist at Jakarta X Hospital. This research is semi quantitative descriptive. The data were collected from 14 respondents by using Nordic Body Map questionnaire, REBA and focus group discussion. Quantitative data were analyzed by SPSS and transcripts.
The results of the analysis showed that almost all respondents (92.9%) have mild complaints. it is mostly in lower back in the form of soreness (42.9%) and pain (14.3%). Musculoskeletal disorders complaint occur in all respondents aged ≤ 35 years, women, ex-smokers, exercise less than twice a week, working less than 5 years, treat ≥10-20 patients per day, all body size except skinny, all specialties except neuromuskular, and every physical therapy activity. 100% of respondent in low and high ergonomic risk had musculoskeletal complaint based on REBA score calculation. The results of this study can be useful as recommendation to prevent musculoskeletal disorders in phsycial therapists and to be more aware of good ergonomic practices while working.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Cyrilla Adinata
"Musculoskeletal disorders merupakan gangguan otot, tendon, sendi, ruas tulang belakang, saraf perifer dan sistem vaskular yang dapat terjadi tiba-tiba atau akut maupun secara perlahan dan kronis. Menurut WHO, 60% penyakit akibat kerja adalah musculoskeletal disorders yang umumnya disebabkan oleh faktor individu dan faktor ergonomi. Aktifitas pekerjaan konstruksi memiliki potensi mengalami keluhan musculoskeletal disorders. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko ergonomi terhadap keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja Proyek Pembangunan Stadion Sport Centre – Banten. Penelitian ini melibatkan 140 pekerja lapangan dari pekerjaan struktur, arsitektur dan MEP yang diambil menggunakan cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi pekerja Proyek Pembangunan Stadion Sport Centre – Banten yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders yaitu (41,4%) pada leher, (55,0%) pada bahu dan lengan, (45,0%) pada punggung, (36,4) pada tangan, (32,9%) pada kaki. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara faktor risiko ergonomi dan karakteristik individu terhadap keluhan musculoskeletal disorders dimana faktor paling berpengaruh adalah kebiasaan berolahraga, durasi tidur dan postur kerja. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan menjadi sumber rekomendasi di masa mendatang.

Musculoskeletal disorders are injuries or disorders of the muscles, tendons, joints, vertebrae, peripheral nerves and vascular systems that can occur suddenly or acutely also slowly and chronically. According to WHO, 60% of occupational diseases are musculoskeletal disorders which are generally caused by individual factors and ergonomic factors. Construction work activities have the potential to cause complaints of musculoskeletal disorders. This study uses a cross-sectional study design and aims to identify the relationship between ergonomic risk factors and complaints of musculoskeletal disorders among construction workers at the Banten Sport Center Stadium Project. This study involved 140 field workers from structural, architectural and MEP works taken using cluster random sampling. The overall prevalence of musculoskeletal complaints, particularly in the neck (41.4%), shoulders and arms (55,0%), lower back (40.5%), hands (36.4%) and feet (32,9%). The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between ergonomic risk factors and individual characteristics on complaints of musculoskeletal disorders where the most influential factors were exercise habits, sleep duration and work posture. Therefore, further research is needed to identify and become a source of recommendations in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Paramitha
"Aktivitas pekerjaan perajin ukiran batu dalam proses produksinya memiliki bahaya ergonomi yang dapat berisiko terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) terkait dengan postur janggal dalam durasi lama, gerakan berulang dan rutin dilakukan setiap hari. Penelitian dilakukan pada proses kerja perajin ukiran batu di Duta Alam, Jakarta Selatan tahun 2014 bertujuan untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) menggunakan Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko ergonomi pada pekerjaan perajin yaitu risiko sedang sebanyak 6 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi sebanyak 8 aktivitas kerja dari 14 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui keluhan MSDs yang paling banyak dirasakan perajin pada pinggang bagian bawah dan pinggang bagian atas (92,9%). Keluhan yang dirasakan berupa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku, kejang/keram dan kesemutan. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, masa kerja, jam kerja per hari, Indeks Massa Tubuh (IMT), kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Sebagian besar aktivitas kerja memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan desain tempat kerja. Disarankan juga adanya pengaturan waktu kerja dan istirahat yang efisien bagi perajin.

Job activities stone artisans in the production process has ergonomic hazard that could have risk the occurence of Muskuloskeletal Disorders (MSDs) associated with awkward posture with long-duration, repetitive movements and routine activity. The study was conducted on the working process of stone artisans in Duta Alam, South Jakarta in 2014 to assess the level of ergonomic risk based methods Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Musculoskeletal Disorders (MSDs) using Nordic Body Map. From the results on the occupational risk levels obtained medium risk 6 work activities and high risk 8 work activities of 14 processes the work activities.
The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint MSDs that be perceived stone artisans to low back and upper back (92.9%). The complaints is stifness, painful, tingling, andspasms. In addition toergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors consists of individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked, body mass index, smoking habit, and physical activities. Most of the work activities have a high level of ergonomic risk that required immediate corrective action design of the workplace. In addition, suggested of regulating working and rest time efficient for crafter.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>