Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Emil Shobibarrizqi
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana praktik istighosah di Pondok Pesantren Darul Ullum Jombang berperan dalam membentuk kesejahteraan diri (self well-being) para santri dan alumni. Istighosah, yang umumnya dipahami sebagai ritual spiritual untuk memohon pertolongan kepada Tuhan, dalam konteks pesantren ini ternyata memiliki makna dan fungsi yang lebih luas. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, wawancara mendalam, dan ebservasi partisipatif, penelitian ini mengungkap bagwa istighosah bukan hanya sarana spiritual, melainkan juga stategi coping yang efektif dalam menghadapi tekanan hidup, membangun ketenangan batin, serta mempererat relasi sosial dan identitas kolektif. Istighosah menjadi ruang bagi santri dan alumni untuk mengalami pengalaman spiritual yang mendalam, memperkuat rasa syukur, serta menciptakan koneksi baik secara vertikal (dengan Tuhan) maupun horizontal (dengan sesama). Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan lintas budaya dalam memahami kesejahteraan, serta memperkaya kajian antropologi agama dan spiritualitas dengan melihat praktik istighosah sebagai titik temu antara ritual, identitas, dan kesejahteraan dalam tradisi pesantren.

This study aims to understand how the practice of istighosah in Darul Ulum Jombang Islamic Boarding School plays a role in shaping the self well-being of students and alumni. Istighosah, which is generally understood as a spiritual ritual to ask God for help, in the context of this pesantren has a broader meaning and function. Through a qualitative approach with ethnographic methods, in-depth interviews, and participatory observations, this study reveals that istighosah is not only a spiritual tool, but also an effective coping strategy in dealing with life pressures, building inner peace, and strengthening social relations and collective identity. Istighosah becomes a space for santri and alumni to experience deep spiritual experiences, strengthen gratitude, and create connections both vertically (with God) and horizontally (with others). The results show that well-being cannot be understood as a single universal concept, but rather as a subjective experience shaped by a distinctive cultural context, beliefs, and social practices. This research emphasizes the importance of a cross-cultural approach in understanding well-being, and enriches the anthropology of religion and spirituality by looking at the practice of istighosah as a meeting point between ritual, identity, and well-being in the pesantren tradition. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iit Iriyana Mukhlisoh
"Skripsi ini membahas bagaimana perkembangan salah satu pondok pesantren tertua di Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mampu bertahan keberadaanya di tengah semakin dikekangnya keberadaan pondok pesantren oleh pihak kolonial. Usaha untuk merevitalisasi pondok pesantren dilakukan oleh salah satu pimpinan pondok tersebut yaitu K.H. Wahab Hasbullah dengan mendirikan madrasah Mubdl Fan. Hal ini bertujuan agar keberadaan pondok pesantren ini tetap menjadi tempat menggali ilmu bagi masyarakat sekitarnya. Dari awal kepemimpinan K. H. Wahab Hasbullah, pondok pesantren ini mengalami perkembangan dan pembaruan baik dari segi fisik maupun non fisik.

The focus of this study about development one of the oldest boarding school in Tambakberas, Jombang, East Java. This boarding school able to maintance its existence in the middle of the limitation by the Dutch Colonial. Efforts to revitalize the boarding school conducted by one of the leaders, K.H. Wahab Hasbullah. He built madrasah Mubdl Fan intended that the existence of the boarding school remains a place to explore the science surrounding communities. From the beginning of leadership K.H. Wahab Hasbullah this boarding school is experienced growth and change in bot physical and non-physical."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratmin
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2003
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Pesantren Darul Ulum Jombang adalah pesantren semi salaf - semi modern yang merupakan salah satu pesantren besar dan berpengaruh di Jawa Timur. Kebesaran Pesantren Darul Ulum tidak lepas peran kiai sebagai pemimpin pesantren. Pesantren Darul Ulum mengalami perkembangan yang pesat pada masa kepemimpinan K.H. As’ad
Umar, pada tahun 1985-2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kehidupan dan pemikiran K.H. As’ad Umar, bagaimana kiprah dan perannya di dunia
politik serta bagaimana upaya dan kebijakannya dalam mengembangkan Pondok
Pesantren Darul Ulum. Tesis ini disusun melalui pendekatan sejarah biografi dan
menggunakan metode historis yang mencakup heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Sumber dokumen berupa arsip didapat dari kantor sekretariat Darul Ulum,
dan dari sumber lainnya baik tertulis maupun lisan. Dari penelitian ini didapatkan hasil,
pertama, karakter dan pemikiran K.H As’ad Umar tidak bisa dilepaskan dari latar
belakang keluarganya yang santri dan pengalaman hidup yang menempanya. Ia
dibesarkan secara empiris oleh Nahdlatul Ulama baik sebagai organisasi maupun partai.
