Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Latif
Abstrak :
ABSTRAK
Kecembungan di daerah muka terutama pada pipi dipengaruhi oleh bentuk dan posisi tulang zygoma. Fraktur pada tulang zygoma dapat mengakibatkan perubahan kontur bentuk muka. Fraktur zygoma "nondisplaced" tanpa disertai gejala-gejala dan gangguan fungsi yang lain tidak memerlukan perawatan. Reposisi fraktur zygoma dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu jika terdapat diplopia, terbatasnya pergerakan mandibula, untuk mengembalikan kedudukan tulang yang normal untuk proteksi mata, dan untuk memperbaiki estetika wajah. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana keberhasilan dari berbagai metode reposisi fraktur zygoma tanpa disertai dengan fiksasi. Pada Bagian Bedah Mulut Academisch Ziekenhuis Leiden telah dikumpulkan data pasien fraktur zygoma yang telah dilakukan operasi sebanyak 106 kasus. Jumlah ini merupakan kasus fraktur zygoma maupun kombinasi fraktur zygoma dengan jenis fraktur lainnya. Setelah diseleksi, fraktur zygoma (os malar) murni ada 75 kasus. Ada beberapa macam pembagian klasifikasi dari fraktur zygoma. Pada penelitian ini khusus diamati fraktur zygoma yang stabil setelah direposisi, sehingga tidak memerlukan tindakan fiksasi. Dari 75 kasus fraktur zygoma yang memenuhi kriteria ini ada 48 kasus. Setelah satu hari operasi, dilihat keberhasilan dari metode reposisi Gillies, perkutan dan metode intra oral. Dari ketiga metode reposisi ini, metode perkutan dilakukan sebanyak 43 kasus, metode intra oral 3 kasus, dan metode Gillies ada 2 kasus. Keberhasilan reposisi ditandai dengan tidak dijumpai adanya step setelah satu hari operasi, baik secara klinis maupun radiologis. Dari hasil penelitian ini tidak dijumpai adanya step pada semua metode reposisi.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
Dalam jangka panjang akan sangat riskan dan berbahaya apabila sistem perekonomian nasional sangat tergantung pada hutang luar negeri. Karena itu, diperlukan langkah-langkah inovatif dalam membangun sumber pembiayaan domestik yang dapat diandalkan dalam menunjang perekonomian nasional. Dengan sistem kepesertaan yang bersifat wajib, terbuka dan beragam (compulsory, open and multiple coverage) serta bagian dari penegakan human rights, maka secara alamiah program jaminan sosial tenaga kerja akan mempunyai potensi yang sangat besar untuk meraih kepesertaan yang besar, penerimaan iuran dan akumulasi dana investasi. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara, ternyata program jaminan sosial tenaga kerja tidak hanya dapat diandalkan sebagai perlindungan bagi tenaga kerja melainkan juga sebagai penunjang perekonomian nasional dan pilar penyelamat dari turbulensi ekonomi. Bahkan di negara-negara welfare states program jaminan sosialnya terintegrasi dalam kebijakan fiskal. Bahwa dengan kondisi yang ada saat ini, dengan menggunakan metade time series kuadrat terkecil berdasarkan data historis selarna 24 tahun, diperkirakan program jaminan sosial tenaga kerja di Indonesia akan berkembang sangat datar dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, sehingga diperlukan reformasi dalam penyelenggaraaan Jamsostek sehingga badan penyelenggara program Jamsostek lebih legitimate dan otoritatif. Reforrnasi dalam penyelenggaraan Jamsostek harus mencakup empat hal, yaitu adanya kontrol tripartit, law enforcement yang melekat pada Badan Penyelenggara Peningkatan Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) dan pengelolaan oleh Badan Nirlaba.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T3950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
Tekanan formasi atau sering disebut dengan formation pressure atau pore pressure merupakan salah satu obyek yang menarik untuk dipelajari, karena dari sini kita bisa menganalisis suatu reservoar, baik untuk menentukan kontak antara beberapa fluida yang berbeda (minyak-gas, minyak-air, atau air-gas), maupun untuk menganalisa lapisan penyekat dan juga kemungkinan ada tidaknya hubungan antara reservoarreservoar yang saling berdekatan. Pada kegiatan pengeboran (drilling), tekanan formasi digunakan sebagai analisa awal yang sangat penting untuk menyiapkan lumpur pemboran dan juga menentukan letak casing. Kegagalan dalam menganalisa tekanan formasi lapisan, akan berakibat fatal dan bisa menyebabkan semburan liar atau biasa disebut blow out, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap biaya operasional di lapangan. Sampai hari ini, tekanan formasi hanya bisa dideteksi dengan akurat jika dilakukan pengukuran secara langsung pada sumur dengan menggunakan peralatan logging. Tentu saja hasilnya sangat terbatas hanya pada titik sumur tersebut, dan tidak bisa dipakai untuk prediksi tekanan secara mendatar. Kekurangan