Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85302 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luksi Paryatno
"Evaluasi kegiatan webinar dilakukan Pusdiklat Perdagangan untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu diperbaiki untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik. Evaluasi dilakukan terhadap peserta webinar. Sampel diambil dengan non probability sampling, yaitu purposive sampling yang berjumlah 36 responden dengan menggunakan kuesioner melalui survei online. Evaluasi layanan dilakukan dengan pendekatan service quality (servqual) terhadap empat dimensi pelaksanaan webinar, yaitu promosi, pelaksana, narasumber, dan materi. Hasil analisis dengan pendekatan importance performance matrix analysis (IPMA) membagi dimensi dan indikator ke dalam empat kuadran. Hasil menunjukkan bahwa narasumber dan materi adalah dua dimensi yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi dan kinerja yang baik, yaitu berada pada kuadran 2; dimensi promosi telah mempunyai kinerja yang sangat baik meski tidak mempunyai kepen tingan yang tinggi ; sedangkan dimensi pelaksana/pelaksanaan menjadi dimensi yang harus diperbaiki karena memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, tetapi kinerja yang rendah. Temuan lain yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan webinar adalah peran pemandu acara yang harus aktif memahami dan memenuhi kebutuhan peserta selama kegiatan webinar berlangsung. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan webinar, penyelenggara harus dapat memilih dan mempersiapkan pemandu acara yang memahami materi, karakter peserta, dan kebutuhan peserta webinar"
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2022
371 TEKNODIK 26:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ester Marini
"Dengan adanya Kebijakan Pemerintah mengenai Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 Tahun 2007 mengenai Pedoman Manajerial PPI dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 tahun 2007 mengenai Pedoman PPI diharapkan semua rumah sakit dapat mengimplementasikannya dengan penanggungjawab adalah Organisasi PPI yaitu Komite PPI. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati telah melaksanakan Program PPI sejak tahun 1989 dan pada tahun 2013 mendapatkan akreditasi baik versi Nasional maupun internasional namun angka Healthcare Associated Infections (HAIs) masih tinggi. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi RSUP Fatmawati untuk terus meningkatkan kinerja agar mutu pelayanan meningkat. Untuk memperoleh kinerja yang baik dalam program PPI diperlukan sistem keuangan, sumber daya dan pelaksanaan program kerja yang baik sehingga pasien dan petugas merasa aman karena terhindar dari kejadian infeksi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan Balanced Scorecard. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed method).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan PPI yang ada belum mengatur semua aspek PPI sehingga menimbulkan ketidakpahaman rumah sakit sebagai pelaksanaan program seperti Infection Control Risk Assesment dan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba. Dalam struktur organisasi PPI RSUP Fatmawati juga belum sesuai dengan Pedoman Manajerial PPI. Untuk kinerja perspektif pelanggan sudah cukup baik dengan tingkat kesetujuan sebesar 74,6% namun masih memerlukan perbaikan pada kondisi fisik bangunan yang tidak sesuai standar. Kinerja perspektif proses internal sudah cukup baik dengan tingkat kesetujuan 80,74% namun beberapa upaya pencegahan HAIs belum dilaksanakan optimal. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sudah cukup baik dengan tingkat kesetujuan 75,34% namun perlu meningkatkan kompetensi 4 perawat PPI serta perlu pelatihan PPI untuk semua petugas kesehatan. Kinerja perspektif finansial juga cukup baik dengan tingkat kesetujuan 72,56% namun perlu mendapatkan perhatian mengenai penambahan anggaran untuk pelatihan PPI dan penyesuaian insentif perawat PPI dengan kinerja.
Saran yang dapat dilaksanakan yaitu revisi kebijakan PPI, restrukturisasi Komite PPI, melakukan kajian resiko pengendalian infeksi, pertemuan rutin untuk membahas pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya penurunan angka HAIs, pelatihan untuk perawat PPI yang baru serta pelatihan untuk semua petugas kesehatan dan perlu disusun kebijakan mengenai jenjang karir dan jabatan perawat PPI.

