Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luvie Mevia Azzahra
"Peran kader posyandu menjadi penting dalam penemuan kanker anak secara dini karena kader posyandu merupakan salah satu promotor kesehatan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan kader posyandu mengenai kanker anak. Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 344 kader posyandu di Jakarta Barat, yang dipilih secara consecutive pada cluster terpilih. Kriteria inklusi adalah kader yang tercatat dalam kelurahan terpilih. Alat ukur penelitian berupa kuesioner tentang kanker anak. Data dianalisis dengan uji proporsi dan tabulasi silang. Hasil penelitian, rerata usia 35 tahun (23-80 tahun), rerata lama menjadi kader 11 tahun (1-36 tahun), mayoritas berpendidikan SMP-SMA, memiliki pendapatan keluarga

The role of posyandu cadres is important in early detection of childhood cancer because posyandu cadres are one of the promoters of child health. This study aims to determine the level of knowledge of posyandu cadres about childhood cancer. The design used is a simple descriptive with a total sample of 344 posyandu cadres in West Jakarta, who were chosen consecutively in the selected cluster. Inclusion criteria are cadres who are registered in the selected urban village. Research measuring instrument is with a self-developed questionnaire about childhood cancer. Data were analyzed with proportion test and cross-tabulation. The result of this study shows the average age was 35 years (23-80 years), the average length of time being a cadre was 11 years (1-36 years), most of the respondents was middle to high school graduates, have family income "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nurlatifah Effendie
"Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola, dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader di Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan croos sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner pada 114 orang kader di Posyandu Mandiri yang dipilih dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif di posyandu sebesar 45,6%. Pengetahuan merupakan faktor dominan berhubungan dengan peran kader, kader yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 27,2 kali untuk berperan aktif di posyandu dibanding kader yang pengetahuannya kurang baik setelah dikontrol oleh pendidikan, pelatihan, dukungan keluarga dan supervisi petugas kesehatan. Pengetahuan kader dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi kader secara rutin dan berkesinambungan.

Posyandu is one form of community based health efforts, which is managed, and organized from, by, for and with community. This study aims to determine the factors related to the role of cadres in Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Mandalajati District of Bandung Year 2015. The study use croos sectional study approach. Primary data were collected by interview using a questionnaire on 114 cadres selected by simple random sampling technique.
The results showed an active role in the posyandu cadres by 45,6%. Knowledge is a dominant factor related to the role of cadres, cadres who have a good knowledge 27.2 times has the opportunity to play an active role in Posyandu cadre knowledge than less well after controlled by education, training, family support and supervision of health workers. Knowledge cadres can be improved through training and coaching for regular and continuous cadre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Nurmala
"Status nutrisi merupakan indikator utama dalam menilai kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tertutama di wilayah dengan prevalensi masalah gizi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan kader posyandu tentang status nutrisi balita dengan tindak lanjut penilaian status nutrisi di wilayah kabupaten karawang.  Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Dengan responden sebanyak 166 kader posyandu yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah dilakukan uji CVI, validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kader posyandu sebanyak 43,4% cukup, 39,8% kurang, dan hanya 16,9% kader yang berpengetahuan baik. Perilaku tindak lanjut penilaian kader di wilayah Puskesmas Ciampel terdapat 54,8% sesuai, dan 45,2% tidak sesuai. Hasil uji bivariat menunjukan  terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kader posyandu tentang status nutrisi balita dengan tindak lanjut penilaian status nutrisi dengan nilai p atau p-value sebesar 0,002 (p < 0,05). Pentingnya pembinaan dan pelatihan rutin bagi kader posyandu, terutama dalam aspek pengukuran status nutrisi dan tindak lanjutnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan status nutrisi balita di masyarakat.

