Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryadi
Abstrak :
Tesis ini tentang Tindakan Penertiban terhadap pedagang kaki lima yang dilakukan oleh Unit Sabhara dan Tramtib Kecamatan Ciputat. Perhatian Utama tesis ini adalah corak tindakan penertiban yang dilakukan oleh petugas Unit Sabhara dan Petugas Tramtib Kecamatan Ciputat. Dalam kajian ini menekankan kepada tindakan penertiban yang bertujuan adanya keteraturan ruang dan waktu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan tehnik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk mengungkapkan tindakan penertiban yang dilakukan para petugas terhadap pedagang kaki lima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha perdagangan kaki lima merupakan salah satu bidang usaha dalam sektor informal yang mampu menyerap tenaga kerja cukup besar, hal ini disebabkan sektor usaha tersebut tidak memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, modal yang tidak besar dan waktu yang tidak terikat. Sehingga usaha ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai kemauan melakukan usaha dalam sektor ini. Di pasar Ciputat, usaha ini dilakukan tidak saja oleh warga Ciputat tetapi juga banyak dilakukan oleh para pedagang dari luar Ciputat. Mereka menempati lokasi tertentu ditempat umum dan membentuk sebuah lingkungan pasar kaki lima, yang di dalamnya mempunyai corak masyarakat yang majemuk baik dari jenis kegiatan usaha yang dilakukan maupun daerah asal kedatangan atau kesukubangsaannya. Kemajemukan jenis kegiatan ini mewujudkan suatu hubungan sosial yang bersifat komplementer dan simbiotik. Sedangkan kemajemukan suku bangsa mewujudkan suatu pengelompokan pedagang berdasarkan daerah asal atau suku bangsanya juga merupakan pengelompokkan dari jenis barang dagangan yang diperjual belikan. Adanya pengelompokkan kesukubangsaan ini maka timbul suatu ikatan kelompok suku bangsa dan memiliki seorang ketua kelompok suku bangsa yang dipilih oleh warga suku bangsa sebagai seorang yang dituakan dan dihormati. Hubungan antara ketua kelompok dengan warga dalam kelompoknya merupakan hubungan patron klien yang bersifat hubungan bapak-anak. Dalam kehidupan kelompok timbul suatu kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana menjalankan usaha perdagangan dengan baik, upaya menghindari persaingan dan perselisihan sesama pedagang serta usaha-usaha mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan warganya yang dipimpin oleh ketua kelompoknya. Sehingga dengan berbagai upaya, maka para warga kelompok merasa bergantung kepada ketuanya. Walaupun terjadi pengelompokkan yang demikian namun dalam kegiatan perdagangan mereka tidak menonjolkan kebudayaan sukubangsanya, tetapi lebih menggunakan aturan-aturan yang berlaku umum dalam lingkungan pasar kaki lima. Salah satu sifat pedagang kaki lima dalam melakukan usahanya adalah dengan menyongsong pembeli sehingga mereka banyak menempati lokasi-lokasi tempat umum dan dipinggir jalan raya. Keberadaan mereka ditempat umum, menimbulkan kemacetan lalu lintas, sampah bertebaran dan kesemrawutan yang menjadi kerawanan terhadap kriminalitas. Dengan kondisi demikian khususnya untuk mengantisipasi tindakan penertiban maka muncul pelindung yang memberikan jasa keamanan kepada para pedagang yang berperan sebagai patron. Sebagai patron maka ia membuat aturan-aturan dalam kegiatan perdagangan kaki lima yang menyangkut perolehan lokasi, pengaturan posisi berdagang dan pembayaran salari. Dengan adanya aturan-aturan yang terbentuk, baik yang bersumber dan kesepakatan maupun yang diciptakan oleh patron, yang diikuti dan dijadikan pedoman oleh para pedagang dalam melakukan kegiatan berdagangnya, maka akan membentuk suatu pola kegiatan dalam kehidupan pedagang kaki lima. Dengan adanya pola-pola kegiatan tersebut maka hal itu merupakan suatu keteraturan dalam kehidupan pedagang kaki lima, yaitu merupakan suatu aturan atau pedoman kegiatan yang berwujud perilaku individu, kelompok atau masyarakat dalam melakukan kegiatan berdagangnya dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Lokasi pasar sebagai tempat warga masyarakat Ciputat dan sekitamya untuk rnemenuhi kebutuhan sehari-hari diperlukan adanya keteraturan ruang dan keteraturan waktu. Keteraturan tersebut sangat tergantung kepada perencanaan tata ruang dan kebijaksanaan-kebijaksanaan oleh para pejabat yang berwenang. Pelaksanaan tindakan penertiban untuk tercipta suatu keteraturan ruang dan waktu pelaksanaannya dilakukan oleh satuan Unit Sabhara dan Tramtib Kecamatan Ciputat. Pelaksanaan tindakan penertiban yang dilakukan Kepolisian dan Kecamatan bertujuan terciptanya keteraturan ruang dan waktu sangat bergantung kepada motivasi dari para petugas tindakan penertiban. Kesejahteraan dari petugas sangat penting, sehingga tidak melakukan penyimpangan dalam mencapai tujuan. Anggaran tindakan penertiban dipasar Ciputat belum terencanakan, hal tersebut menimbulkan tindakan penertiban dipasar Ciputat belum berjalan secara maksimal. Daftar Kepustakaan : 26 Buku + 9 Dokumen
