Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Keisya Budiargo
"Obesitas merupakan akumulasi lemak tubuh yang berlebihan dan meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular. Pengukuran obesitas menggunakan persen lemak tubuh dinilai lebih akurat dibandingkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Prevalensi obesitas mahasiswa FKM UI berdasarkan data pemeriksaan kesehatan tahun 2022–2024 mencapai 13,6%, melebihi ambang batas masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi ultra-processed food (UPF), asupan energi, lemak, karbohidrat, protein, serat, serta perilaku sedentary dengan kejadian obesitas berdasarkan persen lemak tubuh pada 147 mahasiswa FKM UI tahun 2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas berdasarkan persen lemak tubuh sebesar 12,9%. Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi UPF, konsumsi energi UPF, asupan energi; lemak; protein, dan perilaku sedentary dengan obesitas (p-value<0,05). Sedangkan asupan serat dan karbohidrat tidak menunjukkan hubungan signifikan (p-value>0,05) tetapi menunjukkan kecenderungan. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan lebih bijak dalam memilih makanan sehari-hari dan mengurangi aktivitas sedentary. FKM UI diharapkan menciptakan lingkungan kampus yang mendukung gaya hidup sehat serta program pemantauan status gizi. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan alat objektif untuk mengukur perilaku sedentary, serta menggunakan analisis multivariat untuk memahami hubungan mendalam antara konsumsi UPF, asupan gizi, dan perilaku sedentary terhadap kejadian obesitas.

Obesity is the excessive accumulation of body fat that elevates the risk of non-communicable diseases. Compared to Body Mass Index (BMI), body fat percentage offers a more accurate measure of obesity. Based on health screening data from 2022 to 2024, the prevalence of obesity among FKM UI students reached 13.6%, surpassing the public health concern threshold. This study investigated the association between ultra-processed food (UPF) consumption, energy, fat, carbohydrate, protein, fiber intake, and sedentary behavior with obesity—measured by body fat percentage—among 147 FKM UI students in 2025. This quantitative study used a cross-sectional design. Findings revealed an obesity prevalence of 12.9%. Significant associations were observed between obesity and the frequency of UPF consumption, UPF-derived energy intake, total energy, fat and protein intake, and sedentary behavior (p<0.05). Although fiber and carbohydrate intake were not statistically significant (p>0.05), both showed trends. These results highlight the importance of making healthier dietary choices and reducing sedentary time. FKM UI encouraged to promote a supportive campus environment for healthy lifestyles and establish nutrition monitoring initiatives. Future studies should incorporate objective tools to assess sedentary behavior and utilize multivariate analysis to better understand the interactions between those risk factors and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindi Fakta Nauli
"Obesitas sentral berasosiasi dengan beberapa penyakit tidak menular yang angka kejadiannya terus naik di Indonesia maupun seluruh dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD memiliki prevalensi obesitas sentral lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya, yaitu 50,14%. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko obesitas sentral pada PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan analisis data Riskesdas 2018 yang menggunakan desain potong lintang, sampel seluruh penduduk dengan pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD di Provinsi Jawa barat yang menjadi responden dalam Riskesdas 2018. Hasil penelitian menggunakan uji Chi-square menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara antara antara usia (p = 0,009; α = 0,05), jenis kelamin (p = 0,000; α = 0,05), tingkat pendidikan (p = 0,000; α = 0,05), konsumsi buah dan sayur (p = 0,006; α = 0,05), konsumsi gorengan (p = 0,029; α = 0,05), dan konsumsi rokok (p = 0,000; α = 0,05) dengan obesitas sentral. Penelitian lanjutan dengan metode studi kualitatif tentang persepsi seseorang terhadap pola konsumsi harian penting dilakukan untuk mengetahui alasan melekatnya pola konsumsi makanan berisiko pada masyarakat.

