Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196447 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daud Nobel
"MRT dan Transjakarta merupakan dua moda transportasi umum yang menyediakan layanan pada rute yang sama, dari Bundaran HI hingga Blok M. Transjakarta sudah terlebih dahulu memiliki rute tersebut, namun setelah adanya moda transportasi umum baru (MRT), Transjakarta tetap menyediakan layanan untuk rute tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara dua moda yang melayani rute yang sama, dengan pengambilan data melalui kuesioner. Hasil dari kuesioner diolah dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Statisfaction Index (CSI), kemudian melakukan perbandingan dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 63 Tahun 2019 untuk moda transportasi MRT dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 2 Tahun 2024 untuk moda transportasi Transjakarta. Berdasarkan hasil analisis IPA, moda transportasi MRT memperoleh nilai 90,45% dan Transjakarta dengan nilai 84,11%. Berdasarkan hasil CSI moda transportasi MRT memperoleh nilai 85% dan Transjakarta dengan nilai 68%. Berdasarkan hasil analisis CSI, tarif dan waktu tempuh merupakan faktor utama dari hasil nilai yang didapatkan sebelumnya. Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan bahwa kedua moda masih melayani pengguna dengan baik. Namun, nilai dari moda MRT yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pelanggan MRT lebih merasa puas dibandingkan pelanggan Transjakarta.

MRT and Transjakarta are two modes of public transportation that provide services on the same route, from Bundaran HI to Blok M. Transjakarta already had the route, but after the new public transportation mode (MRT), Transjakarta still provides services for the route. This study aims to determine the relevance between the two modes that serve the same route, by collecting data through a questionnaire. The results of the questionnaire were processed using the Importance Performance Analysis (IPA) and Customer Statisfaction Index (CSI) methods, then compared with the Regulation of the Minister of Transportation No. 63 of 2019 for the MRT transportation mode and the Regulation of the Governor of DKI Jakarta No. 2 of 2024 for the Transjakarta transportation mode. Based on the results of the IPA analysis, the MRT transportation mode obtained a score of 90.45% and Transjakarta with a score of 84.11%. Based on the results of the CSI, the MRT transportation mode obtained a score of 85% and Transjakarta with a score of 68%. Based on the results of the CSI analysis, fares and travel time are the main factors in the results of the previously obtained scores. The results of the data processing show that both modes still serve users well. However, the higher value of the MRT mode indicates that MRT customers are more satisfied than Transjakarta customers. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irzal Adji Pangestu
"Mulai beroperasinya MRT di Jakarta, akan mempengaruhi urban form pada jalur pedestrian di sekitar kawasan MRT. Urban form digunakan untuk mendeskripsikan karakter fisik sebuah kota. Yaitu, karakteristik yang membentuk daerah terbangun, termasuk bentuk, ukuran, kepadatan, dan konfigurasi permukiman. Skripsi ini ingin mengetahui dampak hadirnya MRT terhadap urban form pada jalur pedestrian saat sebelum dan sesudah MRT beroperasi karena akan menimbulkan perubahan pada karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian Kawasan MRT. Ada beberapa metode yang digunakan dalam skripsi ini studi literatur, wawancara, dan observasi berbagai elemen urban form (kepadatan, penggunaan lahan, akses dan infrastruktur, tata letak, dan karakteristik bangunan) pada jalur pedestrian di kawasan stasiun MRT Bundaran HI. Kesimpulan dari skripsi ini untuk mengetahui perubahan karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian yang terbentuk di Kawasan MRT.

