Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maggadani, Baitha Palanggatan
Abstrak :
N-asetilglukosamin merupakan monosakarida derivat glukosa yang memiliki banyak fungsi dan terdapat secara luas dalam sistem tubuh manusia. Nasetilglukosamin dimanfaatkan secara luas baik dibidang kesehatan maupun kosmetik. Produksi N-asetilglukosamin secara enzimatis menggunakan kitinase yang salah satunya dapat diisolasi dari bakteri relatif lebih ramah lingkungan dan menghasilkan rendemen yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimal produksi N-asetilglukosamin secara hidrolisis enzimatik menggunakan kitinase yang diisolasi dari bakteri. Seleksi dilakukan terhadap sembilan kultur koleksi BPPT untuk mendapatkan isolat potensial yang dapat menghasilkan kitinase dengan aktivitas terbaik dan dapat menghidrolisis kitin menjadi N-asetilglukosamin dengan rendemen tertinggi. Diantara isolat tersebut, BPPT CC 2 menunjukkan aktivitas kitinase terbaik serta dapat menghidrolisis substrat koloidal kitin dan menghasilkan N-asetilglukosamin dengan rendemen tertinggi. Produksi N-asetilglukosamin menggunakan kitinase BPPT CC 2 dioptimasi pH, suhu, konsentrasi substrat dan enzim serta lamanya inkubasi. Rendemen N-setilglukosamin tertinggi sebanyak 99,41% didapatkan dari hidrolisis 3% substrat koloidal kitin dengan 0,2 U enzim pada kondisi pH 6,0 dan suhu 500C selama 5 hari. Hasil ini mengindikasikan bahwa kitinase dari BPPT CC 2 dapat digunakan untuk biokonversi kitin menjadi N-asetilglukosamin dengan rendemen yang tinggi untuk kepentingan industri.
Abstract
N-acetylglucosamine is a monosaccharide derivative of glucose that serve a number of functions and are widely distributed throughout the human body system. N-acetylglucosamine posses benefit as a nutritional supplement for therapeutic usage and also in cosmetics. Enzymatic hydrolysis using chitinase isolated from bacterial, as one of the enzyme source, produce high yield N- acetylglucosamine and environmental friendly. This research is aimed to achieve optimum condition for N-acetylglucosamine production by enzymatic hydrolysis using bacterial isolated chitinase. Nine isolates from BPPT culture collection was selected to get the most potential isolate, which produced chitinase with best activity and able to hydrolyze colloidal chitin resulting high yield of N- acetylglucosamine. Among those isolates, isolate BPPT CC 2 showed the best chitinase activity and able to hydrolyze colloidal chitin substrate resulting high yield of N-acetylglucosamine. Production of N-acetylglucosamine with BPPT CC 2 chitinase was optimized by adjusting its pH, temperature, substrate and enzyme concentration, and also time of hydrolysis. The yield of 99,41% as maximum production of N-acetylglucosamine was obtained by hydrolysis of 3% substrate colloidal chitin with 0,2 U chitinase after 5 days of incubation on pH 6,0 and temperature of 500C. This result suggest that crude chitinase produced by BPPT CC 2 could be useful for bioconversion of chitin into high yield N- acetylglucosamine for industrial application.
Universitas Indonesia, 2012
T31002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maggadani, Baitha Palanggatan
Abstrak :
Makanan tradisional pacar cina banyak dijumpai di pasaran dengan warna merah dan hijau. Telah dilakukan analisis zat pewarna terhadap enam sampel pacar cina merah dan hijau menggunakan reaksi warna dan kromatografi kertas-densitometri, dengan serat bulu domba untuk ekstraksi zat pewarna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua dari enam sampel pacar cina warna merah mengandung Rodamin B (pewarna yang dilarang untuk makanan) dan empat sampel warna merah lainnya menggunakan pewarna Ponceau 4R. Semua sampel pacar cina warna hijau merupakan campuran pewarna biru dan kuning yaitu Biru berlian dan Tartrazin. Ponceau 4R, Biru berlian dan Tartrazin diijinkan penggunaannya dalam makanan. Kromatografi lapis tipis-densitometri digunakan untuk menetapkan kadar pewarna-pewarna tersebut dan dibandingkan dengan persyaratan asupan perhari dari FAO/WHO. Hasil penetapan kadar menunjukkan bahwa jumlah Ponceau 4R, Biru berlian dan Tartrazin yang terkandung dalam sejumlah pacar cina yang lazim dikonsumsi, tidak melebihi persyaratan asupan perhari dari FAO/WHO.
Universitas Indonesia, 2007
S32635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library