Pemikirannya sangat mempengaruhi sikap-sikapnya ketika terjun ke dunia politik dan
sekaligus membesarkan pondok pesantren. Kedua, K.H. As’ad Umar adalah seorang kiai
politisi dan jago lobi dari Jombang. Politik menjadi alat perjuangannya dan lobi sebagai
ujung tombak untuk mencapai tujuannya. Secara garis besar dalam perjalanan politiknya,
tergambar jelas bagaimana politik menjadi alat baginya untuk mendekat kepada penguasa
guna mendapatkan manfaat bagi umat Islam dan khususnya bagi dunia pesantren. Ketiga,
K.H. As’ad Umar adalah Bapak Pembangunan Pesantren. Ia adalah seorang kiai yang
menjadi motor penggerak pengembangan Pondok Pesantren Darul Ulum. Ia berhasil
mendobrak citra pesantren yang sebelumnya dikenal sebagai lembaga pendidikan
tradisional dan terbelakang menjadi modern dan maju, dengan berdirinya sekolah-sekolah
unggulan, universitas, islamic center, rumah sakit dan sebagainya, di Pondok Pesantren
Darul Ulum.

Pesantren Darul Ulum Jombang is a semi traditional-modern Islamic boarding
school which is one of the major and influential Islamic boarding schools in East Java.
The greatness of the Pesantren Darul Ulum cannot be separated from the role of the kiai
as the leader of the pesantren. Pesantren Darul Ulum experienced rapid development
during the leadership of K.H. As'ad Umar, in 1985-2010. This study aims to analyses the
background of life and thought of K.H. As'ad Umar, how was his role in politics and how
his efforts and policies to develop Pesantren Darul Ulum. This thesis is based on the
research uses a biographical historical approach and historical methods that include
heuristics, criticism, interpretation and historiography. Data is collected from written and
oral sources, such as documents and archives obtained from the Darul Ulum secretariat
office, and interviews. From this research, the findings are, first, the character and
thoughts of K.H As'ad Umar cannot be separated from his background as the santri family
and his thoroughly life experiences. He grew in the Nahdlatul Ulama environment, both
as an organization and a party. His thoughts greatly influenced his attitudes when he
entered politics and at the same time sought to develop his pesantren. Secondly, K.H.
As'ad Umar was an influential political kiai and lobbyist from Jombang. For him, politics
became the tool of struggle while lobbying was the main vanguard for achieving his goals.
Broadly speaking, in his political journey, clearly illustrated how politics became a tool
for him to approach the authorities in order to get benefits for Muslims and especially for
the pesantren. Third, K.H. As'ad Umar was the father of Pesantren Development. He was
a kiai who became the main initiator behind the development of Pesantren the Darul
Ulum. He managed to break the image of the pesantren which was previously known as
a traditional and backward educational institution to be a modern and advanced one, by
establishing excellent schools, universities, Islamic centers, hospitals and other prestigious facilities at the Pesantren Darul Ulum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Machmudi
"Pesantren merupakan basis terpenting eksistensi kyai di Indonesia. Kyai memiliki otoritas tinggi di pesantren karena pola hubungan yang cenderung bersifat patron client. Kyai menjadi figur utama di mana segala perintahnya selalu diikuti oleh para santri. Tidak hanya dalam bidang agama dalam urusan politik pengaruh kyai juga sangat kuat. Namun saat ini otoritas kyai terhadap para santri dan masyarakat mulai dipertanyakan. Apakah kyai masih memiliki pengaruh kuat terhadap para santri. Apakah pendapat satri dalam hal agama dan politik selalu harus sama dengan kyainya? Untuk dapat melihat secara komprehensif tentang perkembangan pesantren saat ini di Indonesia dan sejauhmaa pengaruh kyai terhadap para santri, penelitian di lakukan di dua pesantren besar di Jawa Timur. Dua pesantren itu adalah Pesantren Darul Ulum Jombang dan Pesantren Langitan Tuban. Pesantren Darul Ulum mewakili pesantren besar yang melakukan tranformasi dari pesantren tradisional menjadi pesantren modern sementara Pesantren Langitan merupakan pesantren besar yang tetap bertahan sebagai pesantren tradisional.

