Ditemukan 105897 dokumen yang sesuai dengan query
          
         
               
               
                  Zaenal A. Budiono
                     
                     
                     
                        Jakarta: DCSC Publishing, 2012
                     320 ZAE m
                     
                     Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Deliar Noer
                     
                     
                     
                        Jakarta: Grafiti pers, 1987
                     324.2 DEL p
                     
                     Buku Teks  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  
                     
                           "Kajian dalam tulisan ini lebih memfokuskan pada gejala perilaku keagamaan (umat agama) yang dalam lima tahun terakhir menampakkan tanda-tanda pada perilaku kekerasan (intoleransi), pada saat kita sedang berharap tumbuh dan berkembangnya perilaku dan paham keagamaan yang inklusif. Selain itu dalam tulisan ini juga akan membahas mengenai berbagai persoalan terkait dengan perilaku kejahatan dalam berpolitik, khususnya yang terjadi pada saat pemilihan anggota legislatif dan menjelang pemilu presiden. Perilaku politik bangsa juga memperlihatkan adanya kecenderungan pada perilaku politik tidak beretika, kurang beradab, dan kurang demokratis, sehingga politik seakan-akan menghalalkan segala cara. Politik seakan-akan tidak ada kaitannya dengan etika publik dan etika sosial lainnya. Kajian dalam tulisan ini mendasarkan pada fakta lapangan yang terjadi selama dua tahun terakhir dan praksis politik pemilihan legislatif dan menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung 9 Juli …. 
"
 
                     
                        
                     MAARIF 9:1 (2014)
                     
                     Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Awang Ruswandi
                     
                     
                           "Studi ini berupaya melihat bagaimana hubungan kerja sama antara media lokal dan pemerintah lokal. Secara lebih spesifik penelitian ini ingin melihat apakah kerja sama tersebut mengganggu kebebasan pers dari media lokal dalam memberitakan isu-isu terkait aktivitas dan kebijakan pemerintah lokal. Riset ini didasari latar belakang banyaknya kerja sama yang dibuat oleh pemerintah lokal dengan media lokal dalam hal pemberitaan aktivitas-aktivitas pemerintah lokal pada era otonomi/desentralisasi pemerintahan daerah. Studi ini bertujuan untuk mengkaji kebebasan pers lokal yang memiliki hubungan kerja sama dengan pemerintah lokal. Penelitian ini menggunakan teori ekonomi politik komunikasi dari Mosco dengan fokus melihat komodifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Konsep-konsep lain yang digunakan untuk menganalisis data adalah media capture, strategi dan taktik finansial pemerintah dalam mendominasi media, serta model hierarki pengaruh. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Media yang dipilih adalah media daring lokal di Jawa Barat, yaitu Media Jabar 1 dan Media Jabar 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media lokal yang bekerja sama dengan pemerintah lokal telah menggeser fungsi media yang tadinya sepenuhnya untuk ruang publik, sekarang sebagian ruang itu digunakan untuk corong pemerintah. Media dijadikan telah menjadi alat tukar yang ditransaksikan dengan pemerintah lokal. Akibatnya ruang-ruang untuk melayani publik di media semakin berkurang atau menyempit, karena sebagian ruang itu digunakan untuk suara pemerintah lokal. Lebih jauh lagi media lokal sudah kehilangan fungsi sebagai alat kontrol bagi pemerintah, juga kehilangan fungsi penyedia informasi alternatif untuk mengimbangi suara pemerintah di tengah publik. Jadi, ada relasi kuasa yang timpang antara pemerintah lokal terhadap media lokal. Implikasinya adalah media lokal tidak dapat menjalankan kebebasan pers dengan baik. Padahal media yang bebas adalah salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan desentralisasi demokratis.
This study investigates the relationship between local media and local government, with a particular focus on whether such cooperation interferes with the freedom of local media in reporting issues related to local government activities and policies. This research stems from the background of numerous collaborations between local governments and local media in reporting local government activities in the era of autonomy and decentralization. The study aims to examine the press freedom of local media that maintain cooperative relationships with local governments. The theoretical framework of this research is based on Mosco's political economy of communication, emphasizing commodification, spatialization, and structuration. Moreover, it used other concepts to analyze the data include media capture, government financial strategies and tactics in dominating media, and the hierarchy of influences model, as well. A qualitative case study approach is employed, focusing on two local online media outlets in West Java: Media Jabar 1 and Media Jabar 2. The findings reveal that local media collaborating with local governments have shifted their role from solely serving the public sphere to partially acting as government mouthpieces. Media has become a transactional medium, exchanged for local government funds. Consequently, the space dedicated to serving the public in the media has been diminished, as part of it is used to propagate the local government's voice. Furthermore, local media have lost their function as government watchdogs and as providers of alternative information to balance government narratives within the public sphere. This results in an unequal power relationship between local governments and local media, hindering the proper exercise of media freedom. Ultimately, the presence of free media is a crucial indicator of successful democratic decentralization."
 