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi
Abstrak :
Menyikapi tuntutan masyarakat pada era reformasi yang menghendaki pelayanan prima yang diberikan Ditjen Imigrasi serta dalam mengantisipasi AFTA yang hampir dapat dikatakan tiada batas negara dalam dunia perdagangan maupun mobilitas manusia, dimana keberadaan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai pintu gerbang Negara Indonesia sangat penting guna menunjang serta menyukseskan pembangunan nasional. Untuk melihat dan mengetahui sejauhmana pemerintah cq Direktorat Jenderal Imigrasi melalui unit pelaksana teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut berperan aktif dalam hal pelayanan ijin masuk/mendatangkan orang asing sebanyak-banyaknya ke Indonesia sebagai kontribusinya bagi pembangunan nasional. Penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan ijin masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta dengan menggunakan konsep Service Quality serta menganalisis tingkat kesesuaian antara tingkat harapan penerima layanan dengan kinerja yang telah dicapai oleh Ditjen Imigrasi. Di samping itu juga ingin mengetahui tingkat perbedaan harapan penerima layanan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan terdiri dan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dengan informan dan pengamatan langsung (observasi). Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data yang terkumpul dan kuesioner dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis serta perhitungan statistik chi-kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,8 % penerima layanan menilai kinerja pejabat Imigrasi sudah baik dengan tingkat kesesuaian antara harapan penerima layanan dan pelaksanaan kinerja rata-rata sebesar 98,71 %. Hasil statistik menunjukkan tidak ada perbedaan penilaian penerima layanan terhadap kelima dimensi ServQual. Dalam menyiapkan diri menghadapi tuntutan stakeholder-nya, Hasil penelitian ini secara teoritis bermanfaat bagi berbagai pihak di kantor Ditjen Imigrasi khususnya unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi Soekarno-Hatta untuk dijadikan sebagai bahan kajian/referensi dalam melakukan penelitian lanjutan, dalam rangka mengantisipasi perkembangan masyarakat dunia agar Visi dan Misi Ditjen Imigrasi dapat menunjang pembangunan nasional namun dalam cakupan unit analisis yang lebih luas dan komprehensif. Secara praktis diharapkan menjadi masukan bagi Ditjen Imigrasi dalam menyusun strategi pengambilan keputusan mengenai peningkatan kualitas pelayanan dan kinerjanya dengan memperhatikan dimensi dan aspek-aspek kualitas pelayanan yang dianggap penting dan oleh stake holder-nya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mencapai program akselerasi perbankan syariah, Bank Indonesia telah menargetkan agar perbankan syariahdiakhir tahun 2008 dapat menyalurkan pembiayaan kapada masyarakat sebesar Rp.65.950.000.000.000,- tapi ternyata realisasinya hanya bisa dipenuhi sebesar Rp.38.195.000.000.000,- atau hanya tercapai sebesar 55%nya sehingga perlu penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mcmpengaruhi pcnyaluran pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia menggunakan Multiple Linier Regression dengan metode OLS (Ordinary Least Square) guna bisa mcmberikan soiusi bagi perkembangan perbankan syariah di Jndonesia. Variabcl-variabel independen yang digunakan adalah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Non Performing Financing (NPF), equivalent rate pembiayaan (ERPYD), equivalent rate Dana Pihak Ketiga (ERDPK), dan tingkat inflasi Indonesia (Inflasi) yang kesemuaqya dari sisi kebijakan moneter dan perbankan, sedangkan yang menjadi variabel dependennya adalah Pcmbiayann yang diberikan (PYD). Hasilnya menunjukkan bahwa SlBI dan 1LTF mempengaruhi secara signifikan terhadap pembiayaan yang diberikan. Sedangkan equivalent rate pembiayaan, equivalent rate dana pihak ketiga dan tingkat inflasi. temyata tidak signifikan mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia.
