Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bahar
"Mungkin hampir tidak ada industri, kecualì industri yang berorientasi ekspor dengan kandungan impor (import content) yang relatif kecil yang tidak terpengaruh dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan November 1997. Salah satu industri yang cukup resistance terhadap krisis ini adalah industri kemasan fleksibel. Ketika krisis ekonomi terjadi sampai pemuithan di awal tahun 2000, industri ini tetap survival dengan pertumbuhan ±3%.
Dalam 10 tahun terakhir sampai dengan tahun 1997 pertumbuhan konsumsi kemasan fleksibel di Indonesia mencapai rata-rata 10% per tahun. Sedangkan, proyeksi pesimistik yang dilakukan oleh The CIC Consulting Group dalam Study on Flexible Packaging in Indonesia pada bulan Desember 2000 mengatakan pertumbuhan pemakaian kemasan fleksibel di Indonesia berdasarkan agregrat industri downstream pada kondisi ketidakstabilan politik dan keamanan sampai tahun 2004 adalah akan terjadi sebesar 5% per tahun.
Memasuki tahun 2000, banyak perusahaan yang sejenis mulai melakukan persiapan ekspansi kapasitas produksinya yang kebanyakan tertunda karena krisis ekonomi. Optimisme kalangan industri kemasan fleksibel terhadap peningkatan permintaan pasar sarigat kuat karena konsumsi kemasan fleksibel per kapita yang masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Ketika perusahaan-perusahaan lain sangat optimis untuk melakukan ekspansi kapasitas produksinya, hal ini tidak terjadi pada PT Multikemasindo yang juga perusahaan yang bergerak di industri fleksibel packaging. Dalam lingkungan struktur organisasi industri yang menarik di mapa profitabilitas mudah diperoleh dengan penerapan strategy yang tepat, kondisi yang dialami oleh PT. Multikemasindo merupakan fenomena yang aneh.
Sebagai perusahaan yang sejak tahun 1983 berkecimpungan di industri kemasan fleksibel, khususnya di bidang general packaging, perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Situasi ini berubah ketika perusahaan melakukan ekspansi usahanya ke bidang fine packaging - masih di dalam industri kemasan fleksibel pada tahun 1995, Jadi, jauh sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia.
Penulis mengidentifikasikan masalah yang dihadapi oleh PT. Multikemasindo sehingga perusahaan ini tidak mampu berkinerja baik, yaitu perusahaan ini tidak fokus dalam menentukan bisnis intinya. Perusahaan ini tidak belajar dari pengalaman dan perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai history path yang sama, mengdevestasi usaha general packaging ketika mulai beralih ke bidang fine packaging.
Tujuan keseluruhan dan karya akhir ini adalah memberi gambaran yang mendalam tentang industri keniasan fleksibel dan mengetahui posisi PT. Multikemasindo di tengah-tengah persaingan bisnis kemasan fleksibel di Indonesia. Berdasarkan penelitian dan analisa-analisa yang terdapat di dalam tulisan ini, dapat diambil kesimpulan dan perumusan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan keunggulan bersaing. Karya tulis ini, dengan mengambil kasus yang terjadi di PT. Multikemasindo juga diharapkan dapat memberikan masukkan bagi dunia usaha, khususnya industriawan kemasan fleksibel di Indonesia dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan industri ini pada umumnya."
2001
T971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Bahar
"Amerika Serikat pasca Perang Dunia II memberikan perhatian serius ke kawasan Eropa. Terdapat dua pertimbangan Amerika Serikat memperhatikan kawasan Eropa pertama adalah bila negara-negara Eropa menjadi lemah secara ekonomi dan politik maka sangat mungkin pengaruh Komunisme akan lebih mudah masuk ke Eropa dan kedua Eropa yang kuat lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat disamping dapat secara bersama-sama menanggung beban internasional juga Eropa dapat menjadi tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terutama dalam masalah ekonomi dan perdagangan.
Tanggapan Amerika Serikat terhadap Masyarakat Eropa mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan Masyarakat Eropa itu sendiri. Sementara itu secara internal Masyarakat Eropa memberikan cukup waktu untuk dapat menyatukan berbagai perbedaan diantara mereka baik berkenaan dengan masalah ekonomi maupun politik. Sehingga negara-negara Eropa cenderung lebih memikirkan bagaimana mereka menyelesaikan berbagai persoalan diantara mereka sendiri dalam proses integrasi hingga berkaitan dengan penetapan pemberlakuan tarif bersama kepada negara ketiga tidak terkecuali dengan Amerika Serikat.
