Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darmansyah
Abstrak :
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar dalam sumber daya alam, potensi-potensi alam tersebut yang dapat dikembangkan salah satunya adalah serat alam. Serat alam yang cukup potensial untuk dikembangkan lebih jauh saat ini adalah serat nata de coco. Nata de coco adalah hasil proses fermentasi air kelapa dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Secara kimiawi, serat yang terkandung di dalam nata de coco adalah selulosa, dimana saat ini serat selulosa telah diaplikasikan untuk berbagai keperluan lain, misalnya untuk diafragma transduser, kulit buatan, bahan pencampuran kertas, karbon film elektrokonduktif dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan material serat yang kuat diperlukan perlakuan khusus, yaitu dengan menambahkan material lain seperti nanofiller SiO2, Al2O3, dan clay, lalu dipadukan dengan berbagai jenis resin, sehingga material komposit berbahan dasar serat tersebut, memiliki sifat yang lebih kuat dari logam alloy dan material high strength lainnya. Dalam penelitian ini telah dilakukan pembuatan serat nata de coco dan komposit serat-filler-resin, yang mana variasi nutrisi dan pH yang paling baik adalah variasi dengan konsentrasi gula 2,0% w/v; urea 0,5% w/v dan asam asetat 0,3% v/v (pH 3,8), variasi ini menghasilkan tebal serat basah sekitar 14,57 mm dan massa serat sekitar 595 gram dari 700 ml media air kelapa. Dari karakterisasi dengan menggunakan XRD diketahui bahwa struktur serat nata de coco yang dibuat adalah material serat selulosa dengan puncak intensitas utama terletak pada posisi 2θ di antara 26º ? 26,5º. Sedangkan pengujian dengan menggunakan SEMEDX menunjukkan bahwa nanofiller telah terdistribusi merata di dalam serat. Dan dari uji mekanik dengan menggunakan alat uji kuat tarik (Ultimate Tensile Strength) diketahui pula bahwa serat nata de coco murni memiliki kuat tarik sebesar 390,39 MPa dan young modulus sekitar 11,198 GPa.
Indonesia is the country that has great potential of natural resources, natural potentials that can be developed is a natural fiber. One of the potential natural fibers that can be developed at this time is nata de coco. Nata de coco is a result of fermentation of coconut water using the bacteria Acetobacter xylinum. Fiber contained in the Nata de coco is cellulose, cellulose fibers, where it currently has can be applied to various other purposes such as the diaphragm transducer, artificial leather, paper mixing materials, carbon film electro-conductive and etc. To obtain a strong fiber material required special treatment, namely by adding other materials such as nanoparticles of SiO2, Al2O3, and clay, then combined with various types of resin, so that the composite fiber materials have properties that are stronger than metal alloy and other material high strength. In this study has been carried out making nata de coco fiber and composite fiber-resin-filler, in which variations of nutrients and pH is the best concentration variation of sugar 2.0% w/v; urea 0.5% w/v and acetate acid 0.3% v/v (pH 3.8), this variation produces a thick fiber of about 14.57 mm and wet mass fiber of approximately 595 grams for 700 ml medium of coconut water. From the XRD pattern is known that the structure of pure nata de coco fiber is cellulose fiber material with the main peak intensity located 2θ positions around 26º ? 26,5º. While for the examination by using SEM-EDX is known that the filler material has been distributed uniformly in the fiber. And from mechanical tests using The Ultimate Tensile Strength is shown that pure nata de coco fiber has tensile strength of 390.39 MPa and young modulus around 11,198 GPa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27911
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Darmansyah
Abstrak :
