Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carissa Ramadhania Oktaviani
"Kebugaran kardiorespiratori merupakan kemampuan jantung dan paru-paru untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi ke jaringan terutama otot untuk memungkinkan latihan berkelanjutan. Kebugaran kardiorespiratori mengukur kapasitas maksimal oksigen seseorang menggunakan VO₂max. Kebugaran yang rendah pada remaja dapat menurunkan konsentrasi belajar, menurunnya prestasi, juga bermanifestasi pada penyakit degeneratif di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi nilai estimasi VO₂max dengan status hidrasi, status gizi, asupan zat gizi, aktivitas fisik, dan jenis kelamin pada siswa-siswi SMA Negeri 34 Jakarta tahun 2025. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2025 kepada 99 siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 34 Jakarta yang telah memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data variabel nilai estimasi VO₂max diambil menggunakan metode Queen’s College Step Test dan untuk variabel lainnya menggunakan metode PURI (Pengambilan Urin Sendiri), kuesioner, wawancara food recall, serta pengukuran antropometri. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji korelasi dan uji t-independen. Hasil analisis menunjukkan 22,2% siswa-siswi tergolong tidak bugar. Hasil juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan asupan cairan dengan tingkat kebugaran kardiorespiratori. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan bagi sekolah untuk mengadakan pemeriksaan kebugaran rutin dan memberikan edukasi mengenai gizi seimbang dan pentingnya konsumsi air putih.

Cardiorespiratory fitness is the ability of the heart and lungs to deliver oxygen and nutrients to body tissues, especially muscles, to enable sustained physical activity. Cardiorespiratory fitness measures a person's maximum oxygen capacity using VO₂max. Low cardiorespiratory fitness in adolescents can negatively affect concentration, reduce academic performance, and increase the risk of degenerative diseases in later life. This study aims to analyze the correlation between estimated VO₂max and hydration status, nutritional status, nutrient intake, physical activity, and gender among students of SMA Negeri 34 Jakarta in 2025. This quantitative research used a cross-sectional design and involved 99 eleventh-grade students who met the inclusion criteria. VO₂max estimation was obtained using the Queen’s College Step Test, while other variables were measured using the PURI method (self collected urine test), questionnaires, food recall interviews, and anthropometric measurements. Data were analyzed using correlation tests and independent t-tests. The results showed that 22,2% of the students were classified as unfit. A significant correlation was found between cardiorespiratory fitness and gender, as well as water intake. Based on these findings, it is recommended that schools implement routine fitness assessments and provide nutrition education focusing on balanced diets and the importance of adequate water consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Azzulfa
"Mi instan adalah salah satu makanan yang populer di dunia, terutama kawasan Asia. Menurut World Instant Noodles Association (WINA) pada tahun 2023, Indonesia menduduki posisi kedua permintaan mi instan tertinggi. Masa remaja merupakan masa peralihan yang memiliki banyak perubahan dalam aspek kehidupan, termasuk mengenai pemilihan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsumsi mi instan berdasarkan perilaku membaca label ING, pengaruh teman sebaya dan faktor lainnya pada siswa SMAN 34 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross- sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah 125 responden yang ditentukan melalui metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian SQ-FFQ dan kuesioner oleh responden di sekolah. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel dan IBM SPSS Statistics. Hasil penelitian menunjukkan 64,8% siswa di SMA memiliki konsumsi mi instan yang tinggi (≥ 1 kali/minggu). Analisis lanjutan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara persepsi harga produk dan pengaruh teman sebaya dengan konsumsi mi instan. Berdasarkan hasil penelitian, siswa disarankan untuk bijak konsumsi mi instan dengan memperhatikan frekuensi, jumlah mi instan yang dikonsumsi, serta penambahan bahan makanan seperti protein dan sayur. Sekolah dan orang tua juga memiliki peran yang penting untuk mengawasi serta mengarahkan remaja dalam pemilihan makanan yang baik.

