Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krisaji Eko Wicaksono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi kualitas jasa berpengaruh terhadap kepuasan/ketidakpuasan yang dirasakan pelanggan, sebagai tindak lanjut dari pelayanan yang diberikan. Persepsi kualitas jasa dianalisis dengan menggunakan dimensi kualitas jasa yang diukur berdasarkan 7 dimensi, yaitu access, reliabilty, competence, understanding, courtesy, communication, dan responsiveness.
Dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi kualitas jasa terhadap kepuasanfketidakpuasan pelanggan dengan. Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi kualitas jasa yang didapat dari hasil diskonfirmasi masing-masing dimensi kualitas jasa berpengaruh terhadap kepuasan/ketidakpuasan pelanggan secara bersama-sarna.
Dari 7 dimensi yang dianalisis tersebut diketahui, bahwa variabel dimensi kualitas jasa yang signifikan adaiah variabel access, reliability, courtesy, dan responsiveness. Sedangkan variabel competence, understanding, dan communication tidak signifikan.
Kemudian dengan melakukan score terhadap variabel dari dimensi kualitas yang signifikan, maka hasil penelitian ini menemukan, bahwa variabel dimensi kualitas yang dipersepsikan paling penting menurut pelanggan adalah variabel reliability, responsiveness, courtesy, dan access."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wicaksono
"Industri asuransi jiwa di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tajam dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan ini tidak lepas dan peran agen sebagai tenaga pemasar. Penulis bermaksud mengetahui kondisi peragenan saat ini, beserta faktor-faktor yang memotivasi mereka ketika pertama kali memutuskan untuk bekerja sebagai agen. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan membagikan kuesioner kepada agen dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan profesi keagenan. Sebagian data yang terkumpul diolah menggunakan metode AHP yang akan mensintesa pendapat responden yang bersifat kualitatif untuk kemudian dikuantifisir secara berurutan berdasarkan prioritasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan adalah besarnya komisi yang mungkin diterima (besarnya prioritas 0,612), waktu kerja yang tidak mengikat (0,208), pendapatan dalam bentuk gaji tetap (0,088), bakat sebagai salesman (0,038), waktu kerja yang tidak mengikat (0,031), bakat sebagai wirausahawan (0,019) dan bakat sebagai pekerja kantor (0,003). Indeks inkonsistensi keseluruhan pada penelitian ini sebesar 0,02. Angka ini berada di bawah batas maksimum yang diperbolehkan untuk tercapainya validitas penelitian dengan metode AHP yaitu sebesar 0,10. Artinya pendapat yang diberikan responden cukup konsisten. Dan penelitian disimpulkan bahwa sistem pemasaran dengan menggunakan agen merupakan cara yang paling lazim dan dianggap sebagai yang terbaik bagi perusahaan asuransi jiwa. Motivasi terbesar adalah karena dorongan finansial, agen lebih menyukai waktu kerja yang tidak mengikat, faktor bakat tidak terlalu dipertimbangkan, jenis kelamin bukan faktor penentu keberhasilan agen, profesi ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan berbagai tingkat usia, dengan mayoritas latar belakang pendidikan adalah setingkat SLTA, dan pendapatan yang diperoleh sangat bervariasi. Penulis menyarankan agar pelatihan bagi agen ditingkatkan, adanya pemfokusan usaha terhadap pasar potensial (kalangan menengah-atas), ditingkatkannya fasilitas yang mendukung agen dalam bertugas, dan lebih meratanya prosentase pemberian komisi antara komisi untuk polis baru dengan komisi pembaruan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Eko Wicaksono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Eko Wicaksono
"Kaca sebagai produk industri digunakan untuk kebutuhan pembuatan bangunan sipil terutama untuk meningkatkan keindahan dari segi arsitekturnya. Sudah banyak fungsi kaca pada struktur bangunan. Mulai dari jendela, pintu, cermin, atau bahkan yang masih jarang digunakan yaitu sebagai lantai bangunan pada lantai atas (sebagai dak). Di indonesia masih jarang penggunaan dak kaca sebagai struktur lantai bangunan. Hal-hal mendasar tentang perilaku mekanis kaca pun masih sangat minim sekali literaturnya. Untuk itu diperlukan studi kuat lentur dan mekanis kaca yang diperlakukan sebagai daklfantai bangunan dalam rangka memperkaya khasanah literaturnya. Studi ini membutuhkan rumusan dan pembuktian pada prakteknya. Rumusan yang dipakai adalah teori pelat pada Timoshenko dan Rudolph Szilard (TRS). Rumusan ini meliputi peninjauan dengan unsur ketegaran pelat dan tanpa menggunakan ketegaran pelat untuk pencadan nilai E (Modulus Elastitas). Selain itu jugs ditinjau dengan unsur gays aksial (S) dan tanpa unsur gaya aksial (S) untuk pencarian nilai lendutan dan tegangan. Hal ini dimaksudkan untuk mencari pendekatan rumus yang paling pas untuk diterapkan pada kondisi sebenarnya. Sedangkan prakteknya dibutuhkan sampei kaca berukuran lebar 10 cm dan 40 cm. Untuk sampel dengan lebar 10 cm dimaksudkan untuk mencari nilai Modulus Elastisitas, Regangan, dan Tegangan aktual, sedangkan sampei dengan lebar 40 cm dimaksudkan untuk membuktikan rumusan TRS apakah sesuai atau tidak dengan hasil pengujian laboratorium. Dari hasil pengujian laboratorium membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara 0 sampai dengan 6 % untuk nilai tegangan maksimum dan modulus elastisitas, sedangkan pada nilai lendutan maksimum terdapat perbedaan 27,445% untuk rumus dengan unsur gaya aksial dan 39.46% untuk tanpa unsur gaya aksial."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Eko Wicaksono
"ABSTRAK
Kompetensi komunikasi antarbudaya diartikan sebagai suatu kesan bahwa
perilaku dalam suatu interaksi itu efektif dan layak dalam konteks yang ada. Suatu
interaksi dikatakan efektif dan layak selama tujuan atau hasil yang diharapkan dapat
terpenuhi dengan pengorbanan yang relatif rendah dan dilakukan dengan cara-cara
yang selaras dengan nilai, norma, dan ekspektasi dari suatu hubungan. Kompetensi
komunikasi antarbudaya relevan untuk dibicarakan, terutama bagi pemeriksa BPK,
karena mereka sering berinteraksi dengan terperiksa yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda dengan dirinya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya yang dimiliki
oleh pemeriksa BPK, khususnya mereka yang bertugas di Kantor Perwakilan BPK
Provinsi Jawa Timur, ketika melakukan interaksi dan komunikasi dengan terperiksa
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang pada kegiatan pemeriksaan
terinci atas LKPD TA 2015.
Menggunakan strategi studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan paradigma
interpretif, penelitian ini meminjam teori atau model kompetensi komunikasi
antarbudaya Brian H. Spitzberg untuk memperoleh pemahaman tentang tema yang
dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa, dalam konteks kegiatan pemeriksaan
sebagai tempat kerja atau workplace, pemeriksa BPK telah memiliki motivasi,
pengetahuan dan keterampilan yang efektif dan layak. Kesimpulan ini diperkuat oleh
penilaian terperiksa yang menganggap interaksinya dengan pemeriksa BPK selama
ini telah berjalan dengan layak sehingga hubungan diantara keduanya pun, baik
sebelum ataupun setelah interaksi terjadi, selalu berjalan dengan baik