Nutritional status is a key indicator in assessing community health and well-being, especially in areas with a high prevalence of nutritional problems. This study aims to identify the relationship between the level of knowledge of posyandu cadres about the nutritional status of toddlers with follow-up assessment of nutritional status in Karawang district.  This study used a descriptive correlative design with a cross-sectional approach. The respondents were 166 posyandu cadres selected using simple random sampling method from five villages with high malnutrition cases. Data were collected through a questionnaire that had been tested for Content Validity Index, validity and reliability. The results showed that the level of knowledge of posyandu cadres was 43.4% sufficient, 39.8% lacking, and only 16.9% of cadres were well informed. The behavior of follow-up assessment of cadres in the Ciampel Health Center area is 54.8% appropriate, and 45.2% are not appropriate. The results of the bivariate test showed a significant relationship between the level of knowledge of posyandu cadres about the nutritional status of toddlers with follow-up assessment of nutritional status with a p value or p-value of 0.002 (p < 0.05). The importance of regular coaching and training for posyandu cadres, especially in the aspect of measuring nutritional status and its follow-up to improve the quality of health services and nutritional status of toddlers in the community. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Malkis
"Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri tentang kanker payudara dengan persepsi tentang cara pencegahannya di SMA 30 Jakarta dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini melibatkan 178 siswi kelas X dan XI SMA 30 Jakarta Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa chi square dengan alpha 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dengan nilai p 0,148. Oleh karena itu perlu diupayakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor determinan terhadap pengetahuan dan persepsi ini dengan mencoba mengeksplorasi pengaruh faktor lainnya dan menguji instrumennya sampai valid.

The goal of this descriptive correlative was investigated the eject of knowledge girls adolescence about breast cancer with perception about the prevention of breast cancer at SMA 30 Jakarta. The study examined students from X-XI grade in SMA 30 Jakarta. Sampling methode of this study was using stratified random sampling technique. This research used the chi square analysis with aloha 0.05. The result suggest that no correlation between those two variables, with p value 0, 148. Therefore it needs to be carried out further research in order to know determinant factors towards knowledge and perception by trying to explore other factor and testing the instruments until valid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5775
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Harianto
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena masih bervariasinya
pencapaian target partisipasi masyarakat (D/S) dari beberapa
wilayah dalam program UPGK.
Adanya informasi tentang hubungan faktor karakteristik
ibu balita dan faktor lingkungan posyandu dalam pencapaian
target program UPGK khususnya partisipasi masyarakat (D/S)
merupakan tujuan umum dari penelitian ini.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memperoleh gambaran
karakteristik ibu-ibu balita dan lingkungan posyandu
hubungannya dengan. partisipasi. masyarakat khususnya keikut
sertaannya dalam menimbangkan anaknya di posyandu. Selain
itu juga untuk mendapatkan faktor penting yang menjadi ciri
partisipasi masyarakat tinggi dan partisipasi masyarakat
rendah terutama dalam program UPGK . Penelitian
dilakukan dikecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dan
kecamatan Cipondoh Kabupaten Tangerang, Jawa Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan secara cross sectional dengan tehnik analisis
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Selanjutnya dilakukan analisis persentase dengan uji Chi
Square, uji Phi dan Koefisien Kontingensi serta analisa
Diskriminan antara dua grup. Yang dimaksud dua grup adalah
grup partisipasi masyarakat tinggi (D>S) dan grup partisipasi
masyarakat rendah (DO-2) dalam Program UPGK.
Penelitian ini dilakukan terhadap 481 ibu. balita
responden yang terdiri dari 258 ibu berpartisipasi rendah
dalam UPGK dan 223 ibu berpartisipasi tinggi dalam UPGK.
Ibu-ibu responden yang diteliti berasal dari Kecamatan
Cihungbulang sebanyak 244 ibu. dan 237 ibu dari Kecamatan
Cipondoh.
Untuk mendapatkan data pembinaan petugas dilakukan wawancara
mendalam (Focus Group Discussion) terhadap 6 grup yang
mewakili 2 grup partisipasi masyarakat tinggi dan rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna
antara karakteristik ibu balita dan Lingkungan Posyandu
dengan partisipasi masyarakat dalam UPGK.
Hubungan bermakna karakteristik ibu. balita dengan
partisipasi masyarakat (D/S) dalam UPGK tersebut adalah
Pendidikan ihu, Pendidikan suami ibu, Jumlah balita dalam
keluarga, Pengetahuan dan Sikap terhadap penimbangan UPGK,
serta Ekonomi ibu balita.
Hubungan juga bermakna antara lingkungan posyandu dengan
partisipasi masyarakat dalam UPGK yaitu Jarak posyandu,
Kecocokan jadwal waktu posyandu dengan tersediannya waktu ibu
balita, Anjuran kader, Partisipasi Pamong dalam program UPGK.
Dengan Analisa Diskriminan didapatkan pula variabel panting
yang dapat dipergunakan memprediksi terjadinya kelompok
masyarakat partisipasi tinggi dan kelompok partisipasi
rendah.
Penelitian mengemukakan beberapa saran, yaitu perlu
dilakukan penetapan sasaran untuk meningkatkan cakupan target
D/S dengan memperhatikan faktor pendidikan, pengetahuan,
sikap, ketersediaan waktu ibn balita, pelayanan yang
bermanfaat di posyandu, partisipasi pamong dan
mempertimbangkan kondisi ekonomi.
Dalam upaya untuk: membentukan posyandu baru hendaknya
mempertimbangkan faktor kedekatan letak posyandu dengan rumah
ibu balita agar didapatkan adanya partisipasi masyarakat
tinggi, dan untuk itu perlu disertai upaya peningkatan mutu
pelayanan posyandu. Faktor pembinaan yang berkesinambungan
dari berbagai jenjang administrasi merupakan faktor penting
untuk menunjang keberhasilan UPGK.
Departemen kesehatan perlu memikirkan sarana penyuluhan
UPGK yang cocok untuk wilayah tertentu, baik materi, jumlah,
jenis yang diperlukan untuk sarana KIE.
Penelitian ini juga menyarankan perlunya dilakukan
?Operasional Research" terutama untuk mencari seberapa jauh
kemampuan tenaga pembina Puskesmas dalam membina UPGK dalam
willayah kerjanya. Diharapkan hasilnya selain untuk
pengemhangan ilmu juga akan sangat berguna bagi input program
Kesehatan khususnya Program Perbaikan Gizi.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
"ABSTRAK
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus yang di kenal dengan Human papillomaviruses HPV. Salah satu upaya pencegahan kanker serviks di Indonesia dilakukan dengan imunisasi HPV sejak dini. Imunisasi HPV untuk anak dilakukan sejak tahun 2016. Hasil menunjukan terdapat pro dan kontra dari orangtua siswi dalam pelaksanaan perdananya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara faktor pengetahuan orangtua terkait kanker serviks dengan motivasi situasional orangtua terhadap imunisasi HPV tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Sampel penelitian ini adalah orangtua siswi. Sebanyak 238 responden dipillih menggunakan consecutive sampling. Hasil analisis penelitian menunjukan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terkait kanker serviks dengan motivasi situasional orangtua terhadap imunisasi HPV anak p=0,046; ?=0,05. Berdasarkan hasil penelitian diperlukan suatu upaya peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks sehingga dapat meningkatkan motivasi orangtua terhadap imunisasi HPV.

