Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmania Puspita Ningrum
"Pada era Industri 4.0, PT X dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi sehingga mampu bersaing dengan kompetitor dan mempertahankan keberlangsungan bisnis. Oleh karena itu, perlu adanya transformasi digital sebagai langkah strategis untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan menjawab tantangan pasar di era digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran moderasi employees’ affective commitment to change dalam hubungan antara digital leadership dan transformasi digital. Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimen cross-sectional melalui survei online dengan teknik convenience sampling untuk mendapatkan partisipan. Jumlah partisipan sebanyak 335 orang karyawan tetap PT X dengan masa kerja minimal satu tahun dan memiliki atasan langsung. Data dianalisis menggunakan analisis regresi moderasi Hayes Macro PROCESS model 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa employees’ affective commitment to change memoderasi positif hubungan antara digital leadership dan transformasi digital (b = 0,160, 95% CI [0,050, 0,270], t = 2,849, p < 0,01). Temuan ini mengungkapkan bahwa dalam konteks change management, keberhasilan transformasi digital dapat dicapai apabila terdapat interaksi antara digital leadership sebagai faktor transformasional dan employees’ affective commitment to change sebagai faktor transaksional pada PT X. Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman PT X untuk lebih fokus terhadap upaya peningkatan employees’ affective commitment to change dan pengembangan digital leadership para pemimpin dalam upaya mewujudkan keberhasilan dan keberlanjutan transformasi digital.

In the era of Industry 4.0, PT X is required to adapt to technological changes to remain competitive with its competitor and maintain its business continuity. Therefore, digital transformation is essential as a strategic step to adapt to environmental changes and address market challenges in the digital era. The purpose of this study is to determine the moderating role of employees' affective commitment to change in the relationship between digital leadership and digital transformation. This study uses a cross-sectional non-experimental design through an online survey with convenience sampling technique. The number of participants was 335 permanent employees of PT X with at least one year of work experience and having supervisor. The data were analysed using Hayes Macro PROCESS model 1 moderation regression analysis. The results showed that employees' affective commitment to change has a positive moderating effect on the relationship between digital leadership and digital transformation digital (b = 0,160, 95% CI [0,050, 0,270], t = 2,849, p < 0,01). These findings reveal that in the context of change management, the success of digital transformation at PT X can be achieved through the interaction between digital leadership as a transformational factor and employees' affective commitment to change as a transactional factor. This study provides valuable insights for organizations to focus on enhancing employees’ affective commitment to change and developing digital leadership among leaders to achieve successful and sustainable digital transformation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Alier Thuch Alier
"Dipicu oleh disrupsi yang tak kenal lelah dari teknologi digital yang muncul, bisnis dihadapkan pada tekanan untuk beradaptasi melalui transformasi digital. Namun, penelitian tentang transformasi digital dalam konteks ekonomi berkembang seperti Indonesia masih jarang, sehingga menciptakan kesenjangan pengetahuan. Studi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan memanfaatkan teori kapabilitas dinamis. Studi ini menggali bagaimana transformasi digital di sektor jasa Indonesia berlangsung untuk mempengaruhi kinerja organisasi, dengan secara khusus mengeksplorasi peran potensial inovasi digital dan pengalaman pelanggan dalam proses ini. Dengan menganalisis data survei dari sampel substansial sebanyak 122 sektor jasa dan menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk analisis, studi ini menghasilkan temuan penting. Data empiris yang dikumpulkan dari direktur TI, manajer, petugas transformasi, dan karyawan dengan pengalaman kerja lebih dari satu dekade melalui kuesioner mengungkapkan hubungan yang jelas antara transformasi digital dan peningkatan kinerja organisasi. Menariknya, studi ini juga mengidentifikasi inovasi digital sebagai faktor mediasi yang memperkuat efek positif transformasi digital terhadap kinerja organisasi. Lebih lanjut, penelitian ini menegaskan kembali kontribusi independen inovasi digital terhadap peningkatan kinerja organisasi.