ABSTRAK Pada masa revolusi tahun 1945-1950, pemerintahan daerah di Surakarta mengalami proses pencarian jati diri bentuk pemerintahan daerah, apakah berbentuk suatu daerah istimewa atau berbentuk suatu karesidenan biasa. Proses ini dipengaruhi oleh persaingan antar organisasi-organisasi politik yang memperebutkan hegemoni politik di Surakarta, ditambah lagi oleh suasana revolusi yang mengharuskan adanya perubahan bentuk pemerintahan daerah. Posisi kota Surakarta dianggap mempunyai kedudukan penting untuk menusuk ke jantung pemerintahan RI di kota Yogyakarta. Oleh karena itu, selama revolusi gerakan oposisi marak terjadi di sana. Gerakan oposisi berupa aksi-aksi pendaulatan terhadap pejabat-pejabat di daerah, dan penentangan terhadap kebijaksanaan pemerintah. Hal ini berlanjut dengan adanya aksi-aksi pemogokan, pertempuran, dan aksi_-aksi teror lainnya, yang menganggu stabilitas keamanan di daerah. Keadaan ini mempengaruhi jalannya pemerintahan daerah karena dampaknya dapat menurunkan kredibilitas pemerintah daerah di mata rakyat. Hal ini menjadikan Revolusi di Surakarta tidak hanya sekedar revolusi yang berusaha melenyapkan pemerintahan swapraja, tetapi juga revolusi yang menunjukkan persaingan politik tingkat lokal dan nasional. Untuk mengatasi keadaan ini menjadi tugas berat bagi pemerintah pusat RI dan pemerintah daerah serta aparat keamanannya (TNI) di Sura_karta. Krisis pemerintahan daerah di Surakarta pada akhirnya dapat diselesaikan setelah pemerintah pusat mengambil suatu keputusan yang tegas tentang status pemerintahan daerah di Surakarta, dan disertai oleh adanya proses pendemokrasian sistem pemerintahan daerah. Di samping itu keadaan ini juga disokong oleh keadaan politik nasional yang mulai stabil setelah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda. setelah mengalami proses selama revolusi maka dipilihlah status pemerintahan sebagai karesidenan biasa, dan mengubur sistem swapraja, yang berarti lenyaplah kekuasaan politik kerajaan.
1995
S12205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmansyah
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1994
499.25 DAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marni B. Darmansyah
Abstrak :
ABSTRAK Perkembangan industri yang demikian pesat dewasa ini disamping memberikan dampak pasitif, juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif yakni berupa limbah, cair, padat maupun gas, sebagai hasil sampingan dari proses produksi bila tidak dikelola dengan baik, akan dapat merugikan lingkungan yang ada di sekitarnya. Usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, telah memanfaatkan sumberdaya alam secara berlebihan, tanpa memperhatikan daya dukung yang ada. Keadaan ini telah secara kualitatif maupun kuantitatif. Wawancara juga dilakukan kepada Instansi lain dan Bank yang terlibat dalam Program LOAN AGREEMENT FOR POLLUTION ABATEMENT EQUIPMENT PROGRAM DALAM RANGKA PENGGUNAAN DANA PINJAMAN DARI THE OVERSEAS ECONOMIC COOPERATION untuk memperoleh data dan informasi berkaitan dengan jumlah pemohon, jumlah persetujuan permohonan pinjaman lunak yang diberikan dan jumlah yang diajukan. Kemudian membandingkan fenomena dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan penerapan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dalam melaksanakan Program Pembangunan Nasional Berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kerjasama antara THE OVERSEAS ECONOMIC COOPERATION dengan PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA yang ditandatangani pada November 1992 tentang penggunaan dana pinjaman dari OECF, didorong oleh keadaan lingkungan didunia yang sedemikian rupa telah mencemarkan lingkungan yang disebabkan karena perkembangan kegiatan industry. Hasil penelitian juga memberikan gambaran bahwa pemanfaatan pinjaman oleh PT Teguh Wibawa Bhakti dapat mening katkan kinenja perusahaan melalui Peningkatan Kapasitas Produksi yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Pinjaman yang diberikan telah dimanfaatkan perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan yakni mencegah pencemaran atau mengurangi volume limbah dengan diperolehnya hasil penelitian bahwa : 1. Pemantauan terhadap lingkungan perusahaan yang tidak memiliki Instalasi UPL menghasilkan parameter POD, COD, TSS CM yang melebihi Baku Mutu Limbah Cair. 2. Perusahaan Yang Sudah Memiliki Instalasi Unit Pengolah Limbah dapat memanfaatkan kembali Air Bekas Lim-bah Cair yang secara ekonomis merupakan keuntungan eksternalitas akibat biaya yang tidak dikeluarkan. 3. Diperolehnya tambahan Manfaat Dari Kinerja Perusahaan dan dari Kinerja Unit Pengolah Limbah melalui perubah an Biaya Eksternalitas menjadi pendapatan hasil penjualan produk sampingan oleh Perusahaan yang telah memiliki Instalasi Pengolah Limbah. 4. Manfaat Penguasaan Teknologi bagi perusahaan Akan melengkapi keuntungan atas pemilikan UPL bagi disamping timbulnya rasa pasti dan peluang dalam meningkatkan produksi karena perusahaan tidak lagi menemui permasalahan yang berkaitan dengan limbah/pencemaran. 5. Menanggung hutang bagi Investasi untuk Tempat Penampungan dan UPL masih lebih untung dibandingkan dengan kerugian yang dialami perusahaan. Diharapkan apa yang telah dilakukan oleh PT Teguh Wibawa dapat diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya, dalam rangka metujudkan lingkungan yang bersih dan lestari.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrinaldy Darmansyah
