Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edison
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1990
S22737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edison
"Komputer proses Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS)
digunakan untuk pemerosesan, pencatatan dan penampilan parameterparameter
operasi reaktor. Komputer proses ini terdiri dari komponenkomponen
instrumen virtual. Tersedianya komponen-komponen instrumen
virtual ini bersama sistem pengukuran fluks neutron memungkinkan
dikembangkannya berbagai macam instrumen virtual untuk memonitor
fluks neutron. Sehingga dengan komputer proses yang tersedia dan tanpa
memerlukan perangkat tambahan, imitasi dari instrumen fisis sistem
tersebut dapat dibangun. Dalam penelitian ini dikembangkan instrumeninstrumen
virtual berupa akuisisi dan pencatatan fluks neutron, kalibrator
meter reaktivitas dan meter reaktivitas. Pembuatan sistem melibatkan
studi mengenai kinetika/fisika reaktor, metode numerik, instrumentasi
umum dan nuklir, pemrograman labVIEW dan penelitian-penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem yang
dikembangkan dapat berfungsi dengan baik dan dengan akurasi yang
cukup baik. Namun demikian beberapa hal yang sesungguhnya diluar
batas masalah penelitian ini tetapi diperlukan dalam percobaan disarankan untuk dijadikan penelitian lanjutan."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, ], 2005
T39740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doloksaribu, Jasukar Edison
"Kota pada umumnya berkembang secara laissez-faire, yaitu tanpa dilandasi perencanaan kota yang menyeluruh, terpadu, dan tidak betul-betul dipersiapkan atau direncanakan untuk dapat menampung pertumbuhan penduduk yang besar dalam waktu yang relatif pendek.
Oleh karena itu, bukanlah suatu pemandangan yang aneh jika kota-kota di Indonesia menampilkan wajah ganda. Terlihat perkembangan pembangunan yang serba mengesankan dalam wujud arsitektur modern dan pasca modern di sepanjang tepi jalan kota. Sungai yang semula mengalir jernih dan mengemban fungsi sebagai salah satu sumber kehidupan penduduk, tidak dapat lagi melanjutkan fungsinya karena kadar pencemaran yang melampaui baku mutu.
Lingkungan resapan air yang strategis pun menjalankan tugasnya secara prima sebagai penjaga gawang ekologis, dengan serta merta berubah menjadi kawasan permukiman, perdagangan, perhotelan dan kegiatan komersial lainnya.
Kota Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi Riau, banyak melakukan pembangunan fisik. Pembangunan fisik di Kota Pekanbaru berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup, yaitu semakin menurunnya kualitas air sungai di Kota Pekanbaru terutama Sungai Siak sebagai sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pekanbaru, semakin menyulitkan masyarakat memperoleh air bersih.
Pembangunan fisik Kota Pekanbaru membawa implikasi perubahan fungsi lahan dan kepadatan penduduk, baik secara alamiah maupun pertambahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi). Dengan tingkat pertumbuhan rata rata (4,6%). Dengan pertambahan peduduk yang tinggi ini semakin menyulitkan PDAM dalam pelayanan air bersih, sehingga masyarakat memilih alternatif lain yaitu air tanah.
Pengambilan air tanah yang berlebihan atau tidak dikelola dengan baik, dampak lingkungan adalah penurunan tinggi permukaan air tanah dan bentuk cekungan permukaan air tanah (cone of depression), dampaknya pada penurunan permukaan tanah (amblasan).
Jika air tanah turut tercemar maka semakin memperparah keadaan masyarakat, dan akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit, dan biaya mahal yang dikeluarkan oleh masyakat. Hal ini dapat memicu konflik sosial antara yang mampu dengan yang tidak mampu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis ketidak mampuan PDAM dalam penyediaan air bersih bagi kebutuhan masyarakat kota Pekanbaru,
2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengambilan air tanah oleh penduduk dengan kondisi air tanah,
3. Mengetahui hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan perubahan fungsi lahan/tanah,
4. Mengetahui kualitas hidup masyarakat yang tidak mendapatkan air dari PDAM.
Berdasarkan teori dan permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara pertambahan jumlah penduduk dengan eksploitasi air tanah oleh masyarakat.