ini bisa diatasi dengan menggunakan data seismik permukaan, yang meskipun mempunyai kelemahan resolusi ke arah vertikal, tetapi mempunyai kelebihan ke arah horisontal. Adapun atribut seismik yang akan dimanfaatkan untuk melakukan prediksi tekanan formasi adalah kecepatan gelombang seismik (seismic velocity), yang merupakan hasil dari analisa kecepatan untuk koreksi NMO (normal moveout correction). Metode Bower (Kelly, 2005) digunakan dalam perhitungan prediksi tekanan bawah permukaan, dimana sumur tersebut mempunyai data-data densitas, kecepatan gelombang P (P-wave sonic) maupun tekanan formasi yang diperoleh selama pengeboran. Selanjutnya, dari data sumur tersebut dilakukan perhitungan parameterparameter hubungan antara: 1) Kecepatan dan densitas batuan, 2) Tekanan dan kecepatan gelombang seismik. Untuk mendapatkan prediksi tekanan secara mendatar, digunakan data Vrms (kecepatan rms) sebagai hasil dari koreksi NMO, yang selanjutnya dikonversikan ke kecepatan interval. Mengingat keterbatasan resolusi vertikal pada data seismik pantul, maka agar diperoleh hasil yang lebih akurat, dilakukan kalibrasi menggunakan data kecepatan gelombang P dari checkshot atau VSP pada sumur-sumur yang dilewati oleh lintasan seismik. Penelitian ini telah membuktikan bahwa kecepatan gelombang seismik bisa digunakan untuk prediksi tekanan formasi dengan pendekatan metode Bower. Dimana hasilnya bisa dimanfaatkan untuk memprediksi tekanan bawah permukaan secara regional, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan pengeboran. ......Formation pressure, also commonly known as pore pressure, has become one of the most interesting fields in hydrocarbon exploration and production in order to characterize a reservoir, whether to determine the contact level between different fluid phases (such as oil-gas, oil-water, or gas-water contact), or to analyze the sealing and connectivity within compartmentalized reservoirs. In a drilling process, formation pressure is employed as an important initial analysis tool to choose the type of drilling mud that is going to be used, and also to determine the casing points in order to avoid formation overpressure. Failure in analyzing the formation pressure, could cause fatalities such as blowout and impact the total operational cost of a field. To date, accurate detection of formation pressure can only be achieved from well measurements. This results in limited areas of measurement and lack of information in the lateral direction. This limitation can be overcome by employing seismic data that have laterally good coverage, although significantly lower vertical resolution compared to well data. Seismic attribute used to laterally estimate the formation pressure is the stacking velocity field obtained from velocity analysis that was used to perform normal moveout (nmo) correction the seismic data. Bower's method (Kelly, 2005) is used in formation pressure estimation based on wells that have density and P-wave sonic logs; and formation pressure information that were recorded during the drilling process. Based on these data, a set of calculation is performed to derive the relation between: 1) Velocity and density of the formation, and 2) Pressure and the seismic velocity. Laterally distributed rms velocity (Vrms) from the stacking velocity field is then converted into interval velocity (Vint) in order to relate it with laterally distributed pressure. Due to the low-resolution nature of the seismic velocity, calibration to the wells using checkshot and VSP was performed to obtain a more accurate estimation. The work outlined in this thesis shows that seismic velocity can be used to estimate formation pressure by incorporating Bower?s method. Formation pressure obtained from seismic velocity can be utilized to estimate regional formation pressure in drilling decisions.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
Tesis ini berfokus pada penelitian terapan yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ABC. Permasalahan yang dihadapi KPPN ABC adalah penurunan prestasi kerja dalam hal kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan kualitas LKPP bersumber pada tidak maksimalnya kompetensi pegawai KPPN ABC. Untuk mengetahui area kompetensi yang tidak maksimal dilakukan melalui kuesioner dengan menggunakan indikator standar kompetensi pegawai KPPN. Hasil survey menunjukkan dua area kompetensi yang tidak maksimal adalah kompetensi stakeholder service dan interpersonal communication. Untuk memperbaiki kompetensi ini, peneliti mengajukan dua intervensi yaitu training dan coaching. Pemilihan intervensi dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap empat indikator yaitu dukungan manajer, ketersediaan anggaran, ketersediaan