Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sasanti Meirdana
"Coronavirus Disease-19 atau COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme virus SARS-CoV-2. Penyakit COVID-19 kini telah menjadi pandemi yang menimbulkan gangguan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang sangat besar di dunia. Minimnya penelitian mengenai dampak tidak langsung pandemi COVID-19 terhadap kondisi lingkungan di Indonesia, terlebih lagi di Provinsi DKI Jakarta yang merupakan provinsi dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 terbanyak di Indonesia, menimbulkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian pada masyarakat yang dapat memengaruhi kondisi dan dampak tidak langsung akibat pandemi COVID-19 di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk memberikan informasi dan gambaran mendalam tentang dampak tidak langsung pandemi COVID-19 terhadap kondisi lingkungan Provinsi DKI Jakarta, khususnya terhadap komponen geologi-fisik kimia dan komponen biologi lingkungan serta mengetahui dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh komponen geologi-fisik-kimia dan komponen biologi terhadap kondisi kesehatan masyarakat Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif komparatif dengan membandingkan kondisi lingkungan Provinsi DKI Jakarta sebelum dan selama pandemi COVID-19 berlangsung. Penelitian dilakukan sejak bulan Januari hingga bulan Juni 2021 di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menemukan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan dampak tidak langsung terhadap komponen geologi-fisik kimia seperti meningkatnya timbulan limbah medis dan timbulan sampah, meningkatnya kualitas udara dan kualitas air permukaan, serta menurunnya tingkat kebisingan. Pandemi COVID-19 juga menimbulkan dampak terhadap komponen biologi seperti menurunnya keberadaan ekosistem riparian dan ekosistem terestrial, serta meningkatnya kondisi ekosistem limnik. Dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh komponen geologi-fisik-kimia antara lain adalah iritasi pada kulit atau mata, muntaber, ISPA, diare, dan Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Sedangkan dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh komponen biologi antara lain adalah malaria dan demam dengue.

Coronavirus Disease-19 or COVID-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus microorganism. The COVID-19 disease has now become a pandemic that causes enormous social, economic and environmental disruption in the world. The lack of research on the indirect impact of the COVID-19 pandemic on environmental conditions in Indonesia, especially in DKI Jakarta Province which is the province with the most confirmed cases of COVID-19 in Indonesia, has led to ignorance and indifference to the public which can affect the conditions and indirect impacts of the COVID-19 pandemic in the DKI Jakarta Province. Therefore, it is necessary to conduct research to provide in-depth information and descriptions of the indirect impact of the COVID-19 pandemic on the environmental conditions of the DKI Jakarta Province, especially on the geological-physical-chemical components and biological components of the environment as well as knowing the health impacts that may be caused by the geological-physical-chemical components and biological components to the public health condition of DKI Jakarta Province. The study was conducted using a qualitative method and a comparative descriptive approach by comparing the environmental conditions of the DKI Jakarta Province before and during the COVID-19 pandemic. The research was conducted from January to June 2021 in the DKI Jakarta Province. The research found that the COVID-19 pandemic had an indirect impact on the geological-physical-chemical components such as increased medical waste and waste generation, increased air quality and surface water quality, and decreased noise levels. The COVID-19 pandemic also had an impact on biological components such as decreasing the presence of riparian and terrestrial ecosystems, as well as increasing conditions of the limnic ecosystem. Health impacts that may be caused by geological-physical-chemical components include skin or eyes irritation, vomiting, Acute Respiratory Infection, diarrhea, and Noise Induced Hearing Loss. Meanwhile, the health impacts that may be caused by biological components include malaria and dengue fever."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Ghaniyyah
