Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Larasati
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Akses di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik. PKH Akses merupakan PKH yang secara khusus ditujukan bagi wilayah yang memiliki karakteristik geografis tertentu, juga keterbatasan akses pada infrastruktur kesehatan/pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Kondisi yang demikian memberikan tantangan tersendiri bagi pelaksanaan program, sehingga PKH Akses dilaksanakan dengan pengkondisian khusus. Penelitian ini melakukan evaluasi program dengan menggunakan model CIPP yang digagas oleh Daniel L. Stufflebeam. Sesuai dengan akronimnya, model CIPP melakukan evaluasi dengan mengacu kepada beberapa dimensi yaitu context, input, process, dan product. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah postpositivis, dengan teknik pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sejumlah kelemahan, baik itu dari segi desain program, ketersediaan sumber daya, maupun pelaksanaan proses bisnis bagi PKH Akses di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak. Kelemahan-kelemahan tersebut kemudian berdampak pada capaian program yang belum maksimal. Oleh karena itu, terdapat sejumlah poin perbaikan, terutama sehubungan dengan penajaman kriteria penetapan lokasi PKH Akses, peninjauan ulang desain program PKH Akses, penambahan jumlah pendamping, pelaksanaan transformasi kepesertaan secara terstruktur, serta penguatan komplementaritas program, koordinasi dengan para pemangku kepentingan, dan strategi komunikasi program, yang dibutuhkan bagi penyempurnaan program ke depannya. ......This thesis discusses the evaluation of Family Hope Program (PKH) Akses in Sangkapura and Tambak District, Gresik Regency. PKH Akses is a subset of PKH that is geared for areas with certain geographical characteristics, as well as limited access to health/education infrastructure and Human Resources (HR). Such conditions present challenges for program implementation, thus PKH Akses is implemented with more flexible conditions. This study evaluated the program using the CIPP model by Daniel L. Stufflebeam. In accordance with its acronym, the CIPP model conducts evaluation by using four dimensions, namely context, input, process, and product. The research approach used in this thesis is post positivist, with qualitative data collection technique. The results showed that there were several weaknesses in the terms of program design, resources, and business process implementation for PKH Akses in Sangkapura and Tambak districts. These weaknesses then adversely impacted program achievements, which were still not optimal. Therefore, this thesis presents several points for improvement, especially in regards to the sharpening of criteria for determining PKH Akses locations, reviewing PKH Akses program design, increasing the number of facilitators, conducting beneficiary transformation in a structured manner, as well as strengthening program complementarity, coordination with stakeholders, and program communication strategies.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Larasati
Abstrak :
ABSTRAK Pembahasan mengenai gender masih jarang terlihat pada studi arus utama ilmu hubungan internasional. Selain itu SRHR (Sexual and Reproductive Health Rights) sebagai topik, juga masih kurang banyak mendapatkan perhatian. Karenanya, tulisan ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan mengkaji SRHR atau lebih khususnya, hak reproduktif perempuan dan bagaimana perempuan membuat pilihan mengenai hal tersebut. Analisis dilakukan dengan pembahasan dari beberapa topik, yakni dari kerangka ekonomi politik internasional, keamanan, kewarganegaraan, identitas, dan politik tubuh. Hasilnya, pembacaan literatur menunjukkan bahwa perempuan memang memiliki kemampuan biologis untuk kehamilan yang dibarengi dengan resikonya tersendiri. Namun di luar hal itu, terdapat pula faktor-faktor eksternal yang memberikan pengaruh, membentuk, dan membatasi pilihan yang dimiliki dan dibuat oleh perempuan. Baik itu keterbatasan ekonomi, ketidakamanan bergender, kewarganegaraan yang tidak sempurna, bias rasial/etnis, ataupun pemberlakuan kontrol atas tubuh. Kerentanan biologis dan sosial perempuan terkait dengan permasalahan SRHR itu menjadikan pemenuhannya krusial dan merupakan tanggung jawab internasional. Sepatutnya perempuan memiliki pilihan dan kontrol terkait dengan tubuh dan kehidupan mereka sendiri. Aplikasi perspektif feminis dan hubungan internasional dalam mengkaji isu SRHR ini memungkinkan pemahaman yang lebih utuh pada persoalan yang awalnya lebih dipandang sebagai persoalan individual.
ABSTRACT Discussion regarding gender is still scarce in the field of mainstream international relations. Moreover SRHR (Sexual and Reproductive Health Rights) suffer from lack of priority in the discussion. Because of such scarcity, this study intends to fill the gaps by assessing SRHR or more specifically, women?s reproductive rights and how women make decisions regarding them. Analyses are performed with the discussions of several topics, such as international political economy, security, citizenship, identity, and body politics. The result of the literature review shows that women do possess the biological capacity for pregnancy along with other related risks, but beyond that, there also exist external factors that influence, shape, and limit the choices that are owned and made by women. Such as constricting economical circumstances, gendered insecurity, imperfect citizenship, racial/ethnic bias, or even the imposition of control over the female body. The biological and social vulnerability of women regarding sexual and reproductive health then, make its fulfillment even more crucial and become a matter of international responsibility. Women should acquire the capability to have control and make choices regarding their own bodies and lives. By using feminist and international perspectives, it becomes possible to study the issue of SRHR more fully, rather than simply accepting it as an individual?s problem.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Aninditha Budi Larasati
Abstrak :
Bagi pasangan yang berpacaran jarak jauh, memerlukan media komunikasi yang mampu memfasilitasi munculnya kedekatan dengan pasangan mereka dan membuat mereka mampu mempertahankan hubungan. Computer mediated Communication (CMC) merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi komunikasi, mengizinkan manusia untuk berkomunikasi walaupun ada jarak yang memisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara penggunaan CMC (telepon, video call, Instant Messenger, Instagram, dan Facebook) terhadap relational maintenance pada individu dewasa muda yang menjalin hubungan LDR. Penelitian melibatkan 170 responden wanita dan pria yang menjalin hubungan LDR dengan usia hubungan minimal 6 bulan. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah frekuensi penggunaan CMC dan Relational Maintenance Strategy Measure (RMSM). Hasil menunjukkan bahwa jenis CMC telepon, video call, Instant Messenger, dan Instagram memiliki hubungan terhadap relational maintenance, sedangkan Facebook tidak memiliki hubungan terhadap relational maintenance pada individu yang berpacaran jarak jauh. Video call memiliki hubungan yang paling kuat dengan relational maintenance.
ABSTRACT
For couples who are in long distance relationship, of course it requires communication media that are able to facilitate the emergence of closeness with their partners and make them able to maintain their relationships. Computer mediated Communication (CMC) is a form of communication technology advancement, allowing people to communicate even though there is a distance. This study aims to look at the relationship between the use of CMC (telephone, video call, Instant Messenger, Instagram, and Facebook) on relational maintenance in young adults who are in Long Distance Dating Relationship (LDDR). The study involved 170 female and male respondents who had the relationship with a minimum of 6 months long. The measuring instrument used in this study is the frequency use of each CMC and Relational Maintenance Strategy Measure (RMSM). The results show that CMC telephone, video calls, Instant Messenger, and Instagram have a relationship to maintain relationships, while Facebook has no relationship to maintain relationships in individuals who are in LDDR. CMC video calls have the strongest relationship to maintaining relationships.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library