Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra
"Bahaya panas di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada pekerja. PT. Pindad (Persero) yang salah satu proses produksinya dilakukan pada temperatur tinggi yaitu di bagian peleburan logam mempunyai potensi untuk terjadinya tekanan panas dan dampak kesehatan akibat pajanan panas pada pekerja. Penelitian ini berjudul "Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas (studi kasus di Departemen Cor Divisi Tampa dan Cor PT. Pindad (Persero) Bandung tahun 2003)".
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi tekanan panas, peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas khususnya di bagian peleburan. Di samping itu penelitian ini juga melihat keluhan yang bersifat subjektif yang dirasakan oleh pekerja yang terpajan oleh panas.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, dan keluhan subjektif yang diteliti adalah tekanan panas yang diperoleh dari analisis hasil pengukuran temperatur lingkungan, beban kerja, dan pola kerja serta beberapa faktor yang berkaitan dengan individu yaitu umur, aklimatisasi, indeks massa tubuh, dan jenis pakaian kerja.
Penelitian ini menggunakan disain kuasi eksperimen untuk melihat fenomena sebab akibat antara faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi yaitu tekanan panas, beban kerja, umur, aklimatisasi, indeks massa tubuh, dan jenis pakaian kerja sebagai penyebab dengan kejadian peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi sebagai akibat.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur temperatur lingkungan kerja, pengukuran kecepatan dan arah angin, pengukuran suhu tubuh dan denyut nadi pekerja sebelum dan sesudah bekerja di tempat panas, serta melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan indeks massa tubuh (!MT). Untuk mendapatkan gambaran beban kerja dilakukan pengamatan terhadap aktivitas responden dan beban kerja dihitung berdasarkan estimasi kalori yang dikeluarkan. Sedangkan untuk mendapatkan informasi tentang keluhan subjektif digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa di lingkungan kerja terdapat 2 area yang mempunyai suhu yang tinggi yaitu di area tungku peleburan dan di area penuangan ke cetakan. Lingkungan kerja tidak dilengkapi dengan sistem ventilasi yang memadai serta kecepatan aliran udara di dalam ruangan atau tempat kerja sangat rendah yaitu hanya berkisar 0,0 -- 0,4 meter per detik. Sebagian besar responden mempunyai beban kerja yang berat dan indeks massa tubuh normal. Semua responden termasuk dalam kategori umur yang sama yaitu 30 tahun dan teraklimatisasi.
Setelah dilakukan analisis data, ternyata tidak terjadi pajanan panas yang melebihi nilai ambang batas. Namun dari hasil pengukuran suhu tubuh dan denyut nadi antara sebelum bekerja dan setelah bekerja di area yang terpajan panas, ditemukan 17,6% responden mengalami peningkatan suhu tubuh dan 41,2% mengalami peningkatan denyut nadi. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi ternyata tidak melebihi batas suhu tubuh normal yaitu 38°C. Peningkatan suhu tubuh hanya terjadi pada pekerja yang mempunyai beban kerja yang berat. Sedangkan pada kejadian peningkatan denyut nadi, ternyata dari 41,2% yang mengalami peningkatan denyut nadi ternyata ada 2 responden yang denyut nadinya setelah bekerja di tempat panas melebihi 110 denyut per menit. Sedangkan hasil penelitian tentang respon subjektif responden terhadap pajanan panas, ternyata 63,6% responden merasa terganggu oleh pajanan panas di tempat kerja. Keluhan subjektif yang umumnya dirasakan oleh seluruh responden adalah merasa haus, kulit terasa panas, dan banyak berkeringat. Sedangkan yang sedikit dikeluhkan oleh pekerja adala keram pada otot tangan dan kaki.
Analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pekerja ternyata tidak terlihat adanya hubungan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan yang memang tidak menimbulkan terjadinya tekanan panas pada pekerja, serta populasi pekerja yang kecil, sehingga dengan adanya replikasi pengukuran tidak memberikan variasi yang besar terhadap karakteristik individu.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengukuran temperatur lingkungan kerja diketahui bahwa indeks WBGT rata-rata lingkungan kerja belum melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan TLV-ACGIH karena pajanan yang terjadi dalam waktu yang singkat. Proses kerja yang ada ternyata memberikan perlindungan pada pekerja dan terhindar dari pajanan panas yang berlebihan sehingga hal ini harus tetap dipertahankan. Bagi peneliti lain yang ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi pada pekerja yang terpajan panas, perlu mempertimbangkan adanya populasi kontrol. Sedangkan bagi institusi pemerintah perlu adanya upaya untuk mempertimbangkan standar tekanan panas yang sesuai dengan fisiologis dan kondisi lingkungan kerja di Indonesia.

