Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adriani
"Tesis ini menganalisa peran Jepang di ASEAN pada masa krisis Asia 1998 dan krisis Global 2008. Kepemimpinan Jepang di Asia diperlihatkan dalam kebijakan ekonomi luar negeri yang membantu negara-negara Asia menghadapi krisis finansial. Kebijakan Jepang diantaranya mengajukan pembentukan kerjasama finansial regional yang kemudian berhasil dibentuk dalam wadah Chiang Mai Initiative. Alasan Jepang membantu negara-negara Asia karena ingin mempercepat proses pemulihan ekonomi domestiknya dan mempertahankan ideologi developmental state yang telah lama diusungnya. Dinamika realisasi bantuan Jepang untuk Asia dipengaruhi kondisi geopolitik negara-negara penerima bantuan, yaitu ASEAN, dan respon negara besar lain yang berkepentingan, seperti AS dan China. Tesis ini mencoba untuk mengevaluasi sejauh mana kesuksesan kebijakan ekonomi luar negeri Jepang dalam membentuk kerjasama finansial regional Asia pada.

This thesis analyse the role of Japan in ASEAN during Asian crisis 1998 and global crisis 2008. Japan leadership in Asia shown in term of foreign policy to provide support for Asia countries in overcoming the finansial crisis. One of Japan?s foreign policy is propose regional financial cooperation which is Chiang Mai Initiative. Japan has strong motive to support Asia in order to maintain its own economic recovery and defending developmental state ideology. The dynamic of Japan support realization for Asian countries depend on geopolitic of recipient countires, which is ASEAN countries, and respond from large countries that has interest in Asia too, especially United State and China."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kandungan sterol dalam bagian-bagian (daun,gondok dan akar) tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solins ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan sterol dalam tanaman eceng gondok, yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bahan baku hormon steroid kontraseptif. Isolasi sampel dilakukan dengan metode standar International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Identifikasi dan penetapan kadar sterol dilakukan secara kromatografi lapisan tipis (KLT) dan metode spektrofotometri berdasarkan reaksi Liebermann-Burchard. Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok mengandung sterol, yang diduga sebagai Stiginasterol. Radar sterol terbesar terdapat pada bagian gondok (± 1 mg/9 bobot kering)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ance Adriani
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Wanita dan produktivitas kerja telah meningkat kepentingannya di Indonesia beriringan dengan jurnlah pekerja wanita. Kesehatan sangat menentukan peningkatan produktivitas kerja. Hb merupakan parameter terhadap terjadinya anemia, sehingga Hb merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja wanita. Telah dilakukan penelitian kros-seksional terhadap 125 orang tenaga kerja wanita (nakerwan) yang bekerja pada bagian potong perapihan di pabrik sepatu, Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, asupan makanan dengan metode tanya ulang (recall) 2 x 24 jam dan tes laboratorium. Variabel bebas adalah umur, perkawinan, pengetahuan gizi, lama kerja, gaji, poly makan, hemoglobin, kalori, karbohidrat, protein, zat besi, cacing dan waktu kerja efektif (WKE), sedangkan variabel tergantung adalah produktivitas kerja.
Hasil dan kesimpulan : Prevalensi anemia pada nakerwan 62,4 %. Hasil penelitian menunjukkan Hb rata-rata di tempat kerja 11,24 g %, + 1,35. Didapat hubungan antara anemia dengan asupan: kalori, karbohidrat, protein, zat besi dan infeksi cacing. Waktu Kerja Efektif path nakerwan mempunyai rerata 65,62 %. Nakerwan yang mempunyai WKE > 65 % adalah 63 orang (54 %) dari 125 orang. Hasil produksi rata-rata seluruh pekerja dalam 8 jam kerja adalah 341,82 pasang + 68,68. Analisis regresi multivariat didapat hemoglobin dan zat besi merupakan faktor determinan terhadap produktivitas kerja.

ABSTRACT
A Study on the Relationship between Anemia on the Female Workers Performance in the Trimming Departement of Shoes Factory, Tangerang, 1998Scope and Methodology : Contribution of female labors has been increased rapidly in Indonesia. Blood haemoglobine was considered as one of the relevant factors of female productivity. A cross sectional study was conducted to find out the relationship between anemia and productivity of 125 female workers, who worked in the trimming department of shoes factory, Tangerang. The data was collected by interview, physical examination, food intake recall 2 x 24 hours and laboratory of the haemoglobine and the stool. Independent variables were: age, marriage, a knowledge of nutrition, duration of work, wages per month, food patterns, haemoglobine, calories, carbohydrat, protein, iron intake, infection of worms and effective working hours, dependent variable was working productivity.