Beberapa persoalan kemudian muncul antara Masyarakat Eropa dengan Amerika Serikat setelah proses integrasi ekonomi Eropa makin menguat dan mulai menerapkan kebijakan tarif eksternal bersama dan masalah-masalah lain seperti subsidi pertanian, standardisasi produk dan lain-lainnya.
Peneliti dalam hal ini akan memperhatikan tanggapan Amerika Serikat terhadap beberapa masalah yang timbul bersamaan dengan proses integrasi ekonomi Eropa tersebut. Analisa dalam penulisan ini secara garis besar dibagi dalam dua bagian penting. Pada bagian pertama menjelaskan perhatian dan kepentingan Amerika Serikat terhadap proses pemulihan ekonomi dan perkembangan hubungan Eropa dengan Amerika Serikat. Setelah Masyarakat Eropa mencapai kemajuan yang ditandai oleh pembentukan Uni Eropa pada 1993, Amerika Serikat berupaya memanfaatkan kawasan Eropa untuk kepentingan ekonominya terutama pada saat perekonomian dalam negeri mengalami kelesuan sementara negara negara dunia lain mengalami kemajuan dalam bidang industri dan menjadi pesaing utama bagi dominasi ekonomi Amerika Serikat. Pada bagian kedua akan dipaparkan mengenai upaya Amerika Serikat menghadapi kemajuan yang telah dicapai Masyarakat Eropa dalam proses integrasi.
Amerika Serikat memahami bahwa kawasan Eropa merupakan tujuan bagi kepentingan Amerika sehingga meskipun terjadi perbedaan dalam beberapa masalah ekonomi dan perdagangan, Amerika Serikat berusaha dapat menemukan jalan keluar untuk dapat menyelesaikannya. Salah satu jalan untuk mencegah konflik perdagangan adalah dengan membentuk kerjasama bilateral dalam kerangka Transatlantik. Karena itu dalam pembahasan ini tidak dapat dilepaskan pentingnya peranan kerjasama Transatlantik untuk menjembatani kepentingan antara kedua negara kawasan tersebut.
Penulis menemukan dalam penelitian ini bahwa hubungan Amerika Serikat dengan Uni Eropa dalam menyelesaikan beberapa permasalahan cenderung bersifat kooperatif ditandai dengan dibentuknya Transatlantic Declaration pada 1990 untuk meletakkan prinsip-prinsip dasar kerjasama dan konsultasi antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Penulis akan memaparkan perkembangan kemajuan kerjasama antara Amerika Serikat-Uni Eropa tersebut dengan memperhatikan pada data yang menunjukkan aktivitas ekonomi dan perdagangan kedua negara pasca penyusunan program Pasar Tunggal 1992 dan pembentukan Uni Eropa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suwardi Bahar
"Dana Sehat yang telah dirintis sejak tahun 1986 di Kabupaten Garut sampai saat ini baru pada tingkatan Pratama I dan belum menggunakan prinsip-prinsip JPKM. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya keengganan dan pengelola Dana Sehat tingkat RW untuk dilakukan federasi baik ke tingkat Desa, Kecamatan maupun ke tingkat Kabupaten. Disamping itu belum diketahuinya secara jelas tingkat pengetahuan, sikap dan praktek atau tindakan dari peserta dana sehat, pengurus dana sehat, petugas Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dan pembina tentang dana sehat, sehingga sulit meningkatkan dan mengembangkan Dana Sehat yang berprinsip JPKM.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan praktek peserta, pengurus, petugas PPK dan pembina tentang Dana Sehat serta faktor penunjang dan faktor penghambat perkembangan Dana Sehat di Kabupaten Garut dilakukan suatu penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Banyuresmi dan Kecamatan Cisurupan. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dengan Cara purposive sampling dan informannya adalah peserta Dana Sehat sebanyak 37 orang, pengurus Dana Sehat sebanyak 8 orang, petugas PPK sebanyak 6 orang dan pembina Dana Sehat sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan data melalui Diskusi Kelompok Terarah (DKT) untuk peserta Dana Sehat, dan Wawancara Mendalam (WM) untuk pengurus, petugas PPK dan pembina Dana Sehat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya sebagian kecil dari informan yang memahami pengetahuan tentang Dana Sehat; sikap informan terhadap Dana Sehat sangat positif; dan praktek atau tindakan informan terhadap Dana Sehat masih bervariasi artinya ada yang berdampak baik terhadap Dana Sehat dan ada yang berdampak tidak baik. Faktor penunjang perkembangan dana sehat adalah tingginya sifat gotong royong masyarakat dan adanya pembinaan, sedangkan faktor penghambat perkembangan Dana Sehat adalah keterbatasan kemampuan pengurus dalam mengelola dana, pembinaan yang dilakukan dirasakan relatif masih kurang baik kualitas maupun kuantitasnya, selain itu sebagian besar masyarakat atau peserta kurang memahami tentang Dana Sehat.