"Preventive health behavior penting untuk dilakukan karena dapat mencegah individu terinfeksi COVID-19 dan dapat menurunkan tingkat penularan COVID-19. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di Indonesia. Oleh sebab itu, penting untuk memahami faktor yang memengaruhi preventive health behavior masyarakat DKI Jakarta. Salah satu teori yang bisa digunakan untuk memprediksi preventive health behavior adalah teori Health Belief Model. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa komponen Health Belief Model mana yang berpengaruh terhadap preventive health behavior masyarakat provinsi DKI Jakarta selama pandemi COVID-19. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan menyebar kuesioner kepada partisipan yang berisi alat ukur preventive health behavior (Kim, & Kim, 2020) dan Health Belief Model (Shahnazi et al., 2020). 189 orang berusia minimal 19 tahun yang tinggal di DKI Jakarta berpartisipasi pada penelitian ini. Analisis data dilakukan menggunakan multiple regression dengan IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived severity (β = 0,140, p = 0,046), perceived barriers (β = -0,281, p = 0,000), cues to action (β = 0,129, p = 0,049), dan self-efficacy (β = 0,217, p = 0,002) dapat memprediksi preventive health behavior. Sedangkan, perceived susceptibility dan perceived benefits tidak dapat memprediksi preventive health behavior. Dengan kata lain, semakin individu meyakini adanya konsekuensi apabila terkena COVID-19 (perceived severity); semakin rendah aspek negatif yang menghalangi individu untuk melakukan preventive health behavior (perceived barriers); semakin banyak stimulus yang diperoleh individu (cues to action); dan semakin individu merasa yakin akan kemampuannya untuk melakukan preventive health behavior (self-efficacy), maka semakin tinggi pula preventive health behavior-nya. Selain itu, komponen health belief model yang paling kuat memprediksi preventive health behavior adalah perceived barriers.

Preventive health behavior is important because it can prevent individuals from being infected with COVID-19 and can reduce the transmission rate of COVID-19. DKI Jakarta is the province with the highest number of COVID-19 cases in Indonesia. Therefore, it is important to understand the factors that influence the preventive health behavior of the citizens of the DKI Jakarta province. One theory that can be used to predict preventive health behavior is the Health Belief Model. This study aims to analyze which components of the Health Belief Model affect the preventive health behavior of the citizens of the DKI Jakarta province during the COVID-19 pandemic. Data collection was carried out online by distributing questionnaires to participants containing preventive health behavior (Kim, & Kim, 2020) and the Health Belief Model (Shahnazi et al., 2020) measurement tools. 189 respondents with a minimum age of 19 years and living in DKI Jakarta participated in this study. Data analysis was performed using multiple regression with IBM SPSS. The results showed that perceived severity (β = 0,140, p = 0,046), perceived barriers (β = -0,281, p = 0,000), cues to action (β = 0,129, p = 0,049), and self-efficacy (β = 0,217, p = 0,002) predicts preventive health behavior. Meanwhile, perceived susceptibility and perceived benefits can not predict preventive health behavior. In other words, the more individuals believe there are consequences if they are infected to COVID-19 (perceived severity); the lower the negative factors that prevent individuals from carrying out preventive health behavior (perceived barriers); the more stimulus the individual gets (cues to action); and the more individual feel confident in their ability to perform preventive health behavior (self-efficacy), the higher their preventive health behavior. In addition, the component health belief model that most strongly predicts preventive health behavior is perceived barriers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitty Noorillah
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Dengan adanya penyebaran virus Covid-19 ini Indonesia menerapkan beberapa kebijakan dan peraturan yang bertujuan untuk pencegahan persebaran virus Covid-19. Salah satu kebijakan yang diterapkan di Indonesia salah satunya kebijakan yang mengatur tentang perjalanan internasional dan pelaksanaan karantina bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri. Pada tesis ini akan membahas tentang ancaman penyalahgunaan kebijakan karantina pelaku perjalanan luar negeri dan strategi dalam mencegah potensi penyalahgunaan kebijakan karantina tersebut di Indonesia. Latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini adalah adanya perubahan kebijakan karantina pelaku perjalanan luar negeri yang berlaku secara dinamis dan cepat di negara Indonesia sepanjang tahun 2020 sampai dengan 2022. Adanya temuan beberapa pelanggaran pelaksanaan karantina yang diduga terjadi akibat oknum pelaksana karantina maupun penyelenggara karantina juga mendorong peneliti untuk mendalami permasasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori intelijen, teori keamanan nasional, teori strategi dan teori Human Security. Penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan secara kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Pengumpulan data penelitian melalui wawancara dan studi pustaka. Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan ancaman dari pelanggaran sebagai bentuk penyalahgunaan kebijakan karantina PPLN adalah meningkatnya angka positif Covid-19 di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena belum pahamnya PPLN terhadap pentingnya pelaksanaan karantina PPLN pasca melakukan perjalanan internasional dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait perubahan regulasi perjalanan internasional yang mengatur terkait pelaksanaan karantina PPLN tersebut. Strategi untuk mengatasi ancaman penyalahgunaan kebijakan karantina PPLN yaitu mengoptimalisasi edukasi kepada masyarakat, menindak tegas setiap upaya pelanggaran yang dilakukan oleh oknum PPLN, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana akomodasi repatriasi, melakukan evaluasi dan pengawasan secara ketat pada pelaksanaan karantina dan membuat Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman bagi penyelenggara karantina guna mengetahui tugas, peran dan fungsinya dengan baik dalam pelaksanaan karantina PPLN di Indonesia.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new type of disease that has never been identified in humans before. With the spread of the Covid-19 virus, Indonesia has implemented several policies and regulations aimed at preventing the spread of the Covid-19 virus. One of the policies implemented in Indonesia is a policy that regulates international travel and the implementation of quarantine for domestic and foreign travellers. This thesis will discuss the threat of quarantine policy abuse by foreign travelers and strategies to prevent potential abuse of quarantine policy in Indonesia. The background of the problem underlying this research is the change in the quarantine policy for foreign travelers that applies dynamically and quickly in Indonesia from 2020 to 2022. The findings of several quarantine implementation violations that are suspected to have occurred due to quarantine implementers and quarantine organizers also encourage researchers to explore the problem. This study uses intelligence theory, national security theory, strategy theory and Human Security theory. This study also uses a qualitative approach using descriptive analysis. Collecting research data through interviews and literature study. Based on the interview results, it was found that the threat of violations as a form of abuse of the PPLN quarantine policy was the increase in the positive number of Covid-19 in Indonesia. This can happen because PPLN do not understand the importance of implementing PPLN quarantine after international travel and lack of socialization to the public regarding changes to international travel regulations that regulate the implementation of the PPLN quarantine. Strategies to overcome the threat of abuse of the PPLN quarantine policy include optimizing education for the public, taking firm action against any attempted violations committed by PPLN elements, improving the quality of repatriation accommodation facilities and infrastructure, evaluating and strictly supervising the implementation of quarantine and establishing Standard Operating Procedures as a guideline for Quarantine organizers to know their duties, roles and functions well in implementing PPLN quarantine in Indonesia."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Amanda Putri
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar terhadap penerimaan Pajak Hotel di DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian. Industri hotel di DKI Jakarta pada saat Pandemi Covid-19 mengalami keterpurukan seperti penurunan tingkat okupansi hotel. Namun jika melihat realisasi penerimaan Pajak Hotel tahun 2020 mencapai target realisasi. Skripsi ini mengkaji strategi apa saja yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak Hotel di DKI Jakarta selama Pandemi Covid-19 beserta kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan optimalisasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang berbeda dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Hotel pada masa Pandemi Covid-19 adalah meningkatkan okupansi hotel dengan memanfaatkan hotel untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 serta pemberian kebijakan insentif pajak. Selain itu upaya intensifikasi seperti meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan; meningkatkan kepatuhan pajak; pengintegrasian perizinan; meningkatkan pengawasan; pengembangan pendataan objek pajak dan meningkatkan pemeriksaan pajak. Kendala-kendala yang dihadapi dalam optimalisasi penerimaan Pajak Hotel pada masa Pandemi Covid-19 di DKI Jakarta adalah faktor tingkat perekonomian; kesadaran wajib pajak; dan kurangnya kuantitas sumber daya manusia.