Government Policy on Infection Prevention and Control (IPC) Program which are the Minister of Health Decree No. 270/2008 about Guidelines for IPC Managerial and the Minister of Health Decree No. 382/2007 about Guidelines of Infection Prevention and Control states that all hospitals should implement the IPC Program with the charge is the IPC Organization named IPC Committee. Fatmawati General Hospital has conducted IPC Program since 1989 and accredited in 2013 for both versions National and International but the numbers of Healthcare Associated Infections (HAIs) is still high. And this is certainly a concern for Fatmawati General Hospital in order to continuously improve the services quality. To obtain good performance in IPC program required the financial system, resources and programs implementation that work well so patient and attendant satisfied not being infected. The approach can be used to improve the performance of the four aspects is the Balanced Scorecard. This research is a descriptive analytical quantitative and qualitative approach (mixed method).
The results showed that the IPC policy is not set all the aspects of IPC, such as the implementation of Infection Control Risk Assessment and Antimicrobial Resistance Control. The organization of the IPC in Fatmawati General Hospital has not fulfilled the criteria on IPC Managerial Guideline. For the performance of the customer perspective is quite good with the level of agreement of 74.6% but still need improvement in the physical condition of the building. The performance of internal process perspective is good with 80.74% level of agreement but some HAIs preventive measures have not been implemented optimally. The performance of Learning and Growth perspective is good enough with 75.34% level of agreement but need to improve the competence of 4 IPC nurses with training and also for all hospital workers. And performance of financial perspective is also quite good with 72.56% level of agreement but need in concern about budget for IPC trainings and the incentives of IPC nurses calculated with their performance.
Suggestions that can be implemented are revision of IPC policy, restructuring IPC committee, implement infection control risk assessment, conduct regular meetings to discuss the infection prevention and control in particular for reduction of HAIs rates, IPC training for new IPC nurses and other hospital workers and develop the policy for the career and their position.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Arfasia
"Badan Layanan Umum (BLU) merupakan instansi pada lingkungan pemerintah yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan keleluasaan dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas. Status BLU pada pelayanan pendidikan merupakan impelementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai langkah untuk mengubah status setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Berbadan Hukum. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi informasi kinerja dan tata kelola universitas yang berubah status menjadi BLU. Objek studi pada penelitian kali ini adalah UPNVJ yang merupakan unit kerja pelayanan pendidikan yang baru saja berubah status menjadi BLU. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan data yang diperoleh melalui dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi kinerja UPNVJ belum menunjukkan hubungan logis. Lebih lanjut, indikator kinerja tidak menunjukkan keselarasan karena kinerja yang dilaporkan tidak mengacu kepada renstra selaku perencanaan kinerja. Sementara itu, output yang dihasilkan tiap aktivitas UPNVJ masih berorientasi kepada kuantitas upaya sehingga outcome hanya sebatas pada penyampaian layanan (service-delivery outcome). Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan wawasan praktis terkait evaluasi informasi kinerja dan tata kelola walaupun studi kasus yang dilakukan memiliki keterbatasan.

