Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viko Esa Bintang Alfarrel
"Penelitian ini mengkaji dinamika sosial dan ekonomi di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dengan menerapkan perspektif arkeologi industri dan teori Marxisme. Mulai diterapkannya sistem tanam paksa oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1836 telah mengubah struktur ekonomi dan sosial di Jawa, khususnya dengan pendirian pabrik gula yang berbasis pada eksploitasi tenaga kerja lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana infrastruktur industri tebu dan pabrik gula berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi regional sekaligus menciptakan ketimpangan sosial antara kaum borjuis Eropa dan kaum proletar lokal. Melalui analisis artefak, dokumentasi historis, dan sisa-sisa material industri, penelitian ini menyelidiki bagaimana relasi antara majikan dan buruh di pabrik mencerminkan kondisi sosial yang lebih luas dan bagaimana prasarana produksi gula serta dokumentasi terkait pekerja mencerminkan dinamika ekonomi dan sosial masa itu. Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai sejarah industri gula di Banyumas tetapi juga menyoroti pentingnya teknologi dan produksi material sebagai pendorong perubahan sosial dalam masyarakat.

This study examines the social and economic dynamics at the Kalibagor Sugar Factory in Banyumas by applying industrial archaeology perspectives and Marxist theory. The implementation of the forced cultivation system by the Dutch East Indies Government in 1836 significantly altered the economic and social structure in Java, particularly through the establishment of sugar factories based on the exploitation of local labor. This research aims to uncover how the infrastructure of the sugarcane industry and sugar factories contributed to regional economic growth while also creating social disparities between the European bourgeois and the local proletarians. Through the analysis of artifacts, historical documentation, and remnants of industrial materials, this study investigates how the relationship between employers and workers at the factory reflects broader social conditions and how the infrastructure of sugar production and related worker documentation reflect the economic and social dynamics of the time. The results of this research are expected to not only provide new insights into the history of the sugar industry in Banyumas but also highlight the importance of technology and material production as drivers of social change in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fayi Firjatullah Widyadhana
"TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia yang mengubah cara kita bersosialisasi di internet. Dorongan untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang dilakukan orang lain adalah karakteristik yang menentukan dari rasa takut ketinggalan (FOMO), yang didefinisikan sebagai kekhawatiran berulang bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga dimana individu tersebut tidak terlibat di pengalaman tersebut (Przybylski et al., 2013). Sedangkan menurut Dictionary of Psychology yang diterbitkan oleh American Psychological Association (n.d.), materialisme adalah seperangkat keyakinan yang mengutamakan kesuksesan dan kenyamanan finansial. Penelitian ini membahas hubungan antara mengonsumsi TikTok dengan FOMO, dan materialisme. Peserta (n = 381) direkrut melalui diseminasi online. Data dihitung menggunakan Korelasi Pearson untuk menentukan signifikansi korelasi. Berdasarkan analisis, penelitian menemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara FOMO dan mengonsumsi TikTok dan korelasi positif yang signifikan antara materialisme dan mengonsumsi TikTok. Ini menunjukkan bahwa mengonsumsi TikTok yang tinggi mungkin dapat meningkatkan FOMO seseorang dan membuat individu tersebut lebih materialistis. Oleh karena itu, intervensi yang mungkin diperlukan untuk menangani FOMO dan materialisme sebagai efek negatif dari penggunaan TikTok sangat dibutuhkan.