The Covid-19 Pandemic has a big impact on local tax revenues especially Hotel Tax in DKI Jakarta as the center of the capital city. The hotel industry in DKI Jakarta during the Covid-19 Pandemic had a bad impact such as a decrease in hotel occupancy rates. But if we look at the realization of Hotel Tax revenue in 2020, it has reached the realization target. This thesis focus on DKI Jakarta Local Government’s effort to optimize Hotel Tax in DKI Jakarta during Pandemic Covid-19 along with its obstacles which encountered in implementing that optimization. This research is conducted using qualitative approach with by depth interviews, observations, and literature studies. The result of the research showed that the different strategy to optimize hotel tax during Covid-19 Pandemic are increasing of hotel occupancy by utilizing hotels for selfisolation of Covid-19 patients and issuance of regulations providing tax stimuli. Intensification is done by increase socialization; increasing tax compliance; Strengthening Identification System; increasing monitoring; development of data collection on tax objects, and increasing supervision. The obstacles that are faced in optimizing hotel tax revenue during Covid-19 Pandemic in DKI Jakarta are economic level factors; Lacking of taxpayers compliance, and lacking quantity of human"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haekal Iguh Pratama
"Resiliensi keluarga (family resilience) merupakan komponen penting yang dibutuhkan keluarga dalam menghadapi situasi krisis, seperti pandemi COVID-19 yang sedang terjadi saat ini. Salah satu cara untuk memiliki resiliensi keluarga yang baik adalah dengan memiliki dukungan sosial (social support) yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari dukungan sosial terhadap resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan terhadap 168 partisipan yang merupakan warga DKI Jakarta yang tinggal bersama dengan keluarga inti selama pandemi COVID-19. Pengukuran resiliensi keluarga dan dukungan sosial dilakukan berdasarkan persepsi partisipan terhadap ketahanan ia dan keluarganya dalam menghadapi pandemi, serta persepsi akan segala dukungan yang hadir kepadanya selama pandemi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berkontribusi positif terhadap resiliensi keluarga. Penelitian ini juga menemukan bahwa dukungan sosial yang paling banyak didapatkan selama pandemi COVID-19 adalah dukungan yang berasal dari significant others atau orang spesial. Partisipan dalam penelitian ini juga cenderung memiliki dukungan sosial dan resiliensi yang cukup baik selama pandemi COVID-19. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan saran bagi keluarga untuk mempererat hubungan sosial yang dimiliki agar mendapatkan dukungan sosial yang mencukupi guna menumbuhkan resiliensi keluarga.

Family resilience is an important component needed by family in facing a crisis situation, such as the COVID-19 pandemic that is happening today. One of the ways to have good family resilience is to have adequate social support. This study aims to determine the contribution of social support for family resilience. This research was conducted on 168 participants who were citizens of DKI Jakarta who lived together with their main families during the COVID-19 pandemic. Measurement of family resilience and social support is carried out based on the participant's perception of the resilience of them and their family in facing the pandemic, and the perception of all the supports that is present to them during the pandemic. The results of this study indicate that social support contributes positively to family resilience. The study also found that the most social support obtained during the COVID-19 pandemic was support from significant others. Participants in this study also tended to have social support and quite good resilience during the COVID-19 pandemic. The results of this study can be used as suggestions for families to strengthen social relations that are owned in order to get sufficient social support to foster family resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Maulida Wijdan
"Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, keluarga sebagai lingkungan terdekat dan komponen terkecil dalam masyarakat mengalami begitu banyak tantangan yang menguji kemampuannya untuk bertahan di tengah situasi sulit. Salah satu hal yang peneliti asumsikan dapat membantu ketahanan sebuah keluarga menghadapi situasi sulit saat ini adalah kelekatan individu sebagai anggota keluarga terhadap tempat tinggalnya. Semakin lekat ia dengan tempat tinggalnya, maka akan semakin baik pula resiliensi keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kelekatan individu dengan tempat tinggalnya dan resiliensi keluarga selama masa pandemi Covid-19 di DKI Jakarta. Untuk memenuhi tujuan ini, peneliti menggunakan 2 alat ukur, yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga dan Place Attachment Scale untuk mengukur kelekatan individu terhadap tempat tinggalnya. Penelitian ini menggunakan analisis korelasional terhadap 322 partisipan (M=24,73, SD=11,97). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan individu dengan tempat tinggalnya dan resiliensi keluarga. Oleh karena itu, semakin tinggi kelekatan individu terhadap tempat tinggalnya, maka akan semakin baik pula resiliensi keluarga yang dimilikinya.