Heat hazard at the workplace is a factor that can cause health nuisance and occupational disease on workers. PT Pindad, which one of its production process i.e. melting unit is carried out under high temperature, has a potential chance to lead heat stress and escort the workers' health as the effect of heat exposure. The theme of this research is 'Factors that Affect The Increasing of Body Core Temperature and Heart Rate on Workers Exposed by Heat (Case Study at Cor Department, Temp and Cor Division PT Pindad (Persero), Bandung 2003).
The objectives of this research are to discover heat stress condition, increasing of body core and heart rate on the workers exposed by heat at the melting unit. Furthermore, this research is also trying to observe subjective sighs suffered by the workers.
Factors related to the increasing of body core temperature, heart rate, and subjective sighs are heat stress obtained from analysis of the environment temperature measurement, workload, and work rest regimen, along with some individual factors such as age, acclimatization, body mass index, and clothing.
The research design is a quasi experiment to examine cause-effect phenomena between factors that affect the increasing of body core temperature and heart rate such as heat stress, workload, age, acclimatization, body mass index, and clothing as the causes and the increasing of the body core temperature and heart rate as the effects. Moreover, respondents' response about the subjective sighs as the impact of heat exposure during working is observed as well.
The data was collected by measuring the working environment temperature, the wind direction and velocity, the workers' body temperature and heart rate before and after activities in hot environment, and the workers' height and weight to gain body mass index. Workload was calculated by observing the workers' activities based on NIOSH estimation table. Questioners were spread out in order to attain information of the subjective sighs.
The result of the research discovers that there are two areas, which have high temperature: melting and pouring areas. Working environment has poor ventilation system and the air velocity in the workplace is quite low, only 0.0 -- 0.4 meter per second. Most of the respondents have workload, and normal body mass index. All respondents are in the similar age i.e. > 30 years old and acclimatized.
After accomplishing data analysis, heat stress doesn't exist. However, 17:6% respondents have increasing body core temperature, and 41.2% have increasing heart rate. The increasing of the body core temperature is not more than 38° C. It seems to happen to the workers who have heavy workload. Only 2 respondents of the 41.2% whose heart rate are above 110 beat per minute. On the research of the respondents' subjective response toward heat exposure, 63.6% respondents are disturbed. In general, all respondents whine about thirst, burning skin, and sweat. Lesser sighs are concerning on arm and feet muscles cramp.
The research also reveals that there is no connection between factors, which affect the increasing of body core temperature and the worker's heart rate such as heat stress, workload, age, acclimatization, body mass index, and clothing. Several things cause this condition, for instance environment condition that doesn't encourage heat stress on the workers, and small worker population. These causes do not provide an assorted variation on individual characteristics when replicate measurement done.
The result of the environment temperature measurement notifies that the average of the workplace WBGT index is not over than threshold limit value permitted by TLVACGIH since the exposure happens in short time. Working process provides protection for the workers so that they are avoided from over heat exposure. This condition indeed needs to be sustained. For other researchers interested in factors that affect the increasing of the body core temperature and heart rate on workers exposed by heat should put control population into consideration. In addition, Government institution should have efforts to appraise heat exposure standard that is suitable with physiologic and workplace condition in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"Dalam tesis saya ini, saya akan membahas metafor. Secara lebih spesifik, saya akan membahas metafor kognitif yang diungkapkan oleh Lakoff dan Johnson. Teori metafor kognitif pada intinya menyatakan bahwa metafor tidak semata-mata merupakan bahasa kiasan, melainkan dekat dengan kehidupan sehari-hari karena merupakan kognisi dalam bahasa. Dalam mengaplikasikan teori metafor kognitif tersebut, saya menggunakan sejumlah majalah gosip terbitan Amerika, yakni In Touch Weekly, New Weekly dan US Weekly. Saya akan mengkaji sejumlah judul artikel yang mengandung metafor kognitif dalam majalah-majalah tersebut dan keterkaitannya dengan isi artikel.