Central obesity is associated with several non-communicable diseases whose incidence rates continue to rise in Indonesia and throughout the world. Based on the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) data, PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD have a higher prevalence of central obesity than other workers (50.14%). The purpose of this study was to identify risk factors for central obesity in PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD in West Java province. This research is an analysis of the 2018 Riskesdas data using a cross-sectional design, a sample of all residents working as PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD in West Java Province who were respondents in the 2018 Riskesdas. The results of the study using the Chi-square test concluded that there was a significant relationship between age (p = 0.009; α = 0.05), gender (p = 0.000; α = 0.05), education level (p = 0.05), 000; α = 0.05), fruit and vegetable consumption (p = 0.006; α = 0.05), fried food consumption (p = 0.029; α = 0.05), and cigarette consumption (p = 0.000; α = 0.05) with central obesity. Follow-up research using qualitative study methods about a person's perception of daily consumption patterns is important to do to find out the reasons for the attachment of risky food consumption patterns in society."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganisya Septry Hardinda
"Pubertas adalah fase penting dalam perkembangan remaja, dan menarche merupakan tanda utama pada remaja perempuan. Menarche dini dapat berdampak negatif pada kesehatan, baik jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek, remaja dapat mengalami stres, sementara dampak jangka panjang seperti penyakit metabolik. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 114 siswa SD dan SMP X di Pondok Aren, Tangerang Selatan, usia 9-14 tahun. Data dikumpulkan secara primer melalui pengukuran status gizi, wawancara food recall, kuesioner aktivitas fisik, usia menarche ibu, dan konsumsi ultra-processed food. Hasil menunjukkan 48,2% responden telah mengalami menarche. Terdapat hubungan signifikan antara status gizi, aktivitas fisik, dan konsumsi ultra-processed food dengan menarche dini (p value < 0.05). Sementara tidak ada hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, dan usia menarche ibu terhadap kejadian menarche dini. Penelitian ini merekomendasikan penambahan variabel keterpaparan media sosial dan peran aktif pemerintah serta sekolah dalam program kesehatan reproduksi.

Puberty is a critical phase in adolescent development, with menarche being a primary milestone in girls. Early menarche can negatively impact health, both in the short and long term. Short-term effects include stress among adolescents, while long-term effects may lead to metabolic diseases. This cross-sectional study involved 114 students from elementary and middle schools in X Pondok Aren, South Tangerang, aged 9-14 years. Primary data collection methods included nutritional status measurements, food recall interviews, physical activity questionnaires, maternal menarche age, and ultra-processed food consumption. Results indicated that 48.2% of respondents had experienced menarche. Significant relationships were found between nutritional status, physical activity, and ultra-processed food consumption with early menarche (p value < 0.05). However, no associations were observed between energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, and maternal menarche age with early menarche occurrence. The study recommends incorporating variables related to social media exposure and emphasizes the active roles of government and schools in reproductive health programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Noor Aqilla Maharani
"Latar belakang: Menarke merupakan kondisi ketika seorang remaja putri mengalami menstruasi pertama kali. Di Indonesia, usia menarke diketahui mengalami tren penurunan. Menarke dini dapat meningkatkan berbagai risiko terjadinya masalah-masalah kesehatan, di antaranya masalah reproduktif dan psikologis. Perubahan gaya hidup hingga asupan nutrisi diyakini menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usia menarke baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi ultra-processed food dengan usia menarke.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner, dan wawancara 24 hour recall dilakukan dalam pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Uji post-hoc Mann-Whitney juga dilakukan untuk variabel yang signifikan.
Hasil: Didapatkan 91 sampel yang sudah menstruasi dari 3 sekolah dasar dan 1 sekolah menengah pertama di Jakarta Barat. Berdasarkan analisis data, didapatkan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan usia menarke (p < 0,011). Namun, tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan konsumsi ultra-ptocessed food terhadap usia menarke (p > 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan usia menarke, sedangkan aktivitas fisik dan konsumsi ultra-processed food tidak berhubungan dengan usia menarke.

