Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Budaya perusahaan Jepang dipandang telah berhasil dalam meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan Jepang hingga produk-proudk mereka mampu bersaing di pasar global. Newamasi sebagai elemen utama budaya perusahaan Jepang serya hubungan dan pengaruhnya terhadap kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memerikan bukti bahwa newamasi sebagai elemen budaya perusahaan tidak hanya bertujuan untuk membangun semangat kebersamaan, kesetiaan dan keakraban antar anggota manajemen. Selain it untuk membuktikan hubungan dan pengaruh newamasi sebagai elemen budaya perusahaan terhadap kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Pada tahun 1982 ekonomi Indonesia mengalami resesi sebagal dampak dari resesi yang dialami banyak negara maju. Kenaikan produk domestik bruto rill pada tahun 1982 hanya 2,2%, suatu penurunan dibandingkan dengan tahun 1981 yang mencapai kenaikan 7% dan tahun 1980 mencapai kenaikan 9,9%. Sementara itu, neraca pembayaran dan transaksi berjalan sejak tahun 1981 terus mengalami defisit. Tahun 1982 defisit neraca pembayaran mencapai nilai US$ 1,9 milyar dan deflsit transaksi berjalan mencapai nilai US$ 5,5 milyar. Permasalahan ekonomi Ini dicoba untuk diperbaiki oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Kebutuhan asam dari suatu pelarutan bijih tembaga teroksidasi merupakan salah satu faktor penting secara ekonomi dan kuantitasnya harus dapat ditentukan secara optimal untuk mendapatkan proses pelarutan yang efisien. Suatu studi kinetik oleh asam sulfat dari bijih tembaga teroksidasi khususnya Malachite telah diteliti. Pengaruh dari waktu leaching, kecepatan pengadukan, konsentrasi asam dan perbandingan solid liquid, temperature dan ukuran dari bijih telah diteliti. Menggunakan kondisi terbaik diperoleh recovery 90% pada 250C dan 98% pada 800C setelah 150 menit waktu leaching dan pada konsentarsi asam 1 mol/L dengan perbandingan liquid/solid 6:1. Pelarutan dari Malachite selama leaching dapat digambarkan sebagai fungsi logaritma, y=a ln(x) + B. Berdasarkan data dari pelarutan awal menggunakan asam sulfat diketahui bahwa kinetika pelarutan batuan tembaga jenis malachite dikontrol oleh suatu reaksi diffusi. ......The relationship of percent copper extraction to acid consumption must be refined to optimized the economic value and the consumption quantity must be known to get the efficiency of extraction. A study kinetics of the sulfuric acid leaching of oxidized copper ore malachite from North Sumatera was carried out. The effect of leaching time, stirring, sulfuric acid concentration, ratio solid liquid, temperature, particle size were analyzed. The optimum condition, copper recovery about 90% at 250C and 98% at 800C after 30 minute leaching time in 1.0 M sulfuric acid concentration with liquid/solid ratio 6:1 at 150 rpm. Malachite dissolution during leaching can be described by logaritmic function. Basic on data obtained for the leaching kinetics indicated that the initial dissolution of malachite is a diffusion controlled reaction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Iwan Setiawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Iwan Setiawan
Abstrak :
Pengukuran besaran listrik, seperti tegangan dan arus listrik biasanya dilakukan dengan cara manual. Pada skripsi ini akan dirancang suatu sistem pengukuran jarak jauh (telemetri) besanan listrik, seperti tegangan dan arus listrik dengan menggunakan SMS sebagai media transmisi data hasil pengukuran. Pengukuran tidak harus di lakukan di tempat lokasi yang akan di ukur namun, basil pengukuran dapat diterima oleh si pengguna dengan melakukan panggilan tak terjawab (miscall) ke nomor telepon genggam yang di gunakan di alat tersebut maka, maka telepon genggam pada alat tersebut akan mengirim hasil pengukuran dengan menggunakan SMS secara otomatis, sehingga hanya diperlukan biaya untuk pengiriman SMS yang sangat murah. Alat ini menggunakan A VR mikrokontroller ATMEGA16 untuk melakukan pengukuran dan pengiriman SMS. Digunakan mikrokontroller ini adalah karena dapat bekerja dengan kecepatan tingi flash ROM dan RAM cukup besar, memiliki internal Analog Digital Converter (ADC) serta harga yang murah dan mudah didapat di pasaran lokal. Alat ini dirancang untuk telepon genggam buatan Siemens dengan tipe M35. Program dihuat dengan menggunakan babasa C dan compiler program ini menggunakan software CodeVisionA VR (CVA VR). Pada tahap uji eoha terlibat babwa alat dapat melakukan pengukuran tegangan, arus listrik, diakumulasi di dalam AVR mikrokontroller ATMEGA16, dan mengiritukan hasil pengukuran dengan menggunakan SMS. Untuk pengakuran arus listrik digunakan alat tambahan, yaitu Clamp Ampere, kemudian keluaran dan Clamp Ampere ini, yang herupa tegangan listrik, akan diukur oleh A VR Mikrokontrnller ATmega16 dan akan di konversi menjadi sinyal digital. Kendala yang terjadi adalah kecilnya tegangan operasi dari A VR Mikrokontroller ATmega16, yaitu 5 volt DC, sehingge untuk mengukur tegangan yang tinggi, seperti tegangan rumah atau gardu-gardu listrik maka harus di gunakan sebuah alat lagi untuk mengubah tegengen tersebut menjadi tegangan DC yang memiliki nilai keluaran maksimum sebesar 5 volt.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Iwan Setiawan