Pesantren is a typical Indonesian cultural heritage. Pesantren is also the oldest religious institutions in Indonesia and has played a significant role contributing to the development of the Indonesian nation building. Various roles in society, in the fieldof education, economic, social, religious or political have been played by the alumni of the pesantren. Currently the role of pesantren itself is being challenged by modernization that allows it to adjust with socio economics realities. In order to survive the pesantren as a traditional education in Indonesia has to change or transform in modern one. In fact this change has brought a lot impacts and consequences. Ranging from identity, authority and student-teacher relationship. This articles seeks to analysis the changing of pesantren in responding modenization and how this change affects its unieqe institutional culture. It is interesting to note that both pesantren Darul Ulum and Langitan have decline in terms of their ulama authorities as result of the fast changing society and modernization."
Singapore: Asia Research Institute of Singapore, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Baedowi
"Sikap, pemikiran dan tradisi pesantren merupakan tradisi yang terbuka, toleran, sopan dan moderat. Tradisi ini dibuktikan pesantren melalui perjalanan sejarah dan kontribusinya terhadap kehidupan bangsa dan negara. Pendekatan dalam penelitian yang digunakan adalah memberikan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang peran pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang dalam mencegah radikalisme dan fundamentalisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memberikan bukti bahwa pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang dengan sikap dan tradisi keagamaan dapat berperan dalam pencegahan paham radikalisme dan fundamentalisme, sehinga masyarakat tidak memberikan stigma bahwa pesantren adalah tempat pembibitan kaum radikal teroris Islam. Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang adalah salah satu pesantren yang mengajarkan keluhuran akhlakul karimah dan juga mengajarkan pemahaman ajaran islam yang damai, moderat dan toleran sehingga mampu mencegah pemahaman yang fundamen dan radikal.

Attitude, thought and tradition of pesantren are an open, tolerant, polite and moderate tradition. This tradition is showed by pesantren through its history and contribution to the nation life. The approach used in the study is to provide a comprehensive and in-depth description about the role of pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang in preventing radicalism and fundamentalism. The purpose of this study is to investigate and to provide evidence that the pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang with attitude and religious traditions can play a role in preventing radicalism and fundamentalism, so that public will not leave a stigma that pesantren is the nurseries of the radical Islamic terrorists. Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang is one of the pesantren that teaches good nobleness manner and also teaches understanding of the peaceful, moderate and tolerant Islamic thought so that it can prevent the understanding of fundamental and radical."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizatul Hamidiyah
"Tingginya angka pernikahan dini di Indonesia linier dengan banyaknya pernikahan dini yang terjadi di kalangan santri putri di Pondok Pesantren. Beberapa riset menunjukkan bahwa santri putri belum memiliki rencana kehidupan keluarga yang baik (belum tahu usia aman menikah, berencana memiliki anak lebih dari dua, belum mengetahui jarak kehamilan yang aman dan tidak berencana menggunakan alat kontrasepsi). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model peer education dalam intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren (usia pertama menikah, jumlah anak, jarak kehamilan dan keluarga berencana). Penelitian dilakukan menggunakan mixed method study dengan jenis exploratory sequential design. Tahap pertama penelitian dilakukan studi kualitatif untuk menyusun modul dan buku sebagai pengembangan model pada segi content. Tahap kedua dilakukan studi kuantitatif dengan desain quasi experiment with pre-post test control group design untuk menguji efek model peer education menggunakan modul yang telah disusun dalam penelitian tahap pertama sebagai pengembangan model pada segi delivery. Penelitian dilakukan di tiga jenis pondok pesantren di Jawa Timur yaitu pondok pesantren salafiah (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), pondok pesantren modern (Pondok Pesantren Al-Amien Sumenep Madura), dan pondok pesantren bentuk lainnya (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo). Waktu penelitian Desember 2022 sampai Oktober 2023. Sampel penelitian adalah santri putri berusia 15-24 tahun, telah mondok lebih dari satu tahun, dalam keadaan sehat dan selama di pesantren belum pernah mengikuti program edukasi kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga. Besar sampel sebanyak 612 responden, dengan 204 responden di setiap jenis pesantren. Pada masing-masing jenis pesantren terdapat tiga kelompok intervensi (konvensional, peer education ustadzah muda, peer education rekan seasrama) dan satu kelompok kontrol sehingga pada setiap kelompok terdapat 153 responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Generalized Linier Model Repeated Measure. Hasil penelitian menunjukkan peer education memiliki efek dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren. Peer education rekan seasrama dan peer education ustadzah muda memiliki efek setara dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga di pondok pesantren salafiah dan modern. Sedangkan peer education rekan seasrama lebih memiliki efek dalam meningkatkan intensi penyiapan kehidupan berkeluarga santri putri di pondok pesantren bentuk lain.