Pengkajian metafor yang saya lakukan ini mencakup tiga ranah linguistik, yakni semiotik, semantik kognitif dan wacana. Kajian semiotik dalam penelitian ini dimulai dari munculnya suatu tanda bahasa yang merupakan sebuah simptom, hingga disimulasikannya simptom tersebut menjadi sebuah ikon, dan akhirnya diterima sebagai sebuah simbol saat dihadirkan dalam bentuk kata-kata, serta digunakan secara metaforis guna menghasilkan sebuah metafor.
Pengkajian metafor sebagai tanda bahasa dilanjutkan dan dikembangkan menjadi suatu konsep metafor melalui teori metafor kognitif. Selanjutnya, metafor kognitif yang terdapat dalam judul artikel dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing, seperti metafor ontologis, metafor struktural dan lain sebagainya. Formulasi suatu judul artikel yang mengandung metafor kognitif tidak terlepas dari isi artikel tersebut. Hal tersebut dikarenakan formulasi suatu judul artikel dipengaruhi dan didasarkan atas isi artikel. Dengan kata lain, suatu judul artikel merupakan penggambaran singkat mengenai isi artikel tersebut. Oleh karena itu, saya mengaitkan judul artikel dengan isi berita tersebut dan menganalisis keterkaitan yang terdapat antara judul artikel dan isi artikel. Saya menemukan bahwa terdapat sejumlah kata, kalimat atau ujaran yang berperan penting dalam merumuskan sebuah judul artikel.
Oleh karena alasan tersebut, penelitian saya mengenai metafor kognitif merambah pula tataran wacana. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada mereka yang mengkaji metafor, khususnya tentang metafor kognitif, sebagai bahan pembelajaran dan perbandingan. Akhirnya, saya berharap Tesis ini juga merupakan sumbangan bagi dunia linguistik Indonesia terutama di bidang penelitian metafor.

My thesis is concerned with metaphor. In particular, I would like to discuss cognitive metaphor by Lakoff and Johnson in my thesis. The cognitive metaphor, in short, asserts that metaphor is not merely the matter of making use of a language poetically or flourishingly. On the other hand, metaphor is closely related to our lives because it is actually the part of the language cognition. To apply the theory of the cognitive metaphor, I browse over a number of American gossip magazines entitled In Touch Weekly, New Weekly and US Weekly. I am going to analyse a number of the titles of the articles that indicate the use of cognitive metaphor from those magazines. In addition, I would like to find out the relation between the title and the content of the article in such a way that the title might end up with a formulation that suggests the cognitive metaphor.
My thesis on metaphor falls under the study of three linguistic fields. They are semiotics, cognitive semantics and discourse. Metaphor, with regards to semiotics, initiates from the occurrence of a linguistic sign. The linguistic sign is to be interpreted as a symptom, which can be simulated to give rise to the occurrence of a symbol when presented in the form of words as well as used metaphorically as a metaphor.
The study of metaphor as semiotics is further elaborated to construct a metaphorical concept through the cognitive metaphor. Subsequently, the cognitive metaphor within the title is grouped into its kinds such as ontological metaphor, structural metaphor and the like. The formulation of a title of an article certainly has something to do with the content of the article. It is due to the fact that the idea of formulating an article title is constructed, influenced as well as based on the content. In other words, the title of an article is a brief description of what the article is actually concerned with. Therefore, in my thesis, I analyse the relation of the title of the article to its content. I find out there are certain words, sentences and utterance that are of pivotal roles towards the formulation of the title. For that reason, my analysis of metaphor also covers the study of discourse.
My expectation from writing this thesis is that this research is likely to be able to give contribution for those who study metaphor, particularly for those who take an interest in studying cognitive metaphor. They can benefit from this thesis as one of their materials, or as a comparative study. Last, I hope this thesis will contribute to the world of linguistics in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"Dalam pengelolaan portofolio, manajer investasi perlu memilih aset-aset yang yang menunjang kinerja portfolio. Dengan tingkat risiko tertentu ingin dicapai tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya dengan mempertimbangkan tujuan investasi dari investor sesuai dengan jangka waktu investasi yang diinginkan oleh investor. Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui portofolio dengan aset-aset seperti apa yang menunjukan kinerja terbaik untuk jangka waktu tertentu dengan cara mengelompokkan aset-aset berupa saham perusahaan ke dalam empat kelompok sesuai dengan kinerja masing-masing perusahaan. Selanjutnya, membentuk alternatif portofolio investasi dan membandingkan kinerja dari masing-masing portofolio tersebut untuk jangka waktu satu sampai empat tahun dengan kinerja dari portofolio pasar.