Introduction: Menarche is a condition when a young woman experiences menstruation for the first time. In Indonesia, the age of menarche is known to experience a downward trend. Early menarche can increase the risk of various health problems, including reproductive and psychological problems. Changes in lifestyle and nutritional intake are believed to be factors that can affect the age of menarche either directly or indirectly. Therefore, this study aimed to analyze the relationship between body mass index, physical activity, and consumption of ultra-processed food and age at menarche.
Methods: This study was conducted with cross-sectional design study. Measurement of weight and height, filling out questionnaires, and interview using 24 hours recall were carried out in data collection. Data analysis in this study used the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. Post-hoc test using Mann-Whitney test was also performed for significant variable.
Results: There were 91 samples who had menstruated from 3 elementary schools and 1 junior high school in West Jakarta. Based on data analysis, it was found that there was a relationship between body mass index and age at menarche (p < 0.011). However, there was no relationship found between physical activity and consumption of ultra-processed food on the age of menarche (p > 0.05).
Conclusion: There is a relationship between body mass index (BMI) and age at menarche, while physical activity and consumption of ultra-processed food are not associated with age at menarche.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Zhafira
"Kurangnya konsumsi air minum di tingkat mahasiswa memerlukan perhatian khusus agar dapat ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan konsumsi air minum Mahasiswa Gizi FKM UI Tahun 2025. Kajian pustaka menyebutkan faktor jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ayah, status pekerjaan ibu, uang saku, status gizi, aktivitas fisik, dan preferensi minuman termasuk kedalam faktor internal. Faktor eksternal meliputi pengaruh media sosial, media massa, teman sebaya, keluarga, dan pengaruh perilaku yang mendorong konsumsi air minum. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner daring Google form pada bulan April 2025. Responden yang bergabung kedalam penelitian seluruhnya merupakan mahasiswa aktif S1 Gizi FKM UI tahun ajaran 2024/2025 yang berjumlah 79 orang. Hasil penelitian menemukan sebanyak 83,5% responden memiliki konsumsi air minum kurang. Terdapat hubungan antara konsumsi air minum dengan uang saku, aktivitas fisik, pengaruh perilaku yang mendukung konsumsi air minum, dan pengaruh media sosial. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berbentuk utilisasi dari faktor-faktor yang berkaitan oleh pihak-pihak terkait penelitian, baik institusi, Mahasiswa Gizi FKM UI, maupun peneliti selanjutnya. Contoh intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan penggunaan botol minum dari rumah, saling mengingatkan sesama mahasiswa untuk mengonsumsi air minum terutama melalui media sosial, dan mengajak sesama untuk melakukan kegiatan gizi positif yang dapat meningkatkan konsumsi air minum, seperti melakukan aktivitas fisik rutin.

Lack of water consumption among students requires special attention so that it can be improved. This study aims to determine internal and external factors related to drinking water consumption of Nutrition Students of FKM UI in 2025. Literature review mentions factors such as gender, age, father's education level, mother's education level, father's employment status, mother's employment status, pocket money, nutritional status, physical activity, and beverage preferences as internal factors. External factors include the influence of social media, mass media, peers, family, and behavioral influences that encourage drinking water consumption. This study uses a quantitative cross-sectional method. Data collection was carried out using Google form questionnaire in April 2025. All respondents who joined the study were S1 Nutrition students of FKM UI in the 2024/2025 academic year, totaling 79 people. The results of the study found that 83.5% of respondents had insufficient water consumption. There is a relationship between drinking water consumption and pocket money, physical activity, behavioral influences that support drinking water consumption, and the influence of social media. Therefore, intervention is needed in the form of utilization of related factors by parties related to research: the institution, FKM UI Nutrition Students, and further researchers. Examples of interventions that can be done are by increasing the use of drinking bottles from home, reminding fellow students to consume water especially through social media, and inviting fellow students to do positive nutrition activities that can increase water consumption, such as doing routine physical activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Hapsari Heriyanto
"Masalah berat badan lebih (overweight) dan obesitas merupakan masalah gizi yang sedang dihadapi dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Para wanita dan pria dengan berat badan normal namun persen lemak tubuhnya tinggi, akan mengalami proses inflamasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan para wanita dan pria dengan berat badan dan persen lemak tubuh yang normal dan berisiko besar terkena penyakit kardiovaskular.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, dan gaya hidup dengan persen lemak tubuh di mahasiswi. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain studi cross sectional dan dilakukan pada 173 mahasiswi Program Studi Gizi dan Komunikasi UI pada tahun 2012 angkatan 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), 31.8% mahasiswi tergolong kedalam persen lemak tubuh tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan persen lemak tubuh adalah indeks massa tubuh dan asupan lemak. Penulis menyarankan agar IMT dan persen lemak tubuh diupayakan selalu berada pada kondisi yang normal dengan mengontrol serta mengurangi jajanan yang mengandung tinggi lemak seperti gorengan dan meningkatkan aktivitas fisik.

