Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112496 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasywa Syifa Prastya
"Pusat kuliner di Indonesia menjadi salah satu sektor yang perkembangannya naik secara signifikan di berbagai penjuru kota. Salah satu kawasan yang menjadi destinasi kuliner legendaris di tengah kota Jakarta yaitu pusat kuliner Jalan Sabang. Jalan Sabang memiliki banyak jenis makanan pada warung makan tendanya. Pengunjung yang datang juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi pengunjung di pusat kuliner Jalan Sabang, Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung dan penyebaran kuesioner kepada penjual serta pengunjung warung makan tenda. Variabel yang dianalisis meliputi karakteristik tempat (site dan situation) serta karakteristik pengunjung, termasuk asal tempat tinggal, demografi, dan motivasi kunjungan. Hasil analisis menunjukkan karakteristik warung makan di jalan sabang berdasarkan site nya terbagi menjadi 3. Dari hasil ini terlihat bahwa tipe B atau tipe nilai sedang yang paling mendominasi dibanding tipe lainnya. Sedangkan untuk karakteristik pengunjung dalam penelitian ini bervariasi, tetapi dalam tiap variabelnya tetap ada yang mendominasi. Pola distribusi nya sendiri terkonsentrasi di sekitar pusat centroid kawasan, khususnya dalam radius 50–100 meter. Warung makan yang berada dalam jangkauan ini menarik pengunjung dengan frekuensi kunjungan lebih dari 1 kali. Hal ini juga terjadi akibat pengaruh site di lokasi tersebut. Sementara itu, warung makan yang letaknya lebih jauh dari pusat, cenderung didatangi oleh pengunjung dengan frekuensi sekali kunjungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik spasial lokasi warung serta karakteristik pengunjung, baik dari segi asal maupun frekuensi kunjungan, berperan penting dalam membentuk pola distribusi kunjungan di kawasan kuliner ini.

Culinary centers in Indonesia have become one of the sectors experiencing significant growth across various cities. One such area that serves as a legendary culinary destination in the heart of Jakarta is the Jalan Sabang culinary center. Jalan Sabang is known for its variety of food offerings, particularly from its tent-style food stalls. Visitors to the area also exhibit diverse characteristics. This study aims to analyze the distribution pattern of visitors at the Jalan Sabang culinary center, Jakarta. The method used in this study is a quantitative approach, with data collection techniques including direct observation and questionnaire distribution to food stall vendors and visitors. The variables analyzed include site and situation characteristics as well as visitor characteristics, encompassing origin of residence, demographics, and motivations for visiting. The analysis results indicate that the food stalls on Jalan Sabang are classified into three types based on their site characteristics. Among these, Type B or the medium-value type is the most dominant. Meanwhile, visitor characteristics vary across categories, although one group tends to dominate within each variable. The distribution pattern itself is concentrated around the centroid of the area, particularly within a 50–100 meter radius. Food stalls within this range attract visitors with higher visit frequencies. This pattern is also influenced by the site's characteristics. On the other hand, food stalls located further from the center tend to be visited only once by each visitor. In conclusion, the spatial characteristics of the food stall locations, as well as visitor characteristics—both in terms of origin and visit frequency—play a significant role in shaping the visitor distribution pattern within this culinary area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Muharza Viawan
"Salah satu produk wisata Kota Bandung yang berpotensi berkembang pesat adalah kuliner. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang bagian-bagian Kota Bandung sebagai model yang menjelaskan sebaran produk wisata kuliner yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan berupa suasana menikmati kuliner bagi wisatawan. Memahami lokasi dan pola ruang produk wisata ini akan dapat membantu dalam mengenal kapasitas wilayah dalam pembangunan wisata kuliner melalui perspektif ruang. Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pola keruangan wisata kuliner yang dikaitkan dengan fasilitas wisata, aksesibilitas, dan organisasi keruangan kota. Analisis yang dipergunakan adalah analisis proses keruangan dari wilayah dalam membentuk suasana dan pola ruang dari variabel fasilitas wisata dan aksesibilitas dalam penentuan lokasi. Hasil penelitian mendapatkan tiga suasana, yaitu terbentuk suasana sejarah (historic ambient), transisi perkotaan (urban transition), dan gentrifikasi peripheral (gentrification-perpheral). Produk wisata kuliner di Kota Bandung menyebar dari pusat kota dengan suasana sejarah menuju arah timur laut pinggir kota dengan suasana gentrifikasi peripheral dan pada kawasan transisi kotanya merupakan wisata kuliner dengan suasana transisi perkotaan. Produk wisata Kuliner dengan suasana sejarah membentuk pola acak, suasana transisi perkotaan membentuk pola mengelompok linear dan suasana gentrifikasi peripheral membentuk pola acak.