Fueled by the relentless disruption of emerging digital technologies, businesses are pressured to adapt through digital transformation. However, research on digital transformation in the context of developing economies like Indonesia remains scarce, creating a gap in the knowledge.  This study aims to bridge this gap by leveraging dynamic capabilities theory. It delves into how digital transformation in Indonesia's service sector unfolds to influence organizational performance, specifically exploring the potential roles of digital innovation and customer experience in this process. Analyzing survey data from a substantial sample of 122 service sectors and utilizing Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) for analysis, the study yields crucial findings. Empirical data collected from IT directors, managers, transformation officers, and employees with over a decade of work experience through a questionnaire reveals a clear link between digital transformation and improved organizational performance. Interestingly, the study also identifies digital innovation as a mediating factor, strengthening the positive effect of digital transformation on organizational performance. Furthermore, the research reaffirms the independent contribution of digital innovation to improved organizational performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handini Kusuma Ningrum
"Transformasi digital di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui aplikasi M-Pajak merupakan salah satu langkah strategis dalam modernisasi administrasi perpajakan di Indonesia. Aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kenyamanan pelayanan bagi wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi aplikasi M-Pajak dalam mendukung digitalisasi pelayanan publik, khususnya di sektor perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode wawancara mendalam dan studi kepustakaan untuk memperoleh data yang relevan. Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi ini telah membantu wajib pajak dalam mengakses informasi, melakukan pelaporan, serta membayar kewajiban pajak secara daring. Keunggulan aplikasi ini terletak pada kemudahan akses dan fleksibilitas penggunaannya, yang memungkinkan wajib pajak untuk menyelesaikan kewajiban pajak tanpa harus mengunjungi kantor pajak. Meski demikian, penelitian ini juga mengungkapkan sejumlah kendala dalam implementasinya. Salah satu kendala utama adalah rendahnya tingkat adopsi oleh masyarakat, yang menunjukkan bahwa aplikasi ini belum sepenuhnya diterima oleh seluruh wajib pajak. Selain itu, terdapat keluhan teknis terkait kinerja aplikasi, seperti lambatnya respons, bug sistem, serta kurangnya fitur yang relevan dengan kebutuhan pengguna.

The digital transformation at the Directorate General of Taxes (DJP) through the M-Pajak application is a strategic step in modernizing tax administration in Indonesia. This application is designed to improve efficiency, transparency, and convenience of services for taxpayers. This study aims to analyze the implementation of the M-Pajak application in supporting the digitalization of public services, especially in the taxation sector. This research uses a post-positivist approach with in-depth interview methods and literature studies to obtain relevant data. Based on the research results, this application has assisted taxpayers in accessing information, reporting, and paying tax obligations online. The advantages of this application lie in its ease of access and flexibility of use, which allows taxpayers to complete tax obligations without having to visit the tax office. However, this study also reveals a number of obstacles in its implementation. One of the main obstacles is the low level of adoption by the public, which indicates that the application has not been fully accepted by all taxpayers. In addition, there are technical complaints related to the app's performance, such as slow response time, system bugs, and lack of features relevant to users' needs."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ali Ma`sum
"Laporan praktik keinsinyuran ini membahas proses transformasi digital pada proses bisnis bidang Gas Bumi di BPH Migas melalui aplikasi Sistem Informasi Laporan Verifikasi dan Administrasi (SILVIA). Pembahasan difokuskan pada aspek profesionalisme, Kode Etik, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta aspek lingkungan. Metodologi pada pengembangan aplikasi dilakukan dengan Metode Plan, Do, Check, Action (PDCA), dimana pada tahap perencanaan dilakukan analisis dan identifikasi permasalahan pada aplikasi eksisting, identifikasi kebutuhan user untuk pengembangan aplikasi, penyusunan data flow diagram dan penyusunan dokumen functional design. Berdasarkan analisis dan identifikasi permasalahan pada aplikasi eksisting, penyusunan dokumen functional design menjadi faktor yang sangat penting untuk keberhasilan pengembangan aplikasi dan menjadi bagian awal dari model Software Development lifecycle yang digambarkan dalam laporan ini sebagai hasil dari diskusi/brainstorming untuk pengembangan aplikasi selanjutnya. Selain itu, proses transformasi digital diharapkan memberikan dampak untuk memelihara lingkungan melalui paperless activity.