ABSTRACT
The main cause of cervical cancer is a viral infection that is known as Human papillomaviruses HPV . One of the solution to prevent cervical cancer in Indonesia is done by immunization of HPV. HPV immunization for children has been done since 2016. The results show there are pros and cons from parents in fields. This research aims to determine whether there is a correlation between knowledge factors of parents related to cervical cancer with situational motivation of parents to HPV immunization. The research design used is cross sectional. The sample of this research are parents of girls. A total of 238 respondents were selected using consecutive sampling. The result of the research analysis showed that there was a correlation between cervical cancer knowledge level with parental situational motivation toward childhood HPV immunization p 0,046 0,05. The result of this study suggest the need for increase parents knowledge about cervical cancer that can affects parent 39s motivation for HPV immunization. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Hariyanto
"Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 164 Tahun 2017 tentang manajemen pengetahuan, mengamanatkan setiap Satuan atau Unit Perangkat Kerja Daerah (SKPD/UKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melaksanakan manajemen pengetahuan (KM). Pelaksanaanya melalui sebuah sistem manajemen pengetahuan (KMS) yang dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sebelum sebuah organisasi menerapkan KMS, perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan KM organisasi tersebut. Hal ini untuk mengurangi adanya risiko kegagalan implementasi KMS. Saat ini BPSDM belum mengetahui tingkat kesiapan manajemen pengetahuannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan KM di BPSDM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan KM sebelum mengimplementasikan KMS. Selain itu penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan jika terdapat faktor KM yang belum siap. Tingkat kesiapan ini diukur berdasarkan pemetaan variabel KM critical Success Factor (KMCSF) ke dalam aspek abstract, soft, dan hard. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode survey terhadap sampel pegawai BPSDM. Kemudian dihitung rata-rata kesiapan setiap faktor, serta dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dalam meningkatkan kesiapan KM. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa nilai kesiapan KM BPSDM 75,7% atau level receptive. Hal ini mengindikasikan BPSDM telah siap dalam penerapan KM. Meskipun secara keseluruhan tingkat kesiapan pada level receptive, namun terdapat faktor yang masih perlu ditingkatkan kesiapannya yaitu faktor organisasi.