In the current situation of the Covid-19 pandemic, the family as the closest environment and the smallest component in society is experiencing so many challenges that test its ability to survive in the midst of difficult situations. One of the things that researchers assume can help a family's resilience to face current difficult situations is the attachment of individuals as family members to their place of residence. The closer he is to his place of residence, the better his family's resilience will be. This study aims to examine the relationship between individual attachment to their place of residence and family resilience during the Covid-19 pandemic in DKI Jakarta. To fulfill this objective, the researcher used 2 measuring instruments, namely the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resilience and the Place Attachment Scale to measure individual attachment to their place of residence. This study used correlational analysis of 322 participants (M=24.73, SD=11.97). The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between individual attachment to their place of residence and family resilience. Therefore, the higher the individual's attachment to his place of residence, the better his family resilience will be."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanty Riyani
"Pandemi COVID-19 telah memberi dampak pada ekonomi mulai dari terhambatnya aktivitas produksi, pengurangan tenaga kerja, hingga turunnya produk domestik bruto negara. Penelitian ini secara khusus membahas dampak pada ketahanan ekonomi keluarga pekerja harian angkutan roda dua berbasis aplikasi di DKI Jakarta khususnya pemuda. Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data yaitu metode kombinasi. Penelitian ini dimulai dengan melakukan survey menggunakan kuesioner pada 160 pekerja angkutan roda dua berbasis aplikasi di DKI Jakarta. Data yang didapat kemudian diolah untuk mendapatkan indeks ketahanan ekonomi keluarga pada tiga masa yaitu sebelum pandemi atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), selama PSBB, dan masa PSBB transisi secara umum dan berdasarkan wilayah perkotaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dengan penerapan PSBB indeks ketahanan ekonomi keluarga menurun sebesar 10,61% sehingga indeks berada pada kategori sangat rendah dan mulai meningkat di masa PSBB transisi sebesar 3,27%. Adapun wilayah yang paling terdampak di DKI Jakarta adalah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Pemuda memiliki potensi untuk memperbaiki ketahanan ekonomi keluarga yang menurun dengan memanfaatkan momen ekspansi dan recovery pada masa krisis ekonomi.

The COVID-19 pandemic has had an impact on the economy. This research discusses the impact on the economic resilience of the application-based motorcycle transport workers family in DKI Jakarta, especially youth. The indicators used to analyze data were obtained from the Central Statistics Agency, DKI Jakarta Provincial Minimum Wage, the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection.
The approach used to analyze the data is combination method. This research was started by conducting a survey using questionnaire to 160 application-based motorcycle transport workers in DKI Jakarta. The data obtained were then processed to obtain family economic resilience index in three periods, namely before the pandemic or Large-Scale Social Restrictions (LSSR), during the LSSR, and the transitional LSSR period in general and based on urban areas.
The results indicate that with the application of the LSSR, the index of family economic resilience decreased by 10.61% in the very low category and began to increase during the transitional LSSR period by 3.27%. The areas most affected are Central Jakarta and East Jakarta. Youth has the potential to improve the economic resilience of the family which has declined by taking advantage of the moments of expansion and recovery during the economic crisis.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Environmental impact assessment is widely recognized as an effective tool for supporting the sustainable development of the environment through policy, plan and program decision-making processes. Traditional approach of environmental impact assessment generally focuses on scientific analysis and neglects subjective utilities on the project development. this paper proposes a framework of environment"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A. Tutut Subadyo
"ABSTRAK
Pembangunan gedung berdinding kaca refleksi di Jakarta akhir-akhir ini semakin popular. Pertimbangan yang sering diketengahkan dalam penggunaan kaca refleksi untuk dinding luar gedung tersebut adalah beban stnrkturalnya lebih ringan, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang relatit lebih murah den unsur-unsur arsitektural lainnya. Hal lain yang banyak dijadikan dasar oleh pengembang adalah makna respansif yang dimunculkan oleh daya tarik dinding kaca yang menampilkan kesan mewah sehingga menjadi penarik mined konsumen.
Keadaan ini merupakan fenomena yang menarik, karena semakin banyaknya gedung berdinding kaca tersebut mengundang beberapa permasalahan yang sating dipertanyakan yaitu dampaknya terhadap lingkungan sekitar gedung.