2. Terdapat hubungan pertambahan penduduk dengan kondisi air tanah. Tempat penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru, sebagai ibu kota Provinsi Riau. Peneliti memilih kota Pekanbaru sebagai wilayah penelitian, karena kota ini menunjukkan pertumbuhan penduduk dan pembangunan fisik yang relatif tinggi yang berdampak pada sumberdaya air dan lingkungan.
Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Jumlah penduduk, kemampuan PDAM sebagai variabel bebas,
2. Perubahan fungsi lahan, kondisi air tanah, pengambilan air tanah sebagai variabel terikat.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara purposive, sample ditentukan dengan acak sederhana (random sample). Pengumpulan data sekunder dengan cara penelaahan kepustakaan yakni berupa buku-buku, karangan ilmiah, serta tulisan-tulisan dan dengan instansi yang ada hubungan dengan tujuan penelitian ini. Penyampaian data dilakukan secara deskriptif dengan data kuantitatif yaitu korelasi dengan rumus pearson, untuk memudahkan operasi perhitungan menggunakan perangkat lunak komputer.
Berdasarkan uji korelasi, memperlihatkan bahwa adanya hubungan negatif antara ketidak mampuan PDAM dengan eksploitasi air tanah oleh masyarakat, dan hubungan positif antara pertambahan penduduk dengan penurunan permukaan air tanah.

A city in general is expanding in laissez faire way, this means has not been based on a comprehensive, integrated city plan, and not simply prepared or planned to be able accommodate the growth of massive population in relatively short time.
Therefore it is not, a strange view when cities in Indonesia put forward a double fold face. The development of construction seems to be very impressed in the form of modern architectures and ultra modern along the main cities streets. The rivers, which are originally, flows fresh water and bearing the function of people's life source, presently, are no more having the function due to contamination level beyond standard quality.
The environmental water absorption naturally has been for centuries functioning primarily as ecological equilibrium, is now changed all of sudden to become area of settlement, trades, hotels and other commercial activities.
The city of Pekanbaru as the capital city of Riau Province, had much to do with physical constructions, because the impact of the decrease in the quality of river water mainly in Soak River that supply raw water for PDAM (Public Water Supply Company) has become increasingly difficult to treat, in producing potable water.
The physical development of Pekanbaru city has brought implication to functional change of soil and population density both naturally and the increase in migration from rural to urban area the average growth rate of 4, 6%. With this high growth rate is becoming more and more difficult to PDAM in supplying ample clean water, so that people prefer to choose alternative i.e. ground water.
Excessive exploitation of ground water and it doesn't managed perfectly will result in the lowering of ground water level and the cone of depression, the impact in lowering of land surface (subsidence).
If the ground water is contaminated it would aggravated the people's condition and to have impact in the spreading of various water borne diseases, which in turn able to trigger a social conflict between the have and the have not.
This research is intended to identify the following matters:
1. To find out and to analyze the incapability of PDAM in supplying clean water to the people of Pekanbaru.
2. To find out and to analyze relationship between ground water exploitation by inhabitant and the condition of ground water.
3. To identify the relationship between the growth of people and the change of soil function.
4. To identify the quality of people's life who are not getting enough water supply from PDAM.
Based on the theory and the problems able to put forward put to the front in this research the following hypothesis:
1. There is relationship between the population growth and exploitation ground water.
2. There are relationship between the population growth and the condition of ground water.
This research was conducted in the City of Pekanbaru, the capital city of Riau Province. This city is selected as area of research, because it indicated the population growth and relative-high physical development that bring the impact to water resources and surroundings.
Variables are found in this research as follows:
1. Growth populations and the capacity of PDAM, are as independent variable;
2. Change in soil function, the condition of ground water, and water exploitation, are as dependent variable.
The primary data collection that was performed by way of purposive manner was defined by random sample. The secondary data by way of bibliography research that is bound from books, scientific papers, and writings from existing agency in relation to the goal of this research.
The presentation of data is conducted descriptively with quantitative data with correlation by applying person formulation. To make the counting operation easy using computer soft ware.
