Quiet quitting atau "Quiet quitting atau "berhenti secara diam-diam" merupakan suatu konsep atau fenomena di mana karyawan menurunkan dedikasi, antusiasme, komitmen, dan partisipasi mereka di tempat kerja atau organisasi secara diam-diam tanpa sepengetahuan pihak perusahaan/organisasi dan tanpa melakukan pengunduran diri. Terdapat faktor-faktor utama yang dapat mendorong keinginan karyawan untuk melakukan quiet quitting, yaitu kompensasi dan benefit, dan toxic workplace environment. Faktor-faktor ini menjadi faktor yang membuat karyawan melakukan quiet quitting dengan adanya pengaruh mediasi oleh variabel employee well-being pada hubungan relasi antara faktor-faktor quiet quitting terhadap employee engagement. Data sebanyak 459 sampel berupa karyawan sektor perbankan Indonesia berhasil dikumpulkan, dan data akhir sebanyak 429 sampel diolah lebih lanjut untuk melihat pengaruh mediasi employee engagement dan employee engagement. Kompensasi dan benefit merupakan faktor kuat yang menyebabkan timbulnya quiet quitting, hal ini ditunjukan dari hasil kompensasi dan benefit yang berpengaruh langsung terhadap setiap variabel mediasi nya, yaitu employee engagement dan employee well-being terhadap quiet quitting. Employee engagement dan employee well-being bertindak sebagai mediasi partial dalam tiap hubungan antar variabel yang diuji. Penelitian ini memberikan kontribusi di bidang manajemen sumber daya manusia terkait faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sektor perbankan dalam mencegah atau memitigasi quiet quitting.
Employee engagement adalah konstruksi yang kompleks dan luas yang mencakup komitmen, kepuasan, loyalitas, dan perilaku ekstra karyawan dalam menjalankan peran dalam bekerja. Membangun keterlibatan karyawan bukanlah hal yang mudah, kemudian adanya pergeseran generasi ke generasi milenial yang memiliki karakteristik unuk pun menjadi tantangan dan juga peluang bagi perusahaan. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh budaya perusahaan dan komunikasi internal terhadap employee engagement karyawan milenial. Dengan menggunakan metode kuantitatif dengan responden penelitian karyawan milenial yang berusia 19 – 38 tahun per tahun 2019 dan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, hasil penelitian ini menunjukan bahwa budaya perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial. Kemudian, komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial. Budaya perusahaan dan komunikasi internal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial.
Employee engagement is a complex concept that includes employee’s commitment, satisfaction, loyalty, and extra efforts in carrying out roles in daily life at work. Building employee engagement is not easy, then the company is facing a shifting generation to millennials that have unique characteristics, this will become a challenge and the opportunity as well for the company. This study aims to describe the influence of corporate culture and internal communication on employee engagement of millennial employees. Using quantitative methods with respondents aged 19 - 38 years as per 2019 and using multiple linear regression as analysis technique, the results of this study indicate that company culture has a positive and significant effect on employee engagement millennials. Then, internal communication has a positive and significant effect on employee engagement millennials. Finally, corporate culture and internal communication have positive and significant influence on employee engagement millennials.
"