Public Service Agency is a governmental agency that formed with the aim of improving public services by providing flexibility in financial management based on economic and productivity principles. Public service agency status in education services given as implementation of Merdeka Belajar Kampus Merdeka policy that was echoed by the Ministry of Education Culture Research and Technology as a step to change the status of every public universities becomes Legal Entity. This research is aims to evaluating performance information and university governance that has changed status as public service agency. The object of this research study is UPNVJ which is an education service unit that recently has changed its status becomes public service agency. This study applied case study research strategy with qualitative descriptive approach, with data collected through documents and interviews. The results explain that UPNVJ's performance information do not not show a logical relationship. Furthermore, the performance indicators do not show alignment because the reported performance not refer to the strategic plan. Meanwhile, the output produced by each UPNVJ activities still oriented towards the quantity of effort so that the outcome limited to service-delivery outcome. The results of this study are expected to provide practical insights regarding the evaluation of performance and governance information, despite the case studies conducted have limitations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurlaili
"Masalah sosial yang tidak pernah selesai di Kabupaten Lombok Tengah menjadikan jumlah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) menjadi semakin tinggi setiap tahunnya, sehingga penertiban PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) ini semakin tidak maksimal. Terkait itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi atau menilai kinerja Dinsos Kab. Loteng dalam rangka pengembangan organisasi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab. Evaluasi kinerja Dinsos Loteng diawali dengan analisis kinerja organisasi sektor publik dengan indikator input, output dan outcomes kemudian dilanjutkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari organisasi Dinsos Loteng dengan model 7S McKinsey framework, faktor-faktor tersebut berupa analisis struktur, strategi, sistem, gaya kepemimpinan, keahlian dan keterampilan, sumber daya manusia, dan nilai bersama. Pendekatan penelitian ini menggunakan post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Penelitian ini menghasilkan bahwa kinerja Dinsos Kabupaten Lombok Tengah ini masih perlu dioptimalkan, khususnya dalam faktor strategi, sistem, dan SDM (Sumber Daya Manusia), karena minimnya SDM (Sumber Daya Manusia) menjadikan perencanaan strategi dan sistem dilakukan seadanya tanpa ada inovasi ataupun perbaikan dari organisasi, sehingga efisiensi dalam bekerja menjadi sangat kurang dan akhirnya berdampak pada pelayanan yang tidak efektif. 

The never-ending social problems in Central Lombok Regency mean that the number of PMKS (Persons with Social Welfare Problems) is getting higher every year, so that controlling PMKS (Persons with Social Welfare Problems) is increasingly less than optimal. Related to this, this research aims to evaluate or assess the performance of the District Social Service. Attic in the context of organizational development to increase the effectiveness and efficiency of the organization in carrying out its responsibilities. Evaluation of the performance of the Attic Social Service begins with an analysis of the performance of public sector organizations with indicators of input, output and outcomes, then continues with the factors that influence the performance of the Attic Social Service organization using the 7S McKinsey framework model, these factors are in the form of analysis of structure, strategy, system, style leadership, expertise and skills, human resources, and shared values. This research approach uses post-positivist data collection techniques through in-depth interviews and literature study. This research shows that the performance of the Central Lombok Regency Social Service still needs to be optimized, especially in strategy, system and HR (Human Resources) factors, because the lack of HR (Human Resources) means that strategic and system planning is carried out as is without any innovation or improvement. organization, so that efficiency in work becomes very less and ultimately results in ineffective service."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangandar Febritson
"Skripsi ini membahas mengenai praktik pengukuran dan pengevaluasian kinerja, penyusunan laporan kinerja, dan pemanfaatan laporan kinerja untuk peningkatan kualitas kinerja dengan perspektif terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang ditinjau dari aspek tujuan dan manfaat, proses, indikator yang diukur, serta memaparkan hambatan-hambatan dalam penggunaan dan pelaporan pengukuran kinerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus terhadap Kementerian ESDM. Pengumpulan data dilakukan dengan penelaahan dokumen LAKIP dan wawancara.
Tujuan utama Kementerian ESDM melakukan penyusunan, pengukuran dan pengevaluasian kinerja adalah untuk pelaporan eksternal dan kepatuhan. Proses pengukuran dan pengevaluasian kinerja serta penyusunan laporan kinerja Kementerian ESDM secara umum telah sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku dan teori langkah teknis penyusunan, pengukuran dan pengevaluasian kinerja yang ada. Namun, untuk pengukuran outcome masih mengalami berbagai kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat dalam proses pengukuran dan pelaporan kinerja.

This thesis discusses about the practice of measurement and evaluation performance, preparation of performance reports, and use of performance reports for performance improvement with the perspective of Government Accountability Implementation that viewed from aspect of purpose and benefit, process, indicators are measured, and explain the obstacles in the use of performance measurement and reporting. This research use qualitative approach with case study method in Ministry of Energy and Mineral Resources. Data collection use document review and interview.