Results and conclusion : The prevalens rate of anemia was 62.4 %. The average value of haemoglobine value 11.24 g% + 1.35. It was found that there was a significant relation among anemia with food patterns, calory, carbohydrate, protein and iron intake with worm infection. The average of effective working hours (EWH) females productivity was 65,62%, EWH > 65 % was 63 females workers (54 %) from 125 persons. The average working productivity for 8 hours was 341.82 pair + 68.68. Multivariate regression analysis showed that haemoglobine and iron intake as a determinant of working productivity;A Study on the Relationship between Anemia on the Female Workers Performance in the Trimming Departement of Shoes Factory, Tangerang, 1998Scope and Methodology : Contribution of female labors has been increased rapidly in Indonesia. Blood haemoglobine was considered as one of the relevant factors of female productivity. A cross sectional study was conducted to find out the relationship between anemia and productivity of 125 female workers, who worked in the trimming department of shoes factory, Tangerang. The data was collected by interview, physical examination, food intake recall 2 x 24 hours and laboratory of the haemoglobine and the stool. Independent variables were: age, marriage, a knowledge of nutrition, duration of work, wages per month, food patterns, haemoglobine, calories, carbohydrat, protein, iron intake, infection of worms and effective working hours, dependent variable was working productivity.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Adriani
"Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebgaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tabun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN). Akta otentik sebagai alat terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. Dengan akta otentik dapat ditentukan secara jelas hak dan kewajiban, sehingga menjamin kepastian hukum, dan sekaligus diharapkan dapat menghindari terjadi sengketa. Mengingat peranan dan kewenangan Notaris sangat penting bagi masyarakat, maka perilaku dan perbuatan Notaris dalam menjalankan jabatannya rentan terhadap penyalahgunaan yang dapat merugikan masyarakat sehingga lembaga pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris perlu diefektifkan.Tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan terhadap anggota Majelis Pengawas yang berasal dari unsur Notaris. Pengawasan terhadap anggota Majelis Pengawas yang berasal dari unsur Notaris dilakukan secara berjenjang. Pengawasan terhadap Majelis Pengawas Daerah yang berasal dari unsur Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Majelis Pengawas Wilayah, dan anggota Majelis Pengawas Wilayah yang berasal dari Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Majelis Pengawas Pusat serta anggota Majelis Pengawas Pusat yang berasal dari unsur Notaris akan diawasi dan diperiksa oleh Menteri. Pengawasan yang dilakukan meliputi pelaksanaan Jabatan Notaris berdasarkan UUJN, Kode Etik Jabatan dan aturan hukum lainnya serta meliputi perilaku Notaris.Dengan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas kerja seorang Notaris sebagai pejabat umum, sehingga dapat memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum bagi penerima jasa Notaris dan masyarakat luas."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yufi Adriani
"Suami yang memutuskan untuk menikah lagi tanpa terlebih dahulu menceraikan istrinya yang pertama sering disebut dengan istilah poligami. Poligami bukanlah merupakan masalah yang baru, tetapi telah ada dalam kehidupan manusia sejak dahulu diantara berbagai kelompok masyarakat di berbagai kawasan dunia (Rochayah, 2005). Secara harafiah, definisi dari poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak (suami) mengawini beberapa (lebih dari satu) istri dalam waktu yang bersamaan. Laki-laki yang melakukan bentuk perkawinan seperti itu dikatakan poligami (Mulia, 1999). Bentuk perkawinan poligami adalah suatu bentuk keluarga yang lebih besar, segala hak dan kewajiban dalam perkawinan harus dijalankan untuk dua keluarga atau bahkan lebih. Dengan ini diperkirakan bahwa masalah yang akan timbul dalam perkawinan akan lebih banyak (Rochayah, 2005). Semuanya berebut untuk memperoleh kebutuhan hidup berkeluarga berupa makanan, pakaian yang jenisnya tertentu, tempat tinggal dan nafkah lainnya. Problem psikologis lain yang mungkin muncul dalam keluarga poligami adalah dalam bentuk konflik internal dalam keluarga, baik diantara sesama istri, antara istri dan anak tiri atau diantara anak-anak yang berlainan ibu.