Starting the operation of the MRT in Jakarta will affect the urban form on pedestrian lanes around the MRT area. Urban form is used to describe the physical character of a city. Which is, the characteristics that builds the area, including the shape, size, density, and configuration of settlements. This thesis wants to find out the impact of the presence of MRT on urban forms on pedestrian lanes before and after the MRT operates because it will cause changes in the characteristics and quality of urban forms on the pedestrian lanes of the MRT Region. There are several methods used in this thesis, literature studies, interviews, and observations of various urban form elements (density, land use, access and infrastructure, layout, and building characteristics) on pedestrian lanes in the HI Bundaran HI MRT station area. The conclusion of this thesis is to find out the characteristics and quality changes of urban forms on pedestrian lanes formed in the MRT area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Olivia Jeanette
"Penulisan ini membahas tentang pengalaman adaptasi yang dialami oleh pengguna ruang ketika berada di ruang liminal. Ruang liminal merupakan titik transisi yang menghubungkan dua area yang berbeda sehingga memiliki karakter ambigu yang membuat pengguna bisa kebingungan ketika berada di dalamnya. Penulisan ini bertujuan menjelaskan kemungkinan tindakan adaptasi yang dilakukan oleh pengguna untuk merespon kebingungan di titik-titik tertentu. Penulisan ini menggunakan kasus Stasiun MRT bundaran HI untuk menganalisis proses adaptasi pengguna melalui tindakan proses penyebaran indra ke sekitar (diffuse), meluangkan waktu sejenak untuk merenungkan kondisi (pause) dan menyatu dengan ruang (merge). Melalui penulisan ini, didapati bahwa transformasi bisa terjadi di dalam ruang liminal itu sendiri berupa tindakan proses adaptasi dalam berbagai macam gerakan dan urutannya. Hal itu bergantung pada rasa familiaritas kita yang diakibatkan faktor frekuensi dan jangka waktu pengguna dalam ruang, serta kepekaan terhadap kebutuhan pengguna dan karakter spasial ruang liminal pada tiap titik adaptasi.

This paper discusses the experiences of adaptation encountered by users in liminal spaces. Liminal spaces serve as transitional points that connect two different areas, resulting in an ambiguous nature that can confuse users when they are inside. The purpose of this writing is to explain the possible adaptive actions taken by users to respond to confusion at specific points. The case of Bundaran HI MRT Station is used to analyze the user adaptation process through actions such as sensory diffusion to the surroundings, taking a momentary pause to reflect on the conditions, and merging with the space. Through this writing, it is found that transformations can occur within the liminal space itself through various adaptive actions and sequences of movements. This depends on our sense of familiarity, influenced by factors such as the frequency and duration of the user's presence in the space, as well as awareness of user needs and the spatial characteristics of the liminal space at each point of adaptation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Allya Widiaputri
"DKI Jakarta menghadapi kemacetan lalu lintas sebagai masalah utama karena pertumbuhan penduduk yang cepat dan imigrasi yang tidak terkendali. Pemerintah DKI Jakarta menerapkan dan mengembangkan berbagai inovasi untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari angkutan umum seperti sistem bus milik swasta, dan kini DKI Jakarta akhirnya mengembangkan Mass Rapid Transition atau yang lebih dikenal dengan MRT. Pemerintah DKI Jakarta meminta PT MRT Jakarta mengembangkan konsep kawasan transit oriented development (TOD) di beberapa stasiun tahap 1 koridor selatan-utara. Transit Oriented Development (TOD) adalah kawasan perkotaan yang dirancang untuk mengintegrasikan fungsi transit dengan orang, aktivitas, gedung, dan ruang publik dengan tujuan untuk mengoptimalkan akses transportasi umum sehingga dapat mendukung daya dukung penumpang. Karena transit disorot sebagai ciri utama MRT, tentunya akan terlihat bagaimana liminalitas dilihat dan diamati di Stasiun MRT, terutama di Stasiun MRT Bundaran HI karena posisinya menjadi stasiun pertama dan stasiun terakhir di MRT Jakarta dan menjadikan Stasiun MRT terpadat dan tersibuk di Jakarta. Penelitian ini akan melakukan analisis dari observasi peneliti di Bundaran Stasiun MRT HI dan pengalaman penumpang di Bundaran Stasiun MRT HI terhadap teori liminalitas. Peneliti melakukan wawancara kepada 4 orang peserta tentang pengalamannya di Stasiun MRT Bundaran HI. Pengalaman mereka menunjukkan bagaimana mereka secara tidak sadar mengalami liminalitas melalui elemen-elemen yang ada di Stasiun MRT Bundaran HI. Stasiun MRT Bundaran HI terbukti sebagai ruang liminal karena karakteristiknya yang menentukan batas, zona pemisah, peralihan dan penggabungan.