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran-saran antara lain: untuk Departemen Kesehatan, dalam menerapkan Dana Sehat berprinsip JPKM (federasi) bisa dilakukan melalui program JPSBK dengan membentuk Bapel JPKM berupa koperasi, yayasan atau badan hukum lainnya, dengan sasaran penduduk miskin tetapi juga melibatkan penduduk yang mampu dengan menyediakan paket pelayanan tambahan dan pelaksanaannya diserahkan kepada Dati II dengan memperhatikan spesifikasi daerah masing-masing. Untuk Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, agar lebih meningkatkan pembinaan kepada pengurus dan peserta dana sehat secara teratur dan berkesinambungan, mengupayakan federasi Dana Sehat dengan menjaga tingkat kepercayaan masyarakat dan pengelolaan secara transparan, peningkatan jenis dan kualitas pelayanan kesehatan serta diupayakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, dibentuk Pos Obat Desa di lokasi kelompok Dana Sehat. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan, diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang manajemen penyelenggaraan dana sehat dan studi intervensi tentang federasi dana sehat sebagai tindak lanjut dari penelitian kualitatif ini.
Daftar bacaan : 38 (1982 - 1998 )

The Analysis Of Dana Sehat Implementation In Garut Regency, West Java (A Qualitatif Study)Dana Sehat which has been pioneered since 1986 until now in Garut Regency is still in the first stage of development Pratama I and has not used community based health assurance principles yet. This matter, among other things, is due to unwillingness from Dana Sehat management in Rukun Warga (RW) level to be carried out federation in village level, subdistrict level and regency level. Besides it has not been understood clearly about the level of knowledge, attitude and practice from the Dana Sehat members, health providers, Dana Sehat management personnel and regulatory board of Dana Sehat, so that it is difficult to improve and to expand Dana Sehat which has community based health assurance principles.
The research is conducted to understand the level of knowledge, attitude and practice of members, health providers, management personnel and regulatory board about Dana Sehat, both supporting factor and inhibiting factor in Garut Regency. This research uses a qualitative method and conducted in two subdistricts namely Sanyuresmi and Cisurupan, Sample is determined by using purposive sampling and the informant are Dana Sehat members 37 persons, Dana Sehat management personnel 8 persons, health providers 6 persons, and regulatory board of Dana Sehat 3 persons. Data is collected by using Focus Group Discussion for members, and in-depth interview for Dana Sehat management personnel, health providers, and regulatory board of Dana Sehat about Dana Sehat
The result shows that few of the informant have good knowledge; their attitude about Dana Sehat are very positive; and their practice are still vary which mean that there have both good and bad impact. The supporting factor for the development of Dana Sehat is the high of mutual self-help from the community and because of the counseling, meanwhile the inhibiting factor is the limitation of management ability to manage fund and the counseling is still relatively low, both its quantity and quality. Besides the community understanding about Dana Sehat is still low.
Based on the result, it is submitted some suggestions among others: for the Ministry of Health, applying of Dana Sehat principled assurance (federation) can be done by using program of JPSBK (Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan = Social Protection Net in health) by building health assurance management personnel as a cooperation, foundation or other legal institution, with the poor population as a target and it also involves the rich population by preparing supplement service package and the implementation is submitted to regency level by paying attention to specification of each area. For the local government and Health Service (Dinas Kesehatan) in Garut Regency, it is hoped to improve the counseling to Dana Sehat management and members regularly and sustained, to make Dana Sehat federation by taking care community confidence level and it is managed clearly, to improve the kind and quality of health care also it is made an effort promotive and preventive health care, it is formed Pos Obat Desa (Village Drug Post) in location of Dana Sehat Group. For the interest of knowledge, it is hoped the further research about the management of Dana Sehat implementation and intervention study about Dana Sehat federation as a further action from this qualitative research.
References : 38 (1982 - 1998)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T1009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Bahar
"Prospek perkembangan kepariwisataan di kawasan Asia Pasifik sangat baik, hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan ini terhitung paling tinggi di dunia. Dengan demikian Pacific Rim merupakan kawasan yang paling menjanjikan pada dekade 2000-an.