The high number of early marriages in Indonesia is related to the large number of early marriages that occur among female santri at Islamic boarding schools. Several studies show that female santri do not have a good family life plan (don't know the safe age for marriage, plan to have more than two children, don't know the safe space between pregnancies and don't plan to use contraception). The aim of this research was to develop a peer education model in the preparation of female santri' family life intentions in Islamic boarding schools (age at first marriage, number of children, pregnancy spacing and family planning). The research was conducted using a mixed method study with an exploratory sequential design. The first stage of the research was a qualitative study to develop modules and books as a model development in terms of content. In the second stage, a quantitative study was carried out with a quasi experimental design with pre-post test control group design to test the effect of peer education model using the modules that had been prepared in the first stage of research as model development in terms of delivery. The research was conducted in three types of Islamic boarding schools in East Java, namely Salafiah Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Lirboyo Kediri), modern Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Al-Amien Sumenep Madura), and other forms of Islamic boarding schools (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo). The research period was December 2022 to October 2023. The research sample was female santri aged 15-24 years, have been boarding for more than one year, in good health and while at the Islamic boarding school have never participated in reproductive health education programs and preparation for family life. The sample size was 612 respondents, with 204 respondents in each type of Islamic boarding school. In each type of Islamic boarding school there were three intervention groups (conventional, young ustadzah peer education, dorm mates peer education) and one control group so that in each group there are 153 respondents. Data analysis was carried out using the Generalized Linear Model Repeated Measure statistical test. The results of the research show that peer education has an effect in increasing the intention to prepare female santri for family life in Islamic boarding schools. Peer education from dorm mates and peer education from young ustadzahs have the same effect in increasing intentions to prepare for family life in salafiah and modern Islamic boarding schools. Meanwhile, peer education from dorm mates has more of an effect in increasing the intention to prepare female santri for family life in other forms of Islamic boarding schools. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Dwi Kurnia
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan spiritualitas dan regulasi diri dalam pencarian makna hidup mahasantri Pondok Pesantren Sulaimaniyah Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap tiga orang mahasantri berusia 27-30 tahun yang telah lulus dari program pendidikan tekamul di Turki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Data dihimpun melalui wawancara mendalam terhadap ketiga subjek kemudian dianalisis secara intra-subjek dan inter-subjek. Penulis menggunakan teori spiritualitas yang terdiri dari tiga dimensi hubungan individu dengan Tuhan, hubungan individu dengan diri sendiri, dan hubungan individu dengan lingkungan sosial yang diperoleh dari tinjauan pustaka terhadap karya Viktor Emil Frankl, Danah Zohar & Ian Marshall, dan kajian keislaman Nurcholish Madjid. Adapun teori regulasi diri terdiri dari tiga dimensi metakognisi (metacognition), motivasi (motivation), dan perilaku (behavior) yang dijelaskan oleh Dale Schunk. Sedangkan untuk makna hidup berdasarkan teori Viktor Emil Frankl yang terdiri dari dua dimensi yaitu keinginan untuk hidup bermakna (the will to meaning) dan kebermaknaan hidup (the meaningful of life). Hasil penelitian menunjukkan spiritualitas berperan dalam pencarian makna hidup universal subjek (ultimate meaning) berupa kesadaran bahwa Tuhan sumber segala makna kehidupan, dan regulasi diri berperan dalam pencarian makna hidup subjek yang bersifat spesifik dan unik sebab ketiga subjek memiliki makna hidup dan tujuan hidup berbeda yang perlu dicapai atau dipenuhi secara konkrit. Penghayatan subjek terhadap spiritualitas, regulasi diri, dan makna hidup dipengaruhi cara pandang masing-masing subjek yang praktis, filosofis, dan empiris dalam memandang makna hidup serta lingkungan sosial yang positif membantu mencapai kehidupan bermakna.