Culinary is one of potentially developing tourism product in Bandung City. This study is aiming to provide an overview of part of city spaces as a model to describe distribution of culinary tourism product which meets needs and desire of tourist to experiencing ambient cluster to enjoying the culinary. Understanding the spatial patterns and location preferences of culinary tourism product would escalated knowledge of carrying capasities in developing culinary tourism through space perspectives. In particular, this study is carried on in order to figure out spatial patterns where this research observing with city spatial organization, accessibility, tourism facilities as variable. It uses spatial process analysis to detemine how and where the ambient clustered and pattern analysis to describe the spatial interaction between variable. This study come to outcome that has been three ambient which is called as historic, urban transition, and gentrification-peripheral ambient. Culinary tourism product spreading in one direction from city core on historic ambient to peripheral zone in east north on gentrification-peripheral ambient and in transition zone on urban transition ambient. Historic ambient culinary tourism product forming a random pattern, urban transition ambient form a linear clusttered pattern, and gentrification-peripheral forming random pattern.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ravidania Auni
"Adanya kebijakan Work From Home pada masa pandemi COVID-19 sejak tahun 2020 menjadi salah satu alasan adanya perubahan perilaku belanja konsumen. Kebijakan Work From Home tersebut membuat para konsumen perlu mencari alternatif untuk berbelanja dengan aman di masa pandemi ini. Konsumen kopi dalam hal itu mencari alternatif untuk berbelanja minuman kopi di masa pandemi COVID-19 dengan cara memesan secara online. Generasi Z merupakan salah satu konsumen kopi yang memanfaatkan layanan online untuk berbelanja minuman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perilaku keruangan konsumen generasi Z pada saat berbelanja minuman kopi dengan layanan Gofood/Grabfood dari kedai kopi di Jakarta Selatan pada masa pandemi COVID-19 dan perubahan perilaku belanja yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan uji triangulasi data. Pengaruh terpapar informasi, teknologi Location-based Services, intensitas belanja, orientasi belanja kopi, nilai belanja kopi, dan pilihan kedai kopi masing-masing konsumen digunakan untuk menganalisis perilaku belanja konsumen kopi generasi Z. Generasi Z juga cenderung mengatur budget untuk membeli kopi karena adanya perubahan terkait dengan kebutuhan kopi dan juga masih ada pengaruh eksternal seperti tinggal bersama orang tuanya. Sintesis yang terbentuk dari perilaku keruangan konsumen ini didapatkan untuk pemilihan kedai kopi yang berjarak dekat, konsumen saat itu lebih mementingkan waktu dan biaya kirim saat memesan kopi. Kedai kopi yang jaraknya jauh tetap dipilih oleh konsumen kopi generasi Z karena adanya promo dan pilihan produk yang sesuai dengan selera mereka.