Putaran Uruguay, APEC, dan AFTA merupakan kesepakatan multi lateral politik dan perdagangan akan menciptakan globalisasi yang tidak dapat dihindarkan. Getaran persaingan persaingan intra regional sangat terasa terutama antar sesama negara ASEAN di sektor kepariwisataan.
Untuk menjawab kondisi dan tantangan tersebut maka peran pemerintah sebagai pelaku dan fasilitator dipandang sangat perlu untuk dapat menjamin terlaksananya pembangunan dan pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan pengikutsertaan dan optimasi para pelaku pembangunan (stakeholder) di sektor ini. Dengan hal ini diharapkan tereipta produk wisata yang berdaya saing tinggi baik di kawasan barat maupun timur Indonesia yang selama ini masih memiliki kesenjangan.
Konsep community-based planning merupakan alternatif yang dipandang dapat diterapkan seeara konsisten dan terarah bagi dua puluh lima. DTW yang tersebar di tanah air."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwanti Bahar
"Salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang penanggulangannya belum menunjukkan titik terang adalah anemia gizi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya prevalensi anemia gizi pada anak pra sekolah di 7 provinsi yang diteliti dan faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi tersebut.
Data yang digunakan adalah data Survey Evaluasi Xerofthalmia Skala Nasional 1992 di 7 provinsi, yang termasuk juga di dalamnya pemeriksaan kadar Hb pada anak pra sekolah. Pengumpulan data dilakukan oleh Litbang Gizi dengan "Multistage Sampling".
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi secara keseluruhan pada anak pra sekolah di 7 provinsi adalah 42 % . Angka ini bervariasi antara 18.2 % sampai 51.9 %. Analisis kemudian dibagi berdasarkan prevalensi berat (> 40 %) dan ringan/sedang (15 - 40 %).
Di daerah prevalensi berat, faktor anak yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi yang tinggi adalah jenis kelamin laki-laki, pemberian Air Susu Ibu yang sering, kadar serum vitamin A yang rendah, jumlah anggota keluarga yang kecil, pendidikan ayah dan ibu yang tinggi. Sedangkan di daerah prevalensi ringan atau sedang pendidikan ayah yang rendah dan kondisi rumah yang baik yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi yang tinggi.
Berdasarkan analisis multivariat didapat faktor penentu kejadian anemia gizi yaitu untuk daerah prevalensi berat adalah jenis kelamin, serum vitamin A, pemberian ASI, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu, status pekerjaan kepala keluarga dan sanitasi keluarga. Sedangkan di daerah prevalensi ringan hanya serum vitamin A dan kondisi rumah sebagai faktor penentu.
Berdasarkan hasil di atas, maka disarankan agar program pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak pra sekolah perlu ditingkatkan. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan mengenai pemberian Air Susu Ibu, makanan pendamping Air Susu Ibu dan kesehatan lainnya, pada semua golongan masyarakat, baik golongan ekonomi baik maupun kurang. Perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada anak pra sekolah dan perlu adanya penelitian khusus mengenai anemia gizi."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Nugraha Bahar
"Ruang dalam masyarakat modern telah beralih, dan pandangan keteraturan menuju produk ketidakterkendalian dalam kesadaran maya. Peralihan tersebut membawa pengaruh khusus dalam konsep meruang, membangun karakter tersendiri yang secara fisik mengubah spasial dan secara abstrak mengubah ide. Manifestasi yang kini menggejala strukturnya adalah upaya mengekspansi ruang baik secara fisik, mental maupun sosial. Konteks ini membawa pengaruh ketidakterprediksian pertumbuhan dalam pemroduksian ruang. Pantai merupakan ruang fisik yang sensitif terhadap aksi pemroduksian. Tataran fisik merambah tingkatan ekspansi ke ruang mental individu dan ruang sosial. Ketidakteraturan spasial berkaitan dengan ketidakterkendalian aksi produksi ruang dari individu. Produksi aksi tersebut bersinergi dengan produk interaksi dalam sosial. Penelitian ini mengelaborasi ide pemroduksian ruang Lefebvre dan ide Habitus dari Bourdieu dalam pembentukan rurang sosial. Ketidakterkendalian ruang bersumber dari individu sebagai subjek pemroduksi. Individu memiliki nalar yang akan selalu mengelaborasi kondisi agar selalu terencana. Akan tetapi pemroduksian nalar akan selalu diinterupsi oleh faktor pertimbangan kompleks yang mampu menyimpangkan hasil akhir produk dari rencana. Pergulatan tersebut memroduksi ruang representasi individu dan antar individu yang berbeda dari yang dipikirkan. Penelitian ini mengkaji bagaimana kondisi rurang fisik pantai Losari yang berindikasi aksi ekspansi tidak terkendali sebagai latar dan ruang representasi sebagai