Overweight and obesity issue are commonly happen in either developed or developing country. Males and females with normal weight but high body fat percentage, will has higher inflammation process than males and females with normal weight and body fat percentage, and also can give a high risk of cardiovascular diseases. The focus of this study is the body fat percentage of female students of Nutritional Science and Communication UI 2012.
The purpose of this study is to understand the association between nutrient intakes, body mass index, physical activity, nutritional knowledge, and lifestyle to body fat percentage in females students. This study using cross sectional design. Data were collected from 173 female students at Nutritional and Communication Study Program, badge 2009.
The result shows that based on measured by Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) method, 31.8% of the respondents belong to have a high body fat percentage. BMI and fat intake are significantly associated to body fat percentage. The author suggests that female students should control the BMI and body fat percentage on the normal level by reducing fat intake especially from fried food and also increasing physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fasya Khalida Suffah
"Pemberian intervensi self-affirmation, dengan meminta individu merefleksikan nilai yang dipercayai, terbukti memberi banyak pengaruh pada perilaku kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang berada di kelompok yang diberikan intervensi self-affirmation mengalami penurunan berat badan dibanding kelompok yang tidak diberikan Logel Cohen, 2012. Menggunakan prosedur yang serupa, yaitu menuliskan esai mengenai nilai atau karakteristik yang dipercayai, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi self-affirmation terhadap pola konsumsi makan, aktivitas fisik, dan massa tubuh. Pengukuran dilaksanakan selama dua minggu terhadap mahasiswi Universitas Indonesia yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen n = 28 dan kelompok kontrol n = 22.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh intervensi self-affirmation terhadap pola konsumsi makan, aktivitas fisik, dan massa tubuh. Hasil ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini 2 minggu dan penelitian yang dilakukan oleh Logel dan Cohen 2012 10 minggu . Meskipun begitu, pada penelitian ini ditemukan bahwa kelompok yang berjalan kaki sebagai transportasi utama memiliki skor aktivitas fisik yang lebih tinggi dibanding kelompok yang berkendara dan berjalan kaki serta berkendara.

Self affirmation intervention, which involves individuals reflecting values or characteristics they hold dearly, show a promising benefits especially in health behavior. A study by Logel Cohen 2012 sowed that affirmed participants had lost more weight than non affirmed participant. Using the same procedure, writing an essay about valued characteristic, this study was conducted to see the effect of self affirmation on food consumption, physical activity, and body mass. Fifty undergraduate women at Universitas Indonesia were participated and assigned to self affirmation condition n 28 and a non affirmation condition n 22.