DKI Jakarta Provincial Governor Regulation No. 164 of 2017 on knowledge management, mandates every Unit or Unit of Local Working Units (SKPD / UKPD) and Regional Owned Enterprises (BUMD) to implement knowledge management (KM). Implementation through a knowledge management system (KMS) coordinated coordinated by the Agency for Human Resource Development (BPSDM). Before an organization implements KMS, it is important to know in advance the readiness of the organization's KM. This is to reduce the risk of failure of KMS implementation. Currently BPSDM not yet know the level of readiness of knowledge management. Therefore, it is necessary to measure the level of readiness of KM in BPSDM. This study aims to determine the level of readiness of KM before implementing KMS. In addition, this study provides recommendations for improvement if there are factors that are not ready KM. This level of readiness is measured by mapping KM critical Success Factor (KMCSF) variables into abstract, soft, and hard aspects. The data were collected using survey method of BPSDM employee sample. Then calculated the average readiness of each factor, and analyzed to get recommendations in improving the readiness of KM. Based on this research note that the readiness value of KM BPSDM 75,7% or receptive level. This indicates that BPSDM is ready for KM implementation. Despite the overall level of readiness at the receptive level, there are still factors that need to be improved in the readiness of organizational factors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nengah Kusumawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan metode kanguru. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perawat yang berjumlah 55 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu melibatkan seluruh populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 (25,5%) orang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang perawatan metode kanguru dan 41 (74,5%) orang memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan metode kanguru. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat lebih meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan metode kanguru dan rumah sakit setempat hendaknya meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perawatan metode kanguru.

The research objective was to obtain nurses? knowledge about kangaroo method care. This research method used descriptive design with total sampling technique that is involving the entire population. The respondents were 55 nurses.The results showed that 14 (25,5%) respondents had high level of knowledge about the kangaroo method care and 41(74,5%) respondents had moderate knowledge about it. This study recommends that nurses can further improve their knowledge about kangaroo method care, and local hospitals should improve the facilities that required for implementation of kangaroo method care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
S44114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1986
362.12 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Adiyarianni
"Latar Belakang :
Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyerang wanita di Indonesia, dengan cakupan skrining yang masih rendah dibandingkan target yang ditetapkan oleh WHO. Kader kesehatan berperan penting dalam meningkatkan cakupan skrining, namun peran dan hambatan yang mereka hadapi masih perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Metode :
Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain potong lintang yang dilakukan di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, selama September 2023 – Juli 2024. Subjek penelitian melibatkan kader kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan dan perempuan usia subur yang melakukan dan tidak melakukan skrining kanker serviks. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil:
Sebanyak 30 kader kesehatan berpartisipasi dalam penelitian ini, mayoritas berpendidikan SMA, berusia produktif, dan aktif dalam kegiatan PKK. Setelah pelatihan oleh Female Cancer Program (FCP), cakupan skrining kanker serviks meningkat dari 5,28% menjadi 42%. Alasan utama perempuan usia subur bersedia melakukan skrining adalah edukasi dari kader dan dukungan keluarga, sedangkan hambatan utama adalah ketakutan terhadap hasil skrining dan kurangnya informasi.
Kesimpulan:
Kader kesehatan memiliki peran signifikan dalam meningkatkan cakupan skrining kanker serviks di Kelurahan Cipinang Melayu. Pelatihan yang terstruktur dan dukungan yang berkelanjutan sangat penting untuk memaksimalkan peran mereka dalam program pencegahan kanker serviks.

Background:
Cervical cancer ranks as the second most common cancer affecting women in Indonesia, with screening coverage falling below the WHO target. Health cadres play a pivotal role in improving screening coverage, but their contributions and the challenges they face require further investigation.
Methods:
This descriptive cross-sectional study was conducted in Cipinang Melayu, East Jakarta, from September 2023 to July 2024. The study involved trained health cadres and women of reproductive age who underwent or did not undergo cervical cancer screening. Data were collected using questionnaires and analyzed descriptively.
Results:
Thirty health cadres participated, most of whom had a high school education, were of productive age, and were active in PKK (Family Welfare Movement). Following training by the Female Cancer Program (FCP), screening coverage increased from 5.28% to 42%. Key factors influencing women's participation in screening included education from health cadres and family support. Meanwhile, barriers included fear of screening results and a lack of information.
Conclusion:
Health cadres play a significant role in increasing cervical cancer screening coverage in Cipinang Melayu. Structured training and ongoing support are essential to optimize their contribution to cervical cancer prevention programs.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>