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
                     D-pdf
                     
                     UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Karoba, Sem
                     
                     
                     
                        Yogyakarta: Galang Press, 2002
                     320.995 KAR p
                     
                     Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  
                     
                     
                        Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
                     324.2 PER
                     
                     Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Rifa Mulyawan
                     
                     
                           "Studi ini menganalisa strategi pemasaran politik oleh politisi pendatang baru di Indonesia dalam era masyarakat jejaring, dengan menggunakan studi kasus strategi pemasaran politik oleh Fahira Idris dalam Pemilu 2014. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan menjelaskan masalah secara deskriptif-analitik. Studi kasus strategi pemasaran politik Fahira Idris dalam Pemilu 2014 dianalisa menggunakan konsep Market Oriented Candidat yang dikemukakan oleh Iordanis Kotzaivazoglou berdasarkan pengembangan konsep Market Oriented Party dari Jennifer Lees-Marshment. Studi ini selain menyimpulkan bahwa strategi pemasaran politik Fahira Idris sesuai dengan strategi pemasaran politik politisi pendatang baru di era masyarakat jejaring, juga menyimpulkan bahwa dalam masyarakat jejaring, media sosial dapat dimanfaatkan oleh politisi pendatang baru untuk membangun entitas dirinya. 
This study analyzes the political marketing strategy by new comer politician in Indonesia in network society era, uses case study of Fahira Idris’ political marketing strategy in General Election 2014. This study uses qualitative method and analyzes the case analytic-descriptively. Case study of Fahira Idris political marketing strategy was analyzed by Market Oriented Candidate concept by Iordanis Kotzaivazoglou, which was developed from Jennifer Lees-Marshment’s Market Oriented Party concept. This study concludes Fahira Idris’s political marketing strategy is matched to political marketing strategy of new comer politician in network society era, as well as the social media also could be optimalized by new comer politician to build his/her entity."
 
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
                     T44586
                     
                     UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Ahmad Khoirul Umam
                     
                     
                           "Komitmen politik dari pemimpin politik tertinggi dalam suatu negara merupakan kunci kesuksesan sekaligus kegagalan dari lembaga antikorupsi. Di era pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo, KPK menghadapi roller coaster agenda pemberantasan korupsi. Berbagai ancaman yang menghadirkan ketidakpastian masa depan KPK, telah dilakukan oleh kekuatan eksternal maupun internal KPK. Hal itu berdampak signifikan pada efektivitas mesin antikorupsi KPK. Artikel ini mencoba menjelaskan dan mengevaluasi kualitas dukungan pemerintahan periode pertama Presiden Joko Widodo (2014-2019) terhadap KPK dan bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan agenda antikorupsi di Indonesia. Artikel ini menyimpulkan, target pembangunan ekonomi yang mensyaratkan adanya stabilitas sosial-politik, membuat kerja-kerja antikorupsi kurang diperhatikan secara memadai. Akibatnya, KPK digempur oleh serangan balik dari berbagai kelompok kepentingan politikbisnis. Merespon situasi itu, Presiden Joko Widodo memilih bermain aman dan tidak menunjukkan keberpihakan yang jelas kepada KPK. Di periode ini pula, belum tampak kerja sama kolektif yang mengakar dan menjadikan pemberantasan dan pencegahan korupsi sebagai agenda utama yang sistematis dan berkelanjutan."
                     
                        Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2019
                     364 INTG 5:2 (2019)
                     
                     Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Deliar Noer
                     
                     
                     
                        Jakarta: Rajawali, 1982
                     320.5 DEL p
                     
                     Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
                  
                     
                  
                  
                
             
            
         
               
               
                  Eka Arestyaningrum
                     
                     
                           "Salah satu wujud nyata dari budaya politik di sebuah masyarakat adalah kampanye politik. Kampanye politik tersebuat seringkali disalurkan melalui spanduk. Pembuatan spanduk kampanye politik di suatu negara tentulah dipengaruhi oleh budaya yang berlaku di negara tersebut. Sehubungan dengan itu, penelitian ini mencoba memaparkan perbedaan bahasa yang digunakan dalam spanduk kampanye beberapa partai politik yang terdapat di Belanda dan Indonesia serta memaparkan pula faktor budaya yang mempengaruhi perbedaan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan tiga spanduk kampanye partai politik di Belanda yaitu SGP, CDA dan PvdA serta tiga spanduk kampanye partai politik di Indonesia yaitu PKS, Partai Golkar dan PAN. Penelitian ini membuktikan bahasa pada spanduk kampanye partai politik di Belanda menggunakan ragam bahasa kode pelik tanpa alih kode, sedangkan partai politik di Indonesia menggunakan ragam bahasa kode terbatas dan menggunakan alih kode. Unsur budaya sangat mempengaruhi isi spanduk-spanduk kampanye tersebut.
One real form of political culture in society is a political campaign. The political campaigns are often done through banners. The political campaign banners from a country must be also influenced by the culture in that country. Accordingly, this study tries to explain the differences of language use in some political parties campaign banners in the Netherland and Indonesia, and also describes the cultural factors that influence these differences. This research is conducted by comparing the three Dutch political parties campaign banners namely, SGP, CDA and PvdA and three Indonesia’s political parties campaign banners namely, PKS, Partai Golkar and PAN. This study proves that the Dutch political parties campaign banners used elaborated code without code switching, while the Indonesia’s political parties campaign banners used restricted code and code switching. Culture elements affect that campaign banners content."
                     
                        Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
                     MK-pdf
                     
                     UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library