TikTok has become one of the biggest social media platforms in the world, and it has changed how we socialise on the internet. The urge to stay informed about what others are doing is a defining characteristic of the fear of missing out (FOMO), which is defined as the recurrent worry that others may be having valuable experiences. At the same time, one is absent (Przybylski et al., 2013). According to the Dictionary of Psychology published by the American Psychological Association (n.d.), materialism is a set of beliefs that sets a premium on financial success and comfort. This study discusses the relationship between TikTok consumption FOMO, and materialism. Participants (n = 381) were recruited through online dissemination. The data was calculated using Pearson Correlation to determine the significance of the correlation. Based on the analysis, the study found significant data supporting the hypothesis. It was found that there is a significant positive correlation between FOMO and TikTok consumption and a significant positive correlation between materialism and TikTok consumption. This suggests that higher TikTok consumption may increase people’s FOMO and might become more materialistic. Therefore, possible intervention might be needed to handle FOMO and materialism as adverse effects of TikTok usage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Putra Pratomo
"Video game sebagai media hiburan telah berkembang pesat selama tiga dekade terakhir. Tren dalam penjualan video game belakangan ini adalah membuat para pemain tetap fokus dan tenggelam dalam bermain video game. Hal ini disebut sebagai imersivitas atau momen imersif. Tentunya tren ini membuat para pengembang video game fokus untuk membuat video game ciptaannya menjadi lebih memikat bagi pemain. Dengan motif ini, pengembang video game dapat menciptakan pengalaman di mana pemain mampu menampilkan dirinya dalam video game. Konsekeunsi dari tren ini adalah pemain, pengembang video game, dan jurnalis video game membuat istilah imersif hanya pada beberapa genre di video game dan term ini bisa mendiskreditkan video game yang tidak dalam kategori yang sama. Penulis memproposisikan bahwa semua video game mampu membuat pengalaman imersif dengan melihat bagaimana realitas di dunia video game diciptakan dan dalam relasi seperti apa manusia bisa tenggelam dalam dunia video game.
Video games as an entertainment medium have rapidly developed over the past three decades. Recent trends in video game sales focus on keeping players engaged and immersed in gameplay. This phenomenon is referred to as immersivity or immersive moments. Naturally, this trend has led game developers to prioritize making their games more captivating for players. With this motive, game developers can create experiences where players can project themselves into the game. The consequence of this trend is that players, game developers, and video game journalists tend to label only certain genres of video games as immersive, potentially discrediting games that do not fall into these categories. The author proposes that all video games have the potential to create immersive experiences by examining how the reality within video games is constructed and what relationship in which humans can become absorbed in the world of video games."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ribhi Marbun
"Klaim agregat merupakan variabel acak yang berperan penting dalam penentuan premi murni yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan model apa yang akurat untuk memodelkan distribusi probabilitas klaim agregat. Terdapat dua ketidakpastian yang berperan penting pada pemodelan klaim agregat yaitu besar klaim dan banyak klaim. Untuk besar klaim umumnya dapat dimodelkan dengan distribusi kontinu tak negatif. Dalam memodelkan besar klaim adakalanya dibutuhkan informasi mengenai terjadinya besar klaim bernilai tertentu. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut adalah mendiskritkan distribusi besar klaim yang dikenal sebagai metode Diskritisasi. Metode Diskritisasi adalah metode yang mentransformasikan variabel acak kontinu menjadi variabel acak diskrit. Metode ini membagi ruang nilai variabel acak kontinu (interval) menjadi interval-interval dengan panjang yang sama. Pada skripsi ini, dilakukan pemodelan distribusi klaim agregat di bawah asumsi model risiko individu dan model risiko kolektif dimana variabel acak besar klaimnya ditransformasi menjadi variabel acak diskrit dengan metode Diskritisasi fuzzy dimana support distribusinya dibangun berdasarkan metode Lower, Upper, dan Rounding. Metode ini mentransformasi variabel acak kontinu besar klaim menjadi variabel acak fuzzy segitiga sedemikian sehingga diperoleh variabel acak klaim agregat berbentuk variabel acak fuzzy segitiga. Selain itu, juga dilakukan simulasi numerik untuk mengilustrasikan penerapan metode Diskritisasi fuzzy yang dilakukan dengan asumsi besar klaim mengikuti distribusi Lognormal, Gamma, dan Eksponensial, serta banyak klaim mengikuti distribusi Poisson, Binomial dan Binomial Negatif.