Penelitian dalam karya akhir ini menggunakan 3 (tiga) metode pembobotan asetaset dalam portofolio yaitu (1) dengan Markowitz`s Efficient Frontier dalam menentukan bobot masing-masing aset untuk memperoleh portofolio yang optimal, (2) bobot yang sama untuk tiap-tiap aset dalam portofolio, dan (3) bobot masing-masing aset berdasarkan kapitalisasi pasar dari aset tersebut. Periode penelitian dan alternatif portofolio dalam karya akhir ini adalah dari periode 2004 sampai dengan 2007. Langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) melakukan pengelompokkan asetaset yang terdaftar dalam KOMPAS 100 periode Februari - Agustus 2008 ke dalam 4 (empat) kategori, (2) menentukan bobot dari masing-masing aset dalam tiap portofolio dengan menggunakan 3 (metode) pembobotan di atas, (3) mengukur kinerja dari masing-masing portofolio untuk tiap-tiap periode dan metode pembobotannya dan dibandingkan dengan portofolio pasar, (4) melihat pengaruh dari indikator makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan Indeks Harga Saham Gabungan terhadap kinerja dari masing-masing portofolio, dan (5) menentukan portofolio mana yang sesuai untuk suatu jangka waktu tertentu. Kemudian dari hasil tersebut diberikan masukan dan saran bagi investor dalam hal pemilihan portofolio yang sesuai untuk jangka waktu investasi yang diinginkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27112
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T27143
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor keuangan dan non keuangan yang mempengaruhi tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Faktor-faktor keuangan yang diteliti adalah CAR, NPL, ROA dan LDR serta faktor non keuangan adalah Manajemen. Metode penelitian yang digunakan adalah pengolahan data dan uji statistik dengan melakukan regresi faktor-faktor dimaksud terhadap nilai tingkat kesehatan BPR.
Hasil regresi parsial menunjukkan bahwa ternyata faktor keuangan berupa CAR dan LDR tidak mempengaruhi tingkat kesehatan BPR sedangkan faktor NPL, ROA dan faktor Manajemen mempengaruhi tingkat kesehatan BPR.
Sementara itu dari hasil regresi diketahui bahwa secara bersama-sama semua faktor mempengaruhi tingkat kesehatan BPR dan NPL merupakan faktor yang paling besar mempengaruhi tingkat kesehatan BPR.

This thesis measures the Financial and Non Financial Factors that influence the Soundness of Rural Bank. Financial factors that are analyzed in this thesis are Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), and non financial factor is Management Index.
The result of statistical test (in partial) indicates that CAR and LDR have no correlation and influence to soundness of rural bank, but NPL, ROA and Management Index have influence over the other factors.
The result of regression analysis provide evidence that all of independent factors
influence the soundness of rural bank and NPL the factor that give more influence
compared to other factors."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28111
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra S.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1991
005.362 HEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"Dalam hal harta debitor pailit yang ditemukan saat proses pengurusan dan pemberesan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan, Hakim Pengawas mengusulkan kepada Hakim Pemeriksa untuk melakukan pencabutan pernyataan pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (1) UUK & PKPU. Namun, dalam Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 74/PAILIT/2009/PN.NIAGA.JKT.PST jo. Putusan Mahkamah Agung No. 1037.K/PDT.SUS/2010 yang mengajukan pencabutan pernyataan pailit adalah Kurator dengan hanya berdasarkan dugaan tidak ditemukan harta pailit. Permohonan pencabutan kepailitan oleh Kurator yang demikian tentu akan merugikan para kreditor untuk memperoleh pembayaran. Padahal, UUK & PKPU seyogyanya tidak hanya memberikan perlindungan kepada debitor, tetapi juga para kreditor.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode yuridis-normatif yang menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan menggunakan bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa informan sebagai data tambahan yang menunjang atau melengkapi data sekunder.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Kurator dapat mengajukan permohonan pencabutan pernyataan pailit dengan terlebih dahulu melakukan rapat panitia kreditor untuk memastikan bahwa debitor pailit sudah tidak memiliki harta lagi untuk membayar biaya kepailitan, dan Kurator juga harus memperoleh izin dari Hakim Pengawas. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada beberapa saran dari peneliti untuk melakukan pembaharuan terhadap UUK & PKPU, khususnya terkait prosedur dan tahapan pencabutan kepailitan.