Abstract
In order to achieve the sharia banking acceleration program~ Bank of lndonesia fuls targeted that by the end of2008 the sharia banking should channel a total finance ofRp 68,950,000,000,000, however, !he realization was only Rp 38,195,000,000,000 or only around 55 % of the target. Thus, it is important to analyze the factors affecting the financing provided by sharia banking in order to provide solutions for the development of sharia banking in Indonesia. This study used Multiple Linear Regression with OLS (Ordinary Leas/ Square) method. The independent variables were Wcdiah Certificate of Bank of Indonesia (SWBI), Non Performing Financing (NPF). equivalent rate financing (ERPYD), equivalent rate of the third party (ERDPK), and inflation rate of Indonesia that were from the monetary and banking policy side, while the dependent variable was the given financing (PYD). The result showed that SWBI and NPF affected the given financing significantly. Meanwhile, ERPYD, ERDPK, and inflation rate did not significantly affect the financing provided by sharia banking in Indonesia.
2009
T32820
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
720 HAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi
Abstrak :
Tujuan : Mendapatkan perbandingan reaktifitas platelet jam pertama (dengan alat Multiplate) antara ticagrelor dan clopidogrel. Latar Belakang : Ticagrelor memiliki kemampuan inhibisi platelet lebih baik dibandingkan clopidogrel. Penelitian PLATO atau substudi PLATO-platelet, dosis clopidogrel hanya 300 mg, dibandingkan dengan ticagrelor 180 mg pada pasien STEMI. Penelitian ini dilakukan untuk menilai reaktifitas platelet pada jam-1,4 dan 8 antara ticagrelor 180 mg atau clopidogrel 600 mg pada pasien STEMI. Metode : Penelitian random clinical trial, double blind, pasien STEMI dengan naive clopidogrel atau ticagrelor, dilanjutkan tindakan intervensi perkutan primer (PPCI) di RS Jantung Harapan Kita dari April-Juni 2013. Aktifitas platelet diukur jam pertama, jam keempat dan kedelapan dengan alat Multiplate. Hasil : Didapat 22 pasien STEMI nave clopidogrel/ticagrelor, dengan 11 pasien tiap kelompok. Tidak terdapat perbedaan terhadap usia, onset iskemik, BMI, penyakit penyerta Diabetes Melitus serta waktu pengambilan sampel pemeriksaan antara 2 kelompok obat. Didapat nilai reaktifitas platelet tetap tinggi pada kelompok obat clopidogrel dibandingkan ticagrelor pada jam pertama. Hasil kelompok ticagrelor tetap konstan hingga jam ke-8. Dan penurunan rekatifitas platelet kelompok clopidogrel menurun mendekati nilai yang diharapkan hingga jam 8. Kesimpulan : Reaktifitas platelet ticagrelor lebih rendah dibandingkan clopidogrel saat jam pertama pasca loading obat. Terdapat 45% (5 pasien) pada kelompok clopidogrel yang tetap memiliki reaktifitas platelet tinggi pada pemeriksaan jam pertama, keempat dan kedelapan, serta 9% (1 pasien) pada ticagrelor yang memiliki kenaikan nilai reaktifitas platelet pada jam keempat dan kedelapan ......Objectives : This study sought to compare platelet reactivity by180 mg ticagrelor and 600 mg clopidogrel in primary PCI STEMI patients. Background: The ability of ticagrelor in inhibiting platelet functions was more potent than clopidogrel in stable CAD and UAP/NonSTEMI patients. According to the PLATO trial or PLATO-platelet substudy, patients treated with 180 mg ticagrelor had better clinical endpoint and more platelet inhibition compared to 300 mg clopidogrel. The study we conducted was to see the platelet reactivity at 1st, 4th, and 8th hour after ingestion of 180 mg ticagrelor compared to 300 mg clopidogrel in