The existence of the Work From Home policy during the COVID-19 pandemic since 2020 is one of the reasons for changes in consumer shopping behavior. The Work From Home policy makes the consumers need to find alternatives to shop safely during this pandemic. Coffee consumers look for other options to shop for coffee drinks during the COVID-19 pandemic by ordering online. Generation Z is one of the coffee consumers who use online services to shop for coffee drinks. The purpose of this study was to analyze the spatial behavior of Generation Z consumers when shopping for coffee in South Jakarta with Gofood/Grabfood at coffee shops during the COVID-19 pandemic, and the changes in shopping behavior occurred. This study uses a qualitative method with a triangulation test. Influence from the information they receive, the technology they use, shopping intensity, shopping orientation, shopping value, and the coffee shop of each consumer chose are used to analyze the shopping behavior of generation Z coffee consumers. Generation Z also manages the budget to buy coffee because of changes related to coffee needs, and there are still external influences such as living with their parents. The formed synthesis for generation Z consumers' spatial behavior is acquired by selecting a coffee shop close to their house because they are concerned with time and shipping costs when ordering coffee. Then, choosing coffee shops that are further away is caused by the influence of the shopping behavior of Z generation coffee consumers because they tend to choose promos or brands or products that suit their tastes. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Mauli Nadia
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara place attachment dan pro environmental behaviour serta persebaran spasialnya pada penduduk Jakarta. Partisipan yang didapatkan sebanyak 502 penduduk Jakarta berusia di atas 18 tahun dari 203 kelurahan. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur place attachment dan General Ecological Behaviour. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa place attachment dengan dimensi physical attachment (r=0.39, p < 0.01) dan social attachment (r=0.39, p < 0.01) mempunyai korelasi yang signifikan dengan pro environmental behaviour. Analisis spasial kemudian menunjukkan bahwa terdapat klasterisasi untuk physical attachment (Moran’s I= 0.099), social attachment (Moran’s I= 0.115), dan pro environmental behaviour (Moran’s I= 0.097) pada tingkat kelurahan di Jakarta.

This study was conducted to determine the relationship between place attachment and pro environmental behaviour as well as the spatial distribution on Jakarta residents. Participants consisted of 502 Jakarta residents aged above 18 years old from 203 Jakarta sub-districs. The measurement that is used in this study are place attachment scale and General Ecological Behaviour. The statistical analysis found that place attachment with physical attachment (r=0.39, p < 0.01) and social attachment (r=0.39, p < 0.01) dimensions are correlated significantly with pro environmental behaviour. Spatial analysis shown that physical attachment (Moran’s I= 0.099), social attachment (Moran’s I= 0.115), and pro environmental behaviour (Moran’s I= 0.097) are clustered in sub-district level."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fithrahadi
"Bioskop dengan gedung tua yang ada di Jakarta Pusat yaitu Djakarta XXI dan Metropole XXI. Usia masing-masing gedung bioskop ini lebih dari 40 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makna lokasi dan motivasi terhadap perilaku pengunjung bioskop gedung tua dalam hal ini Metropole XXI dan Djakarta XXI. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil dari penelitian menunjukkan perilaku pengunjung dipengaruhi oleh keterikatan lokasi dengan pengunjung yang melibatkan emosi. Makna tempat terhadap suatu lokasi juga mempengaruhi perilaku pengunjung bioskop.

The remaining old cinema building in Central Jakarta are Djakarta XXI and Metropole XXI. Each of these theaters were existed over 40 years. This study aims to determine the effect of sense of place and moviegoers? motivation that formed spatial behavior in the old cinema building of Metropole XXI and Djakarta XXI. The method used is descriptive analysis and spatial analysis. Result of the study is that consumer spatial behavior is influenced by the location bounding of the visitors that engage the emotions. Sense of place also affects the behavior of moviegoers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Anindira Putri
"Skripsi ini membahas mengenai perilaku konsumen makanan di Jakarta selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar diterapkan. Perilaku tersebut nantinya akan dianalisis menggunakan perceptual mapping untuk mengetahui preferensi serta deskripsi perilaku informan dalam satu kelompok konsumen. Berdasarkan perilaku sehari-hari atau gaya hidupnya informan terbagi menjadi kelompok experientalist atau yang menginginkan kepuasan berdasarkan manfaat yang diterima dirinya sendiri melalui pengalaman yang ia rasakan, serta terdapat kelompok altruist yang menginginkan orang lain mendapatkan manfaat luas dari kegiatan yang ia jalankan. Kelompok-kelompok yang terbentuk melalui analisis perceptual mapping pada perilaku berbelanja menghasilkan kelompok considerate dan pada perilaku pemilihan makanan terdapat kelompok foodie yang paling umum dimiliki oleh informan dalam penelitian ini. Kemudian pada segmentasi atau profil konsumen berdasarkan perilaku ketika mengonsumsi makanan terdapat kelompok unaware yang memiliki preferensi dan karakter yang didefinisikan atau asosiakan oleh informan sebagai sesuatu yang cenderung tidak baik atau negatif.