produk dan pemroduksi latar. Berbagai faktor berpengaruh dalam lingkup aksi ekspansi seperti; kompetisi kuasa ruang, tradisi dan alam yang ekstrim menjadi pertimbangan produksi ruang. Nalar sederhana individu memutuskan untuk melakukan aksi ekspansi dengan cara masing-masing. Upaya ekspansi ruang lalu terakumuiasi dan hasilnya adalah konfrontasi dalam ketiga ruang (fisik, mental dan sosial) yang terus berlanjut untuk menghasilkan aksi dan kondisi yang lain tapi serupa. Ternyata justru kondisi tidak terprediksi ini menstruktur dan menjadi struktur pemroduksian ruang. Keteraturan terjadi akibat akumulasi ketidakferprediksian aksi yang menstruktur. Medium ketidakteraturan adalah interaksi. Skala ketidakteraturan dapat meruang cepat jika dilekatkan identitas kelompok. Ruang reperesentasi diarahkan pada nalar kelompok sehingga memiliki kekuatan untuk melawan pihak manapun. Karakter ruang representasi yang tercetus akhirnya mengalurkan reproduksi aksi beride coba-coba dan menunggu tanggapan perlawanan. Dalam kompetisi ruang, terbentuk produk keputusan sederhana atas kondisi yang tidak sederhana. Namun demikian, perubahan-perubahan yang tampak sebagai hasil dalam ruang fisik tidak semuanya merupakan indeks perubahan interaksi sosial. Sebabnya adalah karena yang tampak tersebut merupakan karya spontan, reaksi atas suatu aksi dalam suatu kondisi aktual individu masih menyimpan dasar cetak biro produk ruang sebelumnya. Meskipun pada dasamya prinsip produksi lama mereka sudah terubahkan dari proses yang dulu sehingga secara kebetulan mirip dengan ide produk mereka berikutnya.

Space in modem society has changed from regularity to a product of unpredictable in a virtual awareness. The change gives particular influence toward space concept, structuring its own character, which changes spatial physicly, and also idea abstractly. The latest structured phenomena are an effort to expand physical, mental and social space. This context brings unpredictable influence in space production process. Coast is a spatial practice that is sensitive toward production acts. Acts on that physical level reaches expansion level for mental and social space. A spatial disorderness is related to uncontrolled space production act of individual. This action is related to interaction product in social. This research elaborating the Lefebvre's idea of space production and the idea of habitus by Bourdieu, implicates each other for social space formation. An uncontrolled space comes from individual as production subject. The individual ever has logical thinking to elaborate a condition to be planed. But a logical outcome will be interrupted by a consideration of complex factor which able to deviate the final product of plan. This struggle produce individual representation space and also in-group to become different from their thought. This research particularly conducted to analyze how spatial practice of Losari Beach indicating uncontrolled expansion act as such background, and the representational space as a product and also as the background producer. Many factors are influencing expansion act, such as space competition, tradition and extreme environment. These become consideration of space production. For this case, simple thinking of individual used for expanding spatial individually. Therefore, the effort of space expansion accumulated. It is resulting a continued confrontation act into the three spaces (physic, mental, and social). Then the act circulated to produce some different action and condition, which seem similar. As matter of fact, this condition of unpredictable was structured, and becomes structure mode of space production. The orderliness happens because of structuring the unpredictable act accumulation. The disorder as production factor comes from individual. Its medium is interaction. Scale of dissorderness can spreads in space rapidly if it is attach to group identity. In this case a representational space is directed to group logic, so that it has strength to fight any group. A representational character in finally channeling reproduction of trying act and of act of wait to respond the opponent. Otherwise, the competition in space formed simple decision for complicated condition. At last, some physical changes cannot be all read as a change in social interaction. It is because the changes were a spontaneous act. Spontaneous means like a reaction to an action in an actual condition. But people in fact still keep their old production blue print in their mind. These representational spaces proceed as production principal with its own arbitrariness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basrul Bahar
"ABSTRACT