Aggregate claim is a random variable that plays an important role in determining the pure premium charged by the insurance company. Therefore, it is necessary to consider which model is accurate for modeling the probability distribution of aggregate claims. There are two uncertainties that play major role in modeling aggregate claims, namely the size of the claim (severity) and the number of claims (frequency). Severity generally can be modeled by a non-negative continuous distribution. In practice, the occurrence of claims of a certain value is sometimes needed. The common approach to obtain this information is to discretize the continous distribution of claim severity, known as the Discretization method. Discretization method is a method that transforms continuous random variables into discrete random variables. This method divides the state space (support) of a continuous random variable (interval for instance) into intervals of the same length. In this thesis, aggregate claim distribution modeling is carried out under the assumption of an individual risk model and a collective risk model where the claim size random variable is transformed into a discrete random variable using the fuzzy discretization method where the support of the given distribution is according to the Lower, Upper and Rounding method. This method transforms a continuous random variable of claim size into a triangular fuzzy random variable and eventually aggregate claim random variable is in the form of a triangular fuzzy random variable. In the end, the numerical simulations are given to illustrate the application of the fuzzy discretization method under the assumption that the claim size follow the Lognormal, Gamma and Exponential distributions wheras the number of claims followed the Poisson, Binomial and Negative Binomial distributions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvin Pamalla Mangiwa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis pada perawat Critical Care di Rumah Sakit di Kota Bogor pada tahun 2024. Metodologi menggunakan pendekatan cross-sectional survey yang melibatkan 132 perawat yang bekerja di ruang Critical Care di Rumah Sakit di Kota Bogor yang memiliki kompetensi dan lisensi pelatihan khusus dalam memantau hemodinamik pasien kritis, pemberian therapi dan asuhan keperawatan kritis secara berkelanjutan. Responden dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan diuji peneliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) dan Perceived Organizational Support (POS) yang dimodifikasi mengikuti teori aspek dukungan sosial Sarafino untuk dukungan sosial dan Ryff Psychological Well-being scale (RPWBS) untuk kesejahteraan psikologis. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis perawat critical care, dengan nilai p-value <0,05 melalui uji Chi-Square dan korelasi positif . Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial maka semakin tinggi juga kesejahteraan psikologis, dan sebaliknya. Temuan ini mengungkapkan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh besar terhadap kesejahteraan psikologis dan kesejahteraan psikologis menjadi salah satu hal yang penting yang dapat menyumbang prevalensi masalah psikososial.

This research want to exploration correlation social support between psychological well-being of Critical Care nurses in Hospitals at Bogor City on 2024. The methodology use is cross-sectional survey approach involving 132 nurses who work in Critical Care area in Hospitals at Bogor City. Nurses in critical care area must be haved competency and special training license in monitoring hemodynamics of critical patients, providing therapy and critical nursing care on an ongoing basis. Respondents were selected using the total sampling method. Data was collected through questionnaires that have been validated and reliabilited. This research using modification instrument Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) and Perceived Organizational Support (POS) which were modified following Sarafino's social support aspect theory for social support and Ryff Psychological Well-being scale (RPWBS) for psychological well-being . Data were analyzed using IBM SPSS version 23. The results showed that there was a significant correlation between social support and the psychological well-being of critical care nurses, with p-value <0.05 using the Chi-Square test. This indicates that the higher level of higher social support can make psychological well-being and vice versa. These findings reveal that social support has a major influence on psychological well-being and psychological well-being is one of the important things that can contribute to the prevalence of psychosocial problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunizoe Lael Octauno
"This study investigates the relationship of energy consumption on human development in Indonesia, employing a panel data analysis from 2010 to 2022 across 34 provinces. Utilizing entity fixed-effects regression models, the study reveals that increased energy consumption significantly enhances various human development indicators, including the Human Development Index (HDI), life expectancy, mean years of schooling, and per capita expenditure. The findings align with existing literature, highlighting the importance of energy access in promoting economic and social well-being. Key results indicate that a higher gross regional domestic product (GRDP) consistently improves all human development indicators, while inflation has a detrimental effect. The study also identifies significant positive impacts of domestic direct investment on human development outcomes.