Penggunaan kaca reFleksi pada satu sisi dapat meminimisasikan beban panas dan silau ke dalam ruangan, namun di sisi lain pantulan radiasi matahari dari dinding kaca tersebut akan mempengaruhi tingkat kesilauan dan perilaku termal di sekitar gedung.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk
1. Mengetahui besaran pantulan energi radlasi matahari dart gedung berdinding kaca refleksi di Jakarta.
2. Mengetahui apakah pantulan radiasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi mengakibatkan kesilauan dan perubahan keadaan termal (suhu) lingkungan sekitarnya.
3. Mengetahui bagaimana tanggapan/persepsi masyarakat di sekitar gedung terhadap dampak yang terjadi karena perubahan termal dan visual lingkungan sekitarnya.
Dari permasalahan tersebut, hipotesis yang diajukan adalah:
1. Pantulan radiasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi, dengan gelombang panjang akan memanaskan dan menyebabkan kenaikan suhu udara daerah di sekitar gedung.
2. Pantulan radiasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi, dengan gelombang pendek (cahaya dampak) akan mengakibatkan kesilauan.
3. Masyarakat di sekitar gedung kaca telah merasakan adanya dampak yang terjadi karena pantulan radiasi matahari dan gedung berdinding kaca refleksi
Obyek penelitian terdiri dari gedung berdinding kaca refleksi dan masyarakat sekitar gedung tersebut Lokasi penelitian di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Jenis peneitian ini adalah deskriptif eksploratif, dengan sampel yang ditentukan secara sengaja (purposif).
Gedung yang diteliti adalah Bank Bumi Daya Plaza Jalan Imam Bonjol No. 61, Kuningan Plaza Jalan H R. Rasuna Said Kav. C 11-14, Lippo Life Jalan H R. Rasuna Said Kav. B-10, Wisma BRI II Jalan Jenderal Sudrman Kav. 44-46, dan Wisma GKBI Jalan Jenderal Sudirman.
Sedangkan masyarakat yang djadkan responder adalah mereka yang berada dalam radius daerah pantul gedung kaca dan pada saat terjadnya peristiwa pantulan berada di lokasi.
Peneltian diaksanakan sejak bulan Juni 1996, sedangkan pengukuran fisik (suhu dan silau di lapangan dakukan pada tanggal 14 September 1996 sampai dengan 28 September 1996.
Penyebaran kuesioner, wawancara dan observasi diaksanakan pada bulan September dan Oktober 1996.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) data intensitas radiasi matahari global horisontal kota Jakarta selama 31 tahun, (2) suhu udara di sekitar gedung, (3) silau I luminasi gedung kaca, dan (4) respon I persepsi masyarakat sekitar gedung terhadap perubahan aspek termal dan visual akibat pantulan radiasi matahari dari gedung kaca.
Jumlah data intensitas radasi matahari global horisontal kota Jakarta yang diolah adalah 4. 176, suhu udara sekitar gedung yang diukur sebanyak 1.656, silau dari gedung kaca yang diukur sejumlah 960, dan masyarakat sekitar gedung sebanyak 60 responden. Analisis data dilakukan secara analitik matematik, deskriptif, uji statistik chi-square, anova dan grafik garis.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut
1. Intensitas pantulan radiasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi secara akumulatif sangat potensial dalam mempengaruhi energi panas karena konveksi dari Binding kaca dan kalor (bahang) yang diserap kaca untuk menaikkan suhu udara daerah yang terkena pantulannya. Besaran IR tersebut ditunjukkan oleh nilai maksimum dari Wisma GKBI (91.40 watt/m2), Wrsma BRI II (95.75 watt/m2), BBD Plaza (99.64 watt/m2), Kuningan Plaza (134.97 watt/m2), dan Lippo Life (140.47 watt/m2).
2. Pantulan radlasi atahari dari gedung berdinding kaca refleksi dengan gelombang panjang (infra marsh) memanaskan daerah sekitar gedung dan menyebabkan kenaikkan suhu udara. Pada daerah terkena pantulan terjadi kenaikan suhu yang ditunjukkan oleh selisih meratanya dengan daerah tidak terkena pantulan sebesar 1.4° C (c t 2.0° C). Hasil pengukuran juga memperahatkan adanya gradien horisontal dan vertikal. Pada jarak 15 m dari dinding gedung pengaruh pantulan terhadap suhu udara sangat nyata, sedangkan pada jarak 25 meter suhu udara sudah tidak memperfhatkan adanya pengaruh pantulan.