DKI Jakarta is facing traffic congestion as its main problem due to rapid population growth and uncontrollable immigration. DKI Jakarta government implemented and developed various innovation to overcome this problem from public transportation like private-owned bus systems, and now DKI Jakarta finally develops Mass Rapid Transition or more well known as MRT. DKI Jakarta government prompted PT MRT Jakarta to develop the concept of a transit oriented development (TOD) area at several stations in phase 1 of the south-north corridor. Transit Oriented Development is an urban area designed to integrate transit functions with people, activities, buildings, and public spaces with the aim of optimizing access to public transportation so that it can support passenger carrying capacity. As transit is highlighted as the main characteristic of MRT, this will definitely how liminality is seen and observable in MRT Station, especially in Bundaran HI MRT Station for its setting of being the first station and the last station in the Jakarta MRT and cause the most crowded and busiest MRT Station in Jakarta. This study will conduct an analysis from researcher observation of Bundaran HI MRT Station and passengers’ experience in Bundaran HI MRT Station towards liminality theory. The researcher conducts an interview to 4 participants about their experience in Bundaran HI MRT Station. Their experiences show how they unconsciously experience the liminality through the elements in the Bundaran HI MRT Station. Bundaran HI MRT Station is approved to be a liminal space because of its characteristics that define the limit, the zones of separation, transition, and incorporation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mereka sepakat , perjuangan merawat perdamaian tak akan berhenti hanya di Bundaran HI .Perjuangan itu masih panjang."Juadwal kami tetap seperti semula pak. Acara renungan di Bundaran HI." kata Frangky Tampubolon kepada seseornag di ujung telpon suatu sore pertengahan September.... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Airizya Nurmariam Rizadh
"Analisis kinerja operasional MRT Jakarta pada rute Lebak Bulus – Bundaran HI menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan kebutuhan mobilitas di DKI Jakarta. MRT Jakarta Fase 1 (rute Lebak Bulus – Bundaran HI) diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja operasional MRT Jakarta dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Data penelitian merupakan data sekunder dari passenger tapping MRT Jakarta yang mencakup informasi mengenai keberangkatan dan kedatangan penumpang, serta jadwal GAPEKA PT MRT Jakarta. Parameter yang dianalisis meliputi Travel Time, frekuensi, headway, dan load factor. Pengolahan data dilakukan menggunakan bantuan software SAS 9.4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai efisiensi dan efektivitas layanan MRT, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kebijakan transportasi di Jakarta.

The operational performance analysis of MRT Jakarta on the Lebak Bulus – Bundaran HI route has become increasingly important due to the growing number of users and mobility needs in Jakarta. MRT Jakarta Phase 1 (Lebak Bulus – Bundaran HI route) is expected to serve as a solution to reduce traffic congestion and enhance public mobility. This study aims to analyze the operational performance of MRT Jakarta using a quantitative method with a comparative approach. The research data comprises secondary data from MRT Jakarta’s passenger tapping records, including information on passenger departures and arrivals as well as the GAPEKA schedule from PT MRT Jakarta. The parameters analyzed include travel time, frequency, headway, and load factor. Data processing is conducted with the assistance of SAS 9.4 software. The findings of this study are expected to provide insights into the efficiency and effectiveness of MRT services, ultimately contributing to improved transportation policies in Jakarta. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arasy Fasya Baihaqi
"Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat perekonomian nasional telah mengalami fenomena pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi yang sudah melampaui batas administratif Jakarta. Akibat fenomena urbanisasi yang sangat cepat, Jakarta mengalami masalah urban sprawl, kemacetan, dan polusi udara. Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan dan menurunkan penggunaan kendaraan pribadi, Pemerintah pusat dan daerah membangun moda transportasi publik massal Moda Raya Terpadu (MRT). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak output, pendapatan masyarakat, dan nilai tambah bruto dari pembangunan MRT terhadap perekonomian Jakarta dan Indonesia dengan menggunakan analisis Metode Interregional Input-Output