Pertengkaran yang terjadi pada anak-anak berpengaruh terhadap sibling relationship diantara mereka. Sibling relationship yang dimaksud adalah interaksi total (fisik, verbal dan komunikasi non verbal). Dari dua atau lebih individu yang mempunyai orangtua biologis sama dan melibatkan pengetahuan, persepsi, sikap, belief dan perasaan antara mereka dari waktu ke waktu ketika seorang saudara (sibling) menyadari kehadiran saudaranya yang lain (Brody, 1996). Istilah dan definisi sibling relationship tidak hanya berlaku bagi sibling yang berasal dari satu ayah dan satu ibu, namun bisa juga berlaku bagi anak-anak yang mempunyai satu ayah namun berlainan ibu atau satu ibu namun berlainan ayah. Anak yang mempunyai satu ayah namun berlainan ibu atau sebaliknya secara khusus disebut sebagai half sibling (Johnston, 1998). Definisi di atas menjelaskan bahwa anak-anak yang lahir dari istri pertama dan istri kedua dalam keluarga poligami bisa disebut sebagai half sibling.
Selain istri yang akan menerima kenyataan bahwa suaminya telah berpoligami, anak-anak pun harus menerima bahwa kini kasih sayang ayahnya akan terbagi dengan saudara-saudara lain yang lahir dari ibu yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan rasa cemburu pada anak yang lahir terlebih dahulu dari istri pertama. Brody (1996) mengungkapkan bahwa rasa cemburu dan insecure terhadap half sibling karena merasa posisinya sudah digantikan oleh orang lain membuat hubungan diantara half sibling diwarnai dengan konflik. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat secara lebih dalam bagaimana gambaran sibling relationship (terutama hubungan antara half sibling) pada keluarga poligami; Bagaimana bentuk hubungan dari half sibling pada keluarga poligami. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara. Subjek wawancara adalah empat orang anak yang berasal dari keluarga poligami dan mempunyai half sibling.
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori poligami; sibling relationship; half sibling; Faktor-faktor yang saling berhubungan terhadap terbentuknya sibling relationship.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dimensi hubungan yang terjadi pada keempat subjek diwarnai oleh konflik dan ketegangan. Menurut mereka, konflik muncul karena mereka merasa ayahnya memberikan perlakuan yang berbeda pada anak-anaknya. Pembagian waktu, kasih sayang dan perhatian ayah yang dirasakan tidak adil sering menimbulkan konflik diantara mereka. Sedangkan subjek yang merasa bahwa hubungan dengan half sibling-nya cukup hangat karena memang dia merasa bahwa ayahnya cukup adil dan juga subjek menemukan kenyamanan ketika bersama dengan half sibling-nya. Bentuk hubungan hostile sibling ditemukan pada dua subjek. Perasaan cemburu, marah dan iri selalu ada dalam hubungan yang terjalin antara mereka dengan half siblingnya. Meskipun mereka mempunyai perasaan itu, namun mereka cenderung untuk tidak menampakkannya secara frontal di depan half siblingnya. Bentuk hubungan lain yang juga terjadi pada hubungan di antara half sibling adalah loyal sibling dan congenial sibling. Subjek tetap menempatkan nilai-nilai dan kepentingan keluarganya di atas segalanya meskipun mereka merasa nyaman dan hangat yang ketika berhubungan dengan half siblingnya. Bentuk loyal sibling lebih karma mereka merasa bahwa mereka adalah saudara sehingga merasa perlu saling tolong menolong. Bentuk dan dimensi hubungan half sibling ternyata dapat berbeda pada keluarga poligami. Meskipun keluarga poligami penuh dengan konflik namun dimensi warmth dari sibling relationship juga bisa ditemukan pada keluarga poligami begitupun dengan bentuk yang lainnya.
Gambaran hubungan half sibling untuk penelitian selanjutnya bisa dilihat juga dari sepasang subjek yang berasal dari ayah yang sama. Sehingga gambaran yang diberikan mengenai bentuk dan dimensi dari sibling relationship akan semakin kaya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Adriani
"Kamus merupakan buku pelengkap yang penting dan bermanfaat bagi masyarakat. Saat ini kamus dalam pelbagai bidang telah tersedia untuk membantu masyarakat memperoleh infonnasi yang sering diperlukan namun tidak diketahui arti atau maknanya. Kamus merapakan acuan yang dapat diandalkan bila kita mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu bahasa, ingin mengetahui arti suatu istilah dalam suatu bidang secara mendalam, atau hanya ingin memperoleh padanan kata bahasa asing dalam Bahasa Indonesia
Sebagai orang awam di bidang bahasa, kami juga menggunakan kamus bahasa sebagai pedoman bila kami merasa tidak yakin mengenai definisi ataupun penulisan kata-kata yang kami perlukan. Kebutuhan akan adanya pedoman bahasa yang benar makin kami perlukan ketika kami mulai mengembangkan fasilitas pemeriksa ejaan elektronis untuk Bahasa Indonesia karena kami memerlukan kosa kata yang benar sebagai pembanding kata-kata yang tertulis di dalam dokumen elektronis. Sebagai kamus pembanding kami menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karena sepengetahuan kami KBBI merupakan kamus standar bagi bahasa Indonesia.