This thesis discussed the behavior of food consumers in Jakarta during the implementation of the Large-Scale Social Restriction policy. This behavior was analyzed by using the perceptual mapping to find out preferences and descriptions of the behavior of informants in a consumer group. Based on their daily behavior or lifestyle, the informants are divided into experientialist groups, those who want to be satisfied by the benefits they received through their experienced around this time, and there were also the altruist groups who wanted other people to get huge benefits from their social action. The groups that formed through perceptual mapping analyzed on shopping behavior resulted was ‘the considerate group’ and on food selection behavior was ‘the foodie group’ that was most commonly owned by the informants in this study. Then on segmentation or consumer profiles based on behavior when consuming food was ‘the unaware groups’ who had preferences and characters defined or associated by informants as something that tends to be bad or negative."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Paramita Santi
"Beraktivitas di ruang luar merupakan hal yang kurang nyaman karena kita harus melakukan kontak dengan individu asing (bersenggolan). Gang sebagai bagian dari ruang luar khusus pedestrian memiliki lebar yang lebih sempit dari jalan sehingga kemungkinan bersenggolan lebih besar terjadi. Akan tetapi, banyak orang yang melintas di sana bahkan melakukan kegiatan ekonomi. Skripsi ini akan mengkaji penyebab gang senggol menjadi jalan yang hidup meskipun memiliki suasana yang kurang nyaman (bersenggolan) dan penyebab antar individu asing tidak merasa terganggu dengan adanya kontak tersebut.
Metode untuk mengkaji skripsi ini yaitu melalui studi literatur, studi kasus terhadap Gang Senggol Kampung Lima di Jalan Sabang, kemudian analisis. Kontak merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap manusia. Kontak dengan individu asing seharusnya tidak menjadi hal yang dikhawatirkan karena melalui kontak ini hubungan sosial dapat terjalin. Gang Senggol Kampung Lima memiliki suasana yang ramah meskipun harus berpapasan dengan individu asing karena adanya kontak yang dibangun dalam keseharian. Kualitas ruang di Gang Senggol Kampung Lima yang nyaman juga mendukung keragaman aktivitas yang terjadi di antara para pelaku ruang. Melalui ini semua kita dapat melihat bahwa arsitektur dapat berperan dalam membangun hubungan dan komunikasi antar individu asing agar tidak merasa asing.

Outdoor activity can be very uncomfortable since we must come into contact with strangers. An alley is a pedestrian-only part of outdoor space with a narrower width to the street, resulting in a bigger chance of contact. Nevertheless, the gang senggol on Sabang street is used by many people even has economic activities happening within it. This thesis will review why a gang senggol can become a lively street eventhough it has an uncomfortable atmosphere (promotes physical contact) and why the individual strangers do not feel disturbed with this type of contact.
