Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krishna Astu Yuwono
Abstrak :
Pembahasan mengenai pengaruh laporan keuangan tahunan terhadap harga saham sudah dilakukan sejak lama. Namun Ball & Brown (1968) mengemukakan bahwa informasi keuangan tahunan kalah dari media lain yang lebih cepat seperti laporan keuangan interim. Chatterjee & Adinarayan (2020) juga menambahkan bahwa rata-rata investor menahan investasi sahamnya telah bergeser menjadi jangka waktu bulanan. Penelitian ini menyelidiki signifikansi dari keempat aspek laporan keuangan melalui rasio Price Earning, Return on Equity, Sales Growth, dan Debt Equity pada rentang waktu per kuartal. Selain itu penelitian juga menggunakan dummy masa COVID sebagai variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017 –2021 pada kesebelas sektor. Analisis regresi menggunakan model data panel untuk melihat pengaruh rasio-rasio keuangan pada return saham. Hasil penelitian menunjukkan adanya signifikansi yang berbeda dari tiap variabil pada masing-masing sektor. Aspek valuasi perusahaan misalnya, yang ditunjukkan melalui rasio Price Earning (P/E), mampu tercermin dengan cepat pada hampir seluruh sektor. Aspek profitabilitas pun yang diwakili oleh rasio Return on Equity (RoE) dapat tercermin dengan baik pada hampir seluruh sektor kecuali sektor Bahan Baku, Barang Konsumen baik Primer maupun Non-Primer, dan Transportasi. Aspek lainnya seperti pertumbuhan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio S/G juga memiliki pengaruh signifikan pada sektor Energi, Keuangan, Teknologi, Infrastruktur dan Transportasi. Sementara itu rasio Debt Equity yang mewakili aspek solvabilitas hanya mampu tercermin dengan baik pada tiga sektor saja yakni sektor Energi, Properti, dan Transportasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara rasio keuangan dengan imbal hasil saham di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2017-2021. ......Discussions of the effect of annual financial statements on stock prices have been carried out for a long time. However, Ball & Brown (1968) argues that annual financial information loses out to other, faster media such as interim financial reports. Chatterjee & Adinarayan (2020) added that the average investor holding his stock investment has been shifted to a monthly period. This study focus on the significance of the four aspects of financial reports through the ratios of Price Earning, Return on Equity, Sales Growth, and Debt Equity in quarterly timeframes. In addition, the study also used the COVID period dummy as a control variable. This study uses company data listed on the Indonesia Stock Exchange from 2017 – 2021 on all eleven sectors. Regression analysis used the panel data model to see the effect of financial ratios on stock returns. The results of the study show that there is a different significance of each variable in each sector. Valuation aspect, for example, which are shown through the Price Earning (P/E) ratio, is able to be reflected quickly in almost all sectors. The profitability aspect as represented by the Return on Equity (RoE) ratio can be well reflected in almost all sectors except the Raw Materials, Consumer Goods both Cylical and Non-Cylical, and Transportation sectors. Other aspects such as company growth as indicated by the S/G ratio also have a significant influence on the Energy, Finance, Technology, Infrastructure and Transportation sectors. Meanwhile, the Debt Equity ratio, which represents the solvency aspect, is only well reflected in three sectors, namely the Energy, Property and Transportation sectors. Therefore it can be concluded that there is a significant influence between financial ratios and stock returns on the Indonesia Stock Exchange during 2017-2021.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna Astu Yuwono
Abstrak :
Pengawasan merupakan salah satu unsur utama yang diperlukan pemerintah dalam menjalankan sistem perpajakan self-assesment di Indonesia. Pengawasan tersebut diadakan dengan melakukan pemeriksaan pajak. Rasio Cakupan Pemeriksaan Pajak, yang mampu menggambarkan tingkat keterperiksaan seseorang dan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan pajak, sayangnya masih belum mampu mencapai hasil yang optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menjabarkan formulasi dari perhitungan Rasio Cakupan Pemeriksaan Pajak tersebut, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah khususnya pihak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam meningkatkan rasio tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan paradigma post-positivist. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan cara wawancara dan pengambilan data sekunder dari pihak terkait. Hasil penelitian ini menunjukan formulasi dari Rasio Cakupan Pemeriksaan Pajak di Indonesia mengalami perubahan pada beberapa unsur dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi Rasio Cakupan Pemeriksaan Pajak, yaitu faktor kapasitas pemeriksaan, dan faktor regulasi terkait. Lebih jauh lagi, faktor kapasitas pemeriksaan dapat dijabarkan terdiri dari faktor kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), kualitas SDM, dan faktor sarana yang mencakup penggunaan tekonologi untuk membantu proses pemeriksaan pajak.
Surveillance is one of the main elements needed by the government in carrying out the self-assessment tax system in Indonesia. The surveillance is carried out by conducting a tax audit. The Tax Audit Coverage Ratio, which is able to describe the chance of someone's getting audited and as a success indicator of conducting a tax audit, is unfortunately still unable to achieve optimal results in Indonesia. The purpose of this study is to describe the formulation of the Tax Audit Coverage Ratio calculation, analyze the factors that are affecting it, and explain the various efforts that have been made by the government, especially by the Directorate General of Taxes (DGT) to increase the ratio. The research approach used is descriptive qualitative with the post-positivist paradigm. Data collection techniques in the research acquired by interviewing and retrieving secondary data from related parties. The results of this study indicate that there are changes in the formulation of the Tax Audit Coverage Ratio in Indonesia on recent years. In addition there are two main factors that affect the Tax Audit Coverage Ratio, namely the audit capacity factor, and related regulatory factors. Furthermore, audit capacity factors consist of quantity factors of Human Resources (HR), quality of human resources, and facilities factors which include the use of technology to assist the tax audit process.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library