Abstrak :
Persaingan dalam industri pertambangan yang ketat di Indonesia yang merupakan negara yang mempunyai potensi mineral ketiga terbesar di dunia membuat suatu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor kunci yang menentukan keberhasilannya dalam bisnis. Selain itu perlu ada suatu model yang dapat menilai tingkat keberhasilan perusahaan itu dengan faktor-faktor itu sebagai indikator. Dalam penelitian ini dirancang model untuk melakukan rating kinenja perusahaan pertambangan dengan metode Analytic Hierarchy Process. Pertama-tama kriteria dan sub kriteria sebagai indikator kinerja perusahaan pertambangan dipilih dan dibobotkan oleh para ahli pertambangan, lalu dibuat model rating untuk perusahaan pertambangan berdasarkan kriteria dan sub kriteria itu. Hasil yang diperoleh adalah model rating kinerja perusahaan pertambangan. Suatu contoh rating untuk perusahaan pcrtambangan batubara dibuat untuk menjelaskan kegunaan model itu.
The competition in mining industry in Indonesia, that has the third highest mineral potential in the world, is forcing the companies to understand the key factors of its business success. There is also a need for a model that can rate the companies’ success using the factors as indicators. In this research, a performance rating model for mining company is designed using Analytic Hierarchy Process. First, the criteria and sub criteria as performance indicators is chosen and weighted by mining experts, and then a rating model is constructed based on the criteria and sub criteria. The result is a performance rating model for mining company. An example of coal mining company rating is illustrated to explain the use of the model.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Tingkat kepuasan merupakan cermin dari kualitas pelayanan di rumah sakit. Tingkat kepuasan adalah perbandingan antara harapan dan kenyataan. Dikatakan puas jika harapan lebih dari kenyataan dan dikatakan tidak puas jika harapan kurang dari kenyataan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien di unit gawat darurat Rumah Sakit Haji Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 100 dengan menggunakan tehnik simple rondom sampling. Hasil menunjukkan gambaran tingkat kepuasan pasien adalah 90%. Saran untuk rumah sakit adalah untuk lebih meningkatkan pelayanan dengan cara mengadakan kegiatan seperti in house training / pelatihan tentang komunikasi teraupetik dan caring dalam memberikan pelayanan kepada pasien. ......The level of satisfaction is a reflection of the quality of care in hospitals. The level of satisfaction is a comparison between expectations and reality. Said to be satisfied if the expectation over reality and said none were satisfied if the expectation is less than reality. This study aims to describe the level of patient satisfaction in the emergency department Haji Hospital Jakarta. The study design was a descriptive cross sectional approach. Number of respondents is 100 by using simple rondom sampling techniques. Results show an overview of patient satisfaction was 90%. Suggest for the hospital is to further improve services by doing such as in-house training / training on theraupetic communication and caring in providing services to patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S53064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Ketentuan mengenai waralaba di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 71/2019 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Walaupun telah diatur dalam peraturan yang bersifat khusus, namun sebagaimana perjanjian pada umumnya, perjanjian waralaba juga harus tunduk kepada ketentuan yang diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) tentang Perikatan. Penyelenggaraan waralaba dilakukan berdasarkan perjanjian waralaba yang dibuat oleh Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba sebagai individu yang independen dan berdiri sendiri. Sebagai pihak yang memiliki keahlian terhadap metode usaha yang dilakukannya, Pemberi Waralaba memiliki kecenderungan untuk mengutamakan kepentingannya sendiri dan mengabaikan kepentingan dari Penerima Waralaba sebagai pihak yang minim pengalaman bisnis. Selain itu, Perjanjian waralaba juga merupakan perjanjian baku yang dibuat secara apriori oleh Pemberi Waralaba mengakibatkan Penerima Waralaba hanya memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan negosiasi mengenai isi dari perjanjian waralaba. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa pada kenyataannya kedudukan Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba adalah tidak seimbang seperti halnya dalam kasus Waralaba Restoran Hoghock dalam Putusan Nomor 3/Pdt.G.S/2023/PN.Jkt.Utr. Berkaca kepada kasus Waralaba Restoran Hoghock, penelitian ini akan membahas mengenai pelindungan hukum bagi Penerima Waralaba serta menganalisa legalitas perjanjian waralaba yang tidak didaftarkan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian doktrinal dengan tipe penelitian eksplanatoris untuk menjelaskan dan menganalisis fakta hukum yang terdapat pada kasus berdasarkan ketentuan hukum perjanjian dan hukum waralaba di Indonesia. Dengan mengacu kepada analisis atas permasalahan tersebut, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa perjanjian waralaba dalam kasus Waralaba Restoran Hoghock adalah merupakan perjanjian waralaba yang tidak terdaftar sehingga berakibat kepada tereduksinya hak-hak dan pelindungan hukum bagi Penerima Waralaba. ......The Provision regarding franchise in Indonesia are regulated by Government Regulation Number 42 of 2007 on Franchise, and Minister of Trade Regulation Number 71 of 2019 on Franchise Implementation. Although it has been regulated in specific regulations, as with agreements in general, franchise agreements must also comply with the provisions stipulated in Book III of The Civil Code (KUHPerdata) concerning Contracts. The implementation of the franchise businesses are based on franchise agremeents made by the Franchisor and the Franchisee as independent and stand-alone individuals. As a party with expertise in the business methods employed, the Franchisor tends to prioritize its own interests and may overlook the interests of the Franchisee as a party with minimal business experience. Additionally, the franchise agreement is a standard agreement pre-drafted by the Franchisor, resulting in the Franchisee having limited opportunities to negotiate the contents of the franchise agreement itself. Therefore, it is possible that in reality, the positions of the Franchisor and the Franchisee are imbalanced, as seen in the case of the Hoghock Restaurant franchise in Decision Number 3/Pdt.G.S/2023/PN.Jkt.Utr. Reflecting on the Hoghock Restaurant franchise case, this research will discuss legal protection for the Franchisee and analyze the legality of unregistered franchise agreements. To address these issues, this research uses doctrinal research method with explanatory research type to explain and analyze legal facts found in the case based on the provisions of franchise agreements and franchise law in Indonesia. Based on the analysis of these issues, this research concludes that the franchise agreement in the case of the Hoghock Restaurant Franchise is an unregistered one, resulting in the reduction of rights and legal protection for the Franchisee.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setiawan
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran keluhan subjektif kelelahan mata serta hubungannya dengan faktor karakteristik pekerja, durasi kerja, alat kerja, dan tingkat pencahayaan pada pengguna komputer di PT. Surveyor Indonesia tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 98 pengguna komputer di PT. Surveyor Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan pengukuran tingkat pencahayaan lokal di meja kerja. Analisis univariat dilakukan menggunakan nilai proporsi untuk menjelaskan gambaran keluhan subjektif kelelahan mata dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata, sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square (X2) dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa 82 responden atau 83,7% mengalami keluhan subjektif kelelahan mata. Dari 6 variabel independen yaitu usia, gangguan penglihatan, durasi kerja, tampilan monitor, penggunaan anti-glare, dan tingkat pencahayaan hanya variabel gangguan penglihatan yang berhubungan secara signifikan dengan keluhan subjektif kelelahan mata. ...... This study was conducted to know the description of the subjective complaints of eyestrain and its relationship with worker‟s characteristics, working duration, working tools, and the lighting levels among computer users at PT. Surveyor Indonesia in 2012. This study was a quantitative study with a cross sectional study design. The sample was 98 computer users at PT. Surveyor Indonesia. Data was collected by distribute the questionnaires and measure the local lightning on the desk. Univariate analysis performed using the proportion to clarify the prevalence of subjective complaints of eyestrain and factors related to eyestrain, while the bivariate analysis performed by chi-square test (X2) with a significance level of 5%. Result showed that 82 respondents or 83.7% had subjective complaints of eyestrain. From the six independent variables which are age, visual impairment, working duration, display monitors, the use of anti-glare, and lighting levels, only visual impairment that significantly associated with subjective complaints of eyestrain.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library