3. Pantulan radlasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi dengan gelombang pendek (cahaya tampak) menimbulkan kesilauan. Nilai luminasi kaca reratanya mencapai 15.67 x 106 c d/m2 (23.16 % dari luminasi langit) minimumnya 4.37 x 10s cd/m2 (6.2 % dari luminasi langit) terjadi di gedung Bank Bumi Daya Plaza pada kaca miring saat periode pengukuran jam 09.30 - 12.00 dan maksimum 28.46 x 106 c d(m2 (40.21 % dari luminasi langit) terjadi di gedung Kuningan Plaza. Semua nilai luminasi ada diatas ambang nilai `borderline comfort and discomfort glare'. Pada saat kondesi matahari kelihatan (langit cerah -awan putih) daerah yang terkena pantulan merupakan daerah silau.
4. Masyarakat di sekitar gedung telah merasakan adanya dampak pantulan radiasi matahari dari gedung berdinding kaca refleksi. Hal ini dtunjukkan oleh tanggapannya terhadap semua aspek dampak yang dirasakan mengganggu dan mengurangi kenyamanan, ditinjau dari latar belakang pendidikan, lama tinggal, jenis kelamin dan umur. Prosentasi tanggapan terkecil adalah 28.6 % (lama tinggal < 1 tahun vs silau) dan terbesar 93.4 % (pendidikan S1 vs kenyamanan). Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil uji hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidkan, lama tinggal, jenes kelamin dan umur) dengan variabei terikat (pantulan panas, gangguan silau, dan berkurangnya kenyamanan) dimana dari 12 hubungan, 9 hubungan menunjukkan signifikansi dan hanya 3 hubungan (pendidikn vs silau, lama tinggal vs pantulan panas dan umur vs pantulan panas) yang memperilihatkan tidak adanya hubungan. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengukuran fisik (termal dan visual) yang dperoleh.

ABSTRACT
Construction of reflected curtain wall buildings in Jakarta recently is becoming popular. Consideration to use reflected curtain wall is primarly on its light structural load, quick implementation, cost eficiency, and other architectural elements. Curtain walls are non structured glass walls that are used mostly for facing tall buildings. Another important consideration in using the reflected curtain wall is related to its luxurious image which attract consumers.
This is very interesting phenomenon because the use of that material has produced impact to the surrounding environment On one aspect, the use of reflective glass (curtain wail) reduces the weight heat and minimizes sun glare in the budding. However, solar radiation reflection from curtain wall to surrounding area could change thermal and visual characteristics as well as pleasant environment based on the problems above, this research intend :
1. to determine the magnitude of energy of reflected solar radiation from curtain wall building in Jakarta.
2. to figure out whether reflected solar radiation from the curtain wall building could cause thermal change (air temperature) and sun glare to surrounding environment
3. to determine community perception surrounding the building about the impact of reflected solar radiation in relation to the changing in thermal, visual, and the pleasant of the environment
Hyphotesis used in this research included :
1. Reflection of long wave solar radiation (infra red) from curtain wall building increases surrounding air temperatur.
2. Reflection of short wave solar radiation (visible fight) from curtain wall building cause high glare.
3. Community surrounding the curtain wall building has felt the impacts of reflected solar radiation from the building.
The object of this research is curtain wall buildings and the community surround. The research is located in Jakarta Pusat and Jakarta Selatan. The type of research is descriptive explorative with purposive sampling.
The budding object to the research is Bank Bumi Daya Plaza, Jalan Imam Bonjol No. 61; Kuningan Plaza, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. C 11-14; Lippo Life Building, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-10; Wisma BRI II, Jahn Jenderal Sudirman Kav. 44-46 ; and Wisma GKBI, Jalan Jenderal Sudirman.
The research was carried out in June 1996, while the physics measurement (air temperature and luminance) was underway on 14 - 28 September 1996. The questionaire distribution, interview,and observation was taken in September and October 1996.