Jakarta as the capital city and the center of the national economy has experienced the phenomenon of population growth and economic activities that have exceeded the administrative boundaries of Jakarta. As a result of the rapid urbanization phenomenon, Jakarta is experiencing problems with urban sprawl, congestion, and air pollution. In an ef ort to overcome congestion and reduce the use of private vehicles, the central and regional governments have built a mass public transport mode of Mass Rapid Transit (MRT). This study aims to measure the impact of output, income, and gross added value of MRT development on the economy of Jakarta and Indonesia by using the Interregional Input-Output Method analysis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Radintya Cahya Arundati
"Urbanisasi yang pesat di Jakarta telah berkontribusi pada perlunya kebijakan transportasi berkelanjutan yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan lalu lintas; dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi, pengguna didorong untuk beralih dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Untuk mengurangi masalah kapasitas jalan, Jakarta menggalakkan angkutan umum massal dan memperkenalkan konsep Transit Oriented Development di sekitar stasiunstasiun angkutan umum tersebut, dengan penekanan pada kepadatan penduduk yang tinggi dan kawasan multifungsi dalam rangka mendorong mobilitas berkelanjutan yang mendukung integrasi dalam kota. Mass Rapid Transit merupakan salah satu moda transportasi terbaru dan tercanggih di Jakarta dengan tujuan pemerintah menjadi pelopor penggunaan transportasi umum massal di seluruh tanah air. Beberapa area stasiun dibangun di sepanjang koridor MRT dengan Stasiun Blok M sebagai salah satu yang terbesar dan tersibuk karena terletak di area utama kota dengan transportasi umum lainnya seperti Transjakarta, RoyalTrans, dan JakLingko, hanya berjalan kaki dari stasiun. Penelitian ini menganalisis keterpaduan antara moda transportasi dan ruang rekreasi di sekitar kawasan, serta rencana konsep yang akan diterapkan pada Taman Martha Tiahahu dan Simpang Mahakam. Bersamaan dengan panduan desain kota dan panduan pemerintah Jakarta tentang kota, kuesioner juga disebarkan secara online untuk memahami kebiasaan penumpang transit serta kenyamanan dan aksesibilitas pengguna. Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi antara moda dan kawasan rekreasi dinilai cukup memadai dengan beberapa perbaikan, Taman Martha Tiahahu dan Plaza Transit Mahakam diharapkan dapat mendukung integrasi dan TOD di kawasan tersebut. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat cukup puas dengan kondisi eksisting Blok M namun lebih memilih perbaikan fasilitas umum.

Rapid urbanization in Jakarta has contributed to the need for sustainable transportation policies which hoped would eradicate traffic congestion; by reducing the number of private vehicles, users are encouraged to switch from using their privately owned vehicles to public transportations. To reduce road capacity problem, Jakarta promoted mass public transportation and introduced Transit Oriented Development concept around those public transportation stations, with the emphasis on high population density and multifunctional area in order to promote sustainable mobility that supports integration in the city. Mass Rapid Transit is one of the newest and most advance modes of transportation in Jakarta with the government aiming for it to become the pioneer of mass public transportation uses around the country. Several stations area built along the MRT corridor with Blok M Station as one of its largest and busiest as it is located in the prime area of the city with other public transportations such as Transjakarta, RoyalTrans, and JakLingko, just a walking distance from the station. This study analyzes the integration between modes of transportation and recreational spaces around the area, as well as the concept plan that would be implemented to Taman Martha Tiahahu and Simpang Mahakam. Alongside the city design guide and governmental guide of Jakarta regarding the city, a questionnaire was also spread online to understand transit ridership habit as well as user’s comfortability and accessibility. The result of the analysis shows that the integration between modes and recreational area are considered to be adequate enough with some improvements, Taman Martha Tiahahu and Plaza Transit Mahakam hoped to be able to support integration and TOD in the area. Survey shows that the majority of people as satisfied enough with the existing condition of Blok M but would prefer an improvement on the public facility.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Nurfiga Irsyad
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan status operasional TransJakarta rute Blok M-Kota akibat adanya MRT Jakarta yang melewati rute Blok M-Kota, beserta model kesediaan berpindah ke MRT Jakarta jika TransJakarta rute Blok M-Kota dihapuskan. Analisis dilakukan berdasarkan survei stated preference dengan 2 kondisi, ketika MRT Jakarta fase 1 beroperasi dan ketika MRT Jakarta fase 2 beroperasi dan dengan metode survei online dan offline. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, statistik korelasi dan statistik komparatif serta menggunakan pendekatan model logit berbasis fungsi utilitas.
Hasil analisis survei stated preference menunjukkan kebijakan penghapusan status operasional TransJakarta rute Blok M-Kota ketika MRT Jakarta fase 1 beroperasi tidak layak dilakukan, namun ketika fase 1 & 2 MRT beroperasi kebijakan penghapusan rute TransJakarta Blok M-Kota layak dilakukan. Hasil analisis perbandingan antara survei online dan offline menggunakan uji Mann Whitney dalam beberapa karakteristik memiliki kecocokan.
Hasil analisis model utilitas menggunakan regresi logistik biner menunjukkan bahwa ketika MRT fase 1 beroperasi model dipengaruhi oleh variabel frekuensi perjalanan, jarak perjalanan dan tarif MRT Jakarta, sedangkan ketika MRT Fase 2 beroperasi model dipengaruhi oleh variabel frekuensi perjalanan, jarak perjalanan, tarif MRT Jakarta, dan waktu perjalanan.