This study aims to describe spirituality and self-regulation in search for meaning life Sulaimaniyah’s mahasantri Islamic Boarding School Jakarta. The study was conducted on three mahasantri aged 27-30 years who had graduated from tekamul program in Turkey. The method used in this research is qualitative with intrinsic case study approach. Data were collected through in-depth interviews with the three subjects and then analyzed intra-subject and inter-subject. The author uses the theory of spirituality which consists of three dimensions of connection with God, connection with self, and connection with social environment obtained from a literature review of Viktor Emil Frankl, Danah Zohar & Ian Marshall, and Islamic studies of Nurcholish Madjid. The self-regulation theory consists of three dimensions of metacognition, motivation, and behavior described by Dale Schunk. As for the meaning life based on Viktor Emil Frankl's theory which consists of two dimensions, the will to meaning and the meaningful of life. The results of the study illustrate that spirituality plays a role in the search for the ultimate meaning in the form of awareness that God is the source of meaning of life, and self-regulation plays a role in the search for the meaning of life which is specific and unique because the three subjects have meaning in life and purpose in life that need to be achieved or fulfilled concretely. The subject's appreciation of spirituality, self-regulation, and the meaning of life is influenced by the practical, philosophical, and empirical perspectives of each subject in viewing the meaning of life and a positive social environment helping to achieve a meaningful life. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kiptiyah
"Tesis ini meneliti mengenai kebudayaan pesantren, manajemen dan perilaku santri yang berkenaan dengan kesehatan dalam konteks penciptaan dan pemeliharaan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat di pesantren. Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan, kualitas dan kuantitas sarana pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat seseorang atau masyarakat dan keadaan lingkungan hidupnya. Hal ini sebagaimana dikatakan Foster (1986) bahwa di samping faktor biologis, faktor-faktor sosial-psikologi dan faktor budaya sering memainkan peran dalam.mencetuskan penyakit Namun begitu lingkungan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kesehatan, tetapi memiliki arti penting karena sampai batas tertentu dapat dikendalikan terutama yang diakibatkan perilaku atau perbuatan manusia. Adapun kebijakan sosial dan ekonomi untuk mendapatkan makanan yang cukup, air yang sehat, atau yang membuat orang lalai bahwa peralatan-peralatan sanitasi yang tak sempurna, tradisi kebudayaan, lembaga ekonomi, sanitasi dan kebijakan lain yang mempengaruhi munculnya penyakit semuanya turut mempengaruhi kesehatan.
Pesantren sebagai salah satu elemen pendidikan juga menempatkan masalah tersebut dalam kurikulumnya, menyangkut di dalamnya kitab-kitab yang menjadi rujukan dan dipelajari serta dipergunakan di pesantren. Pesantren yang notabene merupakan lembaga pendidikan Islam tentu saja dalam praktek kesehariannya berdasarkan ajaran Islam pula. Secara universal Islampun juga mengangkat isu mengenai masalah kesehatan maupun kebersihan dan bahkan anjuran memakan makanan- minuman yang thoyyib yaitu makanan atau minuman yang bagus kualitas gizinya maupun halal cara memperolehnya. Dalam hal ini pula ada makanan yang secara tegas dilarang untuk dikonsumsi. Dalam Hadits (sumber hukum kedua setelah Alquran) dengan jelas juga dikatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman, mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah dan juga menganjurkan untuk menjaga kebersihan dengan segala usaha yang dapat dilakukan.
Pesantren memang merupakan suatu komunitas tersendiri dimana semua rambu-rambu yang mengatur kegiatan dan batas-batas perbuatan, misalnya halal-haram, wajib-sunah, baik-buruk dan sebagainya dipulangkan kepada hukum agama, dan semua kegiatan dipandang dan dilaksanakan sebagai bagian dan ibadah keagamaan dengan kata lain semua kegiatan kehidupan selalu dipandang dalam struktur relevansinya dengan hukum agama. Salah satunya dalam hal kebersihan atau kesehatan. Banyak hal-hal yang dianggap bersih dan suci oleh pesantren, karena dibolehkan oleh hukum agama tetapi tidak bersih atau tidak sehat menurut konsepsi ilmu kesehatan. Sehingga cara pandang ini tentu sangat membedakan antara komunitas pesantren dengan masyarakat "diluar" pesantren.