Instant noodles are one of the most popular foods in the world, especially in Asia. According to the World Instant Noodles Association (WINA) in 2023, Indonesia ranked the second highest demand for instant noodles. Adolescence is a transitional period that has many changes in aspects of life, including food choices. This study aims to determine differences in instant noodle consumption based on ING label reading behavior, peer influence and other factors among students of SMAN 34 Jakarta. This research used a cross-sectional study design with a quantitative approach. The sample in this study was 125 respondents who were determined through the purposive sampling method. Data collection was conducted by filling out the SQ-FFQ and questionnaires by respondents at school. Data processing and analysis were conducted using Microsoft Excel and IBM SPSS Statistics programs. The results showed that 64,8% of students in high school had high instant noodle consumption (≥ 1 time/week). Further analysis showed that there was a significant proportion difference between perceived product price and peer influence with instant noodle consumption. Based on the results of the study, students are advised to consume instant noodles wisely by paying attention to the frequency, the amount of instant noodles consumed, and the addition of food ingredients such as protein and vegetables. Schools and parents also have an important role to supervise and direct adolescents in choosing good food."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Umi Febrianti
"Latar Belakang: Emisi gas rumah kaca dari konsumsi pangan merupakan isu yang perlu diperhatikan karena sistem pangan menyumbang 23−42% emisi yang dihasilkan manusia. Remaja merupakan individu yang mulai memiliki otonomi sendiri terkait pemilihan makanan dan kebiasaan kurang baik−termasuk konsumsi tinggi emisi−perlu diubah sebelum dibawa ke tahap kehidupan selanjutnya. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan emisi gas rumah kaca dari konsumsi pangan pada siswa SMA Negeri 34 Jakarta Tahun 2025. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dan sampel berjumlah 100 orang. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, uang jajan, tingkat pemenuhan kebutuhan energi, tingkat pemenuhan kebutuhan protein, tingkat pemenuhan kebutuhan lemak, tingkat pemenuhan kebutuhan karbohidrat, kelompok pangan: sumber karbohidrat dan lauk hewani dengan emisi gas rumah kaca dari konsumsi pangan pada siswa SMA Negeri 34 Jakarta tahun 2025. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara IMT/U serta kelompok pangan: buah-buahan, lauk nabati, olahan protein hewani, sayuran, dan kelompok pangan lainnya. Kesimpulan: Jenis kelamin, uang jajan, tingkat pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi makro, serta kelompok pangan sumber karbohidrat dan lauk hewani berhubungan dengan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada siswa SMA Negeri 34 Jakarta tahun 2025.