ABSTRACT
Intercultural communication competence is considered broadly as an
impression that behavior is appropriate and effective in a given context. An
interaction considered to be effective and appropriate as long as the valued goal or
rewards can be accomplished at the minimum costs or alternatives and doing so in an
appropriate manner, based on values, norms, and expectations of a relationship. An
intercultural communication competence is a competence that has relevancy with the
nature of the job of the BPK auditors because they usually interact with an auditee
that culturally has a different background with them. This research is expected to
give a broad picture about how the intercultural communication competence of the
BPK auditors, especially the ones who work in The East Java Representative Office
of BPK, when they are interacting and communicating with the auditee in Sampang
regency, as part of audit work on a local government financial statement of fiscal
year 2015.
Using a case study as a research strategy and a qualitative approach with an
interpretive paradigm, this research elaborate the theme of the study using the Brian
H. Spitzberg?s Model of Intercultural Competence to get an understanding about it.
Later, this research found that, in a given context, the auditors of BPK already have
an effective and appropriate motivation, knowledge, and skills. This conclusion is
being strengthened with the auditee judgmenet that considered his relationship with
the BPK auditors, before or after the interaction took place, has always been good."
2016
T45627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wicaksono
"Laporan magang ini bertujuan untuk menjelaskan siklus pendapatan pada salah satu perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi di Indonesia. Pembahasan diawali dengan penjelasan dari masing-masing aktivitas siklus pendapatan, dilanjutkan dengan menganalisis penerapan siklus pendapatan dan pengendalian internal yang ada apakah telah mencukupi untuk meminimalisir ancaman ndash; ancaman pada siklus pendapatan. Pada bagian pembahasan juga dijelaskan reviu atas sistem informasi pada siklus pendapatan beserta hasil temuan yang di dapatkan dari pelaksanaan reviu. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengendalian internal pada tahap penyediaan layanan, penagihan dan penerimaan kas sudah efektif. Kelemahan pengendalian internal masih ditemukan pada tahap penerimaan permintaan layanan.

This internship report aims to explain the revenue cycle process on one of the telecommunication service provider in Indonesia. This report explains each activity within the revenue cycle. Next, this report analyze the implementation as well as the adequacy of existing to minimize threats in the cycle. The information system used in the revenue cycle is also reviewed. Analysis shows that internal controls on activity of service providing, billing and cash collection are effectively put in place. However, there are several minor deficiencies found in the internal control on receiving service order."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Eko Wicaksono
"Dalam melakukan proses penerjemahan sering dijumpai penggunaan kata kata yang tidak efektif dan cenderung melupakan prinsip komunikasi Prinsip komunikasi juga dijadikan dasar oleh beberapa penerjemah dan digunakan sebagai salah satu cara yang dinilai cukup tepat dalam mengalihkan makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerjemah mempertahankan prinsip komunikatif Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk menganalisis sejauh mana pilihan kata digunakan berdasarkan prinsip komunikatif dalam menerjemahkan artikel ini.

In the process of translation we often encounter some words that are ineffective and tend to forget about the communication principal Communication principal relies upon by several translators and is used as a way which are valied appropriately enough in shifting the meaning of the source language into the targeted language This article aims to find out how far the translators can maintain the communication principal This is the background which I came from to analyze how far the translators rsquo choices of words are used based on the correlation of communication principal in translating this article.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library