Masyarakat pada umumnya memberikan batasan tentang kesehatan adalah batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Kesehatan No.23 Tahun 1992, yaitu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehingga secara normatif dan sistematik meskipun pesantren telah memiliki kurikulum dan pengajaran sebagaimana tersebut diatas, namun pada kenyataannya masalah-masalah kesehatan terutama hubungan mata rantai yang telah menyebabkan munculnya penyakit dapat terjadi. Hal ini disebabkan adanya pemahaman yang berbeda antara pesantren dengan masyarakat "diluar" pesantren terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan. Masyarakat pesantren selalu mengembalikan pemahaman mereka kepada kaidah hukum Fiqh, sehingga mereka memiliki persepsi sendiri mengenai kebersihan lingkungannya terutama untuk sebagai sarana ibadah semata-mata kepada Allah SWT sehingga yang terpenting menurut pesantren adalah kesucian sarana tersebut, yaitu terbebas dari najis sehingga tidak menghalangi sahnya suatu ibadah. Hukum fiqh begitu menempati kedudukan yang dominan pada tata nilai dalam kehidupan di lingkungan pesantren. Sedangkan pengajaran mengenai fiqh ini sebagaian besar diperoleh pada kitab-kitab kuning. Kitab kuning merupakan kitab-kitab pengajaran Islam klasik, yang berbahasa Arab dan ditulis oleh para ulama abad pertengahan (7-13 Hijriah).Hal ini tentu turut menjadi pemicu terjadinya perbedaan pemahaman tentang kondisi pemeliharaan kebersihan dan kesehatan di pesantren dengan pemahaman masyarakat "diluar" pesantren. Demikian pula dengan kebudayaan pesantren dalam konteks ini yang merupakan keseluruhan pengetahuan yang dimiliki oleh komunitas pesantren dimana di dalamnya berisi perangkat-perangkat, model-model pengetahuan yang terwujud dalam perilaku, tindakan, nilai-nilai yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan mengenai kesehatan lingkungan dan masalah-masalah kesehatan yang ditimbulkannya serta pengelolaan kebijakan-kebijakan pesantren yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Disamping itu, terjadi kontradiksi (penafsiran/ pemahaman yang bertolak belakang) perilaku sehari-hari di pesantren dengan cara pandang masyarakat "diluar' pesantren mengenai kesehatan lingkungan hidup sehari-hari juga didukung oleh kurang memadainya fasilitas-fasilitas bangunan maupun tempat tinggal santri sehingga kurang mendukung terbentuknya kondisi lingkungan yang kondusif dan sehat serta nyaman untuk belajar. Kondisi ruangan, kamar mandi dan sarana sanitasi lainnya termasuk pengelolaan sampah dan sebagainya. Kondisi ini sangat mempengaruhi perilaku keseharian mereka terutama dalam upaya pemeliharaan sanitasi dan kesehatan lingkungan yang optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savito Randika Shabah
"Penelitian ini membahas tentang Budaya Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah Bandung Jawa Barat. Penulis tertarik dengan pondok pesantren tersebut karena memiliki nilai multikutural di dalam sistem pendidikannya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Darul Inayah, bagaimana praktik kebudayaan Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan mendeskripsikan apa saja bentuk dari kebudayaan Tionghoa yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung. Teori yang digunakan adalah teori multikultural dari Lawrence A. Blum dan teori pondok pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darul Inayah telah berdiri sejak tahun 2003 dan menerapkan nilai multikultural pada sistem pendidikannya. Kurikulum yang digunakan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah memadukan pendidikan diniah dengan pendidikan formal dalam sistem pembelajarannya. Santri yang terdaftar di Pondok Pesantren Darul Inayah merupakan santri yang berstatus yatim piatu dan duafa, dalam sistem manajemennya Pondok Pesantren Darul Inayah mempunyai LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) yang bertugas memfasilitasi para santri.

This study examines about the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School in Bandung, West Java. The author is interested in that the boarding school because it has multicultural values ​​in their education system. The problem formulation of this research is how the history and the development of Darul Inayah Islamic Boarding School, and how the pratices of the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School. The aim of this research is to explain and describe what forms of Chinese culture are applied in the Darul Inayah Islamic Boarding School. The research method used is literature study, interviews, observations or direct field observations. The theory used is a multicultural theory from Lawrence A. Blum and boarding school theory according to Zamakhsyari Dhofier. The results found that Darul Inayah Islamic Boarding School had been established since 2003 and applied multicultural values ​​to its education system. The curriculum used in the Darul Inayah Islamic Boarding School combines early education with formal education in its learning system. The registered Santri in Darul Inayah Islamic Boarding School are orphans. Darul Inayah Islamic Boarding School has the management system named LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) that facilitate the students."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>