Abstrak :
Krisis ekonomi dan moneter telah melanda Indonesia sejak tahun 1998. Dunia usaha dituntut untuk memulihkan dan mengembangkan perekonomian negara kita. Satu hal yang tampak menonjol dari krisis tersebut adalah munculnya fenomena pergeseran peran pendorong kegiatan ekonomi Indonesia dari para pelaku ekonomi berskala besar (conglomerates and corporates) kepada para pelaku ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah atau biasa disebut Unit Mikro Kecil Menengah atau UMKM. Peran UMKM sangat diharapkan bisa meningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, namun masih ada beberapa kendala.Banyak UMKM yang feasible namun tidak bankable, sehingga akhirnya mereka harus menerima kenyataan bahwa usahanya akan tetap kerdil. Seharusnya tidak ada lagi kesulitan bagi UMKM untuk mengakses kredit ke pihak perbankan mengingat Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Sebagai jalan keluar, pengusaha kecil akhirnya membentuk organisasi atau kelompok swadaya daya lembaga pembiayaan. Tujuannya, memberdayakan pengusaha/pengrajin kecil atau super mikro untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat umumnya. Pelaku ekonomi menggabungkan diri dalam kegiatan arisan atau perkumpulan keuangan SIMPAN PINJAM atau BMT Balai Mandiri Terpadu yang umumnya bersifat memprioritaskan kepedulian terhadap pengusaha/pengrajin mikro. Gambaran bagaimana UMKM mengatasi problema untuk memperoleh kemudahan dalam pembiayaan usahanya, bagaimana pemerintah seharusnya menerbitkan landasan hukum, sistem dan mekanisme yang kesemuanya terpadu untuk menjembatani agar kesenjangan antara kebijakan dan pendekatan sektor perbankan dengan karakteristik dan kondisi riil usaha kecil dapat teratasi, merupakan pekerjaan rumah baru bagi pemerintah yang disumbang tesis ini. Dari eksistensi lembaga pembiayaan ini nampak adanya keharusan untuk membuat regulasi mengenai sistem dan mekanisme guna meningkatkan akses usaha kecil kepada kredit perbankan. Regulasi sangat diharapkan agar tujuan mewujudkan, mengintegrasikan atau menghubungkan beberapa unsur pokok yang diperlukan dalam sebuah sistem dan mekanisme dapat terpadu. Unsur-unsur tersebut terdiri dari bank yang khusus didirikan untuk memberi kredit kepada usaha kecil. Lembaga yang memberikan penjaminan atas kredit yang diberikan kepada usaha kecil dan lembaga untuk mengkoordinasikan semua kegiatan pembinaan dan pemberian teknis kepada usaha kecil. Untuk mewujudkan sistem dan mekanisme tersebut diperlukan perubahan pada peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Usaha Kecil serta peraturan pelaksanaannya.Semoga
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T37799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefan Darmansyah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai analisis desain stasiun bawah tanah Bendungan Hilir pada sistem MRT Jakarta, dengan memperhatikan faktor peningkatan proyeksi penumpang, adanya potensi interkoneksi dengan lingkungan sekitar, serta standar kualitas pelayanan yang tinggi. Pendekatan pemodelan berbasis agen digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan fokus kajian pada pergerakan penumpang dalam desain stasiun. Hasil penelitian ini yaitu rekomendasi desain stasiun bawah tanah MRT Jakarta tersebut, serta hasil model desain stasiun yang menjadi acuan pengkajian berbasis agen pada kasus desain stasiun lainnya. ......This study discusses about the analysis of Bendungan Hilir underground station design in MRT Jakarta system, taking into account factors such as growth of passenger volume projection, interconnection potential to surrounding area, and also high standard of service quality. Agent-based modeling approach is chosen to accommodate the need in focusing the study analysis to passengers movement inside the station design. The results are a recommendation of MRT Jakarta underground station design, and also a model of station design as the role model for agent-based analysis approach for other station design case.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library