waktu, serta ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. Berdasar hasil peneltian, training dipilih sebagai intervensi utama bagi organisasi. ......This thesis focused on applied research held on Treasury Services Office ABC (KPPN ABC). This organizations problem is due to decline in job performance especially in the quality of Central Government Financial Reporting. Based on the research, it is concluded that the decline in quality is due to under utilization of employee competency. Questionnaire is used to spot the underutilized area of competency by comparing it with KPPN competency standard indicator. Questionnaire has shown two underutilized areas of competency, that is Stakeholder Service and Interpersonal Communication. In order to improve these competencies, researcher has come with two intervention planning such as training and coaching. These planning was based on research of four indicators, such as managers support, fund availability, time availability, and infrastructure availability. Based on the research, training is chosen as ultimate intervention for the organization.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan sefalometri morfologi wajah di antara orang dewasa dengan UCLA, UCLP, BCLA dan BCLP yang tidak dioperasi dibandingkan dengan kelompok kontrol (non-cleft). Bahan dan metode: Penelitian retrospektif ini menganalisis sefalogram dari subjek dengan UCLA (n= 160), UCLP (n=59), BCLA (n=21) dan BCLP (n=13) dibandingkan kelompok kontrol/non-cleft (n= 52). Sefalogram dipindai pada 16-bit scanner flat bed (EPSON Expression 10000XL) pada resolusi 300 dpi. Semua sefalogram yang diubah menjadi digital oleh seorang pengamat komersial memakai software (Viewbox 3 dhal Software, Kiffisia, Yunani). Sefalometri dianalisis sesuai dengan protokol modifikasi Eurocleft. Perbedaan sefalometri morfologi wajah di antara mereka dianalisis secara statistik. Hasil: Posisi maksila (s-n-ss/SNA), posisi mandibula (S-N-Pg) dan hubungan rahang sagital (ss-n-sm/ANB) berbeda secara signifikan antara kelompok kontrol dan semua kelompok cleft (nilai p antara 0.001 dan 0.042); kelompok cleft sudutnya lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Posisi maksila dan mandibula arah antero posterior berbeda antara kelompok UCLA dan UCLP, juga antara kelompok BCLA dan BCLP. Inklinasi gigi insisif atas terhadap palatal plane (ILS/NL) dan sudut interincisal tidak berbeda secara signifikan antara kelompok kontrol dan semua kelompok cleft. Kesimpulan: Pada kelompok cleft dewasa yang tidak dioperasi, rahang atas menunjukkan secara morfologis lebih ke depan (s-n-ss / SNA) daripada kelompok kontrol. Morfologi wajah kelompok cleft dewasa yang tidak dioperasi tampaknya dapat tumbuh normal pada arah anteroposterior. Setiap jenis cleft memiliki karakteristik sefalometri morfologi sendiri.
ABSTRACT
Objective: To analyze cephalometric facial morphology among adult, unoperated UCLA, UCLP, BCLA. BCLP and the control group (non-cleft). Materials and methods: This retrospective study analyzed the cephalograms of 160 subjects with UCLA, 59 with UCLP, 21 with BCLA, 13 with BCLP and 52 the control (non-cleft group). The cephalograms were scanned on a 16-bit flatbed scanner (EPSON Expression 10000XL) at a resolution of 300 dpi. All cephalograms were digitized by one observer with commercially available software (Viewbox 3 dHal Software, Kiffisia, Greece). The lateral cephalograms were analyzed according to a modified Eurocleft protocol. Differences in cephalometric facial morphology among them were analyzed statistically. Results: Maxillary prominence (s-n-ss/SNA), mandibular prominence (S-N-Pg) and sagittal jaw relationship (ss-n-sm/ANB) differed significantly between the control group and all cleft groups (p-values between 0.001 and 0.042), being larger in the cleft groups. Maxillary and mandibular prominence differed between UCLA and UCLP and either BCLA and BCLP. Upper incisor inclination to palatal plane (ILS/NL) and the interincisal angle did not differ significantly between the control and all cleft groups. There was also no significant difference between the unilateral cleft groups and between the bilateral cleft groups. Conclusions: In the adult unoperated cleft groups, the maxilla showed more prominent (s-n-ss/SNA) than the control group. The facial morphology of adult untreated cleft groups seems potentially normal development in anteroposterior direction. Each type of cleft has its own characteristic cephalometric morphology
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
ABSTRAK
Modifikasi mesin dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas mesin, yang memiliki keunggulan ekonomis bila dibandingkan dengan ekspansi mesin atau penambahan mesin baru.

