Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliah Bagus Purwakania Hasan
"Penelitian tentang sistem informasi kesehatan mental untuk komuniti terapetik di Indonesia bisa dikatakan belum pernah dilakukan, padahal dengan semakin parahnya masalah ketergantungan obat di Indonesia, sistem informasi kesehatan mental komuniti terapetik merupakan sesuatu yang semakin penting untuk dikembangkan.
Sistem ini diharapkan dapat mengontrol dan mengevaluasi program komuniti terapetik (yang merupakan kelompok pertolongan diri sendiri) dalam rangka menjaga kualitas program penanganan, pada saat semakin kompetitifnya program yang ditawarkan kepada masyarakat.
Berkaitan dengan keadaan tersebut, maka penelitian ini secara umum akan mengkaji dan mengembangkan sistem informasi kesehatan mental pada Yayasan Titihan Respati sebagai komuniti terapetik residensial pertama di Indonesia. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan indikator yang spesifik untuk pengumpulan data evaluasi klinikal komuniti terapetik, membuat format pengumpulan data evaluasi klinikal komuniti terapetik, dan mengembangkan sistem operasional dan prosedural baku untuk evaluasi klinikal komuniti terapetik.
Dan riset yang menggunakan analisis data kualitatif ini diperoleh hasil akan pentingnya pengembangan indikator sistem informasi pada masing-masing elemen sistem. Pada tahap masukan perlu dikembangkan indikator sistem informasi yang lebih berorientasi pada jenis program yang diadakan, gambaran klien sebelum penanganan dan berorientasi pada jenis program yang diadakan, gambaran klien sebelum penanganan, dan segmentasi berdasarkan tingkat keparahan klien.
Pada tingkat proses perlu dikembangkan indikator yang dapat menilai area-area mana dari klien yang perlu ditangani dengan berorientasi pada rencana penanganan individual. Pada tingkat keluaran, perlu dilihat bagaimana klien ketika baru selesai dari program penanganan. Sedangkan pada tingkat hasil perlu dikembangkan indikator yang dapat melihat bagaimana gambaran klien ketika kembali bermasyarakat, sebagai umpan balik dari program.
Kendala yang terdapat dalam pengembangan sistem informasi kesehatan mental ini adalah sumber daya manusia terbatas dan masalah kordinasi pelaksanaan, baik dengan internal maupun eksternal. Sebagai lanjutan, penelitian ini menyarankan perlu diadakannya penelitian lanjutan dengan memperbanyak sumber informasi, memperkaya pengguna informasi, memperluas penelitian dengan memperhitungkan hirarki supervisi klinik, "mengembangkan otomisasi alat-alat tes psikologik, dan mengembangkan otomisasi sistem informasi kesehatan mental komuniti terapetik. Selain itu juga perlu dipertimbangkan untuk membentuk konsorsium atau wadah komunikasi antara lembaga rehabilitasi, mengembangkan mekanisme kontrol/umpan balik dan kualitas penanganan komuniti terapetik di Indonesia melalui sistem akreditasi, dan mengembangkan sumber daya manusia komuniti terapetik di Indonesia.
Daftar bacaan: 35 (1974-2000)

Analysis and Design of Mental Health Information System at Yayasan Titihan Respati Therapeutic Community 2000.
Previous research about mental health information system for Indonesian therapeutic community was not conducted before this; although there was a basic tenet that the more severe Indonesian substance abuse problems, the more important - in Indonesia therapeutic community - to develop mental health information system. The system was expected to be a significant source in controlling and evaluating therapeutic community program - a self-help group program - in achieving quality improvement of treatment program, in the world of consumer oriented quality service competition.
In this case, this research will analyze and design mental health information system at Yayasan Titihan Respati as the first residential therapeutic community program in Indonesia.
These research objectives are to develop specific indicators in gathering clinical evaluation data for therapeutic community, to design data collecting instruments for therapeutic community clinical evaluation, and to develop operational and procedural manual for therapeutic community clinical evaluation.
From this qualitative analysis research revealed the importance of developing information system indicators in each system elements. Indicators that program oriented, giving the description of clients before treatment, and client severity segmentation should be designed at input level. At process level, indicators that assess client treatment areas should be developed in basic consideration of individual treatment planning. Clients' description right after completing the program should be recorded at output level; and to describe the outcome, indicators that follow-up clients progress in their society after the treatment should be developed - as a feedback for the program.