The methode used in this thesis is through literature study, a study towards Gang Senggol Kampung Lima on Jalan Sabang, and analysis. Contact is an important part of every human being?s life. Contact with strangers should not be something to be worried about because it ist through this type of contact that social relationships take place. Gang Senggol Kampung Lima has a friendly atmosphere eventhough people meet with strangers there, because of the daily contact which is built.The spatial quality of Gang Senggol Kampung Lima which is comfortable also supports the varying of activities which take place among the users of space. With this we then see that architecture can have a role in building relationships and communication among strangers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhia Habiba Ayyumi
"Kotatua Jakarta merupakan salah satu ruang publik sekaligus destinasi wisata utama bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Kotatua Jakarta merupakan ruang publik perkotaan yang rentan karena keragaman fungsi ruang yang dimilikinya. Kawasan ini berperan sebagai cagar budaya sekaligus ruang publik yang memiliki banyak daya tarik wisata. Seiring dengan hal tersebut, pengkajian keamanan di Kotatua Jakarta menjadi penting untuk dilakukan karena rasa aman merupakan salah satu indikator penting yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian terkait bagaimana karakteristik ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta dan pengaruhnya terhadap perilaku keruangan, yang dalam hal ini dilihat dari pemilihan tempat dan penggunaan ruang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, pemetaan partisipatif, dan wawancara terstruktur. Data yang telah diperolah kemudian diolah dengan beberapa tahapan, mulai dari cleaning data, uji statistik, tabulasi, sampai dengan visualisasi data. Metode analisis data dilakukan dengan analisis spasial dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta dibentuk oleh beberapa faktor. Faktor personal yang paling memengaruhi pembentukan ruang aman adalah pengalaman. Pengunjung yang memiliki pengalaman negatif terkait keamanan mempersepsikan Kotatua Jakarta sebagai ruang tidak aman dan sebaliknya. Faktor lingkungan yang paling memengaruhi adalah pengamanan dan visibilitas. Ruang yang memiliki keberadaan pos dan petugas keamanan, penerangan yang cukup, serta kebersihan yang terjaga dipersepsikan sebagai ruang aman. Ruang sangat aman di Kotatua Jakarta adalah ruang publik terbuka yang digunakan pengunjung untuk kegiatan relaksasi dan interaksi sosial. Di sisi lain, ruang tidak aman tetap dipilih oleh sebagian besar pengunjung untuk berwisata kuliner karena keterbatasan sumber daya. Namun, ruang sangat aman digunakan pengunjung dalam durasi waktu yang lebih lama dibandingkan dengan ruang tidak aman. Hal ini menunjukkan bahwa ruang aman pengunjung Kotatua Jakarta memengaruhi perilaku keruangan yang terbentuk, meskipun pemilihan tempat pengunjung tidak selalu linier dengan persepsi ruang amannya.

Kotatua Jakarta is one of the public spaces and a major tourist destination for people from Jakarta and its surrounding areas. Kotatua Jakarta is an urban public space that is vulnerable due to the diversity of functions it serves. This area functions as both a cultural heritage site and a public space, as it has many tourist attractions. In line with this, a study on security in Kotatua Jakarta becomes important, as the sense of safety is one of the key indicators that influence human well-being. Therefore, research was conducted to examine the characteristics of safe spaces for visitors in Kotatua Jakarta and their impact on spatial behavior, particularly in terms of place choice and space usage. Data collection was carried out through observations, questionnaires, participatory mapping, and structured interviews. The collected data was then processed through several stages, including data cleaning, statistical tests, tabulation, and data visualization. Data analysis was conducted using spatial and descriptive analysis methods. The results show that the safe spaces for visitors in Kotatua Jakarta are formed by several characteristics. The personal factor that most influences the formation of a safe space is their experience. Visitors who have had negative experiences related to safety perceive Kotatua Jakarta as an unsafe space, while those with positive experiences perceive it as safe. Meanwhile, the environmental factors that has the most influence is security and visibility. Spaces that feature security posts and officers, adequate lighting, and maintained cleanliness are perceived as safe spaces. The safest spaces in Kotatua Jakarta are open public spaces that visitors use for relaxation and social interactions. On the other hand, unsafe spaces are still chosen by many visitors for culinary tourism, due to limited resources and other factors. However, safe spaces are used by visitors for longer durations compared to unsafe spaces. This indicates that the safe spaces in Kotatua Jakarta influence spatial behavior, even though visitors’ choice of space is not always linear with their perception of safety. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khemal Rianda
"Berkembangnya industri halal di Indonesia pada tahun 2022 khususnya makanan halal membuat para pelaku usaha lebih giat dalam mengkampanyekan makanan halal khususnya pada halal labelling. Pemerintah pun juga melakukan hal yang sama untuk meningkatkan pengetahuan maupun kesadaran masyarakat terkait halal produk. Mulai banyaknya jenis makanan yang dijual di Indonesia dari makanan seperti Warteg, Rumah Makan Padang, Local Food Chain, International Food Chain, Korean/Japanese/Chinese Food, Indian Food, hingga jenis makanan lainnya membuat masyarakat lebih memiliki banyak pilihan dalam memesan produk makanan. Namun permasalahan muncul disaat mayoritas penduduk Indonesia yang merupakan beragama Islam mereka tentunya ingin mengkonsumsi makanan yang halal sesuai dengan syariat yang di anut. Munculnya label “No Pork No Lard” kemudian menjadi kontroversi di kalangan masyarakat terkait konsep makanan yang dinilai berbeda dengan makanan yang sudah memiliki logo halal.