Main purpose of Ministry of Energy and Mineral Resources doing preparation of performance reports, performance measurement and evaluation is for external reporting and compliance. Generally preparation of performance reports, performance measurement, and performance evaluation process is in line with regulations and legislation applicable and theory. Nevertheless, the measurement of outcome still encounter many problems because several factors that hinder the process of measuring and reporting performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Kristi Rosly
"ABSTRAK
Terlambatnya penyelesaian proyek serta dibarengi dengan meningkatnya total biaya melebihi anggaran mengindikasikan lemahnya fungsi pengendalian dalam suatu proyek. Hal ini dapat diatasi dengan membangun suatu mekanisme yang dapat memantau dan mengendalikan kinerja proyek secara multidimensi. Dimensi yang dimaksud adalah biaya, cakupan penyelesaian pekerjaan dan durasi pekerjaan. Mekanisme ini dapat dibangun dengan pendekatan Earned Value Management EVM . Dengan pendekatan ini, manajemen proyek dapat mengukur capaian kinerja secara menyeluruh, yakni tidak hanya dalam hal efisiensi biaya, melainkan efisiensi waktu dan cakupan kerja yang dihasilkan dengan sumberdaya yang telah direncanakan. Selain berfungsi sebagai alat ukur kinerja, pendekatan ini juga dapat dijadikan instrumen untuk melakukan perkiraan kinerja pada masa mendatang. Dengan memprediksi berapa total biaya maupun durasi yang akan dihabiskan bila proyek berjalan pada tingkat efisiensi saat ini, maka manajemen proyek dapat segera melakukan tindakan-tindakan perbaikan sebelum risiko yang diprediksi terjadi secara aktual. Selain dengan pendekatan EVM, prediksi terhadap kinerja proyek di masa mendatang juga dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen statistik berupa deret waktu. Dengan berasumsi bahwa pola kinerja masa lalu masih akan berulang pada masa mendatang, maka pola kinerja proyek yang tertuang ke dalam alur deret waktu dipandang sebagai acuan peramalan yang memadai. Dengan menggunakan kedua pendekatan itu, maka diharapkan manajemen proyek memiliki dasar penilaian yang terukur untuk menentukan setiap tindakan dalam tata kelola proyek yang efektif dan efisien.

ABSTRACT
Project completion tardiness and the increasing of total cost over the project base line indicate poor monitoring and controlling function in the project. This could be handled by establishing a mechanism of multidimensional project control system. Multidimensional implies the project performance monitoring coverage is over several constraints, such as cost, schedule and work scope. This mechanism could be put together in an approach called Earned Value Management EVM . By using this methodology, project management would be able to measure its performance comprehensively, not limited to cost efficiency solely, it also enables them to optimize the schedule and work scope completion as planned. In addition to controlling function, this approach could also be used to forecast the future performance. By predicting how much the total cost and total duration would be needed to accomplish the works if the project runs at a certain efficiency rate, management would be able to initiate some corrective actions, hence prevent the risks from happening. Besides EVM, in order to forecast the future project performance, there is another approach could be undertaken ndash it is Time Series forecasting. Assuming that the past performance would still be repeating in the future, it could be perceived as a good predictor. By using these two methodologies ndash EVM and Time Series forecasting, the project management would have sufficient measureable instruments to guide their effective and efficient project management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Sopiana Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh job design dan work engagement terhadap performance pada karyawan kantor pusat di PT Federal International Finance, Jakarta Indonesia sebagai salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia. Teori yang digunakan untuk job design dalam penelitian ini adalah Hackman dan Oldham (1975), untuk performance menggunakan Aguninis (2009), dan work engagement dari Schaufeli (2006). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 132 orang karyawan PT. Federal International Finance yang diambil menggunakan teknik non-probability purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi, regresi berganda dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan mediasi diantara variabel. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan dalam kategori sedang antara job design dan performance, korelasi yang positif antara job design dan work engagement, dan korelasi positif juga antara work engagement dan performance. Analisis regresi sederhana mengindikasi bahwa job design merupakan prediktor work engagement signifikan, serta job design dan work engagement masing-masing prediktor untuk performance yang signifikan. Hasil sobel test memberi bukti bahwa pengaruh tidak langsung terhadap performance melalui work engagement signifikan secara statistik. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh job design secara signifikan terhadap performance secara langsung dan pengaruh yang signifikan juga dengan adanya work engagement sebagai variabel yang memediasi.