The constraints in this mental health information system development were the limitation of human resources and the difficulty in activity coordination - internally or externally. As further investigation, this research recommended to enrich information sources, information users, expanding the research through clinical supervision area, and developing automation of psychological tests and mental health information system. Besides, as the follow-up, this research also recommended to develop rehabilitation facilities consortium or communication forum, to build control and feedback mechanism for quality control through accreditation, and to empower therapeutic community human resources in Indonesia.
References: 35 (1974-2000)
"
2000
T2566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliah Bagus Purwakania Hasan
"ABSTRAK
Kreativitas merupakan sesuatu yang penting untuk pembangunan bangsa. Namun banyak penelitian ilmiah yang mengindikasikan bahwa pendldlkan formal dan llngkungan sehari-hari cenderung menghambat dan mengabalkan stimulasi yang dapat mendorong terjadinya kreativitas. Untuk Itu, upaya untuk meningkatkan kreativitas, termasuk kreativitas mengarang. perlu ditingkatkan dengan balk.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, dikembangkan pelatlhan mengarang yang menggunakan komputer {computer assisted writing). Terdapat dua jenis program mengarang berbantuan komputer yang diajarkan di pusat pembeiajaran komputer bagi anak dl Indonesia, yaltu mengarang tanpa bantuan gambar dan dengan bantuan gambar. Dalam penelitian ini program tersebut dllntegrasikan dengan pengajaran metaforik Gordon yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dengan mengajarkan strategl pemecahan masaiah yang unik (lieuristik): "membuat sesuatu yang biasa menjadi aneh, dan membuat sesuatu yan aneh menjadi biasa". : '
Mengacu pada model Interaksl manusla-komputer, faktor manusia dianggap sangat mempengaruhi efektivitas penggunaan komputer. Karena itu. dalam penelitian Ini. diperhatlkan keunlkan Indivldu pemakal komputer. Derajat toleransi terhadap ambiguitas. yang dianggap mempengaruhi tingkat kreativitas diambll sebagai salah satu variabel keunlkan indlvidu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pada orang yang intoleran terhadap ambiguitas, gambar (yang berfungsi sebagai penyangga) dapat membantu proses pengajaran metaforik Gordon daiam meningkatkan kreativitas mengarang; dan sebaliknya pada orang yang toleran terhadap ambiguitas justru mengurangi tingkat kreativitas mengarang. Penelitian ini diharapkan dapat membantu menentukan strategi yang tepat untuk meningkat kualitas kurikulum pengajaran berbantuan komputer dan kurikuium pengajaran mengarang yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama kelas dua yang berusia sekitar 13-15 tahun. Penelitian ini akan dilakukan dengan disain faktorial {randomized blocked factorial design) dan teknik statistik ankova. Untuk menilai peningkatan kreativitas menulis akan dipergunakan selisih nilai posttest dan pretest yang didapat dari analisis feature yang dikembangkan Sharpies. Sedangkan untuk mengukur intoleransi terhadap ambiguitas akan dipergunakan skala Likert yang dikembangkan oleh Budner Hasil penelitian ini secara keseluruhan memperlihatkan bahwa tingkat intoleransi terhadap ambiguitas dan cara apllkasi program mengarang berbantuan komputer mempengaruhi peningkatan skor kreativitas mengarang subyek. Pada keseluruhan karangan, tingkat kata dan frasa, serta tingkat kalimat terlihat bahwa kelompok yang menggunakan cara aplikasi program tanpa gambar lebih memancing peningkatan kreativitas mengarang daripada cara aplikasi program dengan gambar, namun pada tingkat karangan cara aplikasi program dengan gambar lebih memancing peningkatan kreativitas mengarang daripada cara aplikasi program tanpa gambar. Sedangkan untuk pengaruh derajat toleransi terhadap ambiguitas, kelompok yang toleran terhadap ambiguitas lebih mengalami peningkatan kreativitas mengarang daripada kelompok yang intoleran terhadap ambiguitas. baik pada keseluruhan karangan maupun semua tingkat karangan."
1997
S2264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliah Bagus Purwakania Hasan
Jakarta: Rajawali, 2008
297.261 ALI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library