Based on correlation-test, it indicated that there are negative correlation between the incapability of PDAM and the exploitation of ground water by people, and positive correlation between the growth of population and the lowering of ground water surface.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Edison
"Las titik adalah salah satu proses sambungan las yang banyak digunakan dalam industri otomotif. Penggunaan parameter las titik yang tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan dalam bentuk patah, retak, perubahan bentuk atau perubahan sifat mekanisnya. Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh parameter las titik terhadap sifat mekanik sambungan las baja karbon rendah, agar diketahui kombinasi variabel las yang paling tepat untuk mendapatkan hasil las yang baik.
Dalam penelitian ini, untuk tebal plat 1 mm arus yang digunakan adalah: 2 kA, 4 kA, 6 kA, 8 kA dan 10 kA, gaya elektroda 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN dan 3,6 kN dan waktu las 20 detik, 30 detik, 35 detik, 40 detik dan 45 detik. Untuk tebal plat 3 mm arus yang digunakan adalah dari 8 kA, 9 kA, 10 kA, 11 kA dan 12 kA, gaya elektroda dari 2 kN , 2,4 kN, 2,6 kN 3,2 kN dan 3,6 kN, waktu las dari 20 detik, 30 detik, 40 detik, 50 detik dan 57 detik. Pengujian sifat mekanik yang dilakukan meliputi pengujian kekerasan dengan metode Vickers, pengujian kekuatan geser sambungan dengan metode uji tarik, sedangkan pengujian metalografi dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik.
Dari hasil uji tarik memperlihatkan untuk tebal plat 1 mm, apabila arus di bawah 4 kA tidak terjadi sambungan las, jika arus di atas 6 kA kekuatan geser sambungan las mulai turun. Untuk tebal plat 3 mm, jika arus di bawah 8 kA tidak terjadi sambungan las, tetapi jika arus di atas 10 kA kekuatan geser sambungan las mulai turun. Demikian juga waktu las dan gaya elektroda, apabila semakin tinggi dapat menurunkan kekuatan geser sambungan las, hal ini diduga karena arus listrik, waktu las dan gaya elektroda yang tinggi dapat menimbulkan rekristalisasi dan perubahan butir yang dapat menurunkan kekuatan sambungan las logam.
Hasil uji kekerasan memperlihatkan, bahwa semakin besar arus listrik, waktu las dan gaya elektroda, maka kekerasan logam makin besar, hal ini terjadi karena jika parameter las makin besar akan mengakibatkan rekristalisasi dan perubahan fasa pada logam, kejadian ini akan mengakibatkan kenaikan kekerasan logam.
Hasil pengujian struktur mikro memperlihatkan bahwa material mempunyai ferit, perlit dan martensit. Dengan demikian dari penelitian ini didapat hasil untuk pelat tebal 1 mm kombinasi yang terbaik adalah arus 6 kA, waktu las 30 detik dan gaya elektroda 2 kN. Untuk tebal plat 3 mm arus 10 kA, waktu las 20 detik, gaya elektroda 3,6 kN.

Welding is one of joining process that commonly used in automotive industry. An inaccurate choice of welding parameters may cause damage to the welding in form of broken, crack, and mechanical properties deterioration. Research on the effect of welding spot variables on mechanical properties of low carbon steel welding join had been done.
The research was focused on determining the best combination of welding parameters to get the best welding result. The welding 1 mm plate width was performed with varying the current of 2 kA, 4 kA, 6 kA, 8 kA, and 10 kA, electrode force of 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN and 3,6 kN, and welding time of 20 seconds, 30 seconds, 40 seconds 50 seconds. The welding of 3 mm plate width was done with varying the current of 8 kA, 9 kA, 10 kA, 11 kA, and 12 kA, electrode force of 2 kN, 2,4 kN, 2,8 kN, 3,2 kN and 3,6 kN, and welding time of 20 seconds, 30 seconds, 40 seconds, 50 seconds, 57 seconds. Test of mechanical properties performed includes hardness test using Vickers method, welded movement strength test using stretching test, whereas metallurgical test was performed using optical microscope.
The stretching test result showed that, for 1 mm width plate, if the current was less than 4 kA the welding did not occur, however, if the current is greater than 6 kA the movement strength of join started decreasing. Furthermore, for 3 mm plate width, if the current less than 8 kA the welding did not also occur and if the current was greater than 10 kA the movement strength of joint was decreasing. As for welding time and electrode force, if those parameters become high the movement strength of welding joint may be also decreased. This decreasing was foreseen because those can cause recristalization of grain that that may weaken the welded strength of metal.
