Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Trihayati
"Tesis ini membahas tentang peran edukasi pada museum Bahari di Jakarta dalam membentuk pemahaman pengunjung dan masyarakat mengenai fakta d=geografis dan sejarah bahwa Indonesia adalah negeri bahari. Museum adalah lembaga edukasi non-formal dan merupakan tepat yang paling tepat unutk membentuk identitas suatu komunitas dan bahkan suatu bangsa. Museum bahari idealnya adalah museum yang merepresentasikan kebaharian bangsa Indonesia yang telah terbentuk sejak masa lalu. Pengetahuan mengenai kebaharian Indonesia tersebut dikonstruksikan dengan menggunakan teori kinstruksivis dengan model pembelajaran active-learning.
Melalui pandangan konstruktivis, penelitian ini berusaha membentuk pengembangan model edukasi yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Indonesia adalah negeri bahari. Hasil peneltian berupa model edukasi yang diterapkan melalui pameran dan program puublik d Museum Bahari Jakarta. Beberapa saran juga disampiakan melalui tesis ini kepada pihak pengelola museum dan instu=itusi terkait lainnya dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan tanggung jawab Museum BahariJakarta sebagai lemabga edukasi non-formal di masyarakat.
......
This thesis discusses the role of education at the Maritime Museum in Jakarta to establish an understanding to the visitor and the public that Indonesia is a maritime country both geographically and historically. Museum is a non-formal educational institution and the most appropriate place to establish the identity of a community or even a nation. Ideally, maritime museum is a museum that represents the identity of Indonesia as a maritime nation, as it is existed in the timeline of Indonesian history. The knowledge about Indonesian maritime is constructed using the constructivism theory with active-learning model education.
Through constructivism theory, this thesis is trying to develop an education model that can elevate the understanding of the visitor about Indonesia as a maritime country. The result is the education model that applied on exhibitions and public programs in Maritime Museum Jakarta. There are some recommendation for Maritime Museum and other related institutions to optimize the function and the responsibility of the Maritime Museum in Jakarta as a non-formal educational institution in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Trihayati
"Skripsi ini membahas 15 bangunan rumah tinggal kolonial yang terletak di Depok Lama, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Bangunan rumah tinggal kolonial yang ada di Depok Lama ini merupakan produk budaya manusia yang keberadaannya sudah ada sejak awal abad 20 M (1919-1930). Bangunan kolonial dikatakan memiliki arsitektur yang khas, dan merupakan fenomena budaya yang unik karena terjadi percampuran budaya antara budaya bangsa penjajah dengan budaya lokal. Oleh karena itu, arsitektur kolonial di berbagai tempat di Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan serta ciri-ciri tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah penelitian terhadap bentuk arsitektur rumah tinggal kolonial di Depok Lama, untuk mengetahui ciri khas dari bangunan rumah tinggal kolonial yang ada di Depok Lama. Selain itu, diadakan juga penelitian terhadap pola tata ruang bangunannya, untuk mengetahui apakah terdapat pola khusus yang menjadi dasar dari bentuk bangunan rumah tinggal yang ada di Depok Lama tersebut. Untuk ntenjawab permasalahan penelitian, maka data yang berupa rumah_-rumah tinggal kolonial tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis bentuk, analisis gaya serta analisis khusus terhadap denah bangunan. Setelah melewati tahapan-tahapan analisis tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa bangunan-bangunan rumah tinggal kolonial yang ada di Depok Lama memiliki bentuk arsitektur yang dipengaruhi arsitektur modern, arsitektur klasik, dipengaruhi arsitektur tradisional (Jawa) dan beradaptasi dengan iklim tropis. Tata ruang pada bangunannya memiliki pola yang seragam, yaitu bangunan rumah terdiri atas sebuah rumah induk dan sebuah bangunan tambahan berupa bangunan servis yang terletak di samping atau belakang rumah induk. Bangunan servis sekurang_-kurangnya digunakan untuk keperluan dapur, kamar mandi, kamar pembantu dan gudang. Bangunan tambahan lainnya adalah sebuah paviljoen, yaitu bangunan tempat tinggal yang memiliki fasilitas terpisah dari rumah induk. Untuk memperkuat apakah pola tata ruang demikian adalah pola yang umum digunakan pada pola tata ruang rumah tinggal kolonial maka diadakan perbandingan denah bangunan dengan rumah tinggal kolonial di Menteng. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa pola tata ruang yang demikian memang umum digunakan pada pola tata ruang rumah tinggal kolonial pada masa yang lama"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library