This report discusses the digital transformation process in the Natural Gas business process at BPH Migas through the Verification and Administration Report Information System (SILVIA) application. The discussion is focused on aspects of professionalism, Code of Ethics, aspects of Occupational Health and Safety and also environmental aspects. The methodology in developing applications with the Plan, Do, Check, Action (PDCA) method, where in the planning, analysis is carried out related to identifying problems in existing applications, identifying user needs for application development, preparing data flow diagrams and preparing functional design documents. The results of the analysis based on the identification of existing application problems, the preparation of functional design documents is a very important success factor of application development and becomes the initial part of the Software Development lifecycle model described in this report as a result of discussions/brainstorming for further application development. The digital transformation process is expected to have an impact on maintaining the environment through paperless activity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benedict Sulaiman
"Transformasi digital dalam sektor kesehatan semakin mengubah cara rumah sakit untuk memberikan dan mengelola pelayanan kesehatan. Penelitian ini menganalisis dampak transformasi sistem informasi digital yang diterapkan di RS Premier, dengan berfokuskan pada efektivitas inovasi yang dikembangkan dalam meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kebutuhan transformasi digital di rumah sakit dalam mencapai keunggulan kompetitif dan memenuhi ekspektasi pasien di era digital. Tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi dampak inovasi terhadap alur kerja operasional, kepuasan pasien, dan kinerja keseluruhan rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, dengan metode wawancara terhadap informan kunci, telaah dokumen, dan analisis komparatif data sebelum dan sesudah implementasi untuk inovasi seperti Sistem Patient Journey, Discharge Management Process dan Manajemen Insiden Real-Time (RootBin). Hasil utama menunjukkan bahwa inovasi seperti Sistem Patient Journey secara signifikan mengurangi waktu tunggu dan memperbaiki alur layanan pada instalasi rawat jalan. Integrasi sistem manajemen discharge menghasilkan pengurangan waktu pemulangan pasien rawat inap, sementara inovasi digital rekam medis mempermudah dan mempercepat akses data untuk pasien dan juga menjaga kepatuhan terhadap regulasi kesehatan. Sistem RootBin bertujuan untuk mempercepat pelaporan dan pelacakan insiden secara real-time, mendorong budaya keselamatan dan perbaikan kualitas berkelanjutan. Meskipun telah menunjukkan keberhasilan, beberapa tantangan masih terus dihadapi, termasuk resistensi terhadap perubahan di kalangan staf, kesenjangan literasi teknologi, dan kebutuhan untuk optimalisasi sistem secara berkelanjutan. Pengembangan di masa depan perlu difokuskan pada peningkatan pelatihan pengguna, memperluas interoperabilitas sistem, dan mengeksplorasi analitik prediktif untuk secara proaktif menangani potensi ketidakefisienan. Hasil dari penelitian ini menyajikan wawasan tentang implikasi praktis dari transformasi digital di sektor kesehatan. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya investasi berkelanjutan dalam teknologi kesehatan digital untuk mencapai manfaat jangka Panjang bagi rumah sakit dan juga pasiennya.