Setelah menggunakan KBBI beberapa lama, kami mulai merasa bingung karena adanya beberapa kesulitan yang kami temui, misalnya adanya sejumlah entri penting yang tidak kami temukan pada KBBI 1991 namun kami temukan pada KBBI 1988 yaitu entri cenderung sampai dengan cenduai, entri gelepot sampai dengan entri gelindiwg. Selain itu kami juga menemukan adanya dua bentuk penulisan kata yang berbeda pada KBBI seperti andaikata dengan andai kata, mengkup dengan mengekup, acap kali dengan acapkali Selain masalah yang kami temui dalam menggunakan KBBI, kami juga merasa enggan menggunakan KBBI
"
1995
LESA-25-Jan1995-41
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Adriani
"ABSTRAK
Strategi bersaing yang tepat adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan di dunia usaha. Salah satu hal yang termasuk dalam strategi bersaing suatu perusahaan adalah strategi dalam pengelolaan keuangan pemsahaan atau strategi keuangan. Strategi keuangan ini meliputi strategi pengelolaan aktiva dan kewajiban.
Untuk mengetahui bagaimana suatu perusahaan menetapkan strateginya dalam mengelola keuangannya, penulis mengadakan penelitian pada sebuah perusahaan pembiayaan, yaitu FT X. Dalam menganaltsa hal tersebut, penulis pertama-tama menganalisa rasio-rasio keuangan yang ada di FT X tersebut. Analisa rasio-rasio ini, penulis melakukannya dalam dua cara yaitu pertama dengan menganalisa rasio keuangan FT X itu sendiri untuk periode-periode tertentu dan yang kedua dengan menganalisa rasio
keuangan FT X bila dibandingkan dengan rasio keuangan industri sewa guna usaha.
Dari J analisa yang telah dilakukan, pada umumnya FT X menunjukkan kinsrja yang baik dalam
mengelola keuangannya. Hal-hal yang menurut penulis perlu diperhatikan adalah antara lain pengelolaan kas serta kebijakan pembagian dividen. Pengelolaan kas ini perlu diperhatikan karena rasio likuiditasnya menunjukkan kecenderungan yang terus menurun serta nilainya yang cukup rendah bila dibandingkan dengan industri. Untuk kebijakan pembagian dividen hal yang perlu diperhatikan adalah besarnya fluktuasi nilai dividen yang dibagikan. Sedangkan hal lain adalah perlunya kebijakan lain dalam menunjang kebijakan* memperbesar penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan, seperti pemilihan calon
lessee yang lebih selektif lagi sehingga dapat meminimalkan kemungkinan kemacetan pembayaran sewa guna usaha.
Setelah menganalisa rasio-rasio keuangan, selanjutnya penulis menganalisa penetapan suku bunga sewa guna usaha yang dijalankan PT X. Hal ini sangat penting karena suku bunga sewa guna usaha merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan. Penetapan suku bunga yang terlalu tinggi akan membuat bunga sewa guna usaha PT X tidak kompetitif di pasaran, sedangkan bila terlalu rendah maka akan dapat merugikan perusahaan.
Dalam karya akhir ini penulis mencoba membandingkan dasar penetapan bunga sewa guna usaha yang dilakukan selama ini oleh PT X dengan dasar. penetapan bunga berdasarkan metode WACC. Penetapan bunga yang selama ini dilakukan perusahaan adalah dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pinjaman yang terjadi, sedangkan metode WACC selain memperhitungkan biaya pinjaman juga memperhitungkan biaya saham.
Dari analisa yang dilakukan didapatkan perbedaan yang cukup berarti pada batas bawah biaya modal yang terjadi pada kedua metode penghitungan di atas. Marjin yang sesungguhnya terjadi, berdasarkan metode WACC, lebih kecil dari pada marjin yang diharapkan, berdasarkan perhitungan yang selama ini dijalankan. Sehingga penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya PT X menggunakan metode WACC sebagai dasar penetapan bunga sewa guna usaha."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>