Modifikasi mesin gerinda otomatis SA 1901 B yang telah dilakukan sebelumnya telah dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini dilakukan dengan mengurangi cycle time mesin tersebut. Sehingga beberapa komponen mesin telah diubah yaitu poros pada stone adaptor unit dan sabuk pada workhead unit. Namun ada kendala ekonomis, karena biaya pengadaan stok komponen pengganti tersebut mahal.

Modifikasi lanjutan bertujuan untuk merancang komponen part modifikasi yang lebih murah, sehingga diharapkan jadwal preventive maintenance dapat terjaga.

Ada 4 macam bahan material yang dipakai dalam perancangan poros yaitu: S45C-D, S55C-D, SCM-3, dan SCR-5. Data hasil perhitungan menunjukkan bahwa diameter poros yang berbahan S45C-D dan S55C-D, tidak berbeda jauh dari diameter poros yang digunakan dalam modifikasi sebelumnya. Sedangkan dalam perancangan sabuk, didapatkan dua tipe sabuk baru sebagai altematif stok yaitu V-bell dan sabuk gilir.
2000
S37656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
Material film adhesive yang digunakan PT Dirgantara Indonesia untuk pembuatan pesawat memiliki batas waktu penyimpanan di suhu ruang yang disebut work life. Untuk mengevaluasi work life film adhesive Z-15.429 telah dilakukan penelitian dengan tiga variasi lama penyimpanan film adhesive di suhu ruang yaitu 97.5 jam, 173 jam, dan 270.25 jam yang selanjutnya masing-masing diuji mekanik berupa shear test, peel test, dan drum peel test. Selain itu dilakukan juga uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengamati proses polimerisasi di suhu ruang dan pengamatan kerusakan akibat uji mekanik menggunakan mikroskop optik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya spesimen dengan film adhesive yang disimpan selama 97.5 jam di suhu ruang saja yang memenuhi standar PT Dirgantara Indonesia dengan nilai rata-rata kekuatan geser, nilai rata-rata beban pengelupasan hasil peel test, dan nilai rata-rata beban pengelupasan hasil drum peel test berturut-turut (38.06 ± 2.16) MPa, (355.62 ± 13.36) N, dan (648.17 ± 20.71) N serta mengalami 100% kerusakan kohesif.