Background: Dietary greenhouse gas emission currently is a critical issue because the food system accounting approximately 23−42% of human-generated emissions. Adolescents are individuals who begin to have their own autonomy regarding food choices and their poor eating habits−including high-emission consumption pattern−should be changed before they enter the next stages of life. Objective: To determine factors associated with dietary greenhouse gas emissions among students at SMA Negeri 34 Jakarta in 2025. Method: This study is quantitative research using a cross-sectional design with 100 samples. Results: There is a significant relationship between sex, pocket money, energy adequacy level, protein adequacy level, fat adequacy level, carbohydrate adequacy level, food groups: carbohydrates and animal protein with dietary greenhouse gas emissions among students at SMA Negeri 34 Jakarta in 2025. Meanwhile, there is no significant relationship between BMI-for-age and food groups: fruits, plant-based protein, processed animal protein, vegetables, and other food groups. Conclusion: Sex, pocket money, energy and macronutrient adequacy level, and food groups: carbohydrate and animal protein are related to dietary greenhouse gas emissions among students at SMA Negeri 34 Jakarta in 2025."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursita Angesti
"Air merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menimbulkan kondisi dehidrasi sehingga menyebabkan penurunan performa fisik, kognitif dan mental termasuk tingkat konsentrasi. Kondisi dehidrasi tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi juga pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan status gizi dan faktor lainnya dengan status hidrasi pada remaja di 3 SMA di Kota Bekasi tahun 2013. Data yang dikumpulkan meliputi status hidrasi, status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku).
Status hidrasi diukur menggunakan grafik warna urin, status gizi dengan antropometri, dan asupan air dengan food recall 2x24 jam. Pengetahuan air dan dehidrasi, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku) diukur menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan dari 153 total responden terdapat 62,7% remaja yang mengalami dehidrasi. Faktor yang berhubungan secara bermakna adalah status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, jenis kelamin, dan usia. Proporsi remaja yang mengalami dehidrasi lebih tinggi pada remaja yang memiliki status gizi lebih, berpengetahuan air dan dehidrasi yang rendah, memiliki asupan air yang rendah, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 16 tahun. Diperlukan perhatian atau upaya lebih untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik mengenai gizi seimbang termasuk pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Water is an important nutrient required for the body. Loss of water can lead dehydration and decrased physical, mental, and cognitive performance. Dehydration not only occurs in childresn and elderly, but also in adolescents. The study was a cross sectional design to determine the relation between of nutritional status and other factors to hydration status of 3 senior high school?s student at Bekasi 2013. Data include hydration status, nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money).
Hydration status was measured by urine color graph, nutritional status by anthropometri, and water intake by 2x24 hours food recall. Knowledge of water and dehydration, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money) was measured by questionnare.
With 153 subjects this study showed 62,7% of adolescents are dehydration. Factor associated are nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, sex and age. However, dehydration higher at overnutrition adolescents, low level of knowledge, low of water intake, bad habit of drinking, male, and 16 years old. Required more attention and effort to improve knowledge and practical about nutrition balanced included the important fluid balance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assyfa Azatil Ismah
"Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi tubuh kekurangan zat besi dalam aliran darah yang memiliki dampak antara lain mudah lelah, produktivitas menurun, risiko perdarahan selama dan setelah melahirkan, kelahiran bayi prematur dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), perkembangan anak dan remaja terhambat, hingga kematian. Prevalensi anemia di Provinsi DKI Jakarta pada perempuan menurut Riskesdas tahun 2007 mencapai 27,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat literasi gizi dan faktor lainnya (status gizi, asupan protein, asupan zat besi, siklus menstruasi, dan lama menstruasi) dengan status anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian tidak menggunakan random sampling, tetapi ditentukan melalui metode quota sampling yang disesuaikan dengan pihak sekolah. Jumlah responden yang terlibat sebanyak 122 siswi dari kelas 10 dan 11. Data diambil dengan melakukan proses pengukuran antropometri (berat badan dan tinggi badan), pengukuran kadar hemoglobin dengan HemoCue Hb 201+ System, pengisian kuesioner literasi gizi, dan wawancara kebiasaan makan dengan food recall 2x24 jam. Data yang terkumpul akan dianalisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Prevalensi anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019 sebesar 54,9%. Hasil penelitian bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat literasi gizi fungsional, status gizi, dan asupan zat besi dengan status anemia pada siswi SMAN 34 Jakarta tahun 2019 (p-value < 0,1).

Iron deficiency anemia is a condition of the body lacking iron in the bloodstream which has an impact including fatigue, decreased productivity, risk of bleeding during and after childbirth, birth of premature babies and Low Birth Weight (LBW), obstructed child and adolescent development, Dead. Anemia prevalence in DKI Jakarta Province for women according to Riskesdas in 2007 reached 27.6%. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of nutritional literacy and other factors (nutritional status, protein intake, iron intake, menstrual cycle, and menstrual period) with anemia status in high school students of 34 Jakarta in 2019. The research design used was design cross sectional study with a quantitative approach. The study sample did not use random sampling, but was determined through a quota sampling method that was adjusted to the school. The number of respondents involved was 122 students from grades 10 and 11. The data was taken by conducting anthropometric measurements (weight and height), measuring hemoglobin levels with HemoCue Hb 201+ System, filling in nutrition literacy questionnaires, and interviewing eating habits with food recall 2x24 hours. The collected data will be analyzed univariate and bivariate using the chi-square test. The prevalence of anemia in students of SMAN 34 Jakarta in 2019 was 54.9%. The results of the bivariate study showed that there was a significant relationship between the level of functional nutrition literacy, nutritional status, and iron intake with anemia status in female students in SMAN 34 Jakarta in 2019 (p-value <0,1). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdfpl;;;;;;;;;;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Rachma
"Kalsium merupakan zat gizi yang berperan penting dalam pertumbuhan khususnya pada remaja. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi asupan kalsium berdasarkan kebiasaan konsumsi susu, kebiasaan sarapan, konsumsi soft drink, literasi gizi, pengetahuan mengenai kalsium, pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan orang tua/wali serta jenis kelamin. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total sampel 142 siswa SMAN 34 Jakarta selama bulan April 2019. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan asupan kalsium diukur melalui SQ-FFQ. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 67.6% siswa memiliki asupan kalsium kurang dengan rata-rata 808.1 454 mg. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi asupan kalsium yang signifikan berdasarkan konsumsi susu (p=0.000, OR=6.05), konsumsi soft drink (p=0.013, OR=0.18), dan literasi gizi kritikal (p=0.049, OR=3.05).