STEMI patients Methods: This is a randomized double blind clinical trial carried out in Department of Cardiology and Vascular Medicine Universitas Indonesia/ National Cardiovascular Center Harapan Kita in April - June 2013. As many as 22 clopidogrel or ticagrelor nave STEMI patients undergoing primary PCI with were recruited. Platelet reactivity (PRU) was assessed by Multiplate at 1,4,8 h after LD. Result : Both nave ticagrelor and clopidogrel goups had 11 patients each. About 45% patients in clopidogrel group have high reactivity platelet at 1h, 4h and 8 h MEA analysis, and 9% patients in ticagrelor group have high reactivity platelet at 4h and 8 h MEA analysis. Conclusion: The action of Ticagrelor in platelet reactivity was lower compared to Clopidogrel in STEMI patients. 45 % patients in clopidogrel group maintained high platelet reactivity at 1st, 4th and 8th hour after LD, while 9% patients in ticagrelor group had high platelet reactivity started at 4th up 8th hour after LD.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Haryadi
Abstrak :
Kompetensi pelayanan berkualitas di sektor publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat masih sering diragukan. Umumnya masyarakat mengkonotasikan pelayanan yang diberikan aparatur pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang bahkan tidak berkualitas. Banyaknya keluhan dan pengaduan yang diajukan masyarakat bilamana mereka berhubungan dengan oknum aparatur pemerintah. Pelayanan tersebut menjadi berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, biaya tinggi, perilaku oknum yang kurang baik dalam melayani, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan pengembangan penanaman modal di daerah, maka BKPMD Propinsi DKI Jakarta menindak lanjuti kebijakan investasinya dengan memberikan pelayanan perizinan investasi yang berkualitas sehingga pelayanan investasi bagi para investor menjadi lebih cepat, mudah, akurat, transparan dan efisien. Masalah kualitas pelayanan adalah berbedanya pelayanan yang diterima dan pelayanan yang diharapkan (yang diinginkan/dibutuhkan), sehingga implikasinya pada baik buruknya kualitas pelayanan tersebut tergantung pada kemampuan untuk memenuhi harapan konsumen secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Dengan menggunakan model "Service Quality" (Zeithmal - Parasuraman dan Berry), penelitian ini memberikan gambaran kepuasan konsumen (investor) atas pelayanan yang diberikan oleh BKPMD Propinsi DKI Jakarta. Hasil akhir penilaian tingkat kepuasan pelayanan yang diterima oleh investor / calon investor 84,18 %, angka tersebut masih diatas angka kritis (80%) tingkat kepuasan pelanggan atau angka tersebut masih jauh dari tingkat kepuasan yang diharapkan. Hal ini berarti kualitas pelayanan masih buruk serta berdampak pula pada perkembangan investasi di Propinsi DKI Jakarta. Kondisi yang demikian ini, menunjukkan adanya kesenjangan, hambatan dan kelemahan pada pelayanan, walaupun telah dilaksanakan perbaikan dan penyederhanaan prosedur administrasi perizinan investasi. Namun masih ada harapan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pelayanan publik diatas, apabila kemampuan memberikan pelayanan terus menerus dibenahi agar mencapai kondisi yang maksimal.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Dwi Haryadi
Abstrak :
ABSTRAK
Industri otomotif di Indonesia sangat khas, dibandingkan dengan negara-negara lain. Kebijaksanaan pemerintah sangat kuat mempengaruhi perkembangan industri ini. Secara tidak langsung kebijakan yang dibuat akan mempengaruhi pangsa permintaan kendaraan baik dari jenis niaga maupun penumpang (sedan).