This study aims to analyze the effect of job design and work engagement on performance on employees at PT Federal International Finance, Jakarta Indonesia as one of the largest finance companies in Indonesia. Theories used for job design in this study are Hackman and Oldham (1975), for performance using Aguninis (2009), and work engagement from Schaufeli (2006). This study used a quantitative method with a sample of 132 employees of PT. Federal International Finance is taken using a non-probability purposive sampling technique. This study used correlation analysis, multiple regression and multiple tests to examine the direct effect and mediation between variables. Correlation test results showed that there was a positive correlation and in the medium category between job design and performance, a positive correlation between job design and work engagement, and a positive correlation also between work engagement and performance. Simple regression analysis indicated that job design is a significant predictor of work engagement, as well as job design and work engagement of each predictor for significant performance. The sobel test results provided evidence that the indirect effect on performance through work engagement is statistically significant. The results of this study showed that there is a significant influence of job design on performance directly and a significant effect also on the presence of work engagement as a mediating variable."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Adinnugraha Julyusputra
"Leaderonomics bergerak di industri pelatihan dan pengembangan profesional yang sedang mengalami disrupsi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan pandemi. Disrupsi ini menyebabkan pemain lama di industri tersebut terancam posisinya oleh pemain baru dengan teknologi atau pelayanan yang lebih baik. Leaderonomics tidak bebas dari ancaman tersebut dan berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan transformasi digital. Usaha tersebut terwujud dalam pembentukan Leaderonomics Digital (LD) sebagai penyedia teknologi untuk aktivitas pelatihan dan pengembangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah transformasi digital tersebut telah tepat dilakukan ditinjau dari kondisi industri pelatihan dan pengembangan profesional, performa LD dari perspektif finansial dan operasional, serta tercapainya competitive differentiation ditinjau dari rantai nilai LD. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembentukan LD telah tepat dilakukan, performa finansial LD masih belum sesuai harapan, dan competitive differentiation masih belum tercapai dikarenakan pemasaran yang tidak efektif.

Leaderonomics is in the professional training and development industry which is currently experiencing disruption because of technological development and the pandemic. This disruption causes established players in the industry to be threatened by new competitors who can provide better technology or service. Leaderonomics is not free from such threat and seeks to adapt to this development through its effort to carry out digital transformation. This effort was manifested in the formation of Leaderonomics Digital (LD) as technology provider for training and development activities. This study was conducted to analyze whether digital transformation is the proper choice in terms of the conditions of the professional training and development industry, LD performance from financial and operational perspective, and the achievement of competitive differentiation in terms of LD value chain. The result of the analysis carried out in this study found that the formation of LD is the proper choice in regards to the industry’s conditions, LD’s financial performance hadn’t met expectations, and competitive differentiation has not been achieved due to ineffective marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andyas Mukti Pradanarka
"Sebagai bagian dari Kepolisian Republik Indonesia, salah satu tugas Direktorat Polisi Udara (Ditpoludara) adalah melakukan kegiatan patroli udara, memberikan dukungan operasional kedirgantaraan pada internal Polri serta dukungan eksternal pada Kementerian atau Lembaga Negara (K/L). Berdasarkan alokasi sumber daya yang tersedia, Ditpoludara harus mampu menjalankan tugasnya secara efisien. Penelitian ini mengukur efisiensi kinerja dukungan Ditpoludara pada 19 Bawah Kendali Operasi (BKO) Kepolisian Daerah (Polda), dimana sebagai Decision Making Unit (DMU) dengan menggunakan Data Envelopment Analysis(DEA). Jumlah alat material khusus (almatsus), personel, dan kegiatan maintenance sebagai variabel input. Kegiatan patroli udara, dukungan operasi bagi internal Polri, dan eksternal pada K/L sebagai variabel output. Pengukuran efisiensi kinerja dengan menggunakan DEA bersifat relatif, dimana bila ada penambahan DMU, maka perlu dilakukan pengukuran ulang. Oleh karena itu, perlu diintegrasikan dengan Artificial Neural Network (ANN) untuk membangun model prediksi atau estimasi pengukuran efisiensi, sehingga tidak memerlukan perhitungan ulang ketika terdapat penambahan DMU. Dengan menggunakan DEA Model BCC dengan input-oriented, diperoleh hasil bahwa 7 dari 19 BKO Polda inefisien. Model prediksi ANN yang digunakan memiliki arsitektur 6-1-1, dengan menggunakan dua metode cross-validation, yaitu 10-Folds dan Leave-One-Out (LOOCV). Dalam mengklasifikasikan DMU yang efisien dengan benar, LOOCV lebih baik daripada 10-Folds.