Calcium is one of nutrient that plays an important role in growth, especially in adolescents. This study aims to determine the differences of calcium intake based on milk consumption, breakfast, soft drink consumption, nutrition literacy, calcium-related knowledge, fathers eduaction, mothers education, parents income and gender. This research adapts cross-sectional design with a total of 142 students of SMAN 34 jakarta during April 2019. Data was collected using questionnaire and SQ-FFQ method to measure calcium intake. Data were analayzed by chi-square test. The results showed 67.6% of students had less calcium intake with an average of 808.1 454mg. Bivariate analysis showed that there was a significant difference of calcium intake based on milk consumption(p=0.000, OR=6.05), soft drinks consumption(p=0.013, OR=0.18), and critical nutrition literacy(p=0.049, OR=3.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Ilham Ksatria Gagah Perkasa
"Depresi merupakan gangguan suasana hati yang apabila tidak dicegah atau ditangani dapat berpengaruh terhadap produktivitas, serta kesehatan individu secara keseluruhan, bahkan menjadi penyebab kematian lewat bunuh diri. Lewat gizi, ditemukan beberapa zat gizi serta faktor-faktor lain yang diduga berhubungan dengan pencegahan depresi. Siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan sebagai siswa dari sekolah unggulan lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan sekolah lainnya. Dari situ dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kecukupan asupan omega-3, folat, vitamin D, vitamin C, dan zinc beserta faktor-faktor lainnya terhadap depresi pada siswa SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Terdapat 144 responden dari siswa kelas 10 dan 11 SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian diambil menggunakan Patient Health Questionnaire-8 for adolescents (PHQ-A), Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ), Depression Literacy Questionnaire (D-Lit), dan kuesioner sosioekonomi rancangan peneliti. Dari hasil univariat, ditemukan proporsi depresi pada responden sebesar 51,4%. Berdasarkan uji bivariat menggunakan chi-square, tidak ditemukan hubungan signifikan pada 7 variabel independent (p >0,05) kecuali pada variabel jenis kelamin (p = 0,048).

Depression is a mood disorder that if not prevented or treated can affect productivity, as well as the overall health of an individual, and even cause death through suicide. Through nutrition, several nutrients and other factors have been found that are suspected of being related to preventing depression. Students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan as students from excellent schools are at higher risk of experiencing depression than other schools. From there, a study was conducted that aimed to see the relationship between adequate intake of omega-3, folate, vitamin D, vitamin C, and zinc along with other factors to depression in students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. There were 144 respondents from grade 10 and 11 students of SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. This study used a cross-sectional design. The research data were taken using the Patient Health Questionnaire-8 for adolescents (PHQ-A), Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ), Depression Literacy Questionnaire (D-Lit), and a socioeconomic questionnaire designed by the researcher. From the univariate results, the proportion of depression in respondents was 51.4%. Based on the bivariate test, no significant relationship was found in the 7 independent variables (p > 0.05) except for the gender variable (p = 0.048)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Thifali
"Dehidrasi pada atlet dapat menyebabkan penurunan performa fisik dan mental pada atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi pada atlet berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan pada atlet berusia 10-19 tahun dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,1% responden mengalami dehidrasi. Terdapat perbedaan status hidrasi yang signifikan berdasarkan jenis kelamin (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), asupan air (p-value= 0,004), jenis minuman yang dikonsumsi selama latihan (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), dan luas permukaan tubuh (p-value= 0,044). Oleh sebab itu, memperhatikan asupan air selama latihan bagi atlet perlu dilakukan terutama bagi atlet laki-laki yang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami dehidrasi.