Untuk mengetahui permintaan pada kurun waktu 1997-2005 diperlukan suatu metode peramalan jangka panjang yang tepat. untuk itu digunakan pendekatan sistem dinamik, yang merupakan suatu kinerja yang terdiri dari subsistem yang saling berhubungan dan berubah terhadap waktu. Peramalan permintaan mobil Jeep ditentukan oleh berbagai faktor yang berpengaruh, antara lain ; laju pertumbuhan ekonomi; bunga bank; inflasi; kebijakan pemerintah dibidang ekonomi. Kebijakan pemerintah di bidang otomotif terlihat tidak mempengaruhi volume total permintaan, karena volume total sangat ditentukan oleh daya beli masyarakat yang semuanya tergantung faktor eksogenous diatas.

Dengan menggunakan model permintaan mobil yang menggunakan pendekatan sistem dinamik dan bantuan perangkat lunak Powersim, diketahui prilaku penjualan kendaraan niaga kategori IV (Jeep), yaitu terjadi pergeseran permintaan kendaraan niaga kategori IV (Jeep) yang akan naik melebihi pangsa pasar sedan, pada suatu titik waktu tertentu, bila jenis kendaraan niaga ini dijadikan program mobil nasional dengan fasilitas babas Ppn barang mewah dan bea masuk.

Dari simulasi yang ada,dengan mengubah faktor harga dengan menggunakan parameter bea masuk dan pajak pertambahan nilai barang mewah pada kendaraan penumpang (sedan), terlihat bahwa pangsa permintaan kendaraan niaga kategori I terhadap permintaan total juga cenderung mengalami penurunan, walaupun permintaannya naik. Hal ini disebabkan permintaan kendaraan jenis lain juga meningkat, sehingga pada akhirnya pangsa permintaan dari jenis kendaraan niaga dan penumpang akan seimbang (hampir sama ). Kondisi demikian mempunyai anti bahwa konsumen akan lebih realistis menentukan pilihannya berdasarkan penilaian seluruh aspek yang ada pada product attractivenes.
ABSTRACT
Automotive industry in Indonesia has a very specific characteristic compare to other countries. Government policy influences the development of this industry very strongly, The policy will influence the demand share of either commercial car or sedan indirectly.

To find out the demand in 1997-2005 needs an accurate long run forecasting method. So that, the dynamic system is used, which constitutes a system come from subsystem which are connected to each other and could change toward the time. Forecasting demand of jeep is determined by some factor, such as; the economy growth, interest rate, inflation, Government economy policy. Government policy in automotive industry will not influence the total demand volume since the total volume is determined by purchasing power, which depends on the exogenous factor mentioned above.

By using the car demand model with the dynamic system approximation and the powersim software, the selling behavior of commercial car category IV is known, the demand curve of commercial car category IV will shift upward exceeds the market share of sedan up to the specific point and a fixed time. This condition will be achieved if this commercial car becomes a national car with a free luxury goods tax and a free import duty facilities.