Adhesive film materials that are used by PT Dirgantara Indonesia for aircraft manufacturing have a time limit in room temperature storage that is called work life. To evaluate the work life of Z-15.429 adhesive films, a study was conducted for this adhesive film that was stored at room temperature within three different durations, namely 97.50, 173, and 270.25 hours. Each sample for each duration was then mechanical tested, including shear, peel, and drum peel tests. Moreover, Fourier Transform Infra Red (FTIR) was applied to observe the polymerization process of the adhesive film and optical microscope observation was conducted to study the failure of the specimens after mechanical testing. The results showed that only adhesive film specimen which was stored for 97.50 hours in room temperature have met the PT Dirgantara Indonesia standard with the average values of shear strength, peeling load of peel, and peeling load of drum peel were (38.06 ± 2.16) MPa, (355.62 ± 13.36) N, and (648.17 ± 20.71) N respectively, with 100% of cohesive failure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
Dewasa ini, kelangkaan bahan bakar fosil menjadi perhatian dunia. Kelangkaan tersebut menyebabkan harga minyak mentah melambung tinggi. Salah satu jenis bahan bakar yang banyak digunakan adalah gasoline yaitu fraksi hidrokarbon C5 sampai C10. Gasoline banyak digunakan pada sektor transportasi. Menipisnya persediaan bahan bakar memaksa kita berusaha keras untuk mencari sumber energi alternatif. Peneltian ini bertujuan untuk mensintesis hidrokarbon setaraf fraksi gasoline (C5-C10) dari minyak jarak yang telah disaponifikasi melalui reaksi perengkahan katalitik pada tekanan atmosferik. Pertama, minyak jarak disaponifikasi oleh senyawa basa dan membentuk garam asam lemak. Garam asam lemak tersebut diumpankan ke dalam fixed bed reactor untuk direngkah menggunakan katalis B2O3/Al2O3. Reaksi dilakukan dalam tiga variasi temperatur, yaitu 350°C, 400°C dan 450°C. Pada temperatur optimum, reaksi dilakukan dalam tiga variasi komposisi berat katalis, 10%, 15% and 20% B2O3 dari berat katalis. Kemudian, pada temperatur reaksi dan komposisi berat katalis yang optimum, reaksi divariasikan pada tiga jenis rasio berat umpan (minyak jarak : senyawa basa), yaitu rasio untuk habis bereaksi atau reaksi stoikiometrik, 10% berat minyak jarak berlebih dan 20% berat minyak jarak berlebih. Terakhir, pada ketiga kondisi optimum tersebut, dilakukan perbandingan yield yang diperoleh antara pretreatment saponifikasi menggunakan KOH dan Al(OH)3. Produk cair didistilasi untuk mengetahui yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dan dianalisis dengan FTIR, GC-MS dan GC-FID untuk membuktikan terjadinya reaksi perengkahan. Sedangkan, produk gas dianalisis dengan GC-TCD untuk mengetahui komponen dan komposisinya. Kondisi optimum untuk menghasilkan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dilakukan pada temperatur 400°C, 10% B2O3, dan rasio berat stoikiometrik pada pretreatment saponifikasi. Pada kondisi optimum, umpan dengan pretreatment saponifikasi menggunakan KOH memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan Al(OH)3. Yield tertinggi untuk jenis umpan menggunakan KOH diperoleh sebesar 47,87% dan 37,23% untuk jenis umpan yang menggunakan Al(OH)3. ......Nowadays, the rarity of fossil fuel has become the world's concern because it inflicts the increasing of the crude oil's price. The most fossil fuel that has been used is gasoline--which contains hydrocarbon fractions of C5-C10. Gasoline is widely used in transportation needs. The decreasing of world's crude oil stock--especially in Indonesia--pushes us to strive for discovering any alternative energy sources. This research aims to synthesize hydrocarbon fractions of gasoline (C5-C10) from jatropha oil'which has been reacted by alkali compound'through catalytic cracking reaction in atmospheric pressure. First, jatropha oil is reacted by alkali compound, and the reaction produces fatty acid salt. This fatty acid salt is fed into the fixed bed reactor to be cracked using B2O3/Al2O3 catalyst. The reaction is done in three temperature variables'i.e. 350°C, 400°C, and 450°C. In the optimum temperature, the reactions are varied in weight composition of catalyst'i.e. 10%, 15%, and 20% B2O3 of catalyst weight. Then, in the optimum condition of temperature and composition of catalyst, the reaction are varied in three kinds of weight ratio of feed (jatropha oil : alkali compound)'i.e. ratio for complete or stoichiometric reaction, 10% wt excess of jatropha oil, and 20% wt excess of jatropha oil. Finally, in the optimum condition of the variables, the yield of gasoline between saponification pretreatment using KOH and Al(OH)3 is compared. Liquid product is distilled to find yield of gasoline and analyzed by FTIR, GC-MS, and GC-FID to ensure that catalytic reaction happened. Gas product is analyzed by GC-TCD to know its components and composition of gas. The research results that the optimum condition of reactions for obtaining hydrocarbon fractions of gasoline is in 400°C, 10% B2O3, and stoichiometric feed weight ratio for saphonification pretreatment. For the optimum conditons, the yield of gasoline for the feed with saphonification pretreatment using KOH is higher than the yield of gasoline using Al(OH)3. The highest yield of gasoline for feed using KOH is 47,87% and for feed using Al(OH)3 is 37,23%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
Abstrak :
A young man 21 years old with prognathic mandible and disharmony in dental and skeletal, is treated by orthodonsics and orthognathic surgery. Eleven month after orthodonsic treatment, osteotomi subsigmoid is done. The oblique cutting line in both ramus mandible is operated via intra oral approach. After 8 weeks post operative, finishing treatment in orthodonsics is performed. Panoramic and cephalometric post operative and one year after are shown that mandible is in good position and no relaps evidence.