Hardness test result showed that the higher the current, welding time and electrode force, the harder the metal. This phenomenon occurs since the higher the welding variables can cause recristalization and change the phase of metal that heightening the hardness of metal.
Microstructure test result showed that the material contain ferrite, perlite and martensite. As a final result it can be concluded that for 1 mm plate, the best combination of variables is 6 kA of current, 2 kN of electrode force, and welding time of 30 seconds, and for 3 mm plate width is 10 kA of current, 20 seconds of welding time and 3,6 electrode force.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betaubun, Edison
"Bank sebagai badan usaha melakukan kegiatan usaha, terkait dengan fungsi dan tujuan Bank sebagai penyimpan dan penyalur dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam transaksi perbankan, terdapat Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) dan Nasabah Debitor (Peminjam). Dalam transaksi antara Bank dan Nasabah, kedua pihak terikat dalam suatu hubungan hukum dan oleh karena itu perlunya perlindungan hukum bagi para pihak. Perlindungan hukum terkait erat dengan bagaimana pengaturan tentang perbankan dalam kaitannya dengan fungsi dan tujuan Bank, bentuk hubungan hukum apakah yang terjadi antara Bank dan Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) serta apakah ketentuanketentuan hukum yang berlaku telah memberikan perlindungan hukum yang memadai terhadap Nasabah Depasan (Penyimpan Dana). Berbagai ketentuan perundang-undangan telah mengatur tentang perbankan termasuk bentuk hubungan hukum antara Bank dan Nasabah Depasan (Penyimpan Dana) dan perlindungan hukum terhadap Nasabah Deposan (Penyimpan Dana).
Dari berbagai ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa lembaga perbankan memiliki pecan yang strategis, dalam pembangunan ekonomi. Hubungan hukum yang terjadi antara Bank dan Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) adalah hubungan hukum perjanjian yang belum ada pengaturan secara khusus dan perjanjian tersebut berbentuk perjanjian baku. Ketentuanketentuan hukum yang berlaku telah memberikan perlindungan hukum yang memadai terhadap Nasabah Depasan (Penyimpan Dana). Untuk itu Bank harus terus berupaya menjaga dan memelihara tingkat kesehatan Bank serta selalu berpedoman dan konsisten pada peraturan perundang-undangan. Perlu dipikirkan mengenai pembuatan dan pengaturan secara tersendiri dalam sate undang-undang mengenai perjanjian penyimpanan dana. Selain itu, perlunya penegakan hukum secara tegas dan konsisten untuk menjamin efektifitas pemberlakuan berbagai ketentuan hukum yang memberikan perlindungan hukum terhadap Nasabah Deposan (Penyimpan Dana), dan berbagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran hukum aparat penegak hukum dan masyarakat sehingga akan tumbuh dan berkembang budaya hukum yang mendukung sistem perbankan nasional."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T18910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nata, Michael Edison
"Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut adalah investasi dibidang ICT. Peningkatan perekonomian di Amerika adalah salah satu contoh yang dapat diambil sebagai akibat adanya investasi disektor ICT. Investasi ICT dapat membuka bidang usaha baru bagi perusahaan maupun industri yang menggunakan ICT sebagai alat usahanya. Selain membuka bidang baru, ICT juga dapat digunakan untuk optimisasi pekerjaan. ICT dapat digunakan untuk mempermudah pekerjaan, melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia secara langsung, dll.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sampai sejauh manakah dampak investasi ICT di Indonesia terhadap perekonomian Indonesia. Dalam penelitian ini akan dilihat, faktor-faktor ICT mana sajakah yang memiliki korelasi tinggi dengan sektor perekonomian dan akan dicoba ditarik kesimpulan mengenai tanggapan positif dan negatif yang selalu menyertai investasi di sektor ICT.
Hasil yang diperoleh adalah investasi ICT mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama disektor investasi telekomunikasi dan services piranti lunak. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa dampak investasi ICT tidak signifikan mempengaruhi perekonomian. Penyebabnya adalah data sekunder yang digunakan belum mencakup keseluruhan investasi ICT di Indonesia.