From the simulation, by changing the price factor using the import duty and luxury goods tax parameters for sedan, it is seen that the demand share of category I car toward the demand total is decreasing even though the demand increases. It is caused by the increasing of the demand of other car. Finally, the demand share of commercial car and sedan, will be equal or almost equal this condition have a specific meaning, that consumer will be more realistic in choosing their wants base on their judging from all aspect in product attractiveness.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Aditya Haryadi
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat dewasa ini telah membawa berbagai dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan umat manusia. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perkembangan telekomunikasi telah memungkinkan hubungan antar umat manusia dapat berlangsung secara cepat dan mudah tanpa memperhitungkan aspek ruang dan waktu. Di sisi lain, notaris sebagai pejabat umum yang bertugas melayani masyarakat diharapkan tidak ketinggalan dalam menyikapi perkembangan yang terjadi ini. Notaris di Indonesia yang berasal dari sistem latijnse-notariaat berdasarkan sistem hukum civil law tentunya memiliki perbedaan prinsipil dengan notary-public yang berasal dari sistem hukum common law. Perbedaan tersebut tentunya juga berpengaruh dalam praktek jasa yang diselenggarakannya sesuai dengan kultur dan hukum di negara yang bersangkutan. Dengan memanfaatkan teknologi internet, notaris diharapkan dapat melayani tuntutan kebutuhan masyarakat secara lebih cepat, praktis, dan efisien sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. Dewasa ini telah cukup banyak penyelenggaraan jasa notaris secara elektronik yang ditawarkan melalui websites di internet. Berdasarkan hal tersebut akan timbul pertanyaan bagaimanakah konsep dan sistem jasa notaris secara elektronik yang telah berjalan dalam praktek itu? Selain itu, dapatkah praktek tersebut diterapkan oleh para notaris Indonesia sesuai dengan sistem hukum kenotariatan yang berlaku? Apa saja pula kendala yang dihadapi dan bagaimanakah seharusnya konsep perangkat hukum kenotariatan yang harus disiapkan guna mendukung terwujudnya hal tersebut? Permasalahan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif. Tipe penelitian yang digunakan bersifat evaluatif, merupakan suatu problem-identification, dan hasil yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif. Telekomunikasi yang menjadi basis dari fenomena tersebut diharapkan dapat menjadi dasar penyelenggaraan jasa notaris secara elektronik yang diharapkan, sesuai dengan Undangundang Telekomunikasi yang telah dimiliki Indonesia. Dengan demikian, para notaris Indonesia diharapkan dapat turut ambil bagian sesuai dengan kultur dan hukum kenotariatan yang berlaku di Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Haryadi
Abstrak :
ABSTRAK
Pembahasan karya akhir ini adalah pengembangan pasar yang dilakukan Egisys AG di Indonesia sebagai langkah awal memasuk pasar di Asia PasifĂ­k. Perusahaan yang memiliki basis di Jerman ini, telah merealitakan misinya tersebut dengan mendirikan PT. Egisys Indonesia (El) sebagal anak perusahaannya di Indonesia pada Sepetember 2000, Pada masa awal sejak pendiriannya, EI masih beroperasi sebagai kepanjangan tangan dan Egisys AG, dimana pesanan pekerjaan yang diterima berasal dari peianggan-pelanggan yang dimiliki oleh Egisys AG. Namun kini EI telah siap untuk masuk ke pasar Indonesia sebagai komitmen mereka terhadap misi dan perusahaan induk. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya divisi khusus untuk pemasaran sekitar pertengahan 2001.

Seperti halnya Egisys AG, EI bergerak didalam industri teknologi informasi yang dlkhususkan pada pengaplikasian visualisasi tiga dimensi (3D visualization). Namun tidak seperti anak perusahaan lainnya (Curious Labs dan Magic Maps) yang memproduksi dan memasarkan produk internalnya yang berupa software, El hanya memasarkan jasa dengan pengoperasian dan software tersebut. Jasa tersebut dicoba untuk dipasarkan kepada perusahaan-perusahaan (B to B), dimana jasa yang ditawarkan memberikan solusi bisnis bagi para perusahaan tersebut.