Digital transformation in the healthcare sector is revolutionizing how hospitals deliver and manage services. This study analyzes the impact of digital information system innovations implemented at RS Premier, focusing on the effectiveness of innovation developed in enhancing operational efficiency and service quality. The study is motivated by the critical role of hospital digital transformation in achieving competitive advantages and meeting patient expectations in the digital era. The primary objective of this research is to evaluate the impact of these innovations on operational workflows, patient satisfaction, and overall hospital performance. A qualitative case study approach was employed, incorporating interviews with key informants, document reviews, and comparative data analysis before and after the implementation of innovations such as the Patient Journey System, Discharge Management System and Real-Time Incident Management (RootBin). Key findings indicate that innovations like the Patient Journey System significantly reduced waiting times and improved service flow in outpatient settings. The integration of discharge management systems led to shorter inpatient discharge times, while the digital innovstion developed for medical records facilitated patient data accessibility and maintained compliance with healthcare regulations. The RootBin system expedited real-time reporting and incidents tracking, fostering a culture of safety and continuous quality improvement. Despite these successes, challenges remain, including challenges and resistance to change among staff, gaps in technological literacy, and the need for ongoing system optimization. Future developments should focus on enhancing user training, expanding system interoperability, and exploring predictive analytics to proactively address potential inefficiencies. The results of this study provide valuable insights into the practical implications of digital transformation in the healthcare sector. It also underscores the importance of sustained investment in digital health technologies to achieve long-term benefits for hospitals and their patients."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Wahyudin
"Seiring perkembangan teknologi informasi, adanya kebutuhan untuk menilai kesiapan pemerintah dalam menghadapi transformasi digital. Saat ini di Indonesia hanya memiliki penilaian Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sebagai alat ukur dalam transformasi digital di pemerintahan. Namun, indeks SPBE yang ada saat ini memiliki beberapa keterbatasan, yakni terfokus pada aspek teknis dan administratif, kurang memperhatikan kualitas layanan publik, tidak mencukupi untuk mengukur partisipasi dan kolaborasi publik, serta tidak mencakup aspek budaya organisasi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengukuran kesiapan transformasi digital di pemerintahan Indonesia dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan. Penelitian ini menggunakan metodologi mixed method, dimulai dengan tinjauan literatur untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan transformasi digital. Faktor-faktor ini kemudian divalidasi melalui expert judgment menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Selanjutnya, dilakukan analisis kuantitatif menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk menguji model yang diusulkan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk memilih sampel, sebanyak 137 responden dari berbagai instansi pemerintah di Indonesia berpartisipasi dalam survei ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa model pengukuran kesiapan transformasi digital terdiri dari lima faktor utama: teknologi, organisasi, lingkungan, people, dan user, dengan total 22 sub faktor. Pengujian model menunjukkan bahwa model yang dihasilkan memiliki nilai Tucker-Lewis Index (TLI) sebesar 0.905 dan Comparative Fit Index (CFI) sebesar 0.918, yang menunjukkan bahwa model memiliki tingkat good fit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk menilai kesiapan transformasi digital di pemerintahan Indonesia. Model ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengidentifikasi faktor-faktor krusial yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan mutu layanan publik dan efektivitas strategi digital mereka. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang transformasi digital di sektor publik dan menawarkan panduan praktis bagi pemerintah untuk mengimplementasikan transformasi digital secara lebih efektif dan efisien.

With the development of information technology, there is a need to assess the readiness of governments to face digital transformation. Currently in Indonesia, the only assessment tool for digital transformation in government is the Electronic Government System (SPBE) assessment. However, the current SPBE index has several limitations: it focuses mainly on technical and administrative aspects, pays insufficient attention to public service quality, fails to measure public participation and collaboration adequately, and does not cover organizational culture and human resource capacity building aspects. Therefore, this research aims to develop a model for measuring digital transformation readiness in the Indonesian government by identifying relevant factors. This study employs a mixed-method methodology, starting with a literature review to identify factors influencing digital transformation readiness. These factors are then validated through expert judgment using the Analytic Hierarchy Process (AHP). Subsequently, quantitative analysis is conducted using Principal Component Analysis (PCA) and Confirmatory Factor Analysis (CFA) to test the proposed model. The study utilizes purposive sampling to select a sample of 137 respondents from various government agencies in Indonesia who participated in the survey. The analysis results indicate that the digital transformation readiness measurement model consists of five main factors: technology, organization, environment, people, and user, with a total of 22 sub-factors. Testing of the model shows that the resulting model has a Tucker-Lewis Index (TLI) of 0.905 and a Comparative Fit Index (CFI) of 0.918, indicating a good fit. This research is expected to serve as a framework for assessing digital transformation readiness in the Indonesian government. The model is intended to assist governments in identifying crucial factors to enhance public service quality and the effectiveness of their digital strategies. This study provides significant contributions to the field of digital transformation in the public sector and offers practical guidance for governments to implement digital transformation more effectively and efficiently."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiral Rasyid
"Model kematangan digital dapat didefinisikan sebagai proses transformasi digital yang secara eksplisit didefinisikan, dikelola, diukur, dan terus ditingkatkan. Tingkat kematangan dapat dinilai berdasarkan nilai target terukur yang dapat dicapai secara bertahap. Dengan memanfaatkan kerangka kematangan tertentu, organisasi dapat menilai tingkat kematangan digital mereka saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi kematangan digital BALIS Online saat ini dan bagaimana meningkatkan posisi kematangan digital yang telah diterapkan dalam organisasi. Kategori proses kematangan digital yang dinilai meliputi tata kelola strategis, informasi dan teknologi, transformasi proses digital, dan manajemen sumber daya manusia. Hasil evaluasi mencirikan lima tingkat kematangan, tingkat satu sampai lima, yaitu dilakukan, dikelola, ditetapkan, dapat diprediksi, dan berinovasi. Kriteria dan bobot penilaian ditetapkan untuk mengembangkan kerangka penilaian. Dengan strategi yang tepat, sub-kriteria dengan tingkat kematangan yang rendah dan bobot global yang tinggi dapat diprioritaskan terlebih dahulu untuk meningkatkan tingkat kematangan digital BALIS Online. Rancangan strategi disusun dengan menggunakan rekomendasi dari studi literatur, dan prioritas strategis ditetapkan dengan menggunakan metode AHP-TOPSIS.