Studi ini meneliti hubungan konsumsi energi terhadap pembangunan manusia di Indonesia, menggunakan analisis data panel dari tahun 2010 hingga 2022 di 34 provinsi. Dengan menggunakan model regresi efek tetap entitas, studi ini mengungkap bahwa peningkatan konsumsi energi secara signifikan meningkatkan berbagai indikator pembangunan manusia, termasuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Temuan ini sejalan dengan literatur yang ada, yang menyoroti pentingnya akses energi dalam mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Hasil utama menunjukkan bahwa produk domestik bruto regional (PDRB) yang lebih tinggi secara konsisten meningkatkan semua indikator pembangunan manusia, sementara inflasi memiliki efek merugikan. Studi ini juga mengidentifikasi hubungan positif investasi langsung domestik terhadap hasil pembangunan manusia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahla Ifany Isgiana
"Lagu "All You Need Is Love" oleh The Beatles merangkum semangat Summer of Love di tahun 1967, sebuah periode yang ditandai dengan gerakan kontra budaya yang kuat yang mengadvokasi perdamaian, cinta, dan kebebasan. Studi ini menggunakan metodologi visual ganda, mengacu pada kerangka kerja analisis konten dan interpretasi komposisi Gillian Rose, untuk menggali lirik lagu dan pertunjukan videonya. Dengan mengkontekstualisasikan analisis dalam lingkungan sosial budaya tahun 1967, dengan fokus pada Summer of Love dan gerakan kontra budaya, studi ini menjelaskan bagaimana "All You Need Is Love" berfungsi sebagai seruan untuk perubahan sosial dari norma konvensional ke masyarakat yang lebih terbuka dan inklusif. Lebih lanjut, studi ini meneliti dampak lagu tersebut, mengeksplorasi bagaimana lagu tersebut dikonsumsi sebagai bentuk protes dan representasi cinta dan damai di tengah lanskap sosial-politik yang penuh gejolak, khususnya sebagai tanggapan terhadap isu-isu seperti Perang Vietnam dan gerakan hak sipil. Temuan penelitian ini menggarisbawahi relevansi dan dampak abadi dari pesan cinta dan damai The Beatles, yang bergema lintas generasi. Namun, keterbatasan ketersediaan data dan subjektivitas inheren dari interpretasi visual memerlukan interpretasi hasil yang hati-hati. Kedepannya, penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi metodologi visual tambahan untuk memperkaya pemahaman tentang signifikansi budaya lagu tersebut dan perannya dalam membentuk kesadaran kolektif.
 

The Beatles' "All You Need Is Love" encapsulates the spirit of the Summer of Love in 1967, a period marked by a powerful counterculture movement advocating for peace, love, and freedom. This study employs a dual visual methodology, drawing on Gillian Rose's frameworks of content analysis and compositional interpretation, to delve into the song's lyrics and its video performance. By contextualizing the analysis within the socio-cultural milieu of 1967, with a focus on the Summer of Love and the counterculture movement, this study sheds light on how "All You Need Is Love" served as a rallying cry for societal change from conventional norms to a more open, inclusive society. Furthermore, the study examines the song's impact, exploring how it was consumed as a form of protest and a representation of love and peace amidst the tumultuous socio-political landscape, particularly in response to issues like the Vietnam War and civil rights movements. The findings of this study underscore the enduring relevance and impact of The Beatles' message of love and peace, resonating across generations. However, limitations in data availability and the inherent subjectivity of visual interpretation warrant cautious interpretation of the results. Moving forward, future research could explore additional visual methodologies to enrich the understanding of the song's cultural significance and its role in shaping collective consciousness.