The development of the halal industry in Indonesia in 2022, especially halal food, has made business actors more active in campaigning for halal food, especially on halal labeling. The government is also doing the same thing to increase public knowledge and awareness regarding halal products. Starting from the many types of food sold in Indonesia, from food such as warteg, Padang restaurants, local food chains, international food chains, Korean/Japanese/Chinese food, Indian food, to other types of food, people have more choices in ordering food products. However, problems arise when the majority of Indonesia's population, who are Muslim, of course, want to consume halal food in accordance with the Shari'a they adhere to. The emergence of the label "No Pork No Lard" then became a controversy among the public regarding the concept of food which is considered different from food that already has a halal logo."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Thalia Faz
"Keputusan pemilihan Sekolah Menengah Pertama (SMP) oleh orangtua adalah aspek penting dalam membentuk pendidikan anak-anak mereka, yang berpotensi memengaruhi perkembangan dan prospek akademik anak-anak tersebut. Proses ini seringkali terpengaruh oleh beragam faktor, termasuk karakteristik orangtua dan variabel geografis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci lebih lanjut bagaimana karakteristik orangtua murid sekolah menengah pertama. Penelitian ini menginvestigasi pola spasial distribusi karakteristik orangtua murid di Kecamatan Cipayung. Fokusnya adalah karakteristik orangtua murid, dengan tujuan mengidentifikasi karakteristik orangtua murid SMP di Kecamatan Cipayung, serta mengevaluasi dampak daya layan terhadap pemilihan sekolah. Metode penelitian mencakup survei kepada orangtua murid dan analisa data sekunder. Data karakteristik orangtua, berupa tingkat pendidikan, jenis permukiman, dan penghasilan, dikumpulkan bersama dengan data sekolah menengah pertama tempat anak mereka bersekolah. Selain itu, dilakukan analisa serta evaluasi daya layan SMP dalam hubungannya dengan pola spasial distribusi karakteristik orangtua murid SMP. Hasil penelitian menunjukan adanya pola spasial yang terbentuk antara karakteristik orangtua murid dengan karakteristik sekolah. Temuan ini diharapkan dapat membantu merumuskan rekomendasi kebijakan yang mendorong pemahaman yang lebih baik tentang pola pemilihan sekolah serta potensi perbaikan dalam penyediaan pendidikan di Kecamatan Cipayung.

The decision-making process of selecting a Junior High School (SMP) by parents is a crucial aspect in shaping the education of their children, potentially influencing the development and academic prospects of the students. This process is often influenced by various factors, including parental characteristics and geographic variables. Therefore, this research aims to provide a detailed insight into the characteristics of parents of junior high school students. The study investigates the spatial distribution patterns of parental characteristics in Cipayung District, focusing on identifying the characteristics of parents of SMP students in the area and evaluating the impact of services on school selection. The research methodology involves surveys of parents of junior high school students and the analysis of secondary data. Data on parental characteristics, such as educational level, settlement type, and income, are collected along with information about the junior high schools where their children attend. Additionally, an analysis and evaluation of the services provided by junior high schools are conducted in relation to the spatial distribution patterns of parental characteristics. The research findings reveal the presence of spatial patterns formed between parental characteristics and school characteristics. These findings are expected to contribute to formulating policy recommendations that encourage a better understanding of school selection patterns and potential improvements in education provision in Cipayung District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>