Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Girianto Tjandrawidjaja
"Merokok merupakan faktar resiko Gangguan Pembuluh Darah Otak [GPDO] dan telah diketahui bahwa ada karelasi yang kuat antara merakak dengan Infark Iskemik. Akan tetapi, karelasi antara merakak dengan Perdarahan Intraserebral masih belum jelas. Tujuan: mempelajari hubungan antara pala kebiasaan merakak dan Perdarahan Intraserebral. Hetade: Telah dilakukan penelitian kasus kelala pada penderita GPDO pria dan wanita di bangsal perawatan saraf RS Umum Cipta Hangunkusuma selama tahun 1991. Setelah jenis GPDO ditega~kan dengan CT Scan, wawancara pala kebiasaan merakak dilakukan pada penderita-penderita itu sendiri atau pada salah satu keluarga yang terdekat. Data yang ada dianalisa dengan menggunakan Rasia Odd, Mantel Haenzsel dan tes x2. Hasil: Terdapat 60 penderita Perdarahan Intraserebral sebagai kasus dan 142 penderita Infark Iskemik sebagai kantral dalam penelitian. 92,4% dari 119 respanden yang mempunyai riwayat kebiasaan merakak, mengisap rakak lebih dari 11 tahun dan 797. dari respanden tersebut mengisap rakak kretek. Rasia Odd perakak berat dan perakak keseluruhan yang mengalami Perdarahan Intraserebral adalah 0,33 · [95% Interval Kepercayaan 0,15-0,77; P<0,05] dan 0,40 [957. Interval Kepercayaan 0,20-0,77; P<0,05], sedangkan untuk bekas perakak 0,59 [95% Interval Kepercayaan 0,25-1,43;P>0,05] dan perakak ringan 0,59 [95% Interval Kepercayaan 0,22-1,56;P>0,05]. Hasil-hasil tersebut praktis sama apabila kasus-kasus hipertensi dikeluarkan. Kesimpulan: Pada penderita GPDO, yang mempunyai derajat kebiasaan merokok berat, kemungkinan mengalami Infark Iskemik lebih besar daripada Perdarahan Intraserebral.

Smoking is a risk factor for Cerebral Vascular Disorders [GPDO] and it is known that there is a strong correlation between smoking and Ischemic Infarction. However, the correlation between peacock and intracerebral hemorrhage is still unclear. Objective: to study the relationship between peacock nutmeg and intracerebral hemorrhage. Hetade: Research has been carried out on cases of cockroaches in male and female GPDO sufferers in the neurological care ward of Cipta Hangunkusuma General Hospital during 1991. After the type of GPDO was confirmed by CT Scan, interviews were conducted on the sufferers themselves or one of their closest relatives. The existing data was analyzed using Rasia Odd, Mantel Haenzsel and x2 tests. Results: There were 60 sufferers of Intracerebral Hemorrhage as cases and 142 sufferers of Ischemic Infarction as cantrals in the study. 92.4% of the 119 respondents who had a history of the habit of smoking rakak for more than 11 years and 797 of these respondents smoked kretek rakak. The odds ratio for severe and overall silver who experienced intracerebral hemorrhage was 0.33 · [95% Confidence Interval 0.15-0.77; P<0.05] and 0.40 [957. Confidence Interval 0.20-0.77; P<0.05], while for former silver it was 0.59 [95% Confidence Interval 0.25-1.43; P> 0.05] and light silver 0.59 [95% Confidence Interval 0.22-1.56; P> 0.05]. The results were practically the same if hypertension cases were excluded. Conclusion: In GPDO sufferers, who have a heavy smoking habit, the possibility of experiencing ischemic infarction is greater than intracerebral hemorrhage.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Fairuz Auza
"Latar belakang: Terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia berdasarkan perbandingan data Riskesdas 2016 dan Riskesdas 2018. Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2016, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia sebesar 0,3% dengan perokok usia 10- 18 tahun mencapai 9,1%. Beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya perilaku merokokpadasiswaadalahhargadiri,tekanandalampertemanan,danpolaasuhnegatif. Metode: Studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri, tekanan dalam pertemanan, dan pola asuh negatif dengan perilaku merokok m elalui Angket Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta pada bulan November 2023.Penelitianmelibatkan160respondendarikelas10dan11diSMAN38danSMAN 90 Jakarta yang diambil secara stratified proportional random sampling. Hasil: Tidak ada hubungan yang siginifikan antara harga diri (p -value 0,725) dan pola asuh negatif (p-value 0,942) dengan perilaku merokok. Namun, ada hubungan yang signifikan antara tekanan dalam pertemanan (p-value 0,004) dengan perilaku merokok. Kesimpulan: Disarankan bagi SMAN 38 dan SMAN 90 mengadakan program peer educator terkait dampak negatif dari rokok untuk membantu mengurangi tekanan merokok dalam lingkaran pertemanan siswa.