 
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota A`Yuni
"Pengelolaan dana haji di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan, yang semula dikelola oleh Kementerian Agama beralih di kelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji. Penelitian ini akan mengkaji tentang penataan kelembagaan berdasarkan prinsip good governance, perbandingan Kelembagaan pengelolaan dana haji pada Kementerian Agama dan Badan pengelola Keuangan Haji, serta penerapan good governance dalam pengelolaan dana haji. Bentuk penelitian ini adalah penelitian doktrinal. Hasil penelitian adalah Kemandirian lembaga pengelola dana haji merupakan aspek penting dalam memastikan pengelolaan dana yang efektif, efisien, dan transparan. Untuk mencapai kemandirian ini, lembaga harus memperhatikan prinsip-prinsip good governance. Secara keseluruhan perubahan pengelolaan dana haji menjadi di bawah Badan Pengelolaan Keuangan Haji sangat diperlukan untuk memastikan pengelolaan yang lebih efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan tujuan memberikan manfaat yang optimal bagi para calon Jemaah haji dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengeloaan dana haji. Dalam praktiknya, pengelolaan dana haji oleh Badan Pengelola Keuangan Haji menunjukan peningkatan nilai manfaat yang lebih dibandingakan dengan pengelolaan oleh Kementerian Agama dengan implementasi prinsip good governance dan akuntabilitas yang lebih ketat dan efisien.

The management of Hajj funds in Indonesia has undergone several changes, transitioning from being managed by the Ministry of Religious Affairs to being handled by the Hajj Fund Management Agency (BPKH). This study examines institutional arrangements based on the principles of good governance, comparing the institutional management of Hajj funds under the Ministry of Religious Affairs and the Hajj Financial Management Agency, and the implementation of good governance in Hajj fund management. The form of this research is doctrinal research. The findings indicate that the independence of the Hajj fund management institution is crucial to ensuring effective, efficient, and transparent fund management. To achieve this independence, the institution must adhere to good governance principles. Overall, the change in Hajj fund management to the Hajj Fund Management Agency is necessary to ensure more effective, efficient, transparent, and accountable management, with the goal of providing optimal benefits to prospective Hajj pilgrims and increasing public trust in Hajj fund management. In practice, the management of Hajj funds by the Hajj Fund Management Agency has shown an increase in benefits compared to management by the Ministry of Religious Affairs, with the implementation of stricter and more efficient good governance and accountability principles."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Alfiyyah Purnomo
"Salah satu perubahan kebijakan yang muncul dari UU PDRD menjadi UU HKPD, yaitu bergantinya retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Perubahan meliputi tarif dan proses perizinannya dengan harapan perizinan bangunan gedung dapat mendukung kemudahan berusaha untuk investasi di daerah. Kota Depok di Jawa Barat menjadi kota metropolitan dan penyangga DKI Jakarta yang pesat pertumbuhan bangunannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dan implikasi implementasi kebijakan retribusi PBG di Kota Depok. Topik dikaji menggunakan teori implementasi kebijakan oleh Grindle dari content of policy dan context of implementation. Pendekatan post positivist diambil menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi pustaka. Hasil penelitian berdasarkan content of policy, kebijakan PBG masih belum secara penuh dilakukan karena banyaknya pihak berkepentingan sehingga harapan yang ingin dicapai belum terlihat seluruhnya meskipun banyak manfaat kebijakan. Para implementor belum diberikan akses fasilitas lebih SIMBG. Dari context of implementation, meskipun masih terdapat keterbatasan akses, kekuasaan implementasi berada di pemerintah daerah dan mendukung kemandirian fiskal. Kepatuhan untuk layanan belum patuh secara penuh sedangkan retribusi sudah patuh terhadap UU HKPD. Terdapat implikasi yang mana bagi pemerintah Kota Depok diantaranya, tata kelola organisasi, pengurangan administrative cost dan penambahan psychological cost, penurunan realisasi penerimaan retribusi, ekstensifikasi-intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah, serta terkait sentralisasi yang mendistorsi tujuan retribusi. Sedangkan, implikasi bagi masyarakat diantaranya pembayaran retribusi dapat sesuai tujuan yakni sesuai dengan standar bangunan gedung, penurunan nilai pembayaran retribusi PBG dibandingkan IMB, tambahan biaya selain retribusi untuk jasa konsultan, potensi berkembangnya jasa konsultan, dan asas kesederhanaan dalam akses SIMBG.