The Air Police, a division of the Indonesian National Police, is responsible for air patrol activities and providing aerospace operational support to both internal Police units and external Ministries or Agencies. This research aims to assess the efficiency of Air Police support across 19 Regional Police Under Operational Control (UOC) as Decision Making Units (DMUs) using Data Envelopment Analysis (DEA). Inputs include special material tools, personnel, and maintenance activities, while outputs encompass air patrol activities, operational support for internal Police units, and external support to Ministries/Agencies. DEA measures performance efficiency comparatively, necessitating re-measurement when additional DMUs are introduced. To mitigate this, an Artificial Neural Network (ANN) is integrated to construct prediction models for efficiency estimation without requiring recalculations for additional DMUs. Utilizing the input-oriented DEA Model BCC, the research identifies 7 out of 19 UOC Regional Police as inefficient. The ANN prediction model adopts a 6-1-1 architecture and employs two cross-validation methods: 10-Folds and Leave-One-Out (LOOCV). LOOCV outperforms 10-Folds in accurately classifying efficient DMUs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Christian
"ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya produk reksadana saham (yang ditandai dengan meningkatnya alternative produk dan manajer investasi/MI yang mengelola assetnya) dan juga dengan jatuhnya pasar modal di tahun 2008, evaluasi kinerja dari reksadana yang dikelola MI menjadi semakin penting. Karya akhir ini mengevaluasi 23 produk reksadana saham yang mewakili 79% dari total asset yang dikelola para MI pada periode Bullish (pasar naik) dan Bearish (pasar menurun).
Hasil evaluasi secara adjusted risk return mengindikasikan korelasi positiv yang signifikan antara ranking Sharpe Index dan Treynor Index. Dengan hasil return positiv pada hampir semua produk reksadana saham yang dievaluasi pada periode Bullish dan negativ pada periode Bearish. Berdasarkan evaluasi Jensen?s Alpha tidak ditemukan adanya produk reksadana saham yang memiliki kemampuan outperform terhadap Index secara significant. Dan begitu pula dengan evaluasi menggunakan Treynor dan Mazuy model ditemukan bahwa ke-23 produk reksadana saham yang dievaluasi tidak memiliki kemampuan market timing dan security selection yang signifikan.

ABSTRACT
Align with the increase of equity mutual fund investment (which indicated by more alternative equity mutual fund products available & also the investment manager who managed it) and also with the fall of stock market in 2008, the importance of mutual fund performance evaluation is increase. This thesis evaluates 23 equity mutual fund products that represents 79% of total assets that was managed by investment manager during Bullish and Bearish period.
The result of evaluation indicates positive & significant correlation was found on sharpe & Treynor index rank. With positive return was found on almost every mutual fund products in Bullish period and negative return on Bearish period. Based on Jensen?s Alpha evaluation it was not found any mutual fund product that outperform index significantly. The finding is similar using Treynor and Mazuy model that it is not observed that the market timing & security selection available in equity mutual fund.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26609
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>