Jakarta: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Don Fonseka Reza Abdul Latif
Abstrak :
Danau Mahoni adalah salah satu danau yang berada di kawasan Universitas Indonesia dengan fungsinya sebagai daerah resapan air dan sebagai penampung limbah-limbah yang berasal dari fakultas yang berada disekitarnya. Pencemar yang masuk ke badan air ini dapat menurunkan kualitas air danau dan membahayakan ekosistemnya. Salah satu proses pengelolaan air yang dapat meningkatkan kualitas air adalah proses aerasi. Tipe aerator yang umum digunakan adalah aerator berjenis kincir air (paddle wheel). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter DO, amonia, dan nitrat pada lingkup area yang ditinjau dengan variasi jarak horizontal, menganalisis jarak optimum dari pengaruh pengoperasian aerator kincir air pada saat aerasi selama 4 jam, Menganalisis pengaruh durasi pengoperasian aerator yang lebih lama terhadap perubahan parameter air danau yang ditinjau, dan menganalisis pengaruh pengoperasian aerator terhadap perubahan parameter pada air di belakang aerator. Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis menggunakan metode uji T, uji korelasi, dan presentase perubahan nilai. Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa aerator tipe kincir air dapat meningkatkan DO dari 3,58 mg/L menjadi 7,86 mg/L atau sebesar 54,44% pada waktu pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator ini juga dapat menurunkan konsentrasi amonia dari 2,3 mg/L menjadi 0,82 mg/L atau sebesar 179,64% pada pengoperasian selama 5 jam. Pada parameter lainnya yaitu nitrat, terjadi peningkatan dari 1,7 mg/L menjadi 2,1 mg/L pada pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator kincir air juga memberikan pengaruh yang signifikan ke arah belakang dari peletakan aerator kincir air. Secara keseluruhan waktu optimum aerator kincir air yang diperoleh dari penelitian ini adalah 5 jam dengan jangkauan maksimal hingga 5,5 meter, pengoperasian pada waktu optimum tersebut dapat meningkatkan konsentrasi parameter DO dan nitrat hingga memenuhi baku mutu kelas I dan untuk parameter amonia memenuhi baku mutu kelas III. ...... Lake Mahoni is one of the lakes located in the University of Indonesia area with its function as a water catchment area and as a reservoir for waste originating from the faculties around it. Pollutants that enter these water bodies can reduce the quality of lake water and endanger the ecosystem. Substances that have the potential to pollute Mahogany Lake are organic pollutants such as ammonia, nitrate, nitrite, phosphorus, and other elements. One of the water management processes that can improve water quality is the aeration process. This process will add oxygen to the water and then reduce the pollutant content in the water. One type of aerator commonly used is the paddle wheel type aerator. This study aims to analyze changes in DO, ammonia, and nitrate parameters in the scope of the area reviewed by varying horizontal distances, analyzing the optimum distance from the effect of operating a waterwheel type aerator when aeration is carried out for 4 hours, analyzing the effect of operating duration of a waterwheel type aerator that is longer time on changes in lake water parameters under review, and analyze the effect of operating a waterwheel type aerator on changes in parameters in the water behind the aerator. The data obtained will later be analyzed using the T test method, correlation test, and the percentage change in value. Based on the analysis of the research results, it was found that the waterwheel type aerator could increase DO from 3.58 mg/L to 7.86 mg/L or by 54.44% during 5 hours of operation. Operation of this aerator can also reduce the concentration of ammonia from 2.3 mg/L to 0.82 mg/L or 179.64% in operation for 5 hours. In other parameters, namely nitrate, there was an increase from 1.7 mg/L to 2.1 mg/L in operation for 5 hours. The operation of the waterwheel aerator also has a significant influence towards the rear of the placement of the waterwheel aerator. Overall, the optimum time for the waterwheel aerator obtained from this study is 5 hours with a maximum range of up to 5.5 meters, operation at this optimum time can increase the concentration of DO and nitrate parameters to meet class I quality standards and for ammonia parameters to meet class I quality standards. III.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library