The supervision of nuclear energy utilization is carried out by the Regulatory Body through regulations, licensing, and inspections covering aspects of safety, security, and safeguards. To engage in nuclear-related activities, permission must be obtained from the Nuclear Energy Regulatory Agency, BAPETEN, through the submission of licenses via the BALIS Online, which is a database provided and utilized in the licensing application process for the field of nuclear energy in Indonesia. Digital maturity model can be defined as a digital transformation process which defined, managed, measured, and continuously improved. Utilizing specific maturity framework, organizations can assess their current digital maturity level. This study aims to define the digital maturity position of BALIS and how to improve that in the organization.  The Assessed digital maturity process categories include strategic governance, information and technology, digital process transformation, and workforce management. The assessment outcomes outline five maturity stages, from performed to innovating, each denoted by levels one through five. These levels serve to gauge the maturity of BALIS. By employing sound strategies, prioritization can be given to sub-criteria with low maturity levels but high overall importance, thereby enhancing BALIS digital maturity. Crafting this strategy involves literature study and determining strategic priorities through AHP-TOPSIS."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprianto Hani Wibowo
"Indonesia, sebagai negara maritim terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk menjadi poros maritim dunia. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau PT. BKI, sebagai satu-satunya badan klasifikasi milik negara, berperan penting dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa tata kelola sistem digital One Gate System (OGS) di PT. BKI, mengidentifikasi kendala dalam pengembangan teknologi OGS, dan merumuskan rekomendasi kebijakan untuk mencapai pengakuan sebagai anggota International Association of Classification Societies (IACS). Metode penelitian yang digunakan meliputi wawancara mendalam, analisis dokumen, dan observasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. BKI telah melakukan transformasi digital yang signifikan, namun masih menghadapi tantangan dalam integrasi sistem dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Rekomendasi kebijakan mencakup pemanfaatan temuan penilaian IACS, analisis mendalam terhadap hambatan, tinjauan dan optimalisasi strategi, serta manajemen proaktif terhadap dampak operasional dan reputasi. Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat memperkuat tata kelola digital PT. BKI, mempercepat pemenuhan standar IACS, dan meningkatkan daya saing di industri klasifikasi maritim.

Indonesia, as the largest maritime country in the world, has great potential to become the world's maritime axis. PT. Indonesian Classification Bureau (Persero) or PT. BKI, as the only state-owned classification agency, plays an important role in developing maritime infrastructure and connectivity. This research aims to analyze the performance of One Gate System (OGS) digital system governance at PT. BKI, identified obstacles in the development of OGS technology, and formulated policy recommendations to achieve recognition as a member of the International Association of Classification Societies (IACS). The research methods used include in-depth interviews, document analysis, and participatory observation. The research results show that PT. BKI has carried out significant digital transformation, but still faces challenges in system integration and increasing human resource competency. Policy recommendations include leveraging IACS assessment findings, in-depth analysis of barriers, strategy review and optimization, and proactive management of operational and reputational impacts. It is hoped that the implementation of these recommendations can strengthen PT's digital governance. BKI, accelerates compliance with IACS standards, and increases competitiveness in the maritime classification industry."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muti Pertama Haqi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh cloud computing pada PT X yang merupakan penyedia infrastruktur cloud. Transformasi digital telah meningkat secara global karena terdapat infrastruktur internet yang mapan, sementara di Indonesia masih perlu dikembangkan. Penelitian ini menganalisa penerapan komputasi awan dengan menggunakan analisis PESTEL dan Technology Organization Environment framework. Beberapa penelitian sebelumnya dilakukan dengan melihat cloud dari perspektif pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya cloud digunakan sebagai penyimpanan data untuk aktivitas tertentu seperti kebutuhan kantor. Namun, saat ini kegiatan telah berubah menjadi kegiatan sehari-hari di dunia maya sehingga menghasilkan big data. Masalah berikutnya, cloud telah dianggap sebagai produk ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan sumber daya sementara untuk aktivitas pusat data mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar sehingga berkontribusi menciptakan emisi karbon. Bentuk transformasi digital dari berbagai macam aktivitas siber, ini bisa menjadi pasar potensial bagi PT X untuk mengembangkan bisnis mereka.