Namun mereka menghadapi kendala dalam memasuki pasar Indonesia dikarenakan awareness pelanggan terhadap jasa yang mereka tawarkan masih sangat minim, bahkan hampir dapat dikatakan belum ada. Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran seperti halnya roadshow / seminar dengan mengundang para usahawan. Dari raadshow putaran pertama, mereka berhasil memperoleh beberapa ekspektasi dari calon pelanggan. Yang pertama adalah mengenai harga yang bagi mereka dinilai relatif tinggi, meskipun untuk jasa terdiferensiasi seperti ini kualitas Iebih diutamakan dibandingkan harga. Akan tetapi hal ini dapat dimaklumi mengingat para perusahaan belum sepenuhnya mengerti dan merasakan atas manfaat apa yang dapat mereka peroleh apabila jasa tersebut diaplikasikan ke dalam bisnis mereka. Oleh karenanya EI berusaha untuk mencarikan alternatif lain untuk menurunkan harga melalui mekanisme lisensi. Ekspektasi lain yang berhasil ditangkap oleh El adalah adanya keragu -raguan para perusahaan atas kemampuan mereka untuk mengoperasikan aplikasi jasa berteknologi tinggi tersebut dalam operasional perusahaan mereka. Oleh karenanya El menawarkan jasa pelatihan bagi mereka yang berniat untuk menggunakan jasa tersebut.

Dari beberapa strategi yang dilakukan oleh ET, Penulis melihat masih adanya beberapa strategi penting yang dapat dilakukan oleh ET. Secara sistematis, Penulis mencoba mengembangkan strategi tersebut dengan terlebih dabulu mengindentifikasikan misi global perusahaan, menganalisa lingkungan bisnis serta analisa perusahaan, yang dilanjutkan dengan pemilihan basis strategi. Strategi-strategi yang Penulis coba kemukakan akan banyak tampak pada pembahasan mengenai segmentasi, bauran pemasaran dan aliansi. Strategi-strategi tersebut masih terkait erat dengan tujuan perusahaan untuk mencoba secepat mungkin masuk ke dalam pasar dengan meningkatkan awareness dan permintaan dari pelanggan.

Melalui pendekatan segmentasi, maka perusahaan diharapkan dapat mentargetkan pelanggan yang dianggap potensial serta memberikan positioning yang tepat pada pelanggan tersebut. Sementara itu mendesain bauran pemasaran yang baru dinilai penting, karena perusahan menghadapi pasar yang baru. Bauran pemasaran yang baru ini akan membantu perusahaan dalam mengatasi masalah peningkatan permintaan dan awareness. Akhirnya Penulis memberikan sejumIah alternatif perusahaan yang dapat dijadikan mitra aliansi bagi El, yang juga dapat menjawab permasalahan-permasalahan diatas.

Sebagai kesimpulan dan saran, Penulis memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh El, agar dapat menjalankan strategi-strategi tersebut dengan sukses dan memperoleh hasil optimal dan pengimplementasiannya.
2001
T2611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Haryadi
Abstrak :
Volume harian transaksi valuta asing diseluruh penjuru dunia telah mencapai USD 1.5 trilliun dan sangat likuid. Volume perdagangan ini bahkan lebih besar dari GDP tahunan negara-negara maju. Hal ini menyisakan pertanyaan apakah suatu pasar dengan ukuran sebesar ini adalah sebuah pasar yang efisien. Uncovered interest parity, yang dituturkan dari teori Fisher Effect, menyatakan bahwa selisih return dari investasi dalam mata uang domestik dengan return dalam mata yang asing akan sama besarnya dengan ekspektasi perubahan nilai tukar kedua mata uang tersebut. Pada saat kondisi uncovered interest parity terpenuhi, seseorang tidak mungkin memperoleh laba yang bersifat spekulasi dengan melakukan carry trading yaitu mengambil posisi long untuk mata uang berbunga tinggi dan short untuk mata uang berbunga rendah, atau transaksi kebalikannya yang disebut reversal carry trading yaitu mengambil posisi long untuk mata uang berbunga rendah dan short untuk mata uang berbunga tinggi. Hal ini dikarenakan menurut teori uncovered interest parity perubahan kurs dua mata uang akan sama dengan perbedaan bunga kedua mata uang tersebut pada maturitas yang sama. Metoda analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif dan analisa statistik inferensial. Pengujian laba spekulasi akan dilakukan dengan uji hipotesa selisih rata-rata dua populasi yang tidak bebas (atau berpasangan). Beberapa penelitian sebelumnya menemukan selalu ada penyimpangan dari uncovered interest parity dan teori ini tidak selalu valid. Hal ini menciptakan peluang untuk melakukan transaksi yang bersifat spekulasi guna memperoleh laba. Tesis ini menguji apakah mungkin untuk memperoleh laba yang bersifat spekulasi dalam pasar valuta asing melalui transaksi spekulasi yang bernama carry trading dan transaksi spekulasi kebalikannya yang bernama