Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurensia
Abstrak :
ABSTRAK
Sekitar 95 dari seluruh bijih kromit yang ditambang di dunia digunakan sebagai bahan baku pembuatan ferrochromium FeCr . Pada penelitian sebelumnya, peleburan pasir kromit kadar rendah tidak dapat menghasilkan ferrochromium dengan kadar Cr ge; 60 sehingga pasir kromit kadar rendah harus dilakukan proses benefisiasi untuk meningkatkan kadar Cr dan rasio Cr/Fe sebelum proses peleburan menjadi ferrochromium. Penelitian ini menggunakan pasir kromit kadar rendah asal Kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan. Proses benefisiasi yang dilakukan adalah magnetic separation menggunakan medan magnet 800 Gauss dan reduction roasting selama 60 menit pada temperatur 1000 C dengan variabel jumlah reduktor, yaitu 5 lean carbon, stokiometri, 5 excess carbon dan 10 excess carbon serta jumlah aditif CaSO4, yaitu 5 , 10 , 15 , dan 20 . Rasio Cr/Fe dan kadar Cr pada bahan baku pasir kromit adalah 0,9 dan 19,27 . Kromium dalam pasir kromit kadar rendah berada dalam mineral magnesiochromite, aluminian, yang terasosiasi dengan unsur besi dalam struktur spinel. Magnetic separation yang dilakukan pada bahan baku pasir kromit menghasilkan kenaikan rasio Cr/Fe dan kadar Cr menjadi sebesar 1,31 dan 21,33 akibat adanya pemisahan antara kromit yang bersifat paramagnetik dan pengotornya yang bersifat magnetik. Selanjutnya, hasil terbaik dari reduction roasting yang dilanjutkan dengan magnetic separation diperoleh pada proses reduction roasting dengan menggunakan 10 excess carbon dan 20 CaSO4, yaitu menghasilkan rasio Cr/Fe dan kadar Cr sebesar 1,19 dan 20,48 atau setara dengan FeCr yang mengandung 54,5 Cr.
ABSTRACT
Around 95 of mined chromite ore in the world is utilized as raw material for ferrochromium making process. According to the previous research, the melting of low grade chromite sand could not produce ferrochromium with Cr ge 60 so that low grade chromite sand has to be beneficiated to enhance the chromium grade and Cr Fe ratio before the melting process to produce ferrochromium. This research utilized low grade chromite sand from Konawe District, South Sulawesi. The beneficiation processes that was conducted were magnetic separation, which used magnetic field of 800 Gauss and reduction roasting for 60 minutes at 1000 C with various reductant dosage, 5 lean carbon, stoichiometry, 5 excess carbon and 10 excess carbon along with various dosage of CaSO4 as additive, 5 , 10 , 15 , and 20 . Cr Fe ratio and chromium content in low grade chromite sand are 0.9 and 19.27 . Chromium, in low grade schromite sand, was existed as magnesiochromite, aluminian, which associated with iron in spinel structure. Magnetic sseparation process that was conducted to the raw material, resulted in enhancement of Cr Fe ratio and chromium content to 1.31 and 21.33 due to separation of the paramagnetic chromite from the magnetic gangue. Furthermore, the best result from reduction roasting followed by magnetic separation was obtained when reduction roasting used 10 excess carbon and 20 CaSO4, which resulted at 1.19 of Cr Fe ratio and 20.48 of chromium content or equivalent to FeCr with 54.5 Cr.
2017
S66515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erena Fabyola Laurensia
Abstrak :
Fenomena transisi penyakit menular menjadi tidak menular serta tingginya kematian akibat penyakit tidak menular menjadi hal yang serius. Salah satu faktornya adalah dikarenakan meningkatnya angka kegemukan. Di Indonesia, kejadian kegemukan pada anak usia 6-12 tahun merupakan prevalensi tertinggi (9,2%). Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan asupan makanan dan karakteristik responden pada anak usia 6-12 tahun dengan kejadian kegemukan berdasarkan tempat tinggal di Indonesia.. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010, dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun yang menjadi sampel dalam Riskesdas 2010 dengan kriteria inklusi memiliki kelengkapan data hasil ukur untuk berat badan dan tinggi badan bagi anak usia 6-12 tahun serta ayah dan ibu dari anak yang menjadi sampel. Terdapat perbedaan antara asupan total energi di perkotaan, asupan protein di perkotaan dan di pedesaan, asupan lemak di perkotaan dan di pedesaan, jenis kelamin di perkotaan dan di pedesaan, status gizi ayah dan ibu di perkotaan dan di pedesaan. Hasil penelitian ini menyarankan untuk edukasi kepada anak dan orang tua mengenai pola makan sehat dan seimbang, prioritas program pencegahan dan penanggulangan kegemukan di perkotaan, serta kerjasama dengan Kemendikbud dan sekolah.
Phenomenon of transition from communicable to non-communicable disases and the high mortality rate because of non-communicable diseases become a serious problem. One of the factor is because of the increasing number of overweight. In Indonesia, overweight in children age 6-12 years has the highest prevalence (9,2%). The purpose of this study is to know the difference between food consumption and respondent characteristics in children age 6-12 years with obesity based on the living area. This study is using Riskesdas 2010 data, with cross-sectional as the study design. The sample in the study is children age 6-12 years who are the samples in Riskesdas 2010 with the no-missing data of body-weight and height of the children, the fathers, and the mathers of children in the study. There are differences between total energy consumption in the urban area, protein consumption in urban and rural area, also mothers and fathers nutrition status in urban and rural area. This study suggests to educate the children and parents about the balancing and healthy food consumption, prioritizing program in urban area, also cooperate with Education Ministry and schools.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen May Laurensia
Abstrak :
Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang harus diperhatikan dan diselesaikan oleh Pemerintah. Program Keluarga Harapan PKH merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka pengentasan dan penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini membahas mengenai implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat masih belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya beberapa dimensi dari implementasi kebijakan publik yang belum dipenuhi dengan baik, meliputi standar dan sasaran kebijakan publik, sumber daya kebijakan publik, serta komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana. Dimensi standar dan sasaran kebijakan publik dikarenakan masih adanya permasalahan terkait penetapan sasaran yang dinilai belum tepat, serta KPM PKH yang sudah terintegrasi secara sistem di dalam administrasi database, namun belum mendapatkan ATM dan buku tabungan. Dimensi sumber daya kebijakan publik dikarenakan kurangnya pelatihan untuk SDM Pelaksana PKH, serta sarana dan prasarana yang dimiliki belum memadai. Dimensi komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana disebabkan belum maksimalnya penyediaan informasi dan sosialisasi, pertemuan kelompok, serta komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Pelaksana PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
Poverty is one of the issues that must be addressed and resoved by the Government. Program Keluarga Harapan PKH is one the efforts made in the framework of poverty alleviation and eradication. This study discusses the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province. This research uses post positivist approach with qualitative data collection technique. The results of this study indicate that the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos Tapos District, Depok Municipality, West Java Province is still not running optimally. This is because there are still some dimensions of the implementation of public policy that have not been met well, including public policy standards and objectives, public policy resources, as well as inter organizational communication and implementing activities. Public policy standards and objectives are still due to problems that are not accurately targeted, as well as KPM PKH that has been interated in the system in database administration, but has not received ATM and savings book. The dimension of public policy resources is due to the lack of training for human resources for implementing PKH, as well as the facilities. The dimensions of inter organizational communication and implementing activities are not yet maximized in the provision of information and socialization, group meetings, and communication and coordination conducted by PKH executors in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library