Background: There is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia based on a comparison of Basic Health Research of the year 2016 and 2018. When compared with 2016 data, the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) shows that there is an increase in the number of teenage smokers in Indonesia by 0.3% with smokers aged 10 - 18 years reached 9.1%. Several factors behind the formation of smoking behavior in studentsareself-esteem,peerpressure,andnegativeparentingpatterns.Method:Across- sectional approach which aims to determine the relationship between self -esteem, peer pressure, and negative parenting patterns with smoking behavior through the Adolescent Behavior Questionnaire for Middle School Students in DKI Jakarta in November 2023. The research involved 160 respondents from grades 10 and 11 at SMAN 38 and SMAN 90 Jakarta using stratified proportional random sampling. Results: There is no significant relationshipbetweenself-esteem(p-value0,725)andnegativeparentingpatterns(p-value 0,942) and smoking behavior. However, there is a significant relationship between peer pressure (p-value 0,004) and smoking behavior. Conclusion: It is recommended for SMAN 38 and SMAN 90 to hold a peer educator program regarding the negative impacts of smoking to help reduce the pressure to smoke within students' circle of friends."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Fitria
"ABSTRAK
Latar belakang : Banyak penyakit yang dihubungkan dengan merokok seperti penyakit keganasan, kardiovaskuler, diabetes mellitus DM , penyakit paru obstruktif kronik PPOK , arthritis, impotensi, infertilitas, alzheimer, TB dan lain- lain. Paru merupakan organ yang banyak mengalami kerusakan berat akibat merokok. Merokok terbukti mengganggu bersihan mukosilier dan berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya TB paru. Konversi sputum merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan riwayat merokok dan keberhasilan pengobatan fase intensif tuberkulosis TB paru di RSUD.Metode : Desain penelitian menggunakan metode kohort prospektif yang dilakukan pada pasien TB paru basil tahan asam BTA positif perokok dan bukan perokok yang berkunjung ke Pelayanan Tuberkulosis Terpadu PTT yaitu poli rawat jalan dan ruang rawat inap infeksi paru RSU Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari 1 November 2015 hingga Februari 2016. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan statistical package for social sciences SPSS 20.Hasil : Total 38 subjek dibagi kedalam 2 kelompok 19 subjek perokok dan 19 subjek bukan perokok , semua subjek perokok adalah laki-laki sedangkan subjek bukan perokok terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian bulan pertama p=0,009 didapatkan subjek yang bukan perokok konversi sputum BTA berjumlah 14 orang 73,7 dan 5 orang tidak konversi, sedangkan pada subjek perokok 6 orang 31,6 yang konversi dan 13 orang 68,4 tidak konversi. Pada bulan kedua p=0,202 , lebih dari setengah jumlah subjek yang bukan perokok konversi sputum BTA berjumlah 17 orang 89,5 dan 2 orang 10,5 yang tidak konversi sedangkan pada subjek perokok yang konversi berjumlah 14 orang 73,7 dan 5 orang 26,3 yang tidak konversi.Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan merokok terhadap konversi sputum BTA bulan I.Kata kunci : TB paru, merokok, konversi sputum