Probing of the atmospheric parameters have been done by many scientists since a century ago up to present with various techniques. A simple system of laser radar without using any collimated beam but a reflected mirror as transmitter and a small cassegranian type (10.5 an in diameter) telescope as receiving was constructed to investigate the relative Mie backscattering coefficient by utilizing a nitrogen laser as a light source in the range of measurement bellow 1 Km. The backscattered light received by the receiving telescope is converted into electric current by photomultiplier and is shown and known as "A scope" display on an oscilloscope. SNR of the signal from photomultiplier was increased by using a boxcar integrator and its output could be recorded with XY recorder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saafroedin Bahar
"Memang ada yang khas pada pemberontakan yang berlangsung antara tahun 1958-1961 di Pulau Sumatera dan Sulawesi tersebut. Latar belakang, aksi serta proses penyelesaian pemberontakan yang terjadi pada saat Indonesia mempergunakan Undang-undang Dasar Sementara tahun 1950 tersebut, jauh lebih kompleks dari pemberontakan-pemberontakan lainnya. Jika pemberontakan-pemberontakan lainnya hampir sepenuhnya berkenaan dengan masalah-masalah dalam negeri yang sebagian besar lokal PRRI-Permesta selain berkenaan dengan masalah politik nasional dan menyangkut mantan tokoh-tokoh penting angkatan darat dan politisi di tingkat nasional, juga menyangkut para komandan militer daerah. Selain itu pemberontakan ini mempunyai dimensi internasional dalam perang dingin, dengan keterlibatan operasi intelejin pemerintah Amerika Serikat dalam skala besar melalui Central Intelligence Agency (CIA). Dalam operasi CIA ini juga terlibat pemerintah beberapa negara tetangga saat itu."
1999
JSAM-IV-JanJul1999-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Basrul Bahar
"ABSTRAK
Telah dibuat suatu sistem Magneto Optical Trap untuk mendinginkan dan memperangkap atom gas yang terdiri dari sepasang kumparan anti Helmholtz dengan 3 pasang cahaya laser pendingin yang dihasilkan dari satu laser dioda, dan satu laser lainnya digunakan sebagai laser pemompa-kembali (repumping laser). Atom Cs diletakkan dalam satu ruang oakum tinggi yang berada di tengah-tengah kumparan anti Helmholtz. Dengan bantuan sistem ini telah dapat diperangkap sekitar 107 atom Cs dan didinginkan sampai temperatur beberapa μK. Gumpalan awan atom ini dapat diamati dan foto luminesensi yang terjadi dalam awan yang didinginkan tersebut.
Sifat-sifat dinamika awan atom Cs ini dapat dipelajari dengan mematikan atau mengubah frekuensi laser pendingin dan laser pemompa-kembali secara terprogram dan dengan mengamati luminesensinya. Dengan cara ini dapat dipelajari gejala transien, dan penjarangan populasi yang menyertainya.
Selanjutnya telah dilakukan pengukuran temperatur dengan menggunakan metoda balistik yang sudah lazim dilakukan orang. Disamping itu telah dikembangkan cara pengukuran temperatur awan atom yang lebih teliti dengan menggunakan osilasi posisi dari awan atom dengan menggunakan medan magnet dari kumparan Anti Helmhotz yang berosilasi. Temyata metoda ini lebih dapat diandalkan dan hasilnya konsisten dengan metoda yang konvensional.

ABSTRACT
A Magneto Optical Trap has been built consisting a pair of Anti Helmholtt coils with three pairs of cooling laser beams produced by one laser diode, and the other one for repumping. The Cs atom is placed in a high vacuum chamber located in the center of the anti Helmholtz coils. In this system about 107 Cs atoms have been trap and cooled to a temperature of a few μK. The cloud can be observed from the luminescence of the cooled atoms.
The dynamical properties of the cooled Cs atom has been studied by turning off or changing the frequency of the cooling laser and the repumping laser precisely for a short period and observing the luminescence of the cloud. In this way the characteristics of the transient phenomena of the cloud, such as the build up time, the pumping time and the density of the cooled Cs atoms can be studied.
The temperature of the cooled Cs atom in the cloud has been determined using the well known ballistic method. A new method for the measurement of the temperature of the Cs atoms has been developed. In this new method the position of the cloud is oscillated by a uniform oscillating magnetic field produced from a sinusoidal modulation added to the one of anti Helmholtz coils. The results turns out to be more reliable and the measurement result is consistent with the conventional method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
D78
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armasastra Bahar
Jakarta: UI-Press, 2013
PGB 0275
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>