Economic growth in one country can be affected by many factors. One factor that can affect the economic growth is ICT Investment. The growth of economic in United States is one of the good examples as the result of the ICT investment. ICT investment can open a new work field for companies or even industries that use ICT as their production tools. ICT can also be used as an optimation tools for work. ICT can be used as a tool to simplify a job especially the job that can?t be done by human.
This research is to study the impact of ICT investment contributed to economic growth in Indonesia. In this research we will explore which ICT Investment factor that have high corellation with economic sector in Indonesia.
The result of this study shows that ICT investment affect Indonesia?s Economic Growth especially at telecommunication investments and software services. This research also concluded that ICT investment impact is not significant compare to economic growth. This may cause by the secondary data that used in this study were not complete.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Charles Edison
New York: Van Nostrand Reinhold, 1983
658.4 HAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robinson, Michael Edison
"Introduction. Korea’s turbulent 20th century -- A new century and the end of an era -- Colonial state and society -- Class and nation in colonial Korea: the 1920s -- Colonial modernity, assimilation, and war: 1930-1945 -- Liberation, civil war, and division -- Political and economic development in South Korea -- Going it alone: the DPRK, 1953-present -- Democratization in South Korea: 1987-2000 -- Epilogue. Untying the Korean knot."
Honolulu : University Hawaii Press, 2007
KOR 951.904 ROB k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Edison
"Di Masyarakat modern, setiap hari banyak dibuat perjanjian. Perjanjian itu dapat di buat secara tertulis dan dituangkan dalam akta di bawah tangan atau akta Otentik. Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengingatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih (pasal 1313 KUHPerdata). Hukum Perjanjian Indonesia menganut azas kebebasan untuk membuat perjanjian, sepanjang perjanjian tersebut tidak melanggar Undang-undang, ketertiban umum dan atau kesusilaan. Di dalam Buku III KUHperdata diatur mengenai berbagai macam perjanjian yang dikenal oleh masyarakat salah satunya perjanjian jual beli. Jual beli adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak yang satu (sipenjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak lainnya (si pembeli ) berjanji membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut. Dalam KUHPerdata di atur pula mengenai hak dan kewajiban dari para pihak. Salah satunya yaitu kewajiban dari penjual (pasal 1499 KUHPerdata) bahwa jika sipenjual dengan iktikad buruk telah menjual barang milik orang lain, maka ia diwajibkan mengendalikan kepada si pembeli segala biaya yang telah dikeluarkan, bahkan juga biaya yang dikeluarkan adalah barangnya semata-mata untuk perhiasan atau kesenangan. Di Pengadilan terjadi suatu kasus mengenai perjanjian jual beli barang sita jaminan. Sita jaminan merupakan tindakan hukum yang diambil pengadilan mendahului pemeriksaan pokok perkara. Terjadinya kasus ini disebabkan karena si penjual menjual barang (mobil Truk) kepada si Pembeli lengkap dengan surat-suratnya (BPKP) sehingga pembeli tidak merasa curiga. Tetapi ternyata barang tersebut dalam penyitaan pengadilan. Dan Pembeli menggugatnya di Pengadilan. Di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi kalah namun di Mahkamah Agung si pembeli menang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
S20990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Edison
"Background of this thesis is the fact that the foreign borrowing to cover the funding needs of national development in Indonesia is very high. However, the management of foreign loans are perceived less effective and efficient, resulting in low disburesement of foreign loan funds with the result of giving the burden to Budget Revenue and Expenditure (APBN) to repay the loan. Research focused on the case of loans Asian Development Bank (ADB) Loan 2074-INO and Loan 2075-INO, which aims to: 1. Knowing the factors causing low disbursement of foreign loan funds; 2. Provide policy recommendations to overcome the problem of low disburesment of foreign loan funds. Research carried out by qualitative descriptive methods in order to obtain a picture of the problem of low disbursement of foreign loan funds from various perspectives. The research is done to the project documents funded by the foreign loans to find out what factors cause the low disbursement of funds. Indicators used to seeing the low disbursement of foreign loan funds are: Progress variants, namely the difference in the percentage of time used and the cumulative percentage of disbursement of funds; Backlog, the amount of unused funds that have not been refilled (replenished) by the lenders; and realization of the target disbursement in the fiscal year.