ABSTRACT
Background Many diseases are associated with smoking such as malignant disease, cardiovascular, diabetes mellitus DM , chronic obstructive pulmonary disease COPD , arthritis, impotence, infertility, Alzheimer 39 s Disease, tuberculosis and others. Lung is an organ that suffered heavy damage from smoke. Smoking is proven to disrupt the ciliary mucosal clearance and it is associated with an increased risk of pulmonary tuberculosis. Sputum conversion is an important indicator to assess the success of TB treatment. This study aims to determine the relation between smoking history and the success intensive phase treatment of pulmonary tuberculosis TB at Dr Zainoel Abidin Hospital.Method This is a prospective cohort study in patients with pulmonary tuberculosis acid fast bacilli AFB positive smokers and non smokers who visited the Integrated Tuberculosis Care PTT , at outpatient and inpatient pulmonary infection RSU Dr. Zainoel Abidin hospital Banda Aceh from 28 November 2015 until 1 February 2016. The data were tested using statistical package for social sciences SPSS 20.Results A total of 38 subjects were divided into 2 groups 19 subjects with 19 subjects smokers and non smokers . All subjects smokers are male while non smoker subjects consisted of male and female. The results of the first month study p 0.009 , there are 14 non smoker subjects with AFB conversion 73,7 and 5 subjetcs without AFB conversion. Among smoking subjects there are 6 subjets 31.6 with AFB conversion and 13 subjects 68.4 without AFB conversion. In the second month p 0,202 , more than half subjects who are non smokers had AFB conversion, 17 subjects 89.5 and 2 subjects 10.5 had no AFB conversion. In smokers group there are 14 subjects 73.7 had AFB conversion and 5 subject 26.3 had no conversion.Conclusion There was a significant relation between smoking habit and the occurrence of first month AFB sputum"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Darryl Cynthia S.
"Kanker kolorektal merupakan kanker di kolon dan rektum dan termasuk kanker terbanyak keempat di Indonesia dengan insidensi sekitar 34.000 kasus setiap tahunnya. Salah satu faktor risiko kanker kolorektal adalah merokok yang mengandung banyak zat karsinogen, salah satunya nikotin. Nikotin bisa meningkatkan proliferasi sel, memicu mutasi DNA, inflamasi sistemik, dan menyebabkan stres oksidatif pada jaringan kolorektal, tetapi penelitian mengenai gambaran kebiasaan merokok pada pasien kanker kolorektal di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pasien kanker kolorektal usia 40-70 tahun di Indonesia secara spesifik di RS Cipto Mangunkusumo. Desain penelitian ini adalah potong lintang deskriptif dan penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner yang diadaptasi dari “Kuesioner Individu Riskesdas 2018” melalui Google Form kepada pasien kanker kolorektal usia 40-70 tahun yang terdata di rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo lalu hasil kuesioner tersebut dianalisis lebih lanjut. Terdapat 51 subjek penelitian yang menjawab pertanyaan kuesioner hingga selesai dan lengkap. Terdapat 17 dari 51 pasien (33,3%) yang memiliki riwayat merokok sebelumnya, 5 dari 12 pasien (41,7%) yang menghisap rokok kurang dari 10 batang per hari, 11 dari 17 pasien (64,7%) yang durasi merokoknya lebih dari 30 tahun, dan jenis rokok yang paling banyak dihisap adalah rokok kretek (41,2%).

Colorectal cancer is cancer in the colon and rectum and the fourth most common cancer in Indonesia with an incidence of around 34.000 cases each year. One of the risk factors for colorectal cancer is smoking that contains many carcinogenic, for example nicotine. Nicotine can increase cell proliferation, trigger DNA mutations, systemic inflammation, and cause oxidative stress in colorectal tissue but research regarding the description of smoking habits in colorectal cancer patients in Indonesia is still very limited. This study aims to determine the smoking habits of colorectal cancer patients aged 40-70 years in Indonesia specifically at Cipto Mangunkusumo Hospital. The design of this research was cross sectional descriptive and was carried out by distributing questionnaires adapted from the “Kuesioner Individu Riskesdas 2018” via Google Form to colorectal cancer patients aged 40-70 years who were recorded in the Cipto Mangunkusumo Hospital medical records. There were 51 research subjects who answered the questionnaire questions completely. There were 17 of 51 patients (33,3%) who had a previous history of smoking, 5 of 12 patients (41,7%) who smoke less than 10 cigarrette per day, 11 of 17 patients (64,7%) whose duration of smoking was more than 30 years, and the type of cigarette that is most often smoked is kretek cigarettes (41,2%)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Darryl Cynthia
"Kanker kolorektal merupakan kanker di kolon dan rektum dan termasuk kanker terbanyak keempat di Indonesia dengan insidensi sekitar 34.000 kasus setiap tahunnya. Salah satu faktor risiko kanker kolorektal adalah merokok yang mengandung banyak zat karsinogen, salah satunya nikotin. Nikotin bisa meningkatkan proliferasi sel, memicu mutasi DNA, inflamasi sistemik, dan menyebabkan stres oksidatif pada jaringan kolorektal, tetapi penelitian mengenai gambaran kebiasaan merokok pada pasien kanker kolorektal di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pasien kanker kolorektal usia 40-70 tahun di Indonesia secara spesifik di RS Cipto Mangunkusumo. Desain penelitian ini adalah potong lintang deskriptif dan penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner yang diadaptasi dari “Kuesioner Individu Riskesdas 2018” melalui Google Form kepada pasien kanker kolorektal usia 40-70 tahun yang terdata di rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo lalu hasil kuesioner tersebut dianalisis lebih lanjut. Terdapat 51 subjek penelitian yang menjawab pertanyaan kuesioner hingga selesai dan lengkap. Terdapat 17 dari 51 pasien (33,3%) yang memiliki riwayat merokok sebelumnya, 5 dari 12 pasien (41,7%) yang menghisap rokok kurang dari 10 batang per hari, 11 dari 17 pasien (64,7%) yang durasi merokoknya lebih dari 30 tahun, dan jenis rokok yang paling banyak dihisap adalah rokok kretek (41,2%).