Dehydration in athletes led to decrease their physical and mental performance. The aim of this study was to determine differences in hydration status of athletes based on the factors related to dehydration. This study conducted on athletes aged 10-19 with cross sectional study design. The results showed 37% of respondents dehydrated. There was the significant differences in hydration status by sex (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), fluid intake (p-value= 0,004), types of beverages that consumed during exercise (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), and body surface area (p-value= 0,044). Thus ensuring adequate fluids intake as needed during exercise is important especially for male athletes that have greater probabilities to experience dehydration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reratri Andadari
"ABSTRAK
Remaja adalah fase umur yang sedang mengalami perubahan fisik sehingga memengaruhi pemikiran remaja untuk lebih memerhatikan tubuhnya. Ketidakpuasan citra tubuh adalah adanya kesenjangan antara tubuh aktual dengan tubuh ideal atau seseorang tidak puas dengan tubuhnya. Hal ini dapat menyebabkan perilaku tidak sehat seperti diet ekstrim dan berujung menjadi eating disorders.Skripsi ini membahas tentang status gizi sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan citra tubuh pada Siswa-Siswi SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 205 responden dengan menggunakan desain total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Uji bivariat yang digunakan adalah uji Chi-Square pada tingkat kemaknaan 95.

ABSTRACT
Adolescence is a phase of age that has physical changes that affects their thinking to pay more attention to their body. Dissatisfaction body image is the gap between actual body and the ideal body. In other words, dissatisfaction body image occurs when someone is not satisfied with their body. Dissatisfaction body image can lead to unhealthy behaviours such as extreme diets and eating disorders. This thesis discusses about body mass index as dominant factor for body image on student in 39 Senior High School Jakarta in 2018. The research was conducted using quantitative with cross sectional on 205 respondents by using total sampling design. Data were collected in April 2018 by filling out questionnaires and anthropometric measurements. The bivariate test used is Chi Square test with significance level of 95."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Noor Budiarti
"Masalah kesehatan mental yaitu stres merupakan masalah yang sering terjadi pada remaja dan perlu mendapat penanganan yang cukup serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi mikro dan faktor lainnya dengan nilai stres pada remaja. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan secara system random sampling Penelitian ini berlangsung pada bulan April hingga Mei 2013 di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dengan total sampel sejumlah 135 responden. Data yang dikumpulkan berupa jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan magnesium, asupan Tiamin (B1), asupan Piridoksin (B6), konsumsi kafein dan makanan-minuman tinggi gula yang dilakukan dengan cara pengisian kuesioner mandiri (perceived stress scale), wawancara recall 3x24 jam dan FFQ.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan magnesium, asupan vitamin B1, konsumsi kafein dengan nilai stres (p<0.05). Disarankan agar remaja dapat mengontrol stres mereka melalui asupan zat gizi yang baik dan seimbang.

Mental Health Problem by Stress is a problem that The purpose of this study was to understand the association between micronutrient intakes and other factors to stress score in adolescent.This study used cross sectional design by system random sampling. The study was conducted from April to May 2013 and data were collected from 135 students at 68 Senior High School. Data were collected including gender, stress score (perceived stress scale), energy intake, fat intake, magnesium intake, natrium intake, thiamine intake, piridoxine intake, caffeine and food or drink with high sugar consumption by recall 3x24 hours, self administered questionaire (perceived stress scale) and FFQ.
The results of this study showed a significant relationship between gender, energy intake, fat intake, magnesium intake, thiamine intake, and caffeine consumption with stress score (pvalue <0.05). The author suggests that adolescent should control stress with good and balanced food intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>