The data being collected included (1) 31 years serial data of intensity of global horizontal solar radiation of Jakarta; (2) air temperature surrounding the building; (3) lumination of curtain wall bung; and (4) response or community perception surrounding the budding towards change in thermal, visual, and pleasant aspect due to reflection of solar radiation.
The available number of data on global horizontal solar radiation intensities of Jakarta were used for the calculation is 4176, while the number of data on air temperature and lumination of budding is 1656 and 960 respectively. The number of respondent of community surrounding the building is 60. Data was analyzed using mathematical approach, descriptive analysis, chi-square test, anova and One graphics analysis.
The study reveals the following :
1. Intencity of reflected solar radiation from curtain wall the building accumulatively Is very potential In influencing convection heat energy from the curtain wall and calor absorbed by the glass Increased temperature of the area subject to reflection. The intencity of reflected solar radiation (IR) magnitude is shown by maximum value from Wisma GKBI (91.40 watt/rn2), Wisma BRI II (95.75 wattlm2), BBD Plaza (99.64 wattlm2), Kuningan Plaza (134.97 watt/m2), and L.ippo Life (140.47 watt/m2).
2. Reflection solar radiation from the curtain wall building with long wave improved temperature surrounding hence increases air temperatur. Increased in temperature has occured in area subject to reflection which is seen by the 1.4° C (°o ± 2.0° C) different from the area of non subject of reflection. The measurement also revealed horizontal and vertical gradient On 15 meter distance of the wall, the influence of reflection on air temperature is significant, but not from 25 meter distance.
3. Reflection solar radiation from the curtain wall building with short wave cause serious glare. The average value of glass Iuminatioon reached 15.67 x 106 cdlm2 (23.16 % from sky lumination) with minimum of 4.37 x 106 cdlm2 (6.2 % from sky lumination) occured in Bank Bumi Daya Plaza on slope glass during lime of measurement of 09.00 - 12.00 AM. The maximum 28.46 x 106 cdlrn2 (40.21 % from sky iuminatlon) occured in gedung Kuningan Plaza. Ai lumination values are above the standard of borderine comfort and discomfort glare. During clear sky, area being laminated is glare area. The size of glare area is depending upon the building tallness and orientation direction of building.
4. Community at surrounding the building has felt the impacts of reflection solar radiation on the local environment. This could be seen from the response in which most community felt that the reflection has heat reflection, glare and reduced their comfort (minimum procentage 28.6 %, length of stay < 1 year vs glare and maximum 93.4%, 51 education vs comfort). The analysis examines the relationship between Independent variables (education, length of stay, sex, and age) and dependent variables (heat reflection, glare, and a reduction of comfort). The result shows that from 12 relationship, 9 relationship showed significant relation, and only 3 relationship (education vs glare, length of stay vs heat reflection, and age vs heat) showed otherwise. That measurements supported by physics measurement (thermal dan visual).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amien Rahardjo
"ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik di Indonesia khususnya di PUlau Jawa yang semakin meningkat, maka Pemerintah dalam hal ini Perusahaan Umum Listrik Negara telah melaksanakan pembangunan jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kV, yang saat ini sudah terhubung antara PLTU Suralaya (Jawa Bagian Barat) sampai PLTU Paiton (Jawa Bagian Timur) dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali, yang melintasi pemukiman penduduk, persawahan, ladang, dan lain-lain.
Dengan pengoperasian SUTET 500 kV tersebut akan muncul persoalan antara lain mengenai pengaruh medan listrik dan medan magnet, serta munculnya fenomena tegangan tinggi (gejala korona), yang apabila melampaui ambang batas tertentu dikhawatirkan dapat memberikan dampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungannya.
Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka dalam pengoperasian jaringan 500 kV tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi dampak lingkungan yang telah terjadi melalui studi Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL).
Untuk mengetahui apakah dalam pengoperasian SUTET tersebut menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan sekaligus untuk mempersiapkan langkah-langkah pengaman dan memperkecil dampak yang merugikan, maka dalam makalah ini akan dibahas salah satu aspek persoalan tegangan tinggi, yaitu menyangkut timbulnya korona dan kemungkinan dampaknya terhadap lingkungan berupa gangguan radio (Interferensi radio), gangguan berisik (audible noise) dan rugi-rugi korona dalam bentuk panas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>