One significant policy change from the transition of the PDRD Law to the HKPD Law is replacing the Building Permit (IMB) retribution with the Building Approval (PBG) retribution. This shift involves changes in tariffs and permitting process to support regional investment. Depok City, one of the metropolitan area in West Jawa and a buffer for DKI Jakarta, has a rapid building growth. This research aims to analyze the implementation and implications of the PBG retribution policy in Depok. This research is using Grindle's policy implementation theory from content of policy and context of implementation. A post-positivist approach was employed, collecting data through field studies and literature reviews. Findings based on the content of policy, PBG policy is still not fully implemented due to the large number of interested parties so that the hopes to be achieved are not yet fully visible even though the policy has many benefits. Implementors have limited access to advanced SIMBG facilities. In the context of implementation, despite of the limited access, the local government has the capacity to encourage fiscal autonom. Compliance with service standards is incomplete, while retribution adheres to the HKPD Law. Implications for the Depok government include organizational adjustments, decreased administrative costs, increased psychological costs, decreased retribution revenue, extentification-intensification of regional taxes and levies, and centralization issues that distort retribution objectives. For the community, implications include retribution payments is based on the standard, reduced PBG retribution payments compared to IMB, additional consultant service fees, consultancy services growth, and simplified access to SIMBG."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Wisesa Atissalam
"PT XYZ adalah salah satu perusahaan telekomunikasi dengan lebih dari 34.3 juta pengguna di Indonesia. PT XYZ mengadopsi kerangka kerja Scrum dalam tiga proyek pengembangan aplikasi MyXYZ. Persentase keterselesaian masing-masing proyek dalam setiap sprint selama setahun terakhir tidak mencapai 100%. Hal ini mengindikasikan adanya masalah dalam tiap sprint yang berpotensi memperlambat waktu rilis fitur terbaru dan membuang potensi pendapatan yang lebih tinggi. Scrum Maturity Model digunakan untuk mengukur tingkat kematangan penerapan Scrum di PT XYZ. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Scrum Assessment Questionnaire yang terdiri atas 70 pertanyaan. Kuesioner diberikan kepada 1 orang Scrum Master, 2 orang product owner dan 4 orang development team dari masingmasing proyek. Data kuesioner kemudian dianalisis dengan key process area rating Agile Maturity Model. Hasilnya, implementasi Scrum di PT XYZ berada di level 3. Perlu standardisasi dan pelaksanaan sprint retrospective yang disiplin untuk dapat meningkatkan tingkat kematangan ke level selanjutnya.

PT XYZ is a telco company with more than 34.3 million users in Indonesia. PT XYZ adopted the Scrum framework in 3 projects of MyXYZ application development. The percentage of completion of each project in each sprint during the last year didn't reach 100%. This indicates there are problems in each sprint that could be slow down the release time of the newest feature and waste higher revenue potential. The Scrum Maturity Model is used to measure the maturity level of Scrum implementation. Data collection was carried out using the Scrum Assessment Questionnaire which consists of 70 questions. The questionnaires were given to 1 Scrum Master, 2 Product Owners and 4 Development Team members from each project. The data was then analyzed using the Agile Maturity Model key process area rating. As a result, Scrum implementation at PT XYZ is at level 3. Standardization and disciplined implementation of sprint retrospectives are needed to be able to raise the maturity level to the next level."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>