reversal carry trading. Untuk itu penulis melakukan pengujian validitas dari uncovered interest parity untuk beberapa kombinasi mata uang yang memiliki interest diferensial yang besar dan dalam maturitas satu bulan, yaitu antara IDR dengan tiga mata uang asing utama EUR, USD dan JPY. Kesimpulan yang diperoleh adalah selama periode pengujian kondisi uncovered interest parity tidak terpenuhi untuk seluruh kombinasi mata uang yang diuji. Walau demikian pengujian apakah spekulasi melalui transaksi carry trading atau transaksi kebalikannya dapat menghasilkan laba menunjukan tidak cukup bukti untuk menyimpulkan transaksi tersebut secara rata-rata menghasilkan laba atau mengakibatkan kerugian. Fluktuasi kurs yang ditunjukan dengan nilai standar deviasi perubahan kurs yang sangat besar menyebabkan pengujian tidak memberikan bukti yang menyatakan transaksi spekulasi tersebut akan menghasilkan laba walau pengujian uncovered interest parity menunjukan adanya peluang untuk melakukan spekulasi. Namun, kesimpulan di atas tidak berarti spekulasi dalam pasar valuta asing harus dijauhi, peluang untuk meraih laba itu ada karena sudah terbukti bahwa kondisi uncovered interest parity tidak terpenuhi tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan pemantauan yang kontinyu melalui kebijakan trading yang jelas, penguasaan tehnik dan pengalaman dalam forecasting kurs yang memadai dan tersedianya sistem informasi yang handal.
The foreign exchange market is a very large and liquid market in allover the world. Daily trading in foreign exchange amounts to USD 1.5 trillions which are larger than the annual GDP of several developed countries. The question remains if a market of this size and trading volume is in an efficient condition. The uncovered interest parity, which is derived from Fisher Effect theory, states that any excess or shortage between return from investment in domestic currency and return from same investment in foreign currency will be exactly the same with the expectation of changes in exchange rate of domestic currency against the foreign currency over same period of maturity. When the condition in uncovered interest parity is fulfilled, it would not be possible to obtain a speculative profit by engaging in a carry trading which is a speculative transaction by simultaneously having a long position in a high interest rate currency and a short position in a low interest rate currency, or a reverse position which is called reversal carry trading where one's is simultaneously having a long position in a low interest rate currency and a short position in a high interest rate currency. The uncovered interest parity theory has concluded that the change in exchange rate between two currencies will be exactly the same with their interest differential. The analytical methods used in this thesis are analytical method through descriptive statistics and inferential statistics. The profit from speculation is tested through hypothesis testing mean differences of two interrelated populations. Previous researches have shown that there are deviations from conditions stipulated under the uncovered interest parity theory since numerous tests has indicated that the theory does not always hold. This deviation would indicate that there are opportunities for making a speculative profit. This thesis aims to test if it is possible to make a speculative profit in the foreign exchange market through so called carry trading or its reversal speculative transaction namely reversal carry trading. We test to what extent interest parity holds between several currencies with large interest differentials over one month maturity, the selected pairs of currencies are IDR with EUR, USD or JPY. The conclusion is that during the tested period uncovered interest parity does not hold well for all selected pairs of currency. However, the results of the test on carry trading or its reversal transaction have also indicated that there is no sufficient evidence to support a conclusion that these speculative transactions would be in average generating profit or loss. However, the above conclusion does not mean that a speculation in foreign exchange market should be avoided as we have seen the result of the test has indicated that the parity condition is not valid. This means that there is a possibility for making a profitable speculation. However, the speculation should be managed carefully through clear trading policies, sufficient knowledge and experience in exchange forecasting and reliable information system.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>