This research aims to evaluate the impact of cloud computing at PT X, a provider of cloud infrastructure. Digital transformation has gained global momentum due to a robust internet infrastructure, while in Indonesia, there is still a need for further development. This study analyses the implementation of cloud computing at PT X as a provider of cloud infrastructure using PESTEL and Technology Organization Environment framework. Previous research primarily focused on the user perspective of cloud computing. The research findings indicate that initially, cloud services were utilized for extensive data storage for specific activities, such as office needs. However, over time, these activities have evolved into daily virtual tasks, resulting in the generation of big data. Another challenge is that, despite being considered an environmentally friendly product, cloud services have the potential to contribute to carbon emissions due to the substantial electricity consumption of data centres. The digital transformation across various cyber activities presents a potential market for PT X to expand their business."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennyfer Romaito
"Bisnis reasuransi di Indonesia memiliki peluang tumbuh karena banyak perusahaan asuransi ingin mengasuransikan risikonya atau membagi risikonya dengan perusahaan reasuransi. PT Reasuransi ABC adalah perusahaan dengan bisnis reasuransi di Indonesia. Produktivitas yang lambat dalam siklus penetapan harga premi dan mengalami peningkatan Beban Usaha & Underwriting sehingga sulit menyerap premi yang merupakan pendapatan bagi perusahaan. Untuk mempercepat produktivitas siklus penetapan harga premi dapat melalui perubahan model bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan merumuskan strategi transformasi digital yang tepat untuk mengadopsi konsep industri asuransi 4.0 pada proses bisnisnya sehingga dapat ekspansi ke pasar ASEAN. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi dokumen, wawancara, dan FGD. Penyusunan rumusan strategi transformasi digital menggunakan Digital Leadership Framework yang dipetakan ke dalam Model 4P Asuransi 4.0. Penelitian ini diliterasikan dengan penelitian lain melalui analisis 3C2S serta metode analisis Value Chain, Benchmarking, Porter 5’s Forces, PESTEL, dan SWOT. Hasil penelitian ini telah divalidasi internal dan diharapkan dapat menjadi referensi manajemen dalam melakukan transformasi digital untuk ekspansi ke pasar ASEAN.

The reinsurance business in Indonesia has the opportunity to grow because many insurance companies want to insure their risks or share their risks with reinsurance companies. PT Reinsurance ABC is a company with a reinsurance business in Indonesia. Slow productivity in the premium pricing cycle and experiencing an increase in Operating & Underwriting Expenses making it difficult to absorb premiums which are income for the company. To speed up the productivity of the premium pricing cycle, you can change the business model. This research aims to conduct analysis and formulate an appropriate digital transformation strategy to adopt the insurance industry 4.0 concept in its business processes so that it can expand into the ASEAN market. This research is a case study with qualitative methods. Data collection was carried out by means of observation, document study, interviews and FGD. Preparing a digital transformation strategy formulation using the Digital Leadership Framework which is mapped into the 4P Insurance 4.0 Model. This research is combined with other research through 3C2S analysis and Value Chain, Benchmarking, Porter 5's Forces, PESTEL, and SWOT analysis methods. The results of this research have been validated internally and are expected to become a reference for management in carrying out digital transformation for expansion into the ASEAN market."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>