The result showed that self affirmation had no significant effect on food consumption, physical activity, and body mass. These result might be due to the different time interval used in this study 2 weeks and by Logel and Cohen 2012 10 weeks. However, participants who walk to campus significantly have a higher physical activity compared to those who use transportation or both transportation and walking.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Larasati Hapsari
"Skripsi ini membahas tentang konsumsi fast food dan minuman berpemanis karena tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia serta dengan variabel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2020 dengan total sampel sebanyak 256 sampel. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dan pengeluaran per bulan dengan konsumsi fast food, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi minuman berpemanis. Maka dari itu, peneliti menyarankan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk memberikan intervensi mengenai cara-cara menurunkan tingkat stres pada mahasiswa, baik merupakan poster, spanduk, atau intervensi lainnya. Serta diadakannya program atau kegiatan untuk mahasiswa seperti senam bersama yang dilakukan setiap minggu, guna menurunkan tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa.

This thesis discuss about consumption of fast food and sugar-sweetened bevereges with stress level on students in the Faculty of Public Health University of Indonesia. This research is a quantitative study with a cross-sectional design study that was conducted on November-December 2020 with a total of 256 samples. The result finds that there is a significant relationship between stress level and expenses per month with fast food consumption, but there is no significant relationship between stress level with consumption of sugar sweetened beverages. Therefore, the researcher suggests that the Faculty of Public Health University of Indonesia to provide the students with intervention about how to decrease their stress level, either through posters, banners, or other interventions. As well as holding programs or activities for students such as weekly exercise together, in order to reduce the level of stress experienced by students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utariny Nurin Nasywa
"Pengaruh globalisasi dan urbanisasi menyebabkan penyebaran informasi dan budaya yang sangat cepat. Pola makan menjadi salah satu aspek yang turut terdampak akibat tersebarnya budaya barat ke seluruh dunia secara cepat. Saat ini makanan siap saji menjadi salah satu jenis makanan yang digemari banyak orang, termasuk anak-anak. Hal ini menimbulkan masalah baru karena kandungan makanan siap saji yang tinggi akan kalori, sodium, serta rendah serat dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kelebihan kalori dalam tubuh dapat menyebabkan peningkatan simpanan lemak tubuh yang apabila terjadi dalam waktu lama akan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan. Penelitian menggunakan data sekunder sub-sampel dari penelitian South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 dengan jenis studi potong lintang dengan total sampel sebanyak 95 anak, terdiri atas 39 anak laki-laki dan 56 anak perempuan. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji dinilai menggunakan kuesioner Child Food Habit Questionairre (CFH), sedangkan persentase lemak tubuh diukur menggunakan Body Composition Analyzer. Karakteristik subjek penelitian merupakan anak usia 7—12 tahun yang berasal dari wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Konsumsi makanan siap saji sebanyak 1 bulan sekali menjadi konsumsi terbanyak pada populasi dengan persentase 15,8% serta nilai persentase lemak tubuh dengan median 14,2%. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, didapatkan korelasi yang signifikan antara Kebiasaan konsumsi makanan siap saji (p=0,001), usia (p=0,047), IMT (p=0,001), aktivitas fisik (p=0,001), dan pendidikan ayah (p=0,010) dengan persentase lemak tubuh. Selain itu, berdasarkan uji regresi linear berganda diketahui bahwa IMT (p=0,001) dan aktivitas fisik (p=0,001) memiliki pengaruh yang signifikan terhdap persentase lemak tubuh. Kebiasaan konsumsi makanan siap saji berhubungan dengan persentase lemak tubuh pada anak usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Faktor yang memengaruhi persentase lemak tubuh adalah IMT dan aktivitas fisik.