Colorectal cancer is cancer in the colon and rectum and the fourth most common cancer in Indonesia with an incidence of around 34.000 cases each year. One of the risk factors for colorectal cancer is smoking that contains many carcinogenic, for example nicotine. Nicotine can increase cell proliferation, trigger DNA mutations, systemic inflammation, and cause oxidative stress in colorectal tissue but research regarding the description of smoking habits in colorectal cancer patients in Indonesia is still very limited. This study aims to determine the smoking habits of colorectal cancer patients aged 40-70 years in Indonesia specifically at Cipto Mangunkusumo Hospital. The design of this research was cross sectional descriptive and was carried out by distributing questionnaires adapted from the “Kuesioner Individu Riskesdas 2018” via Google Form to colorectal cancer patients aged 40-70 years who were recorded in the Cipto Mangunkusumo Hospital medical records. There were 51 research subjects who answered the questionnaire questions completely. There were 17 of 51 patients (33,3%) who had a previous history of smoking, 5 of 12 patients (41,7%) who smoke less than 10 cigarrette per day, 11 of 17 patients (64,7%) whose duration of smoking was more than 30 years, and the type of cigarette that is most often smoked is kretek cigarettes (41,2%)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Lesmana Putra
"Kecemasan adalah perasaan subjektif seperti rasa waswas, takut, atau antisipasi dan terdapat kewaspadaan dan sikap menghindar dari keadaan yang membuat cemas. Cemas merupakan respon psikologis primer terhadap stress. Kebiasaan merokok sendiri merupakan kegiatan yang menjadi salah satu faktor risiko penyakit mematikan tertinggi di dunia dan mempunyai efek terhadap berbagai sistem di tubuh. Kecemasan dan kebiasaan merokok memiliki hubungan timbal balik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kecemasan dengan tingkat kebiasaan merokok. Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Indonesia, Depok pada bulan Juni 2013 hingga bulan Juli 2013.
Penelitian dilakukan dengan disain crosss-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang telah setuju mengikuti penelitian. Jumlah subyek penelitian adalah 97 mahasiswa. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai kebiasaan merokok mahasiswa, dan Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
Hasil penelitian menunjukkan 53% mahasiswa memiliki kecemasan dan 53% mahasiswa merupakan perokok berat. Analisis bivariat terhadap kecemasan dan tingkat kebiasaan merokok subyek menunjukkan hasil p=0,983. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara antara tingkat kebiasaan merokok dan cemas. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan mengingat lebih dari setengah responden memiliki kecemasan.

Anxiety is a subjective feeling like anxious, afraid or anticipation for situation that make anxious. Smoking is one risk factor for deadly disease and has effect on many different systems in our body. Anxiety and smoking have a connection. This research is conducted to find out whether there is a connection between smoking and anxiety. This research was conducted on university of Indonesia?s students in June to July 2013.
This research design's is cross-sectional. The data is gathered by giving approved students a questionnaire which they would fill in. The number of subjects of this research is 97. The questionnaire is filled with question about students smoking behavior and Zung?s Self Rating Anxiety Scale.
The results shows that 53% students had anxiety and 53% students was a heavy smoker. The bivariat analyst between anxiety and students smoking behavior showed p=0,983. The score showed that there is no relationship between anxiety and the smoking heavyness. Nevertheless, further research need to be conducted because more than half respondent have anxiety.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Cinthya Theresia
"The Smoking behavior is one of the biggest public health threats in the world. Wherever, whenever, and anyone can smoke, not exception the police in National Traffic Management Center Police of Republik Indonesia. (NTMC Polri). This research was conducted to find out the relationship of the factors that increase the success of quit smoking of in NTMC Polri. This descriptive study using a cross-sectional study design and are semi-quantitative from 51 police who become the respondents. The results showed that there is a significant relationship between a predisposing, enabling, and reinforcing factors and the success of quit smoking from the police in NTMC Polri. Control and explicit sanctions needs to be enhanced so that the smoke free workplace program in NTMC Polri runs well and can create a favorable environment to quit smoking.

Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Dimanapun, kapanpun, dan siapapun dapat merokok, tak terkecuali polisi di National Traffic Management Center Polisi Republik Indonesia (NTMC Polri). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk berhenti merokok dengan keberhasilan berhenti merokok pada polisi di NTMC Polri. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain studi cross-sectional dan bersifat semi kuantitatif, pada 51 polisi yang menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi, pemungkin, penguat dan keberhasilan berhenti merokok pada polisi di NTMC Polri. Pengawasan dan sanksi yang tegas perlu ditingkatkan supaya program Kawasan Tanpa Rokok di NTMC Polri berjalan dengan baik serta dapat menciptakan lingkungan yang baik untuk berhenti merokok.
"
Universitas Indonesia, 2015
S60878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Suryadinata Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan faktor predisposisi, penguat dan pemungkin dengan kebiasaan merokok siswa-siswi SMK Bunda Kandung di Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis yang bersifat cross sectional. Uji statistik chisquare yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi, penguat dan pemungkin dengan kebiasaan merokok siswa-siswi SMK Bunda Kandung Jakarta Selatan. Uji statistik chisquare digunakan untuk melihat variabel independen mana yang berhubungan dengan kebiasaan merokok siswa-siswi SMK Bunda Kandung Jakarta Selatan. Sampel penelitian berjumlah 87 orang siswa-siswi dari 660 orang siswa-siswi SMK Bunda Kandung Jakarta Selatan. Pengambilan sampel menggunakan metode cluster sampling yaitu jumlah sampel penelitian yang diambil pada masing-masing kelompok kelas berdasarkan rumus cluster sampling. Instrumen dikembangkan dari teori perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, pengetahuan tentang merokok, sikap terhadap merokok, keterpaparan iklan rokok oleh media cetak dan elektronik, keterpaparan kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan rokok, kemudahan untuk memperoleh rokok, praktek merokok teman sebaya, perilaku merokok dari orang tua dan kontrol guru. Dari hasil penelitian, uji statistik chisquare menghasilkan lima variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan kebiasaan merokok, yaitu ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (p = 0,002) < 0,05 (OR = 10,214), pengetahuan tentang merokok (p = 0,042) < 0,05 (OR = 3,122), sikap terhadap merokok (p = 0,000) < 0,05 (OR = 10,074), praktek merokok teman sebaya (p = 0,000) < 0,05 (OR = 7,422) dan perilaku merokok dari orang tua (p = 0,028) < 0,05 (OR = 3,030). Sedangkan variabel umur, keterpaparan iklan rokok oleh media cetak dan elektronik, keterpaparan kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh perusahaan rokok, kemudahan untuk memperoleh rokok dan kontrol guru. tidak mempunyai hubungan yang bermakna.