This research is intended to consider the operational status of the TransJakarta Blok M-Kota route due to the existence of the Jakarta MRT that passes the Blok M-Kota route, along with a model of willingness to shift with Jakarta MRT if the TransJakarta Blok M-Kota route is eliminated. Analysis was carried out based on stated preference surveys with 2 conditions, when phase 1 of the Jakarta MRT operates and when phase 2 Jakarta MRT operates and with online and offline survey methods. The analysis was conducted using descriptive statistics, correlation statistics and comparative statistics and using logit model approach based on utility functions.
The stated preference survei results showed a policy of eliminating the operational status of the TransJakarta Blok M - Kota route when the Jakarta phase 1 MRT operates is not feasible, but when phase 1 & 2 MRT operates the policy of eliminating the Blok M - Kota TransJakarta route is feasible. The analysis of the comparison of the survey online and offline in several characteristics have a match.
The results of the utility model analysis using binary logistic regression indicate that when phase 1 MRT operates show that the model is influenced by variable travel frequency, travel distance and Jakarta MRT rates, whereas when MRT Phase 2 operates the model is influenced by variable travel frequency, travel distance, Jakarta MRT rates, and travel time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Ivan Kusuma H.P.
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak karakteristik pesepeda dan tingkat bikeability menurut pesepeda terhadap konflik penggunaan jalan antara pesepeda dengan pengguna jalan lain. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Dalam melakukan analisis digunakan teori-teori dan hasil berbagai penelitian terdahulu tentang karakteristik pesepeda, walkability dan bikeability suatu ruas jalan, sistem transportasi berkelanjutan di perkotaan, perencanaan infrastruktur bersepeda, serta konflik lalu lintas. Semakin bertambahnya jumlah pesepeda yang melintasi ruas Bundaran Senayan-Bundaran HI meningkat seiring dengan meningkatnya volume kendaraan bermotor dan meningkatnya angka kecelakaan pesepeda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara kombinasi beberapa karakteristik pesepeda dan tingkat bikeability di jalur sepeda terhadap terjadinya konflik penggunaan jalan antara pesepeda dan pengguna jalan lain. Kemajemukan dalam konteks kehidupan perkotaan membutuhkan seluruh warga untuk mengedepankan sikap saling menghargai dan toleransi agar tercipta kehidupan berkota yang aman, nyaman, dan inklusif.

This study was conducted to analyze the impact of cyclists' characteristics and the level of bikeability according to cyclists on road use conflicts between cyclists and other road users. The methods used were descriptive quantitative and qualitative. In conducting the analysis, theories and results of previous studies on cyclist characteristics, walkability and bikeability of road sections, sustainable urban transportation systems, cycling infrastructure planning, and traffic conflicts were used. The increasing number of cyclists crossing the Senayan-Bundaran HI Roundabout section increases along with the increasing volume of motor vehicles and the increasing number of cycling accidents. The results show that there is an influence between a combination of cyclists' characteristics, lack of road safety support factors, and traffic complexity on bicycle lanes on the occurrence of road use conflicts between cyclists and other road users. Diversity in the context of urban life requires all citizens to prioritize mutual respect and tolerance to create a safe, comfortable, and inclusive urban life."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>