The influence of globalization and urbanization causes the spread of information and culture very quickly. Diet is one aspect that is also affected by the rapid spread of western culture throughout the world. Currently, fast food has become a type of food that is popular with many people, including children. This creates new problems because fast foods that are high in calories and sodium and low in fiber can cause health problems if consumed in excess. Excess calories in the body can cause increased body fat stores. If this occurs for a long time, it will cause various health problems. The research used secondary data from the South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) 2.0 research with a cross-sectional study design. This study used subsample data from the SEANUTS study with a total sample of  95 children, consisting of  39 boys and 56 girls. Fast food consumption habits were assessed using the CFH questionnaire, while body fat percentage was measured using the Body Composition Analyzer. The characteristics of the research subjects were children aged 7-12 years who came from Jakarta Utara and Kepulauan Seribu. Consuming fast food once a month is the highest consumption in the population with a percentage of 15.8%, as well as the median value of body fat percentage was 14.2 percent. Based on the Kruskal-Wallis test, a significant correlation was found between fast food consumption habits (p=0.001), age (p=0.047), BMI (p=0.001), physical activity (p=0.001), and father's education (p= 0.010) with body fat percentage. Apart from that, based on the multiple linear regression test, it is known that BMI (p=0.001) and physical activity (p=0.001) have a significant influence on body fat percentage. The habit of consuming fast food is related to the percentage of body fat in school-aged children in DKI Jakarta Province. Factors that influence body fat percentage are BMI and physical activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melyarna Putri
"Peningkatan Apolipoprotein B-48 sebagai marker kilomikron remnan lebih akurat mengenali penebalan tunika intima media arteri, bahkan pada kadar trigliserida normal. Sayangnya, pemeriksaan ini mahal untuk diaplikasikan dalam praktek sehari-hari. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan membentuk sebuah indeks risiko obesitas yang setara dengan nilai ApoB-48 namun lebih murah untuk diaplikasikan. Sebanyak 94 wanita, usia 19-50 tahun dengan IMT ge;25kg/m2 bergabung dalam penelitian kroseksional ini. Indeks risiko obesitas dibentuk melalui 2 fase, fase pertama adalah mencari hubungan antara faktor risiko obesitas pemeriksaan antropometri, asupan lemak polyunsaturated, monounsaturated, saturated, trans fatty acids, kolesterol dan kadar trigliserida terhadap ApoB-48. Asupan lemak dianalisis dengan recall 2x24 jam. Tahap berikutnya adalah pembentukan indeks. Fase ini dibagi atas membuat short list kuesioner untuk asupan, validasi short list kuesioner untuk asupan, setelah itu mencari hubungan antara skor indeks dengan ApoB-48. Semakin tinggi skor maka semakin tinggi ApoB-48. Sebagian besar subyek memiliki asupan lemak total, saturated fat, dan kolesterol di atas nilai rekomendasi 56,9 18,6 g vs 22.8 9.61 g vs 260.7 165.1 mg . ApoB-48 secara signifikan berhubungan dengan trigliserida B= 0.40, 95 CI= 0.02, 0.07, p=
Elevated level of Apolipoprotein B 48 as a marker of chylomicron remnants is shown to be more accurate than trigliceride in predicting higher intimal media artery thickness, even in normal triglycerides subject. However, this assesment is expensive to be routinely applied in health care practice. Therefore, we developed an easy and economical obesity risk factor index that is expected to be equivalent with apoB 48 marker. A cross sectional study was carried out enrolling 94 healthy obese women aged 19 50 y.o with body mass index of ge 25kg m2. Obesity risk factor index was developed in two phases. The first phase was to determine the association between risk factor of obesity anthropometric measurement, dietary fat intake polyunsaturated, monounsaturated, saturated, trans fatty acids, cholesterol , and triglyceride level with apoB 48 value. The second phase was to develop an obesity risk factor index. Dietary fat were assessed by 2 repeated 24 hour recall. Only triglicerides level and cholesterol intake showed association with apoB 48. Later, development phase of the index was divided into development of short list questionairre intake, validation of short list cholesterol intake, and association analysis score of obesity risk factor index with ApoB 48. Higher total risk factor score indicates an increment ApoB 48 level. The majority of subject had total fat, saturated fat, and cholesterol intake above the recommended value 56,9 18,6 g vs 22.8 9.61 g vs 260.7 165.1 mg . A significant positive correlation was found in total score of the obesity risk factor index with ApoB 48 coefficient correlation 0.48, p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>