Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anyta Hera Wahyuni
"Penurunan fungsi paru berperan pada peningkatan insiden PPOK  pada lansia. Penurunan fungsi kognitif dapat mempengaruhi ketepatan penggunaan inhaler dapat berdampak negatif terhadap prognosis. Tujuan Penelitian mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan ketepatan penggunaan inhaler pada lansia PPOK. Metode penelitian menggunakan cross sectional dengan lokasi penelitian di poliklinik Paru Asma-PPOK. Sampel pada penelitian dipilih melalui teknik consecutive sampling berjumlah 96 responden lansia PPOK. Analisis data terdiri dari analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik. Hasilnya responden mengalami gangguan fungsi kognitif dengan kategori tidak tepat dalam penggunaan inhaler sebanyak 46 responden (55.2%). Uji statistik regresi logistik didapatkan variabel fungsi kognitif berhubungan dengan ketepatan penggunaan inhaler (p=0,001; OR=40,524; CI 95% 12,537- 130,984). Kesimpulan ada hubungan antara fungsi kognitif dengan ketepatan penggunaan inhaler pada lansia PPOK setelah dilakukan uji statistik. Lansia mengalami gangguan fungsi kognitif tidak optimal dalam penggunaan inhaler. Pemberian edukasi pada lansia serta keluarga/caregiver dengan metode disesuaikan kemampuan kognitif lansia, seperti demonstrasi langsung, video instruksional, dan materi visual.

Decreased lung function contributes increased incidence of COPD in older adults. Impairment cognitive function affect accuracy of inhalers could have bad prognosis. Aim of study was to determine relationship between cognitive function with accuracy of inhaler usage in older adults with COPD. The research method used cross sectional location at polyclinic Asma-PPOK. The respondents were selected method through consecutive sampling technique, totalling 96 older adults with COPD. Data analysis consisted of univariate analysis, bivariate analysis using the Chi-square / Pearson Chi-square test, and multivariate analysis using the Logistic Regression test. Result respondents impaired cognitive function with inappropriate  use of inhalers as many as 46 respondents (55.2%). Logistic regression statistical obtained cognitive function correlated with accuracy of inhaler use (p=0.001; OR=40.524; CI95% 12.537- 130.984). Conclusion there correlation between cognitive function with accuracy of inhaler usage in older adults with COPD after statistical analysis. Older adults with impaired cognitive function are not optimal use inhalers. Providing education to older adults and caregivers by methods adjusted cognitive function, such as direct demonstrations, instructional videos, and visual materials."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Hera Wahyuni
"Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran nafas. Penderita yang rentan inflamasi akan mengalami wheezing berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang bersifat reversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi faktor-faktor pencetus serangan asma pada pasien asma di salah satu rumah sakit di Jakarta . Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi faktor pencetus asma karena alergen adalah 94,1%, faktor pencetus asma karena infeksi pernapasan adalah 26,7%, faktor pencetus asma karena latihan fisik adalah 94,1%, faktor pencetus asma karena sensitif terhadap obat dan makanan adalah 28,7%, faktor pencetus asma karena polusi udara adalah 89,1%, faktor pencetus asma karena penyakit refluks gastroesophageal adalah 68,3%, faktor pencetus asma karena perubahan psikologis/emosi adalah 88,1%, faktor pencetus asma karena perubahan cuaca adalah 79,2%. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien asma tidak hanya memilki satu faktor pencetus serangan asma namun didapatkan juga banyaknya responden yang memilki dua atau bahkan tiga faktor pencetus serangan asma. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang faktor-faktor pencetus asma sebagai landasan bagi perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien asma beserta keluarga.

Asthma is a chronic inflammatory disorders of the respiratory tract It causes recurrent wheezing shortness of breath chest distress and coughing especially at night or early morning. The symptoms are associated with the reversible of airway narrowing. This study aims to identify the prevalance of asthma triggers at one of hospitals in Jakarta. This study was a descriptive quantitative with a cross sectional design and applied a purposive sampling technique. The results showed that the distribution of allergens factors was 94 1 26 7 respiratory infection 94 1 physical exercise sensitive to the drug and food 28 7 89 1 of air pollution disease gastroesophageal reflux 68 3 psychological emotional 88 1 related to weather was 79 2. This study also concludes that asthma patients were triggered by multiple allergens. The results of this study are expected to provide information on asthma triggers that would be used as a bases for nurses to educate asthma patients and their families Key word Asthma Asthma Triggers prevalance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Hera Wahyuni
"Masalah jatuh pada lansia merupakan masalah fisik yang sering dialami lansia akibat proses penuaan Jatuh adalah suatu peristiwa yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihatnya mengakibatkan seseorang menjadi terduduk atau terbaring tanpa sengaja di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran Risiko jatuh dapat dihindari dengan upaya pencegahan melalui identifikasi faktor risiko latihan kekuatan fisik dan modifikasi lingkungan Karya ilmiah bertujuan memaparkan hasil asuhan keperawatan pada residen dengan masalah risiko jatuh di STW Budi Mulya 1 Ciracas Salah satu intervesi untuk masalah risiko jatuh yaitu latihan keseimbangan yang dilakukan tiga kali seminggu selama lima minggu Hasil evaluasi yang didapat peningkatan kekuatan otot ekstemitas bawah meningkat dari 4444 menjadi 4455 skor MFS Morse Fall Scale menurun dari 55 menjadi 25 dan skor BBT Berg Balance Test meningkat dari 40 menjadi 50 Saran diharapkan pihak STW melakukan pencegahan risiko jatuh pada lansia dengan memberikan latihan keseimbangan melalui kegiatan senam secara rutin modifikasi lingkungan da penilaian secara rutin MFS dan BBT setiap tiga bulan

The incidence of falling in elderly is caused by ageing process Fall is often reported by witnesses causing individual falling powerlessness on floor or lower ground without losing consciousness Risk for fall can be avoided by identifying the risks balance exercise and environmental modification This paper aims to describe the result of nursing care towards the residents with risk for fall three times a week for five weeks The result showed that there are higher muscle strength found from 4444 to 4455 and the lowered score of MFS from 55 to 25 as well as the higher score of Berg Balance Test BBT from 40 to 59 The recommendation given to STW is that to keep committing balance exercise as a routine and modify environment around as well as evaluate MFS and BBT every three months "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library