In case that the debtors assets discovered during the management and settlement process of the bankruptcy assets are insufficient to cover the bankruptcy charge, the Supervisory Judge shall propose to the Panel of Judges to revoke bankruptcy decision as stipulated under Article 18 paragraph (1) of Law No. 37/2004. Having said that, however, on the Central Jakarta Commercial Court Verdict Number 74/PAILIT/2009/PN.NIAGA.JKT.PST jo. the Supreme Court Verdict Number 1037.K/PDT.SUS/2010, instead of the Supervisory Judge, it is the Receiver who proposed to revoke the bankruptcy decision merely based on unreasonable assumptions stating the debtors assets were insufficient. Such revocation proposal may have harmed the creditors to receive immediate payment. Whereas, Law No. 37/2004 implicates that reasonable protection should not only be given for the interest of the debtor, but also the creditors.
This research is a juridical-normative using secondary data or library research comprising primary, secondary, and tertiary legal materials. Additionally, the researcher also conducted key informants interview to further support and complement the secondary data.
The research shows that the Receiver may propose to revoke the bankruptcy decision by covening the creditors meeting in advance to ensure that the debtor does not have sufficient assets, and the Receiver must have obtained an authorization from the Supervisory Judge prior to the revocation proposal. In connection therewith, some recommendations for possible amendments to the Law No. 32004 are provided, specifically on the procedure and phase of bankruptcy revocation.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"ABSTRAK
Penyakit dengue yang disebabkan oleh infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis. Virus dengue (DENV) memiliki empat serotype (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4) dan DENV-3 merupakan virus dengue yang besar penyebarannya di Indonesia. Untuk mengurangi terjadinya insidensi penyakit dengue, diperlukan suatu tindakan pencegahan dengan cara pengembangan vaksin. Pengembangan vaksin yang dilakukan ialah secara in silico, dengan merancang vaksin dengue virus yang bersifat tetravalent menggunakan protein envelope (E) DENV-3 sebagai backbone. Prediksi epitope T cell ditentukan melalui server MULTIPRED dengan metode algoritma HMM dan prediksi epitope B cell dilakukan melalui Conformational Epitope Prediction server (CEP). Epitope T cell dari virus dengue serotype 1, 2, dan 4 disubstitusi ke dalam backbone DENV-3 sehingga didapatkan enam rancangan sekuens peptide vaccine dengue (vaksin HMM1-6). Rancangan sekuens tersebut dicari kesamaan strukturnya melalui program BLAST dan menghasilkan 93% identity. Hasil struktur tiga dimensi protein dari homology modelling dengan server SwissModel, baik First Approach Mode maupun Optimise Mode, kualitasnya sudah baik karena plot residu non glisin yang ada pada disallowed region jumlahnya lebih kecil dari 15% jumlah seluruh residu protein. Vaksin HMM4 (2-4-1) dan vaksin HMM6 (4-2-1) merupakan struktur vaksin yang memiliki similaritas struktur paling besar dengan nilai score-nya 64.5, hasil pembandingan struktur dengan program VAST. Sehingga dapat dikatakan vaksin HMM4 dan vaksin HMM6 adalah rancangan vaksin paling baik, didasarkan similaritasnya dengan struktur protein E DENV-3 native. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
"ABSTRAK
Occupational skin diseases are the most common work related diseases in many countries. Shoe industry workers are potential to be affected by work related skin diseases (WRSDs). This study aimed to analyze the risk factors associated with WRSDs among workers in the sewing section at a shoe company in West Java. A total of 477 workers were examined and interviewed using the modified Nordic Occupational Skin Questionnaire 2002/LONG from May 2016 to July 2016. Chi square test and logistic regression were used to analyze the risk factors related to WRSDs. The results showed that 57.7% of the workers suffered from WRSDs. Most of the workers (71.7%) did not wear gloves while working: however, they washed their hands adequately at work (67.1%). Multivariate analysis indicated that a term of work, allergy records, organic dust exposure and duration of exposure per day, handwashing habits, and use of gloves while
working were significant to WRSDs. Having allergy records and not wearing gloves were the two dominant factors associated with WRSDs (odds ratio: 6.743 and 6.224, respectively). Understanding the importance of using chemical protective gloves while working and washing hands with running water are essential for the proper implementation of protective measures to ensure workers safety and health."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>