The research found and concluded that the low disbursement factors contributed to foreign loans are as follows: 1. Poorly prepare in planning and designing a new project funded from foreign loans; 2. The size of the project organizational is to big with structure that has 2 people with Executive Secretarie with the same authority in running the day-to-day project; 3. The delay in completion of budget documents (DIPA) due to the reorganization of institutions and political social change in regional governments; 4. The low quality of human resources as the project implementor; 5. Backlog. From the above findings and conclusions, the authors suggest the following policy recommendations: 1. The government should have more detailed discussion on planning and design a new project (or better known as the readiness filter criteria); 2. The Ministry of Finance, Bappenas and the relevant technical agencies should sit together to overcome the delay in publication of budget documents (DIPA); 3. Organizational structure has to be more streamlined and can be faster in making decisions in the management of day-to-day projects; 4. Improving the quality of human resources by conducting socialization and training in project management funded from foreign loans; 5. The project managers and the Ministry of Finance should conduct coordinate action in a more intensive, so the proposal to replenish the lenders can more quickly.

Latar belakang penulisan tesis ini adalah kenyataan tingginya pinjaman luar negeri pemerintah guna menutupi kebutuhan dana dalam pembangunan nasional. Namun, dalam pengelolaan pinjaman luar negeri tersebut ternyata kurang efektif dan efisien, sehingga menyebabkan penyerapan dana pinjaman luar negeri tersebut menjadi rendah yang berakibat kepada besarnya beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Penelitian difokuskan pada kasus pinjaman Asian Development Bank (ADB) Loan 2074-INO dan Loan 2075-INO, yang bertujuan untuk: 1. Mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya penyerapan dana pinjaman luar negeri; 2. Mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah rendahnya penyerapan dana pinjaman luar negeri. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dalam rangka memperoleh gambaran masalah penyerapan dana pinjaman luar negeri dari berbagai sudut pandang. Penelusuran lebih banyak dilakukan kepada dokumen-dokumen proyek yang dibiayai pinjaman luar negeri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya penyerapan dana yang rendah. Indikator yang digunakan untuk melihat rendahnya penyerapan dana pinjaman luar negeri adalah: Progress Varian, yaitu selisih presentase waktu terpakai dan presentase penyerapan dana kumulatif; Backlog, yaitu besarnya dana terpakai yang belum diisi kembali (replenished) oleh pihak lender; dan realisasi disbursement terhadap target disbursement pada tahun anggaran berjalan.
Hasil penelitian menemukan dan menyimpulkan bahwa faktor rendahnya daya serap penarikan dana pinjaman luar negeri adalah sebagai berikut: 1. Kekurangsiapan dalam merencanakan dan mendesain sebuah proyek baru yang dananya berasal dara pinjaman luar negeri; 2. Besarnya struktur organisasi proyek yang mempunyai 2 orang Sekretaris Eksektif dengan kewenangan yang sama dalam menjalankan proyek sehari-hari; 3. Keterlambatan penyelesaian dokumen anggaran (DIPA) akibat reorganisasi dan perubahan sosial politik di daerah; 4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana proyek; 5. Terjadinya Backlog. Dari hasil temuan dan kesimpulan diatas, penulis mengajukan saran rekomendasi kebijakan sebagai berikut: 1. Agar pemerintah lebih memperketat pembahasan perencanaan dan desain sebuah proyek baru ( atau lebih dikenal dengan readiness filter criteria); 2. Agar Departemen Keuangan, Bappenas dan instansi teknis terkait dapat duduk bersama untuk mengatasi keterlambatan penerbitan dokumen anggaran (DIPA); 3. Penyusunan struktur organisasi yang lebih ramping dan dapat lebih cepat dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan proyek sehari-hari; 4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan pengelolaan proyek yang di danai dari pinjaman luar negeri 5. Agar pengelola proyek dan Departemen Keuangan melakukan koordinasi yang lebih intensif, sehingga dalam pengajuan replenish kepada pihak lender dapat lebih cepat."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T28784
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>