This study aims to prove the hypothesis of an association of predisposing factors, reinforcing and enabling the smoking habits of vocational school students Bunda Kandung in South Jakarta. The method used was a descriptive analysis cross sectional. Chi-square statistical test used to analyze the relationship between predisposing, reinforcing and enabling the smoking habits of vocational school students Bunda Kandung in South Jakarta. Chi-square statistical test is used to see where the independent variables related to smoking habits of vocational school students Bunda Kandung in South Jakarta. Sample was 87 students from 660 vocational school students Bunda Kandung in South Jakarta. Sampling using a cluster sampling method, namely the amount of sample taken at each class group by cluster sampling formula. The instrument was developed from the theory of health related behaviors. The variables examined in this study were age, gender, smoking knowledge, attitudes toward smoking, exposure to cigarette advertising by print and electronic media, activity events sponsored by tobacco companies, the ease of obtaining cigarettes, the practice of smoking peers, behavior smoking from parents and teachers control. From the research, the chi-square statistical test yielded five independent variables that have a significant relationship with smoking behavior, ie there is a significant association between the sexes (p = 0.002) < 0.05 (OR = 10.214), smoking knowledge (p = 0.042) < 0,05 (OR = 3.122), attitudes towards smoking (p = 0.000) < 0.05 (OR = 10.074), the practice of smoking peers (p = 0.000) < 0.05 (OR = 7.422) and smoking behavior of parents (p = 0.028) < 0.05 (OR = 3.030). While the variables of age, exposure to cigarette advertising by print and electronic media, activity events sponsored by tobacco companies, the ease of obtaining cigarettes and teacher control. not have a meaningful relationship."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksi Wijayanti
"Menopause merupakan suatu Menopause merupakan suatu kondisi fisiologis normal yang umumnya terjadi pada usia 44,6 sampai dengan 52 tahun. Adanya pengaruh genetik, autoimun, iatrogenic dan idiopatik diduga dapat menyebabkan menopause terjadi lebih cepat. Kondisi ini berkaitan dengan infertilitas dan peningkatan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status merokok dengan kejadian menopause dini di Indonesia tahun 2012. Penelitian dilakukan menggunakan disain cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 melibatkan 4.973 perempuan usia 45-49 tahun. Untuk menguji hubungan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan regresi cox.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perempuan perokok berisisko 1,5 kali untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok setelah dikontrol dengan penggunaan kontrasepsi hormonal (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, nilai p = 0,052).

Menopause is physiological condition which usually occurs at 44,6 to 52 years. The influence of genetic, autoimmune, infection, and idiopathic thought to cause early menopause. This condition is associated with fertility and increased risk of non communicable disease and mortality.
The objectives of present study is to investigate the association between smoking status and early menopause in Indonesia year 2012. A cross-sectional study of IDHS data analysis was conducted on 4973 Indonesian women, ranging in age between 45-49 years. We applied cox regression analyses (crude and adjusted prevalence ratio (PR)) to examine the association between smoking status and early menopause.
This study shows that women smokers 1,5 times the risk for early menopause compared with non smokers after controlled use of hormonal contraceptives (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, p value = 0,052).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Benazir
"Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di Indonesia meningkat setiap tahun. Rokok dapat menjadi salah satu awal untuk menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia tahun 2011. Studi cross-sectional ini merupakan analisis data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011 oleh Puslitkes UI dan Badan Nasional Narkotika Nasional. Hasil penelitian menggambarkan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa sebesar 2,3%. Terdapat interaksi antara . Responden  perempuan pernah merokok berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,3 kali (95% CI 2,3-4,7), sedangkan  responden perempuan perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,4 kali (95% CI 2,1-5,4) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba, setelah dikontrol oleh variabel kovariat tingkat pendidikan, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Responden laki-laki perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 2,9 kali (95% CI 1,1-8,2) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba setelah dikontrol oleh variabel kovariat jenis kelamin, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Kebiasaan merokok memiliki hubungan signifikan dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa, sehingga upaya preventif dan promotif terkait bahaya rokok dan narkoba harus terus ditingkatkan.

Smoking Habit and Drug Abuse Among Student and College Students in 16 Provinces, in Indonesia 2011

 

Drug abuse among students and college students in Indonesia has been increasing each year. Smoking is one of gateway to drug abuse. This study aims to understand the assocation between smoking habit and drug abuse among students and college students in 16 provinces in Indonesia 2011. This is a cross-sectional study using secondary data  from National Survey Development of Drug Abuse and Trafficking on Students and College Students in Indonesia 2011. Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011”  by Pusltikes UI and National Anti Narcotic Agency . Result shows prevalence of drug abuse among students and college students are 2,3%. There is association between smoking and drug abuse with sex as modifier. In women, odds ever smoke are 3,3 times (95% CI 2,3-4,7) and odds current smoke are 3,4 times (95% CI 2,1-5,4) than men who never smoke to do drug abuse. In men, odds ever smoke are 0,6 times (95% CI 0,6-3,7) and odds current smoke are 2,9 times (95% CI 1,1-8,2) than men who never smoke to do drug abuse. Smoking habit has asociation with drug abuse among students and college students, therefore  we should do more promotif and preventif action related to danger of smoking and drug abuse."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>